TNI AL Masuk Tim Eskavasi Gunung Padang

Pada tanggal 11 April 2013, Laksma Tentara Nasional Indonesia (TNI) Untung Suropati, Kadispen TNI AL, mengungkapkan dalam seminar di Universitas Indonesia “Teknologi Perkapalan dan Sejarah Peradaban Indonesia” bahwa TNI AL siap membantu proses eskavasi terhadap bangunan purba yang, konon, terkubur di situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Bantuan awal yang dilakukan TNI AL adalah ikut membersihkan situs dari timbunan tanah.

"Pada prinsipnya TNI AL selalu siap dilibatkan," papar Untung.

Untung Suropati yang datang mewakili KSAL Laksamana Madya TNI Marsetio dalam acara tersebut juga turut mendengarkan paparan dari arkeolog UI, DR Ali Akbar yang tergabung dalam Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang tentang temuan terbaru dalam sejarah peradaban Indonesia.

Prof Dr Hasjim Djalal yang turut hadir, mengungkapkan sejarah peradaban suatu bangsa juga menjadi penting, karena dalam pengalamannya di era Presiden Soekarno sampai sekarang sebagai Wakil Indonesia dalam meja perundingan batas-batas negara, temuan sejarah merupakan bukti pendukung utama dalam menentukan batas-batas negara.

tni al masuk tim Aeskavasi, militer indonesia




"Saya mengikuti paparan Pak Ali Akbar dan tim sudah beberapa kali, Gunung Padang bukan sekadar artefak sejarah. Sudah bagus pemerintah mau membantu peneliti, selama ini kesannya para peneliti dibiarkan bekerja sendiri," katanya.


Sebelumnya Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam telah mengungkapkan apresiasinya kepada para ilmuwan yang terlibat di dalam Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang dan berharap apa yang telah dihasilkan penelitian tersebut dapat dijadikan inspirasi bagi intelektual lainya untuk menghasilkan karya-karya atau temuan-temuan nyata yang bermanfaat untuk bangsa indonesia.

"Intelektual kita banyak, kalau berkontribusi semua, maka akan baik untuk Indonesia," ujar Dipo Alam.

Sebagai informasi, para peneliti Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang terdiri dari berbagai ilmuwan terbaik Indonesia seperti ahli kebumian, Dr. Danny Hilman Natawijaya, mantan Ketua Umum IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) paleosedimentolog, Dr. Andang Bachtiar, Pendiri MARI (masyarakat arkeologi Indonesia) yang juga arkeolog UI, Dr. Ali Akbar, ahli budaya FIB UI.

Kemudian ada juga Dr. Lily Tjahjandari, praktisi arsitek dan kawasan, Pon Purajatnika, ahli kompleksitas dan astronomi dari BFI, Hokky Situngkir, ahli permodelan sipil BPPT, Dr Budianto Ontowirjo, ahli petrografi ITB, Dr Andri S Subandrio, ahli administrasi negara, Prof DR Zaidan Nawawi dan sebagainya.

Tim yang dibentuk atas inisiasi Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief, merupakan pendalaman terhadap temuan ikutan dalam penelitian kebencanaan purba, sebagai salah satu bagian utama dari mitigasi terhadap katastropik (bencana sangat besar) yang mengulang.

Dibentuknya tim ini merupakan satu bentuk fasilitasi pemerintah terhadap keinginan para ilmuwan multi disipilin memberikan sumbangsih kepada negara.

Tim Terpadu Riset Mandiri ini sendiri menggunakan berbagai metode non konvensional dalam penelitianya seperti penggunaan geolistrik, georadar, maupun geomagnetik, serta dan alat bantu geofisika lainnya.

Selain itu juga menggunakan citra satelit, foto IFSAR, kontur dan peta model dijital elevasi (DEM). Dari berbagai data yang dihasilkan itu, serta ditambah dengan pembuktian paleosedimentasi di beberapa titik bor sampling, serta analisa petrografi.

Keberhasilan tim untuk berkerja sejauh ini sampai pada hasil membuktikan hasil hipotesa mereka dengan melakukan penggalian arkeologi beberapa titik bahwa ada bangunan utama berukuran 15 hektar atau setara dengan 10 kali dari Candi Borobudur di Gunung Padang yang tertimbun, serta luas total kompleks bangunan sebesar 75 hektar ini bukan semata capaian di bidang arkeologi dan kebudayaan.

Tim Terpadu Riset Mandiri selain fokus pada rencana eskavasi bertahap, juga menerjunkan tim untuk meneliti intensif mata air yang ada di sekitar Gunung Padang. Sampai saat ini, setidaknya telah ditemukan tiga sumber mata air lain selain air Cikahuripan di sekitar situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat.[]

TNI-Polri Latihan Gabungan Tangani Aksi Teroris

Pada tanggal 27 April 2013, Satuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Satuan Brigader Mobile (Brimob) Polda Kepulauan Riau bakal melangsungkan latihan gabungan sebagai simulasi penanggulangan teroris, di Jembatan Satu Barelang tanggal 5 hingga 9 Mei 2013.

Letnan Dua Hendri Mulyadi, Komandan Pleton Kompi Markas 134 Tuah Sakti, menyatakan bahwa latihan bakal melibatkan Batalion Infanteri 134 Tuah Sakti, Marinir TNI AL, Satuan Brimob Polda Kepri, petugas Bea dan Cukai Batam, dan Pemerintah Kota Batam sendiri. "Latihan penanggulangan teroris gabungan ditujukan untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa antara TNI dan Polri tetap kompak," kata Letnan Dua Hendri Mulyadi.

latihan gabungan tni-polri, militer indonesia

"Semua satuan akan menggunakan peralatan yang dimiliki. Akan ada sejumlah kapal milik AL yang juga digunakan dalam latihan tersebut," sambungnya. Latihan gabungan tersebut akan dipusatkan di sekitar Jembatan I Barelang dan perairan sekitar jembatan yang menjadi ikon wisata Kota Batam tersebut.

Selain untuk menunjukkan kekompakan antar-instansi, simulasi operasi gabungan tersebut juga bermanfaat melatih ketangkasan para prajurit dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari segala ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.

"Bagi kami yang bertugas di perbatasan, kekompakan antar instransi penegak hukum sangat diperlukan agar NKRI tetap terjaga," kata Mulyadi.

Meski Batam bukan daerah konflik, namun seluruh kesatuan keamanan harus selalu waspada terhadap ancaman dari luar dan terorisme.

"Segala kemungkinan bisa terjadi di manapun di Indonesia, jadi sebagai pasukan kami harus selalu siap mempertahankan negara," kata dia.

Pada hari Sabtu itu, juga dilakukan latihan repliing (terjun dengan tali) dari Jembatan I Barelang sebagai latihan sebelum simulasi penanggulanggan teroris gabungan.[]

TNI AL Resmi Menerima Dua Kapal Patroli

Pada tanggal 24 April 2013, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) resmi menerima dua Kapal Patroli jenis PC-43, KRI Pari-849 dan KRI Sembilang-850, yang diproduksi PT Palindo Marine, di Batam, Kepulauan Riau.

