Cerita Teladan dari Edi Sudradjat, Jenderal TNI Bergaya Sederhana

Sudah bukan rahasia lagi jika saat ini gaya hidup mewah sudah biasa kita lihat di kalangan petinggi TNI. Meski demikian, ada juga mereka yang hidup bersahaja, apa adanya. Salah satu di antaranya adalah alm. Edi Sudradjat yang bisa dijadikan cerita teladan bagi kita semua. Gaya sederhananya bisa dilihat saat masih berpangkat Kolonel, di mana dia masih belum memiliki rumah dan numpang tidur di mess yang berada di lingkungan asrama prajurit.

Bahkan setelah berpangkat jenderal sekalipun, dia tidak pernah tidur di hotel jika mengunjungi anak buahnya di daerah. Paling-paling, mantan Pangab merangkap Menhankam ini akan tidur di barak tentara. Semewah-mewahnya, ya, di mess perwira.

Cerita teladan dari Edi Sudradjat, jenderal TNI bergaya hidup sederhana.

Ada cerita menarik, ketika Edi Sudradjat bersama-sama Sintong Panjaitan bertandang ke Vietnam untuk mengunjungi fasilitas militer di sana. Sintong mengatakan jika Edi Sudradjat sangat terkesan dengan para serdadu Vietnam yang dinilainya terkoordinir dengan baik, profesional, serta mempunyai kemampuan tempur yang sangat baik. “Dari sisi penampilan, tentara Vietnam memang kurang meyakinkan. Tapi, jangan lihat seragam mereka ... Lihat kemampuan tempur dan persenjataan mereka yang hebat!,” ujar Sintong, yang blog Militer Indonesia kutip dari Garudamiliter.

Yang menjadi perhatian Edi Sudradjat bukan hanya itu, melainkan panji milik serdadu Vietnam yang berada di barak. Panji itu bertuliskan: “Takutlah hanya kepada rakyat!” Melihat itu, dia langsung membisiki tSintong, “Tong, ini baru namanya tentara, kita harus mencontoh mereka…” pungkasnya.

Enam Pesawat Tempur Indonesia Jenis F-16 Fighting Falcon Tiba di Lanud Roesmin Nurjadin

Pada 30 Oktober, tni-au.mil.id mengabarkan jika enam pesawat tempur Indonesia dari jenis F-16 Fighting Falcon Skadra 3 Lanud Iswahjudi tiba di Lanud Roesmin Nurjadin. Kedatangan enam elang besi ini bertujuan melaksanakan Latihan Pertahanan Udara Nasional Tutuka XXXVIII tahun 2014.

Keenam pesawat yang terbagi menjadi dua Flight “Falcon Flight dan Dragon Flight” ini dipimpin langsung oleh Danskadron Udara 3, Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono.

Enam pesawat tempur Indonesia jenis F-16 Fighting Falcon tiba di Lanud Roesmin Nurjadin.

Latihan Pertahanan Udara Nasional Tutuka XXXVIII ini merupakan latihan puncak Kohanudnas antar satuan di bawah Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional III (Kosekhanudnas III), Medan dengan melibatkan seluruh unsur Hanud yang ada dibawah wilayah Kosekhanudnas III. Direncanakan latihan ini akan berlangsung hingga tanggal satu November mendatang.

Setibanya di Lanud Roesmin Nurjadin ke enam pesawat F-16 ini langsung menuju ke Shelter Skadron Udara 16 yang akan dijadikan Posko Unsur TS F-16 selama latihan berlangsung. Selain pesawat tempur F-16, sejumlah personel penerbang dan para teknisi beserta peralatan yang dibutuhkan dalam mendukung latihan Pertahanan Udara Nasional Tutuka XXXVIII juga tiba di Lanud Rsn menggunakan dua pesawat Herkules TNI AU.

Sumber: tni-au.

Sukhoi TNI AU Tangkap Pesawat Asing yang Melintasi Wilayah Udara KalBar

Pada 28 Oktober kemarin, wilayah udara Pontianak dimasuki oleh pesawat asing jenis Beechcraft VHF FK. Hal ini membuat Cornelis, Gubernur Kalimantan Barat, berang dan minta pesawat tersebut ditindak tegas.

Sukhoi TNI AU berhasil menangkap pesawat asing yang melintas di wilayah udara Kalimantan Barat.

"Barusan saya ngomong tadi, sudah ada yang melanggar. Saya dukung tangkap itu pesawat asing. Untung saja Lanud tak menembak. Kalau ditembak baru konyol itu pesawat," kata Cornelis yang Militer Indonesia kutip dari Tribunpontianak.co.id (28/10), selepas acara sosialisasi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika di balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar.

