Tim Khusus sedang Melobi Harga Apache

Pada 29 Juni 2013 kemarin, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa Mabes TNI AD telah mengajukan penggelontoran tambahan anggaran khusus sebesar Rp 6 triliun demi membeli sejumlah helikopter serang Apache dari USA lengkap dengan persenjataannya.





”... Sekarang sedang proses negosiasi harga," kata Purnomo Yusgiantoro di Semarang.





Sebuah helikopter Apache ditaksir berharga senilai US$ 40 juta atau setara dengan Rp 388 miliar.





”Saat ini tim khusus dari Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI AD, sedang melobi pemerintah Amerika Serikat mengenai harga helikopter Apache,” imbuhnya.





Keberadaan skadron Apache itu, kata Menhan, untuk melengkapi kekuatan militer Indonesia dalam menjaga kedaulatan negara.





”Selain TNI AD, TNI Angkatan Laut juga menyiapkan helikopter antikapal selam dan membuat armada perusak kapal rudal,” ujarnya.




Solopos

Tim Khusus sedang Melobi Harga Apache

Pada 29 Juni 2013, Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsekal Muda Henry B Sulistyo menyatakan bahwa TNI AU memborong 16 pesawat latih Super Tucano dari Brazil yang datang secara bertahap ke Indonesia.

"Sekarang sudah ada empat di Skadron 21 Lanud Abdul Rachman Saleh Malang. Bulan Agustus nanti akan datang empat lagi," ujar Henry B Sulistyo.

Harapannya, dengan makin baik pesawat latih yang dipakai, kualitas penerbang tempur TNI AU akan semakin baik.

Jumat (28/06) lalu rombongan tim Kemhan yang dipimpin Wamenhan Sjafrie Sjamsoedin datang ke Malang melihat pemeliharaan Super Tucano sekaligus melakukan cek persiapan kedatangan armada baru.

Menurut Sulistyo, TNI AU menargetkan 16 unit sudah bisa beroperasi secara full pada tahun depan. "Jadi delapan " delapan, tahun ini delapan, tahun depan paling lambat September sudah pas jumlahnya," katanya.

Total nilai kontrak pembelian 16 buah Super Tucano itu mencapai Rp 2, 7 triliun rupiah. "Kita yakin para penerbang di Malang termasuk crew daratnya bisa menjaga aset negara yang cukup mahal ini," kata mantan
Kadispen AU itu.

TNI Angkatan Udara dan Embraer Brasil menandatangani kontrak pembelian delapan Super Tucano di Pameran Dirgantara Farnborough, Inggris, pada 10 Juli 2011. Termasuk di dalam kontrak satu unit simulator untuk pelatihan para pilot Angkatan Udara.

Empat pesawat dengan cocor merah bergerigi yang sekarang sudah stand by di Malang sudah memakai nomor regristrasi TT-3101, 3102, 3103 dan 3104.

Sebelum dikirim ke Indonesia, tim gabungan Kementerian Pertahanan dan TNI AU yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Alit Erbawa tiba di fasilitas produksi Embraer untuk memeriksa pesawat pesanan.

Pemeriksaan meliputi dokumen, pencocokan komponen pesawat, interior pesawat, pengecatan dan uji terbang. Khusus uji terbang dilaksanakan oleh pilot Embraer dan Komandan Skadron Udara 21 Mayor Penerbang James Yanes Singal.

Pemeriksaan di darat mencakup kondisi fisik pesawat, pemeriksaan instrumen pesawat sebelum dan sesudah mesin dinyalakan, serta pemeriksaan kendali pesawat selama proses lepas landas dan mendarat.

Uji terbang dilakukan di ketinggian 25.000 kaki untuk pemeriksaan beberapa sistem pesawat yang meliputi sistem bahan bakar, tekanan udara, auto pilot, mesin, navigasi, komunikasi, landing gear, serta pendaratan pesawat yang didahului dengan beberapa manuver.

Nama Super Tucano melejit sejak Operasi Phoenix Angkatan Udara Kolombia pada 2008.

Pesawat Super Tucano milik Kolombia berhasil menewaskan pimpinan pemberontak FARC, Raul Reyes, dalam suatu serangan lintas perbatasan ke Venezuela.