Dalam peluncuran kedua kapal tersebut, Kepala Dinas Pengadaan Angkatan Laut (Kadisadal) Laksamana Pertama TNI Agus Setiadji secara simbolis memotong tali kapal sebagai tanda kedua KRI resmi diluncurkan.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Asisten Perencanaan (Waasrena) Kasal Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Adji, Kepala Dinas Kelaikan Material Angkatan Laut (Kadislaikmatal) Laksamana Pertama TNI Ir. Harry Pratomo, Kepala Dinas Material Angkatan Laut (Kadismatal) Laksamana Pertama TNI Ir. Bambang Nariyono, serta pejabat terkait lainnya.

Peluncuran dua kapal patroli Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) ini guna memenuhi program Minimum Essential Force. Targetnya, Satuan Tempur Patroli akan memiliki 66 Kapal Patroli Cepat. Jumlah ini tiga kali lipat dari jumlah eksiting kapal patroli yang dimiliki saat program MEF digulirkan waktu itu.

Spesifikasi Dua Kapal Patroli TNI AL

kapal patroli tni al jenis pc-43, militer indonesia
Kapal PC-43 (Pari-849 dan Sembilang-850): panjang 43 meter, lebar 7,4 meter, kecepatan maksimal 24 knot, ketahanan berlayar empat hari. Kapal Patroli Pari-849 akan memperkuat jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Komando Armada RI Kawasan Timur. Sedangkan, Kapal Patroli Sembilang-850 akan memperkuat jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat, di wilayah Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) II Padang, Sumatera Barat.

Letkol Pnb Setiawan, Berhasil Torehkan Rekor 2000 Jam Terbang

Tepat pada tanggal 25 April 2013, Letkol Pnb Setiawan “Gryphon”, Komandan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, telah membukukan rekor 2000 jam terbang memakai pesawat F-16 Fighting Falcon. Rekor tersebut berhasil ditorehkan saat Letkol Pnb Setiawan melaksanakan misi penembakan misil rudal AGM-65 Maverick di Pulau Gandul Kepulauan Karimun Jawa, dalam rangka persiapan latihan umum dan latihan gabungan Tentara Nasional Indonesia.

Ayah dari Rafi Ahmad Fachrezi tersebut, merupakan alumnus AAU (Akademi Angkatan Udara) tahun 1995. Tahun tersebut menjadi tahun yang sama sebagai awal karir dari suami drg. Citra Anggitia, di TNI (Tentara Nasional Indonesia) Angkatan Udara. Begitu lulus sekolah penerbang angkatan 54, Letkol Pnb Setiawan yang lahir di Magelang 40 tahun silam, langsung menjadi penerbang tempur di Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi.

Warta Militer Indonesia, Letkol Pnb Setiawan, yang berhasil meraih 2000 jam terbang

Letkol Pnb Setiawan, dilantik menjadi Komandan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi yang mengawaki pesawat F-16 merupakan pesawat multi role fighter pada tahun 2012, baginya masalah bukan sebagai masalah yang harus dihindari. Tetapi, sebagai kesempatan untuk mendewasakan dirinya untuk lebih matang dan bijak.

Begitu sang "Naga" (julukan bagi penerbang Skadud 3) turun dari cockpit pesawat F-16 Fighting Falcon, langsung disambut dan mendapat ucapan selamat oleh seluruh anggota Skadron Udara 3, mengingat prestasi 2000 jam terbang merupakan prestasi yang jarang didapat oleh banyak penerbang. Berdasarkan catatan sejarah di Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, rekor terbang 2000 jam mengawaki pesawat yang menjadi kekuatan militer Indonesia dalam menjaga NKRI sudah berhasil dilakukan oleh 6 orang, salah seorang di antaranya adalah Letkol Pnb Setiawan ini.

Tahun 2013, PT DI Siap Menyelesaikan 10 Helikopter dan 7 Pesawat Pesanan TNI

Pada tanggal 24 April 2013, PT DI (Dirgantara Indonesia) melalui juru bicaranya, Sonny S Ibrahim, mengatakan bahwa pada 2013 ini akan diserahkan tiga unit pesawat CN 295 untuk TNI (Tentara Nasional Indonesia) AU, tiga unit pesawat CN 235 PATMAR untuk TNI AL, satu unit pesawat NC 212 untuk TNI AU, dan satu unit helikopter Super Puma NAS 332 untuk TNI AU. Penyerahan ini demi memenuhi jumlah target produksi pesanan Kemhan (Kementerian Pertahanan) RI sebanyak 10 helikopter dan 7 pesawat untuk tiga satuan TNI.

"... enam unit helikopter Bell 412 EP sudah diserahkan kepada TNI AD. Satu helikopter rencananya segera menyusul," jelas Sonny.

alutsista indonesia terbaru pesanan militer indonesia

Sonny menambahkan, alat transportasi udara (pesawat dan helikoter) yang telah diproduksi sejak tahun 2011-2012 itu seluruhnya telah dilengkapi intial spare part.

"Semua pesawat yang diserahkan Kemhan untuk TNI, PT DI menjamin kelaikan terbangnya sesuai dengan persyaratan pengguna dan regulasi pemerintah untuk pesawat militer. Intinya, PT DI siap mendukung alutsista dalam negeri," tutur Sonny.

Pada 2014-2015, sambung Sonny, PT DI sudah siap menyelesaikan pesawat dan helikopter pesanan Kemhan.

Rencananya guna memenuhi kebutuhan TNI AU, 2014 diserahkan dua unit CN 295, dan dua unit pesawat sejenis diserahkan 2015. Di 2014 satu unit Super Puma NAS 332 diserahkan ke TNI AU. Sementara enam unit helikopter Cougar EC 725 dipesan TNI AU, PT DI akan menyerahkan dua unit pada 2014 dan empat unit pada 2015 mendatang.

[Foto-foto] Gladi Kotor HUT TNI AU

Demi memperingati perayaan HUT TNI (Tentara Nasional Indonesia) AU yang jatuh pada tanggal 9 April. Pada tanggal 6 April 2013 lalu, dilakukan sejumlah latihan (gladi kotor) perayaan HUT TNI AU di Halim Perdana Kusumah. Berikut foto-foto gladi kotor tersebut, dilansir oleh Detik.com.

Den Bravo dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara akan menampilkan atraksi breakdance.

Para troppers sedang melakukan atraksi terjun payung.

Helikopter angkut ringan ini juga akan meramaikan atraksi di udara.

Inilah salah satu atraksi breakdance yang dilakukan oleh Den Bravo TNI AU.

Upacara perayaan akan diikuti oleh 2.500 personel TNI AU dari berbagai kesatuan.



Reference: Detik

14 Prajurit TNI Raih Juara Kedua Lari Marathon ISF di Lebanon

Pada 26 Maret 2013, Dansatgas Indobatt (Indonesia Battalion) Mayor Inf Lucky Avianto menyambut kedatangan 14 atlet pelari yang tergabung dalam tim Indobatt Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL di Lapangan Sukarno UN Posn 7-1 Adshid Al Qusayr, Lebanon Selatan dalam sebuah apel khusus yang berhasil meraih juara kedua dalam kejuaraan Marathon 21 K yang digelar ISF (Internasional Security Force) di Beirut, Lebanon.

Dalam pengarahannya, Mayor Inf. Lucky Avianto antara lain mengatakan bahwa kejuaraan lomba lari marathon 21 K yang diikuti masyarakat sipil Lebanon dan prajurit UNIFIL dari berbagai kontingen merupakan kejuaraan bergengsi yang secara rutin dilaksanakan di Lebanon. Pada kejuaraan kali ini, pelari asal Indobatt berhasil menempati urutan kedua dengan catatan waktu 1 jam 40 menit, sementara di urutan pertama diraih kontingen India.