Nah, para pilot TNI AU dari Lanud Supadio mengejar pesawat asing itu dengan dua Sukhoi TNI AU dan berhasil memaksanya mendarat di Bandara Supadio. Cornelis mengapresiasi kesiagaan Lanud Supadio, “Kita berterimakasih kepada jajaran Danlanud Supadio telah menangkap pesawat asing yang berani masuk ke wilayah Indonesia. Proses itu orang, jangan kasih ampun. Kita jaga NKRI.”

Cerita Sejarah dari Petarung Siliwangi tentang Si Werling

Militer Indonesia - Cerita sejarah ini diambil dari tulisan Hendi Jo yang diposting di blog Garuda Militer tentang seorang petarung Siliwangi bernama Atjep Abidin - kini berusia 91 tahun. Dalam medio masa yang dikenal dengan istilah pergerakan nasional, dia adalah petarung Siliwangi yang dengan sengaja "ditanam" oleh pasukan induk untuk mengganggu kawasan pendudukan selepas Divisi Siliwangi pergi ke Yogyakarta.

Cerita sejarah seorang petarung Divisi Siliwangi tentang Si Werling yang membantai 18 orang republik di Takokak.
Hendi Jo dan Atjep Abidin (sersan purn.) saksi pembantaian 18 orang di Takokak.

Kawasan gerilyanya adalah Takokak - sebuah wilayah di Cianjur yang persis berbatasan dengan Sukabumi. Empat bulan pasca-Jawa Barat ditinggal Divisi Siliwangi, di suatu siang, dia melihat dari jarak sekira 200 meter truk militer Belanda berhenti tepat di pinggir jalan dekat hutan daerah Pasawahan.

"Mereka ada tiga orang, yang terdiri dari dua orang militer Belanda dan satu orang pribumi," ungkap Mbah Atjep dua minggu lalu kepada Hendi Jo yang Blog Militer Indonesia kutip dari Garuda Militer.

Saat truk berhenti, salah satu di antara dua militer Belanda itu turun dan pergi ke bagian belakang truk. Di sana, dia menurunkan kurang lebih 18 orang republik dengan kasar. Militer Belanda dengan badan tegap berpakaian loreng, berbaret hijau, dan senjata laras panjang itu menendangi orang-orang republik yang dirantai itu sampai tersungkur di bawah truk.

Si pribumi ini kemudian bergerak secara beriringan ke Jalan Lima - kawasan hutan tutupan yang tak jauh dari jalan besar. Sekitar 15 menit meninggalkan jalan, terdengar suara tembakan. Setengah jam berikutnya, si pribumi dan serdadu Belanda itu muncul kembali, langsung naik truk. Selepas itu mereka bergerak meninggalkan hutan.

Mbah Atjep mengungkapkan jika si pribumi bernama Ateng (kaki tangan NICA). Sedangkan si serdadu Belanda disebutnya dengan nama Si Werling.

Apakah ada kemungkinan si Werling ini yang dimaksud Sersan (Purn.) Atjep itu adalah Kapitan Raymond Piere Westerling - si algojo KST (Korps Speciaale Troepen) - yang sohor akan kebrutalannya dalam menangani kaum republik. Hendi Jo mengaku belum bisa memastikannya.

Satu hal yang pasti adalah pada 17 April 1948, ada laporan yang dibuat Mayor KL R.F. Schill (komandan pasukan 1-11 RI di Tasikmalaya) untuk atasannya, Kolonel KL M.H.P.J. Paulissen. Laporan ini memuat kekesalan Schill terhadap ulah anak buah Westerling yang antara tanggal 13 dan 16 April 1948 diketahui membantai 10 orang penduduk sipil Tasikmalaya dan Ciamis. Kemudian mereka membiarkan mayat-mayat ini teronggok begitu saja di jalanan tanpa diurus.

Kebrutalan pasukan KST dan pemimpinnya (Westerling) bocor ke media, sehingga memicu protes keras di Belanda sana juga. Pada 16 November 1948, kira-kira dua setengah tahun memimpin pasukan DST (Depot Speciaale Troepen, yang diubah menjadi KST), Westerling dipecat dari jabatannya dan dinas kemiliteran. Orang yang menggantikannya adalah Letnan Kolonel KNIL W.C.A. van Beek.

Pasca-dipecat, Westerling banting stir jadi pengusaha sayur di Pacet - daerah yang terletak 90 km dari Takokak. Mungkinkah Westerling ini sama dengan Si Werling yang dimaksud Mbah Atjep?

Ditulis ulang dari artikel Hendi Jo sumber Garudamiliter.