Pesawat ini memang digunakan di sejumlah negara Amerika Latin. Misalnya, Republik Dominika, Kolombia, Ekuador, dan Chile. Selain Indonesia, Brasil pun mengekspor pesawat ini ke Angola, Burkina Faso, dan Mauritania.

Dilengkapi mesin tunggal turboprop, Super Tucano memiliki kemampuan mengenai target dengan sempurna. Dua senapan mesin dipasangkan pabrikan Embraer Brasil, pada sayap serta 5 hardpoint di sayap dan fuselage untuk mengangkut rudal, roket atau bom seberat 1,5 ton. Pesawat ini pun didesain untuk melakukan serangan anti-gerilya, pengintaian, dan patroli.

Pesawat tempur turboprop memiliki fungsi yang berbeda dengan pesawat jet seperti F 16 atau Sukhoi SU 30. Pesawat turboprop mampu terbang rendah dalam waktu yang lama, sehingga cocok untuk anti-gerilya. Biaya operasi tidak tinggi, perawatan murah, dan bisa mendarat di landasan pacu sederhana.

JPPN

Dua Pulau untuk Latihan Perang Tentara Nasional Indonesia di Simeulue

Bupati Simeulue Riswan NS memberikan izin jika Pulau Babi dan Pulau Selaut di Semeulue dijadikan lokasi latihan perang gabungan TNI (Tentara Nasional Indonesia). Dilansir Atjehpost.com, pernyataan mengenai hal ini disampaikan sendiri oleh Bupati Simeulue pada 27 Juni 2013.

Blogmiliterindonesia, KRI OWA-354 di Pelabuhan Sinabang

Kedua pulau tersebut, kata dia, berada di kawasan perairan laut Kecamatan Teupah Selatan dan Kecamatan Alafan yang dinilai cocok dan jauh dari pemukiman penduduk.

"Seperti harapan kita, dengan adanya latihan perang gabungan TNI mempunyai efek ke depan supaya tidak ada pihak luar yang coba-coba mengganggu perairan Simeulue, khususnya perairan Indonesia," katanya.

Wacana tersebut mencuat dan mendapat restu dari Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Danguspurla Koarmabar) Laksamana Pertama TNI Amarullah Oktavian.

Sebelumnya diberitakan, pasukan Tentara Nasional Indonesia atau TNI diminta menggelar latihan perang gabungan di wilayah kepulauan Simeulue. Latihan gabungan tersebut terdiri dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara dan TNI Angkatan Laut.

Demikian disampaikan Bupati Simeulue Riswan NS saat menerima kunjungan Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat Laksamana Pertama TNI Amarullah Oktavian pada Kamis, 27 Juni 2013.

"Kita harapkan TNI dapat melakukan latihan perang gabungan di wilayah Simeulue supaya ada peringatan bagi negara lain yang mencoba (melakukan) infiltrasi atau penyusupan," ujarnya.

Atjehpost

Wirasaba Air Force Art dan Air Show 2013 Dihelat Hari Ini

Hari ini, tepatnya tanggal 28 Juni 2013, sedang digelar Air Force Art dan Air Show 2013 di Lanud Wirasaba. Helatan ini digelar dalam rangka memperingati HUT ke-62 Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Koopsau).

blogmiliterindonesia, Koopsau

Berdasarkan rencana, Gubernur Jawa Tengah terpilih, Ganjar Pranowo akan membuka helatan atraksi pesawat udara termegah di wilayah Barlingmascakeb ini. "Rencananya pak Gubernur akan membuka langsung acara ini," kata Danlanud Wirasaba Mayor Pnb Arif Sudjatmiko.

Pada kegiatan ini, yang datang tidak hanya pemimpin dan masyarakat di sekitar Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen), tapi juga Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan dan Batang. Kapolda Jateng dan Pangdam IV Diponegoro juga berencana hadir secara pribadi.

Selama tiga hari berturut-turut, masyarakat akan dihibur dengan atraksi pesawat dynamic show, meliputi aerobatic pesawat, terjun payung, joy flight, paralayang motor, gantole, trike, ultralight, aeromodelling, pameran kerajinan, pentas seni budaya, dan berbagai lomba yang meriah.

“Kami bermaksud menginformasikan eksistensi atau keberadaan Lanud Wirasaba kepada masyarakat luas khususnya di Jawa Tengah bagian barat,” katanya.