14 pelari dari tentara nasional indonesia - militer indonesia
“Kepada para atlet agar terus berlatih dan membina fisik, jika terdapat kegiatan serupa Indobatt bisa terus mengharumkan nama Indonesia di Lebanon”, ujar Lucky Avianto.

Apel khusus yang dihadiri oleh Wadansatgas Indobatt Mayor Inf Pio L. Nainggolan dan para personel Satgas lainnya yang tidak sedang berdinas khusus. Ada yang naik pangkat, ada pula yang meraih juara kedua pada lomba marathon 21 k. Ya, inilah salah satu hal-hal positif yang dilakukan oleh militer Indonesia.

TribunNews

Petinggi UNIFIL Berikan Selamat Kepada Prajurit Indobatt Yang Naik Pangkat

Sejak tanggal 1 April 2013, sebanyak 77 prajurit TNI Konga XIII-G naik pangkat di Lebanon sebagai penghargaan atas dedikasi mereka. Terkait hal tersebut, salah satu petinggi UNIFIL yang berkuasa penuh atas wilayah Sektor Timur Lebanon, yakni Komandan Sektor Timur Brigjen Teodor Banos Alonso memberikan ucapan selamat kepada para prajurit Tentara Nasional Indonesia yang tergabung dalam Pasukan Garuda XXIII-G/UNIFIL.

Bertempat di Lapangan Soekarno Mako Indobatt (Indonesia Battalion) Brigjen Alonso memberikan selamat kepada 77 Prajurit Indobatt yang memperoleh kenaikan pangkat periode 1 April 2013 dalam suatu Upacara Militer.

tentara nasional indonesia, militer indonesia
Dalam sambutannya Brigjen Alonso mengatakan bahwa naik pangkat adalah suatu penghargaan yang sangat berharga, untuk memperolehnya tentu memerlukan pengorbanan dan perjuangan yang harus dilewati, untuk itu beliau mengingatkan agar penghargaan tersebut dapat dijadikan pemicu dan semangat kita untuk dapat bekerja lebih baik lagi.

Sementara menurut Komandan Pasukan Garuda XXIII-G/UNIFIL, Letkol Inf Lucky Avianto yang juga mendapatkan kenaikan pangkat periode 1 April 2013 ini juga mengucapkan terima kasih kepada Komandan Sektor yang mau hadir di tengah-tengah personel Indobatt. Masih menurut Dansatgas, selain naik pangkat di daerah penugasan seperti ini adalah merupakan sesuatu yang langka namun dengan ucapan selamat yang diberikan langsung oleh Komandan Sektor tentu dapat menambah moril para prajurit Indobatt dalam mengemban misi perdamaian di Lebanon Selatan ini.

Setibanya di Mako Indobatt, sebagai tradisi yang diberlakukan di Indobatt maka Komandan Sektor Timur layaknya tamu-tamu dan Pejabat Tinggi lainnya diajak menumpang Kendaraan Tempur jenis Anoa produksi PT. Pindad yang dikendarai sendiri oleh Dansatgas Indobatt dengan mengelilingi Mako Indobatt, sekaligus dimanfaatkan Dansatgas Indobatt sebagai ajang promosi produk Indonesia.

Sebelum meninggalkan Indobatt, Komandan Sektor Timur juga berkesempatan untuk saling bertukar cinderamata dan berfoto bersama.

Reference: TNI

Pengakuan Penyerang Lapas Cebongan

Beberapa hari terakhir ini, dunia militer Indonesia sedang dihebohkan oleh penyerangan terhadap Lapas Cebongan, Yogyakarta. Pelaku, selama beberapa waktu, belum terungkap. Namun, kini hal tersebut tampaknya sudah menemui titik terang.

Pada tanggal 4 April 2013, Ketua Tim Investigasi TNI (Tentara Nasional Indonesia) Angkatan Darat, yaitu Brigadir Jenderal (CPM) Unggul K. Yudhoyono menyatakan bahwa penyerangan Lapas Cebongan, Yogyakarta adalah 11 personel pasukan elite Kopassus (Komando Pasukan Khusus). TNI AD menyatakan, 11 oknum melakukan penyerbuan yang menewaskan empat tahanan tersangka pembunuhan prajurit TNI AD Sersan Kepala, Heru Santoso, itu akan diusut sesuai hukum yang berlaku. Yang menjadi catatan khusus adalah bahwa para pelaku penyerangan Lapas Cebongan mengakui sendiri perbuatannya secara ksatria sejak hari pertama penyelidikan tanggal 29 Maret 2013.

"Penyerangan tersebut merupakan tindakan seketika yang dilatarbelakangi jiwa korsa dan membela kesatuan," kata Unggul.

Unggul K Yudhoyono, tentara nasional indonesia, militer indonesia
Para pelaku ini berdinas di Kopassus Grup Dua, Kandang Menjangan, Kartosuro, Jawa Tengah. Unggul melanjutkan, penyerangan itu dilakukan setelah mereka mendengar salah satu anggota Kopassus, Serka Heru Santoso, diserang oleh sekelompok preman di Hugo's Cafe, Yogyakarta, hingga tewas pada 19 Maret 2013 dan pembacokan Sertu Sriyono pada 20 Maret 2013.

"Mereka membela kesatuan setelah mendapat kabar tentang pengeroyokan dan pembunuhan secara sadis dan brutal terhadap anggota Kopassus atas nama Serka Heru Santoso," tuturnya.

Dari 11 orang itu hanya satu yang bertindak sebagai eksekutor, inisialnya U. Prajurit berinisial U, yang memimpin serangan, dibantu dengan delapan pendukung melakukan penyerangan menggunakan Mobil Avanza biru dan Suzuki APV hitam. "Dari 11 orang tersebut, 3 orang berasal dari pelatihan Gunung Lawu," kata Unggul.

Menurut dia, selain motif membela kehormatan kesatuan, pelaku penembakan juga mengaku memiliki utang budi kepada Heru saat bertugas. "Serka Heru merupakan atasan langsung pelaku yang juga pernah berjasa menyelamatkan jiwa pelaku saat melakukan operasi," kata Unggul.

Kini tim investigasi menyampaikan bahwa pelaksanaan penyelidikan sudah dilakukan, berjalan dengan lancar dan dapat menetapkan kesimpulan awal dalam masa kerja 6 hari, dengan kejujuran dan keterbukaan.

Latihan di Gunung Lawu

Beberapa prajurit Kopassus tersebut sedang latihan di Gunung Lawu ketika mendengar ada teman meraka dikeroyok dan dibunuh dengan keji, sadis dan brutal, pada pertengahan Maret lalu.

Selasa 19 Maret dini hari, pukul 02.45, Sersan Satu Heru Santosa yang tercatat mantan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kandang Menjangan Kartosuro tewas di  tempat hiburan Hugo's Cafe, Jalan Adisucipto, Depok, Sleman.

Heru tewas setelah ditikam dengan pecahan botol minuman keras di bagian dada. Insiden ini berawal ketika korban dikeroyok oleh 7 orang yang salah satunya berinisial DA yang tinggal di asrama Nusa Tenggara Timur di Lempuyangan, Yogyakarta. "Pelakunya adalah DA. Semua orang tahu siapa DA. Pelaku sudah diamankan oleh pihak keamanan Hugos Cafe," kata salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya.

Keesokan harinya, lagi seorang prajurit TNI, Sersan Satu Sriyono, yang dikeroyok di Jalan Sutomo, Yogyakarta. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Yogyakarta Komisaris Dodo Hendra Kusuma menceritakan sebelum terjadi pengeroyokan, Sriyono sempat bertengkar dengan seseorang. "Kemudian datang belasan orang dengan menggunakan satu mobil dan sekitar tujuh sepeda motor. Salah satunya perempuan," kata Dodo, Kamis 21 Maret 2013.

Usai bertengkar, Sriyono dikeroyok oleh belasan orang tersebut. Dia sempat berlari ke arah utara hingga depan bekas Bioskop Mataram. “Di lokasi Tersebut dia dikeroyok lagi. Dalam pengeroyokan pelaku menggunakan senjata tajam dan tongkat pemukul berantai (double stick)."

Korban pun terkapar karena luka akibat senjata tajam. Kepala Sriyono robek karena sabetan senjata tajam. Warga yang melihat kemudian melarikannya ke RS Bethesda Yogyakarta. Kepala Sriyono harus dijahit karena luka yang cukup dalam.

Baru Kamisnya, polisi menangkap empat orang termasuk yang diduga menikam Sertu Heru sampai tewas, yakni Hendrik Benyamin Sahetapy Engel alias Dicky Ambon (31 tahun), Yohanes Juan Mambait alias Juan (38 tahun), Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi (29 tahun), dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33 tahun).

Dicky Ambon adalah gembong preman yang lama meresahkan warga Yogyakarta. Ia punya banyak catatan kriminal di wilayah Yogyakarta. Bahkan, pria lelaki kelahiran Kupang, Nusa Tenggara Timur, tersebut tertera pada data Polresta Yogyakarta pernah ditahan dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan. Yang lebih "hebat" lagi, saat ditangkap dalam kasus pemerkosaan, dia baru saja bebas bersyarat dengan sisa masa tahanan 2,5 tahun akibat kasus pembunuhan di Jalan Solo pada tahun 2002.

Unggul menuturkan, belasan oknum Kopassus lalu mendengar informasi mengenai pembunuhan itu secara tidak sengaja dari masyarakat yang mengetahui adanya pembunuhan tersebut. "Ini informasi didapatkan secara tak sengaja. Di jalan, dengar dari orang. Makanya mereka bergerak ke Lapas Cebongan, jadi tidak ada info yang disampaikan resmi. Jadi secara kebetulan. Masyarakat ditanya di jalan," tuturnya.

Setelah mendengar kematian Sertu Heru yang mengenaskan, belasan prajurit ini pun naik pitam. "Karena jiwa rasa korsa mereka reaksi dan ajak temannya yang berjumlah 11 orang. Ini karena jiwa korsa tinggi. Apalagi proses penganiayaan begitu sadis, brutal dan biadab," kata Unggul. "Namun, penerapan jiwa korsa tersebut adalah penerapan yang tidak tepat."

Tim bergerak dengan menggunakan dua unit mobil, Toyota Avanza biru dan Suzuki APV warna hitam. Sementara 2 orang prajurit yang menggunakan kendraan Daihatsu Feroza tidak dapat mencegah tindakan penembakan itu.

"Dua orang menggunakan kendaraan Daihatsu Feroza yang berusaha mencegah tindakan rekan-rekannya tersebut. 11 Orang tersebut terdapat tiga orang berasal dari daerah latihan Gunung Lawu," kata Unggul. "Serangan tersebut menggunakan 6 pucuk senjata. Terdiri dari 3 pucuk jenis AK-47 yang di bawa dari daerah latihan, 2 pucuk AK-47 replika dan 1 pucuk pistol Sig Sauer replika."

Dan setelah berhasil melakukan pembunuhan empat tahanan itu, mereka membawa kabur kamera CCTV beserta rekamannya. "Mereka mengakui barang bukti yang dibawa sudah dimusnahkan dan dibuang ke Sungai Bengawan Solo," kata Unggul di Media Center Dinas Penerangan Angkatan Darat, Jakarta, Kamis 4 April 2013.

Unggul lantas menanyakan dengan cara apa mereka memusnahkan. "Mereka jawab dibakar sebagian," ujarnya.

Salah Dihukum, Benar Dibela

Tim Investigasi ini dibentuk KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo pada 29 Maret 2013 lalu. Sejak dibentuknya tim, kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Rukman Ahmad, para pelaku sudah mengakui perbuatannya.

Dia menegaskan, TNI AD akan menjunjung tinggi proses penegakan hukum terhadap siapapun pelaku penyerangan Lapas Cebongan. "Sehubungan dengan ini, TNI AD telah membuktikan jaminan penegakan hukum bagi prajurit yang bersalah," kata Rukman yang jumpa pers bersama Unggul.

Bercermin pada kasus pembakaran Mapolres Ogan Komering Ulu, kata Rukman, tim investigasi bekerja dengan cepat dan berupaya mencapai hasil sebaik-baiknya, selengkap-lengkapnya, dan transparan.

Sabtu lalu, Jenderal Edhie Pramono Wibowo sendiri menyampaikan menjamin akan menindak anggotanya jika terlibat dalam penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta yang menewaskan empat orang. "Intinya yang salah saya hukum, yang benar saya bela," kata Edhie Pramono di Mabes TNI AD.

Sementara Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengapresiasi tim investigasi TNI yang berhasil mengungkap kasus penyerangan Lapas Cebongan ini. "Apresiasi yang tinggi kepada KSAD dan tim investigasi yang telah bergerak cepat sesuai instruksi Presiden melalui Panglima TNI dan Kapolri," kata Djoko.

Menurut Djoko, ini baru babak awal dari jawaban atas kasus yang menewaskan empat tahanan titipan Polda DI Yogyakarta. "Harus terus dilakukan penyidikan-penyidikan yang lebih tajam sebelum diajukan ke Mahkamah Militer," ujar dia.

Kini persoalannya, jika terbukti memang personel TNI yang melakukan penyerangan, bisa dikategorikan pelanggaran hak asasi manusia. Ketua Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia Siti Nurlaela jauh-jauh hari sudah menyatakan ada indikasi pelanggaran HAM.

Alasannya, Dicky Ambon cs sedang menjalani proses hukum akibat perbuatan kriminal mereka, namun dibunuh secara brutal dengan cara diberondong di sel mereka di dalam Lapas. Siti juga menyatakan gerombolan yang menyerbu penjara melakukan pelanggaran berat terhadap kehormatan lembaga negara. "Dalam kejadian di Lapas Cebongan, ada proses hukum dan keberadaan lembaga negara yang tidak dihormati," kata Nurlaela.

VIVAnews

Bakorlamla, Penjaga Laut Indonesia

Bila dibandingkan dengan bentangan jalan yang membelah Pulau Jawa dari Anyer Provinsi Banten hingga Panarukan (sekarang Kabupaten Situbondo) Jawa Timur “hanya”sekitar 1.000 km. Naik bus melintasi jalan yang dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Belanda, Willem Daendels tahun 1762-1818 ini butuh waktu sekitar sehari semalam. Lalu harus berapa lama mengitari garis pantai yang 81 kali lebih panjang itu?

Kondisi dan letak gerografis Indonesia yang sedemikian rupa, membutuhkan suatu badan yang mampu mengkoordinir pengamanan dan penegakan hukum di laut. Maka dibentuklah Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla).