Suaramerdeka

Kapendam XVII Cenderawasih: Tidak Ada Penambahan Personel!

Blogmiliterindonesia, Kodam Cenderawasih Papua

Pada 26 Juni 2013, Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Inf. Jansen Simanjuntak menyatakan tidak ada penambahan pasukan, pascapenembakan seorang TNI tewas, di salah satu Kampung Distrik Jigonekme, Kab. Puncak Jaya.

"Tidak ada. TNI ataupun Kodam Cenderawasih tidak akan menambah pasukan ke Puncak Jaya pasca-penembakan." jelas Kolonel Jansen kepada Antara.

Menurutnya peristiwa naas tersebut sepenuhnya telah diserahkan kepada kepolisian setempat ataupun Polda Papua untuk melakukan pengusutan ataupun penyelidikan terkait penembakan yang menewaskan anggotanya dan seorang supir mobil.

"Masalah ini, sepenuhnya kami serahkan ke pihak kepolisian guna penegakan hukumnya," katanya.

Ia mengatakan, sesuai dengan pernyataan dan arahan Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua bahwa penanganan pihak-pihak yang belum sepaham ataupun berseberangan dengan pemerintah akan dilakukan secara profesional.

"Bapak Pangdam Cenderwasih mengimbau agar kelompok-kelompok yang tidak sejalan agar bisa bersatu bersama pemerintah melakukan pembangunan menuju ke arah yang lebih baik," katanya.

Sementara untuk pihak-pihak yang masih memegang senjata dan melakukan kekerasan, kata Kapendam Jansen, pihaknya akan menghadapi hal itu sesuai dengan standar operasi yang ada di tubuh TNI.

"Tentunya TNI akan bergerak sesuai dengan kebutuhan dan standar operasi yang ada. TNI ada bukan untuk menakuti-nakuti ataupun membunuh rakyat, TNI ada karena rakyat," katanya.

Dan terkait proses evakuasi anggotanya yang menjadi korban penembakan tersebut, Jansen menyampaikan bahwa hal itu tetap dilakukan. "Semuanya tergantung cuaca, jika tidak hari ini, yah besok. Ke Jayapura bisa menggunakan helikopter/pesawat TNI ataupun pesawat sipil," katanya.

"Untuk almarhum Letda Inf I Wayan Sukarta, sesuai dengan permintaan keluarga akan dikirim ke kampung halamannya di Bali," tuturnya.

Penembakan terhadap anggota TNI itu terjadi saat selesai melakukan patroli di kebun anggur Distrik Jigonekme. Mereka dihadang kelompok sipil bersenjata (KSB) hingga menewaskan anggota TNI dan sopir angkutan.

KSB juga membakar mobil serta merampas sepucuk senjata api jenis FN yang dibawa korban. Sedangkan dua anggota TNI lainnya yakni Prada Andi dan Praka Supiyoko berhasil menyelamatkan diri dan melaporkan insiden tersebut ke pos tempat tugas mereka di Ilu.

Antara

Panglima TNI Menganggap Separatis Papua Sudah Kelewat Batas!

Pada 26 Juni 2013, seusai menghadiri pembukaan Kejuaraan II Karate Piala Panglima 2013, di Mabes TNI, Jakarta, Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, menganggap gerombolan separatis di Papua sudah kelewat batas.

blogmiliterindonesia, Laksamana Agus Suhartono

"Ini menunjukkan bahwa kita sudah berupaya mendekati mereka dengan pendekatan kesejahteraan, tapi mereka tetap melakukan kekerasan. Itu yang perlu digarisbawahi," katanya.

Pada 25 Juni 2013, Agus kembali prihatin salah seorang prajuritnya gugur diserang kelompok separatis. Menurutnya, TNI sudah sangat sabar mendorong masyarakat Papua dengan pendekatan kesejahteraan. Namun, tanggapannya justru lain. "Kita akan evaluasi kegiatan di sana," ujarnya.

Seperti diberitakan, satu prajurit TNI dan seorang warga tewas tertembak dalam peristiwa yang terjadi pukul 14.00 WIT, Selasa (25/6). Dua korban yang tewas adalah anggota Yon 753 Letda I Wayan Sukarta dan seorang sopir bernama Tono. Sukarta mendapat luka tembak di bagian kepala, tulang kering kaki kanan, luka bacok bahu kanan dan paha, sedangkan Tono mendapat luka bacok di kepala dan punggung.