Apa saja tantangan yang dihadapi di laut? Bagaimana koordinasi antar instansi dilakukan? Sejauhmana kehadiran Bakorkamla mampu meningkatkan rasa aman di laut? September lalu Robinson Simarmata dari LIFESTYLE mewawancarai Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Bakorkamla Laksamana Madya TNI Bambang Suwarto didampingi Laksamana Pertama (Maritim) Drs. Tri Yuswoyo M.Sc – M. Mar-Eng selaku Kepala Pusat Informasi (Intelijen), Hukum & Kerjasama, dan Laksamana Pertama Susanto selaku Kapus Ops, di kantor Bakorkamla Jakarta Pusat. Berikut petikannya :

bakorlamla, penjaga laut indonesia, tentara nasional indonesia, militer indonesia
Nama lembaga ini menggambarkan cakupan tugas yang sangat luas. Bisa dijelaskan?

Lautan Indonesia yang demikian luas tentu memiliki berbagai aspek. Baik aspek pertahanan, keamanan, maupun aspek ekonomi. Kita tahu, gangguan negara asing kerap kali dimulai lewat manuver dari laut perbatasan. Laut juga menjadi sarana transportasi orang dan barang yang murah meriah. Maka tak heran, jalur laut sering disalahgunakan untuk menyelundupkan orang dan barang. Baik skala nasional maupun internasional.

Sebagaimana kita tahu, banyak pemangku kepentingan (stakeholder) dalam keamanan di laut. Masing-masing instansi tentu punya tugas pokok fungsi (tupoksi) masing-masing. Katakanlah di tengah laut ada kapal lewat membawa logging. Terkait keabsahan legal tidaknya logging tersebut, menjadi kewenangan pihak Ditjen Bea & Cukai dan Dinas Kehutanan. Sementara bila terjadi gangguan keamanan terhadap kapal yang sama, menjadi tanggungjawab TNI-AL atau Polisi Perairan (Polair).

Kadangkala meski ada petugas melihat pelanggaran, tapi karena bukan menjadi Tupoksinya, maka kejadian itu bisa berlalu begitu saja.

Nah, sesuai visinya Bakorkamla ingin mewujudkan terciptanya keamanan, keselamatan, dan penegakan hukum dalam wilayah perairan Indonesia secara terpadu. Dengan tugas pokok, mengkoordinasikan penyusunan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan operasi keamanan laut secara terpadu juga.

Beberapa tugas Bakorkamla adalah merumuskan kebijakan umum di bidang keamanan laut. Kemudian mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dan operasi keamanan laut. Juga membantu peningkatan kapasitas kelembagaan dan mendorong peningkatan peran serta masyarakat di bidang keamanan laut. Meliputi penjagaan, pengawasan, pencegahan dan penindakan pelanggaran hukum, pengamanan pelayaran serta pengamanan aktivitas masyarakat dan pemerintah di wilayah perairan Indonesia.

Mengapa masyarakat juga perlu diawasi? Karena laut tidak boleh dikapling-kapling seperti daratan. Kita ingat, nelayan Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa pernah bergesekan karena masing-masing pihak meng-claim wilayah laut menjadi ‘milik’ nelayan tertentu.

Mengingat banyaknya stakeholder di laut, maka Ketua Bakorkamla dijabat langsung oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam). Dengan anggota: Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Jaksa Agung RI, Panglima TNI, Kapolri, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Kepala Staf TNI Angkatan Laut. Sekretaris dijabat Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla merangkap anggota.

Bakorkamla mengambil alih tugas-tugas intansi yang ada?

Tidak tepat disebut mengambil alih, tetapi mensinergikan tugas-tugas stakeholder yang ada. Baik Polri, Bea Cukai, KKP, TNI AL dan lainnya. Karena harus kita sadari bersama, pengamanan laut Indonesia yang demikian luas tidak mungkin bisa dilakukan oleh hanya satu lembaga.

Kapan tepatnya Bakorkamla berdiri?

Semangat Bakorkamla sebenarnya sudah ada sejak Deklarasi Juanda yang dicetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Indonesia pada saat itu, Djuanda Kartawidjaja. Deklarasi ini menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam wilayah NKRI. Sehingga laut harus dimaknai sebagai pemersatu, bukan pemisah antara satu pulau dengan pulau lainnya.

Sebelum deklarasi Djuanda, wilayah negara Republik Indonesia mengacu pada Ordonansi Hindia Belanda 1939. Dalam peraturan zaman Hindia Belanda ini, pulau-pulau di wilayah Nusantara dipisahkan oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau hanya mempunyai laut di sekelilingnya sejauh 3 mil dari garis pantai. Ini berarti kapal asing boleh dengan bebas melayari laut diluar garis pantai tersebut.

Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia menganut prinsip negara kepulauan sehingga laut antarpulau merupakan wilayah Republik Indonesia, bukan kawasan bebas. Deklarasi Djuanda selanjutnya diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia.

Setelah melalui perjuangan panjang, deklarasi ini pada tahun 1982 akhirnya dapat diterima dunia internasional dan ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB ke-III Tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982). Selanjutnya deklarasi ini dipertegas kembali dengan UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah negara kepulauan. Dengan adanya pengakuan PBB ini, luas wilayah Republik Indonesia bertambah 2,5 kali lipat.

Tahun 1972 lahirlah Badan Koordinasi Keamanan Laut yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yakni Menhankam/Pangab, Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan, Menteri Kehakiman, dan Jaksa Agung.

Pada tanggal 29 Desember 2005 dideklarasikan Bakorkamla berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2005. Inilah yang kami istilahkan dengan revitalisasi Bakorkamla.
Gaung Bakorkamla baru saja terdengar setelah tahun 2005 ini.

Mengapa demikian lambat?

Perhatian pemerintah terhadap keamanan laut sejak masa Presiden Sukarno hingga sekarang tidak pernah surut. Misalnya di jaman Presiden Suharto, digalakkan pembangunan ASDP dan membangun kapal PELNI. Tujuannya agar satu pulau dengan pulau lainnya bisa terhubung dengan baik. Pak Harto juga membangun satelit Palapa meski ada pihak menganggapnya sebagai proyek mercusuar, penghamburan uang. Padahal tujuannya baik, agar seluruh wilayah NKRI baik darat maupun lautannya dapat terpantau dan diawasi lewat satelit.

Sama halnya dengan Bakorkamla. Mungkin ada sebagian masyarakat menganggap untuk apa lagi? Toh sudah banyak lembaga yang mengurusi keamanan di laut. Tapi sebagian masyarakat lain bertanya mengapa kehadirannya terlambat?

Bagi saya, tidak ada kata terlambat. Semua butuh proses penyempurnaan.

Banyak nelayan kita ditangkap petugas negara lain. Sejauhmana peran Bakorkamla bisa menolong mereka?

Patroli rutin sudah dilakukan TNI-AL atau KKP agar nelayan kita tidak sampai keluar dari zona perairan Indonesia. Sebaliknya nelayan asing pun jangan sampai masuk ke wilayah perairan kita. Yang jadi masalah, apabila nelayan ditangkap di daerah yang masih disengketakan. Bila hal itu terjadi, tentu butuh diplomasi luar negeri. Itu sebabnya, salah satu anggota Bakorkamla adalah Menteri Luar Negeri.

Laut kita sedemikian luas. Apakah Bakorkamla sudah punya radar memadai untuk mengawasi?

Kita punya Regional Coordinating Center (RCC). Disini kita memiliki alat-alat deteksi. Setidaknya sudah ada 15 alat deteksi yang ditempatkan mulai paling Barat di Sabang sampai paling Timur di Merauke. TNI–AL juga punya alat deteksi di beberapa pantai. Kemudian KKP juga punya alat deteksi. Dinas Perhubungan Laut juga punya alat deteksi, Polisi Perairan (Polair) juga punya alat deteksi. Selain RCC, Bakorkamla juga didukung dua stasiun bumi di Bangka Belitung dan Bitung.

Apakah Bakorkamla punya kewenangan merampas barang atau menahan orang yang dianggap melanggar aturan?

Tentu kewenangan itu kami miliki. Namun kami lebih mengutamakan penegakan hukum melalui peningkatan harmonisasi intelejen dan informasi.

Bila punya kewenangan merampas barang, apakah sudah punya tempat penyimpanan barang rampasan?
Masing-masing instansi kan punya gudang penyimpanan barang rampasan. Contoh, kapal yang melangar aturan akan digiring ke pangkalan TNI-Al.

Atau barang illegal akan disimpan di gudang kepabeanan milik Ditjen Bea & Cukai. Jadi tidak harus Bakorkamla yang menyimpan.

Meski demikian, Bakorkamla juga punya rumah penyimpanan benda sitaan Negara (Rubasan) di beberapa daerah. Sebut saja Rubasan satu atap yang sedang dirintis di Sambas Kalimantan Barat.

Keberhasilan sebuah lembaga kerap diukur dari seberapa besar dana yang bisa diperoleh atau seberapa besar potensi kerugian negara bisa dicegah. Bila tolok ukur itu digunakan untuk Bakorkamla, apakah lembaga ini sudah tergolong berhasil?

Memang kita sering mendengar anggapan untung – rugi sebuah lembaga menggunakan parameter seperti yang Anda sebut. Tapi saya kira ukuran itu tidak selalu tepat digunakan, terutama untuk Bakorkamla. Karena kami sifatnya Badan Koordinasi.

Meski demikian, tahun 2011 potensi kerugian negara yang berhasil kita amankan sekitar Rp 108,5 milyar. Tapi itu baru potensi kerugian. Artinya, seandainya tidak dicegah, negara akan rugi sebesar itu. Baik illegal fishing, illegal logging, dsb. Bahkan belum lama ini Bakorkamla berkerja sama dengan stakeholder lain berhasil menangkap kapal di perairan Riau yang membawa bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang hendak dijual ke luar negeri.

Bila tidak menggunakan parameter untung rugi. Apa efek besar yang dihasilkan Bakorkamla?

Bakorkamla sering melakukan operasi gabungan diluar operasi mandiri yang dilakukan lembaga yang ada. Kelebihan operasi gabungan ini lebih simple dan tidak kenal ampun.

Serta bersifat “One for all” artinya kapal patroli KKP yang sedang di BKO kan ke Bakorkamla dapat melakukan penegakan hukum di luar perikanan. Maka berdasarkan data statistik, pelanggaran di laut menurun drastis. Misalnya saja, sepanjang Juli 2012 terjadi 242 kasus. Sementara hingga pertengahan Agustus 2012 pelanggaran laut hanya sebanyak 82 kasus.

Adakah peringatan dini milik Bakorkamla misalnya terhadap adanya potensi bahaya di laut?

Salah satu fungsi Bakorkamla adalah sebagai EWS (early warning system) bekerjasama dengan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) yang dapat mendeteksi suhu air laut, arah angin, kecepatan angin, tinggi gelombang. Sehingga bagi kapal-kapal yang sedang berlayar dan berpotensi menuju kearah gelombang tinggi diberikan peringatan dini melalui telepon, radio atau faximile.

Adakah nomor telpon layanan publik Bakor kamla yang dengan mudah bisa dihubungi?

Bakorkamla punya crisis center yang berfungsi sebagai PUSKODAL (Pusat Komando Pengendali) dengan call center (021) 500500 dan 127. Siapa saja yang mengalami, menyaksikan kecelakaan, musibah, tindak kriminal di laut, atau apa saja peristiwa di laut yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi telepon bebas pulsa tersebut kapan saja, 24 jam non stop.

Reference: Majalah Lifestyle

Pengadaan 1000 Truk Militer Demi Memodernisasi Alutsista Indonesia Terbaru

Pada tanggal 3 April 2013 kemarin, Wamenham (Wakil Menteri Pertahanan) Sjafrie Sjamsoeddin menerima Mr. Isikawa selaku Presdir (Presiden Direktur) PT. Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) di Kantor Kemhan. Pertemuan ini membahas soal pengadaan truk militer seberat 2,5 ton dan 5 ton sebanyak 1000 unit sebagai alutsista Indonesia terbaru. Pengadaan yang ditargetkan sampai tahun 2014 ini ditujukan untuk meningkatkan kekuatan militer Indonesia sekaligus alat angkut barang dan personel Tentara Nasional Indonesia.

Untuk itu, Kemhan memandang penting untuk melakukan kerjasama dengan IAMI dalam memproduksi truk militer 2,5 ton dan 5 ton yang baru pertama kali diadakan. Wamenhan berharap kerjasama ini dapat terealisasi sebelum semester kedua pada bulan Oktober 2014.

kemenham, kekuatan militer indonesia, militer indonesia
Lebih lanjut dikatakan Wamenhan, dalam pengadaan truk militer 2,5 ton dan 5 ton ini dapat memfasilitasi personel TNI untuk mobilisasi. Untuk itu dalam pembuatannya diharapkan dapat memenuhi spesifikasi teknis atau military specification yang dibutuhkan TNI dan dalam pengirimannya (delivery) dapat dilakukan secara bertahap.

Menanggapi hal tersebut, Presdir IAMI menyatakan terdapat aspek teknis dalam pengadaan truk militer 2,5 ton dan 5 ton tersebut yaitu aspek availability atau aspek ketersediaan barang dengan tujuan untuk mempercepat jangkauan pelayanan. Dalam aspek teknis dibutuhkan dukungan baik dari pemerintah Jepang maupun dari distributor lokal yang tersebar di wilayah Indonesia seperti di Jakarta, Makassar, Surabaya, Medan, Banjarmasin dan Balikpapan.

Selain itu akan diadakan pelatihan secara periodik dengan satuan-satuan TNI yang berada di daerah-daerah atau kodam-kodam. Disamping itu juga, IAMI mengadakan program after sales service atautechnical advisor dengan melakukan konsultasi secara berkala dan field advisor pada saat menghadapi permasalahan teknis ataupun pada kondisi baik.

Selain itu terdapat juga aspek affordability atau aspek keterjangkauan yang bertujuan untuk memberi dukungan spare part dengan harga yang kompetitif. Untuk program maintenance, akan diadakan pelatihan secara periodik di satuan-satuan TNI di daerah, baik dalam pengoperasian maupun repair and maintain.

Untuk mendukung hal tersebut, akan diperkuat dengan Memorandum of Understanding (MoU) sebagai payung hukum atau pegangan yang kuat untuk meningkatkan kerjasama dan solidaritas. Selain di Indonesia, produk ini juga diperkenalkan diberbagai negara seperti di Thailand.