Koran Jakarta

Inilah Alasan Korea Selatan Batasi Ilmuwan RI Belajar Kapal Selam

Kementerian Pertahanan membantah jika pemerintah Korea Selatan setengah hati memberikan transfer of technologi pembuatan kapal selam kepada Indonesia. Korea Selatan punya alasan kuat menolak perwakilan dari PT PAL ikut mengerjakan kapal selam pesanan Indonesia.

Photo by MC2 Benjamin Stevens/United States Navy.

"Menurut mereka pembangunan kapal selam punya resiko sangat tinggi," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Rachmad Lubis, saat ditemui Tempo di kantor Kementerian Riset dan Teknologi, Jakarta Senin lalu.

Korea Selatan menyebut kapal selam merupakan produk alat utama sistem persenjataan dengan standar kualitas tinggi. Berbeda dengan kapal perang biasa, kapal selam diwajibkan punya kemampuan menyelam hingga 350 meter dari permukaan laut sehingga tak boleh ada sedikit pun kesalahan. Jika tidak, nyawa dan reputasi produsen kapal selam jadi taruhan.

"Rusia yang ahli kapal selam saja pernah gagal, apa lagi orang yang belum punya keahlian, resikonya sangat tinggi, rawan kecelakaan," terang Rachmad.

Selain itu, faktor keselamatan pekerja Indonesia juga menjadi alasan Korea Selatan. Sebab produksi kapal selam menggunakan peralatan yang beresiko keselamatan besar, terlebih untuk orang yang belum punya kemampuan. Alasan lain, Korea Selatan takut target produksi mereka molor karena harus memberi pelajaran kepada Indonesia. "Sementara kalau produksinya telat, kan mereka kena denda."

Meski begitu, saat ini pemerintah sedang melobi Korea Selatan untuk memaksimalkan proses alih teknologi. Minimal, jika perwakilan PT PAL benar-benar cuma diberi kesempatan belajar dengan melihat (learning by seeing), Korea Selatan mau memperlihatkan secara detil. "Jadi diharapkan kapal selam ketiga kita bisa buat sendiri di Indonesia, tentu atas bimbingan langsung Korea Selatan," kata Rachmad.

Indonesia memesan tiga unit Kapal selam kelas Changbogo dari Korea Selatan, dengan harga sekitar 350 juta Dollar Amerika Serikat per unit. Dalam perjanjian pembelian, Korea Selatan menawarkan alih teknologi kepada Indonesia. Sesuai rencana dua kapal selam akan diproduksi di galangan Daewoo Shipbuilding Marine Engineering co Ltd. Kapal selam ketiga akan dikerjakan oleh ahli Indonesia di galangan PT PAL.

Sebelumnya, Ketua Pusat Kerja Sama dan Promosi IPTEKS Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Raja Oloan Saut Gurning, mengingatkan Kementerian Pertahanan menekankan lebih serius mengenai kesepakatan transfer of teknologi dalam pengadaan kapal selam dari Korea Selatan. Indonesia sebagai pemilik uang berhak mendapatkan manfaat lebih dari kerja sama ini. “Pemerintah harus bernyali karena masih lebih besar uang kita dan kepentingan nasional harus dibela,” kata Saut saat dihubungi, Rabu 26 Juni 2013.

Saut menilai realisasi penguatan alat utama sistem pertahanan lebih menguntungkan kepentingan asing dan berpotensi menjadikan alutsista Indonesia dikendalikan para korporasi asing. Dalam jangka panjang dampaknya akan sangat berbahaya bila bergantung pada negara lain.

Menurut Saut, kerja sama pembelian kapal selam dengan Korea Selatan berpotensi sangat merugikan Indonesia. Itu, kata dia, tampak dari detail teknis yang tidak adanya komponen kapal selam yang dibuat di Indonesia dan minimnya keterlibatan tenaga ahli Indonesia dan hanya boleh melihat (learning by seeing).

Tempo

Akademi ITS Mengingatkan Pemerintah tentang Proses TOT Kapal Selam dengan Korea Selatan

“Pemerintah harus bernyali karena masih lebih besar uang kita dan kepentingan nasional harus dibela!” tukas Raja Oloan Saut Gurning—Ketua Pusat Kerja Sama dan Promosi IPTEKS Institut Teknologi Sepuluh November. Ia mengingatkan bahwa Kementerian Pertahanan harus lebih serius mengenai transfer of technology (TOT), terkait urusan pengadaan kapal selam dari Korea Selatan. Indonesia, sebagai pemilik dana, berhak mendapatkan manfaat lebih dari kerja sama ini.

Saut menilai realisasi penguatan alat utama sistem pertahanan Indonesia dalam dua tahun terakhir lebih menguntungkan kepentingan asing dan berpotensi menjadikan alutsista Indonesia dikendalikan para korporasi asing. Dalam jangka panjang dampaknya akan sangat berbahaya bila bergantung pada negara lain.

Menurut Saut, kerja sama pembelian kapal selam dengan Korea Selatan berpotensi sangat merugikan Indonesia. Itu, kata dia, tampak dari detail teknis yang tidak ada komponen kapal selam yang dibuat di Indonesia. “PT PAL saya dengar hanya mendapat bagian pekerjaan 2 persen saja. Hanya gambar dan pengawasan. Bahkan memotong pelat baja pun tidak dikasih,” kata Saut.

blog-militerindonesia, Kapal Selam Changbogo Class Korea Selatan
Awalnya disepakati dari pembelian tiga kapal selam dari Korea, sejumlah tim ahli dan insinyur Indonesia akan dilibatkan dalam pembuatannya. Dua kapal dibuat di Korea dan satu lagi akan dilakukan di Indonesia. Namun, kata Saut, dalam kenyataannya, banyak alasan dari Korea Selatan yang aneh-aneh. Misalnya tenaga ahli yang dikirim belajar harus berumur kurang 30 tahun dan hanya dapat melihat (learning by seing).

Tak adanya kesempatan tenaga ahli Indonesia ikut belajar dalam proses produksinya dianggap sangat merugikan. Negosiasi transfer of teknologi dinilai Saut hanya basa-basi di atas kertas. "Kita ini banyak dikendalikan asing. Jangan sampai program ToT kapal selam ke Korea justru merugikan Indonesia," ucap Saut.

Lewat APBN 2013, nilai belanja alutsista sebesar Rp 28,2 triliun dan diperkirakan lebih dari 80 persen dibelanjakan dari industri asing dengan dukungan lebih 60 persen kredit ekspor luar negeri.

Sebelumnya, Direktur Utama PT PAL Indonesia, M. Firmansyah Arifin, mengatakan program transfer of technology (ToT) kapal selam ke Korea Selatan, cenderung merugikan kepentingan nasional. Setelah mempelajari klausul kontraknya, Firmansyah melihat program ToT itu lebih menekankan pada learning by seeing, bukan learning by doing.

Akibatnya, kata dia, tenaga ahli Indonesia yang dikirm ke Korea, sebatas melihat proses pembuatan tanpa terjun langsung mempelajari teknologinya. Skema kerja sama seperti ini, lebih menguntung Korea ketimbang Indonesia. "Memang kami harus mencuri teknologinya. Karena Korea dulu juga mengambil teknologi dari Jerman," kata Firmansyah, Jumat 21 Juni 2013.

Daewoo Shipbuilding Marine Engineering co. Ltd, kata ia, sekedar memberikan gambar kapal selam. Padahal, mempelajari rekayasan teknologi kapal selam tidak cukup dengan melihat gambar. Nasi sudah menjadi bubur, kini pihaknya hanya berharap bisa menempatkan lebih banyak tenaga ahli dari kampus dalam program ToT untuk melakukan kajian ilmiah. Dirinya yakin, Korsel tidak akan memberikan ilmu secara tulus kepada Indonesia.

Tempo

Presiden SBY: Indonesia Tidak Takut Singapura dan Malaysia!