Reference: DMC

77 Prajurit TNI Konga XXIII-G Naik Pangkat di Lebanon

Terhitung 1 April 2013, 77 personel TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang sedang melaksanakan misi perdamaian PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) dan tergabung dalam Satgas Batalyon Mekanis TNI Konga (Kontingen Garuda) XXIII-G/UNIFIL (United Nations Inferim Force In Lebanon) atau Indobatt (Indonesia Batalyon) di Lebanon mendapat kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi dari pangkat sebelumnya. Para personel militer Indonesia yang naik pangkat, terdiri atas berbagai kepangkatan, yaitu 11 Perwira [diantaranya Dansatgas Indobatt], 25 Bintara, dan 41 Tamtama.

Upacara kenaikan pangkat ini dilangsungkan di Lapangan Soekarno Markas Indobatt, Adshid al Qusayr, Lebanon Selatan, dengan Inspektur Upacara Komandan Satgas (Dansatgas) Indobatt Letkol Inf Lucky Avianto.

Pada kesempatan tersebut Dubes RI menyematkan pangkat baru kepada Dansatgas Indobatt Letkol Inf Lucky Avianto. Dalam sambutannya, antara lain menyampaikan bahwa kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi yang dipercayakan negara merupakan suatu amanah yang harus dipertanggungjawabkan.

tentara nasional indonesia, militer indonesia
“Jagalah kepercayaan tersebut dengan profesionalisme, semangat dan dedikasi yang tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas, selesaikan setiap tugas secara cepat, tepat dan kerjasama yang erat. Jagalah selalu nama baik TNI dengan berpegang teguh pada disiplin prajurit serta mematuhi segala peraturan dan ketentuan yang berlaku,” ungkapnya.

tentara nasional indonesia, militer indonesia

Sementara itu, Dansatgas Indobatt Letkol Inf Lucky Avianto antara lain mengatakan, bahwa kenaikan pangkat di daerah penugasan seperti saat ini adalah merupakan momentum yang sangat langka kita dapat, penghargaan yang sangat besar ini tentu memberikan rasa yang haru sekaligus bangga. “Kepada para personel yang menerima kenaikan pangkat untuk lebih meningkatkan pengabdiannya terhadap TNI, khususnya kita yang sekarang berada di daerah penugasan yakni dalam rangka Misi Perdamaian di Lebanon,” harapnya.

tentara nasional indonesia, militer indonesia

“Saya sebagai Komandan Indobatt mengucapkan selamat atas kenaikan pangkat anggota sekalian, semoga dengan kenaikan pangkat ini dapat meningkatkan moril dan memacu semangat kalian dalam melaksanakan tugas selama di Lebanon ini,” tegas Dansatgas Indobatt.

Kenaikan pangkat ini merupakan penghargaan yang diberikan negara dan TNI (Tentara Nasional Indonesia) kepada para personelnya yang berdedikasi dalam tugas selama ini.

TNI AL Telah Setujui 50 Desain Kapal Selam DSME

Pada tanggal 18 Maret lalu, perusahaan kapal selam Korea atau lebih dikenal dengan DSME (Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering) menghelat sebuah upacara. Upacara yang terselenggarakan guna memperingati selesainya desain kapal selam Indonesia ini terasa begitu spesial. Betapa tidak? Ini kali pertamanya, DSME dipercaya memproduksi kapal selam untuk kebutuhan militer Indonesia.

Setidaknya ada 50 desain awal yang telah disetujui TNI (Tentara Nasional Indonesia) AL. Selanjutnya, tinggal mendesain struktur dan desain produksi. Yang patut dicatat adalah baik desain maupun pasokan bahan baku tidak bergantung pada teknologi Jerman. DSME akan mendesain dan memasok bahan baku secara mandiri. Hmm, hebat juga ya Korea?

alutsista indonesia terbaru, militer indonesia
"DSME dan TNI AL Indonesia memiliki hubungan yang baik melalui pemeliharaan depot kapal selam. Kami sangat mempercayai teknologi yang dimiliki DSME," tutur perwakilan dari Indonesia dalam upacara tersebut.

Reference: DSME

Penutupan Geladi Posko Latihan Divisi "Vira Cakti Yudha" Tahun 2013

Pada tanggal 30 Maret 2013 kemarin, Kaskostrad Mayjen TNI Harry Purdiyanto selaku Inspektur Upacara menutup Geladi Posko Latihan Tingkat Divisi "Vira Cakti Yudha" Tahun 2013. Penutupan tersebut bertempat di Lapangan Hitam, Markas Divif-2 Kostrad, Malang, Jawa Timur. Upacara diawali dengan pemeriksaan pasukan, lalu dilanjut melepas tanda peserta latihan oleh Inspektur Upacara. Setelahnya, dibacakan hasil penilaian pelaksanaan Geladi Posko oleh Asops Kaskostrad Kolonel Inf Ainur Rahman.

tni, tentara nasional indonesia, militer indonesia
Sementara itu, Pangkostrad dalam amanatnya yang dibacakan oleh Kaskostrad menyampaikan bahwa melalui pelaksanaan Latihan Geladi Posko ini, para peserta tidak hanya memperoleh manfaat langsung dalam mengaktualisasikan mekanisme prosedur hubungan kerja panglima dan staf divisi, tetapi mampu menemukan solusi terbaik dalam memecahkan permasalahan secara cepat, tepat dan terintegrasi dengan baik. Lebih lanjut Pangkostrad menjelaskan bahwa latihan ini tidak saja bermanfaat untuk mencari dan menemukan berbagai alternatif dalam penanganan masalah-masalah, namun juga meningkatkan daya kritis dan mempertajam kemampuan antisipatif bagi para peserta latihan.

Turut hadir dalam acara ini, Pangdivif-2 Kostrad Mayjen TNI Setyo Sularso, Kasdivif-2 Kostrad Brigjen TNI Anas Alwi, Kasdivif-1 Kostrad Brigjen TNI Asro Budi, Para Asisten Kasdivif-2 Kostrad dan Komandan Satuan jajaran Divif-2 Kostrad.

Reference: TNI-AD

Wamenhan: Pembangunan Kekuatan Militer Indonesia Bukan untuk Offensive

Bagi negara berdaulat, seperti Indonesia, membangun sistem pertahanan negara mutlak diperlukan. Walaupun, dalam implementasinya pembangunan sistem pertahanan berbasis kekuatan militer Indonesia bukan didasarkan dengan niatan offensive dan membangun angkatan perang yang besar. Tetapi, didasarkan pada keinginan untuk memiliki MEF (Minumum Essential Force) yang berarti kekuatan pokok minimal.

Demikian Wamenhan (Wakil Menteri Pertahanan) Sjafrie Sjamsoeddin dalam pembekalan Perwira Siswa Pendidikan Reguler Angkatan 51 Sekolah Staf dan Komando TNI (Tentara Nasional Indonesia) Angkatan Darat (Seskoad) pada hari Rabu (27/3) di Seskoad Bandung.

kekuatan militer indonesia, seskoad, blog militer indonesia
Wamenhan juga menegaskan bahwa kekuatan militer Indonesia yang dibentuk lebih difungsikan demi keutuhan wilayah, kedaulatan, dan keselamatan bangsa. Dimana, pembangunan sistem pertahanan tersebut mesti diiringi dengan pertumbuhan ekonomi juga. Jika ekonomi bertumbuh secara otomatis rakyat Indonesia juga sejahtera. Saat itulah baru dipikirkan bagaimana membangun sistem pertahanan negara.

"Kewajiban pemerintah untuk bisa melengkapi angkatan perangnya bisa dilaksanakan, apabila ada pertumbuhan ekonomi. Kita tahu pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih besar dari pertumbuhan ekonomi negara-negara di Eropa, yaitu bisa sampai sekitar 6,5 persen," jelas Wamenhan.