Pada 26 Juni 2013, Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) mengadakan jumpa pers di Halim Perdanakusuma, Jakarta, terkait asap kebakaran di Riau. Beliau menegaskan bahwa Indonesia bukannya tidak takut dengan Singapura dan Malaysia!

blog-militerindonesia, presiden sby dalam jumpa pers di halim perdanakusuma
Awalnya, Presiden mengaku memantau pembicaraan di media sosial setelah dirinya meminta maaf kepada Pemerintah Malaysia dan Singapura terkait asap dari kebakaran di Riau. Presiden menilai ada pembicaraan yang keliru seperti menganggap Pemerintah Indonesia takut dengan Singapura dan Malaysia.

"Tidak ada negara berdaulat harus takut kepada negara mana pun. Tidak kepada Malaysia, tidak kepada Singapura," kata Presiden.

Presiden mengingatkan rakyat Indonesia bahwa urusan asap konteksnya jelas. Ia meminta masalah asap jangan dibawa ke isu lain. "Tegas saya sampaikan kalau soal kedaulatan negara, soal keutuhan wilayah, kepentingan nasional lain, tidak pernah ada kompromi. Saya tegaskan," kata Presiden.

Presiden memberi contoh adanya pembicaraan yang mengaitkan dengan wilayah Ambalat. Menurut Presiden, pemerintah akan terus memperjuangkan wilayah itu sampai kapan pun.

Presiden juga mengaku akan gigih berjuang dalam diplomasi untuk memastikan tenaga kerja Indonesia di Malaysia mendapat perlindungan, diberikan hak-haknya, serta tidak ada tindakan kekerasan terhadap WNI lainnya.

"Posisi kita jelas, tidak akan pernah berubah. Jadi, jangan dikaitkan dengan apa yang dilakukan terhadap asap," pungkas Presiden.

Kompas

KRI Diponegoro-365 merapat di Mersin, Turki

Pada 16 Juni 2013, KRI Diponegoro-365 merapat di Pelabuhan Internasional Mersin (MIP - Mersin International Port), Turki, pasca melaksanakan patroli dalam tugas sebagai penjaga kedamaian di bawah payung UNIFIL (United Nation Interim Force in Lebanon).

blogmiliterindonesia, kri diponegoro 365 merapat di mersin, turki
Pada hari pertama singgah, para awak KRI Diponegoro memanfaatkan waktu untuk refreshing, pergi ke tempat wisata sekitar Mersin. Di antaranya, Cennet-Cehennem Orenyeri, yang berarti Gua Surga dan Neraka serta pantai Kizkalesi yang di tengahnya ada benteng bernama The Korykos Castle.

Pada hari kedua (17/6) Komandan KRI Diponegoro, Letkol Laut (P) Hersan, S.H. bersama Deputy Maritime Task Force Commander (DMTFC)-Chief of Staff UNIFIL, Kolonel Laut (P) Retiono Kunto dan Athan RI untuk Turki, Kolonel Infantri Syachriyal E.S., melaksanakan Courtesy Call ke pejabat-pejabat yang berada di Mersin Turki, di antaranya Wakil Gubernur (Governur Assistance), M. Suphi Okay, Wakil Wali Kota, Erol Ertan dan Komandan Pangkalan Turki / Chief of Turkish Mediterranean Navy, Rear Admiral Hayrettin Imren.

Sebelum bertolak dari pelabuhan Mersin, KRI Diponegoro mendapatkan kunjungan balasan kehormatan dari Rear Admiral Hayrettin Imren, Captain/Kurmay Abay Imron Demirbilek dan Kolonel/Kurmay Abay Aykut manioglu di hari ketiga (18/6). Komandan KRI Diponegoro menyambutnya dengan memperkenalkan salah satu budaya bangsa Indonesia yaitu tari perang dari daerah Papua, yang dimainkan para prajurit KRI Diponegoro.

Dalam kesempatan itu, Komandan KRI Diponegoro mengajak para pejabat Angkatan Laut Turki tersebut untuk melaksanakan ship touring, antara lain memperkenalkan ruang Pusat Informasi Tempur (PIT) dan anjungan, kunjungan diakhiri dengan makan siang bersama dan tukar-menukar cindera mata di lounge room perwira.

Setelah kegiatan kunjungan tersebut berakhir, KRI Diponegoro melaksanakan apel kelengkapan dan dilanjutkan kapal bertolak dari Mersin dalam rangka melaksanakan tugas sebagai peacekeeper menuju Area of Maritime Operation (AMO) di perairan Beirut laut Mediterania.[]