Akan tetapi, perlu untuk diingat, untuk mambangun sistem pertahanan negara tidak semata-mata mengandalkan kekuatan militer Indonesia, melainkan juga aspek nir militer. Implementasi pertahanan nir militer merupakan bagian lain untuk menghadapi ancaman non-militer.

Wamenhan menambahkan bahwa ancaman non militer merupakan ancaman tanpa bersenjata. Namun, gelombang ancaman non militer bisa jauh lebih besar dan lebih hebat dibanding ancaman  militer.

“Ancaman non mliter dapat menganggu dan melumpuhkan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Kita tahu perang asimetrik bisa mempengaruhi pola pikir,” ungkapnya.

Pendidikan Reguler Angkatan 51 Seskoad diikuti 292  perwira yang terdiri dari  281 orang perwira TNI AD, dua orang perwira TNI AL, dua orang perwira TNI AU dan tujuh orang perwira siswa mancanegara.  Selain diikuti Angkatan 51 Pasis Seskoad, pembekalan Wamenhan tersebut juga dihadiri  sejumlah perwira organik Seskoad.

Pameran Alutsista TNI Memamerkan Berbagai Alutsista Indonesia Terbaru

Industri alutsista Indonesia tengah bergeliat. Dalam pameran alutsista Indonesia terbaru yang digelar di Mabes TNI (Tentara Nasional Indonesia) Cilangkap, Jakarta Timur berbagai produsen berlomba-lomba menunjukkan hasil terbaru untuk memperkuat militer Indonesia. Foto-fotonya bisa dilihat dibawah ini.

alutsista indonesia terbaru, pameran alutsista, militer indonesia
Alutsista jenis panser bernama Tactical Vehicle 4x4 HD-V1 command Type juga dipamerkan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1). Sebanyak 38 perusahaan ikut statistic show ini antara lain Working Grup Rantis 4X4 TNI, Balitbang Kemhan, Dinas Penelitian Dan Pengembangan TNI AD, Dinas Penelitian Dan Pengembangan TNI AL, Dinas Penelitian Dan Pengembangan TNI AU, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), LIPI, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT LEN, PT PAL, dan PT INTI. 

alutsista indonesia terbaru, pameran alutsista, militer indonesia
Salah satu Alutsista jenis kendaraan air juga ikut dipamerkan di Mabes TNI (Tentara Nasional Indonesia) Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1). 

alutsista indonesia terbaru, pameran alutsista, militer indonesia
Salah satu alutsista produk PT Pindad yang bernama Panser anoa 6x6 Command Type di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1). 

alutsista indonesia terbaru, pameran alutsista, militer indonesia

Salah seorang anggota menunjukkan sistem kerja Alutsista jenis Ivander Eod, yaitu seperangkat mobil penjinak bom saat pameran Alutsista di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1). Mobil penjinak bom ciptaan PT Merpati Wahana Raya ini dilengkapi berbagai kecanggihan evakuasi, proteksi, disposal, dan deteksi yang membuat kegiatan penjinakan bahan peledak lebih cepat aman, efektif, dan efisien. 

alutsista indonesia terbaru, pameran alutsista, militer indonesia
Pengunjung berbincang di depan Alutsista jenis River Shark saat pameran berlangsung di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1). 

alutsista indonesia terbaru, pameran alutsista, militer indonesia
Seorang anggota TNI berdiri melihat kendaraan alutsista jenis Super Boogie di pameran yang diselenggarakan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1). 

alutsista indonesia terbaru, pameran alutsista, militer indonesia
Alutsista Indonesia terbaru jenis bom (peluru) peledak yang memiliki nama BTN (Bom Tajam Nasional) 250, standar rusia untuk Sukhoi dan BT (Bom Tajam) 250 standar Nato biasa digunakan untuk F16, F5.

Inilah alutsista Indonesia terbaru yang akan menambah kekuatan militer Indonesia.

Reference: Merdeka

Unsur Satkor Koarmatim Unjuk Gigi dalam Latparsial III, Menjelang Latihan Gabungan

Demi menjaga kekuatan militer Indonesia di wilayah perairan, para maritim kita terus memperkuat diri. Hal ini tampak pada rangkaian Latihan Parsial III / Operasi Amphibi 2013 yang digelar oleh Koarmartim (Komando Armada RI Kawasan Timur). Latihan ini merupakan persiapan menjelang pelaksanaan Latihan Gabungan TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang akan dilaksanakan pertengahan 2013.

Dipimpin oleh Danguskamlatim Laksamana Pertama TNI Wuspo Lukito SE (Pangkogasgabfib) ditinjau Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono SH dan Dakormar Mayor Jenderal Marini Achmad Faridz Washington, dalam latihan kali ini satuan Kapal Eskorta Koarmatim mengirim tiga unsur KRI jenis Sigma. KRI Sultan Hasanuddin (KRI SHN – 366), dengan Komandan KRI Letkol Laut (P) Dato Rusman SN, KRI Sultan Iskandar Muda (KRI SIM – 367), dengan Komandan KRI Letkol Laut (P) Didong R. Duta dan KRI Frans Kaisiepo (KRI FKO – 368), dengan Komandan KRI Letkol Laut (P) Yayan Sofyan. Ketiga unsur tersebut tergabung dalam Unsur Tugas (UT) Tabir dan UT Bantuan Tembakan Kapal (BTK).

latihan parsial iii, militer indonesia, kekuatan militer indonesia, alutsista indonesia terbaru

Keterlibatan unsur Satkor Armatim dalam latihan kekuatan militer Indonesia ini memberi warna tersendiri. Setiap serial latihan yang dipimpin oleh unsur Satkor dapat berjalan dengan baik dan menjadi tolok ukur bagi unsur lain dalam pelaksanaan serial selanjutnya. Serial yang menjadi sorotan dalam pelaksanaan Latparsial III/Operasi Amphibi adalah serial Bantuan Tembakan Kapal yang dilaksanakan oleh unsur Satkor Koarmatim terhadap musuh yang disimulasikan dengan Killer Tomatto. Killer Tomatto sendiri merupakan sasaran penembakan meriam yang berbentuk silinder atau kubus dengan diameter antara 1 m sampai 1,5 m.

 Bergerak dalam formasi “Cepu Lambung Kanan” ketiga unsur Satkor Koarmatim melaksanakan penembakan pada sasaran yang berupa Killer Tomatto dengan jarak 6700 yards sambil melaksanakan manuver. Penembakan dilaksanakan secara berurutan oleh KRI FKO – 368, KRI SIM – 367 dan KRI SHN – 366 yang masing-masing menembakkan 20 butir peluru jenis HE (High Explosive).

Dengan dukungan alutisista terbaru, modern dan para prajurit yang profesional serta terlatih, ketiga unsur Satkor Koarmatim dapat menembak sasaran dengan tepat dan KRI SHN–366 sebagai unsur terakhir mampu menghancurkan serta menenggelamkan sasaran. Hal tersebut sedikit banyak telah menggambarkan kekuatan militer Indonesia yang telah membentuk pola pembinaan yang dilaksanakan oleh Satkor dalam membentuk dan meningkatkan profesionalisme para prajurit Satkor dan menunjukan bahwa prajurit Satkor Koarmatim siap menjawab tantangan untuk menjadi sebuah World Class Navy yang handal dan disegani.

Reference: Koarmatim