Tentara Nasional Indonesia Mendapat Apresiasi DFC UNIFIL Brigadir Jenderal Tarundep

Militer Indonesia - Pada 26 Oktober kemarin, Brigadir Jenderal Tarundep Kummar asal India yang menjabat sebagai Deputy Force Commander (DFC) United Nation Interim Force in Lebanon (UNIFIL) mengapresiasi Tentara Nasional Indonesia yang tergabung dalam Kontingen Garuda (Konga). Di mana, mereka sukses melaksanakan latihan Contingency Plan yang digelar di UNIFIL HQ, Naqoura, Lebanon Selatan.

Tentara Nasional Indonesia yang tergabung dalam Konga mendapat apresiasi dari DFC UNIFIL Brigadir Jenderal Tarundep.
Tentara Nasional Indonesia yang tergabung dalam Konga mendapat apresiasi dari DFC UNIFIL Brigadir Jenderal Tarundep.
Tentara Nasional Indonesia yang tergabung dalam Konga mendapat apresiasi dari DFC UNIFIL Brigadir Jenderal Tarundep.

Apreasi itu diberikan pasca orang nomor dua di UNFIL mengikuti rangkaian skenario yang ada di dalam latihan yang digelar pagi dan malam tersebut.[PUSPEN TNI]

Dua Pesawat Tempur TNI AU Hawk Bermanuver di Natuna

Militer Indonesia – Pada 21 Oktober 2014, dua pesawat tempur TNI AU yang bermanuver dalam sesi latihan rutin telah menarik perhatian masyarakat Natuna. Latihan rutin ini diadakan oleh skuadron udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, dan kawasan Natuna dipilih sebagai point alternative base dalam latihan tersebut.

Dua pesawat tempur TNI AU yang bermanuver dalam sesi latihan rutin menarik perhatian masyarakat Natuna.

Letdasus Iman Sukirman, selaku Kepala Divisi Penerangan dan Perpustakaan (Pentak) Lanud TNI AU Ranai, mengatakan bahwa Ranai cuma sekadar dilewati jet tempur dalam simulasi ADF Approach dan Low Approarch. "Ini agenda latihan rutin Skuadron Pontianak, kebetulan Ranai jadi alternative base dalam latihan itu," ujar Iman, yang dikutip Blog Militer Indonesia dari Tribunnews.

Suara mesin jet tempur terbang terdengar bergemuruh dan membahana saat melesat di udara. Sesekali Hawk terbang rendah. "Gemuruh jet itu bukan nakut-nakuti, sebenarnya ini juga bisa jadi pembinaan potensi dirgantara (Binpotdirga). Jadi, sekalian menginspirasi atau menumbuhkan minat para remaja dan anak-anak untuk menjadi pilot atau penerbang pesawat tempur TNI AU handal kelak," pungkas Iman.

Sumber: Tribunnews.

Foto Ujian Pertama Tank M-113 (Gavin) Alutsista Terbaru TNI

Militer Indonesia - Pasca-perayaan HUT TNI, alutsista terbaru TNI, yakni Tank M-113 yang dipanggil Gavin, langsung mendapatkan ujian ketangguhan pertama di Pusdikkav, Bandung, Jabar. Dalam ujian pertama ini, Gavin berhasil mengatasi segala tantangan yang diberikan dengan baik.

Tantangan ini di antaranya adalah menanjak dengan kemiringan 60 derajat, melewati jalanan tak rata, sampai ujian amfibi. Tank angkut pasukan ini sengaja dibenamkan dalam lumpur lalu direcovery oleh Ranpur sejenis. Semua tantangan ini merupakan refleksi dari kenyataan sesungguhnya yang bakal dihadapi di medan pertempuran lapangan.

Menurut informasi yang dikutip Blog Militer Indonesia dari ARC, kesatuan TNI-AD telah berencana mengakuisisi 80 unit tank M-133. Di mana, nantinya, bersama Marder dan Anoa, tank M-113 akan menjadi inti kekuatan Batalyon Infantri Mekanis. Selain itu, M-113 yang diperoleh TNI-AD ternyata rakitan Belgia. Di mana usia rata-rata M-113 ini cukup muda, yaitu buatan akhir tahun 1980-an. Kelebihan lainnya dari alutsista terbaru TNI ini adalah, karena digunakan negara yang relatif damai, Ranpur ini memiliki usia komponennya cukup panjang. Banyak diantaranya bahkan belum sampai menempuh jarak 10 ribu km.

Selama ini, Belgia menyimpan ranpur-ranpurnya dengan cukup apik, sehingga sangat layak digunakan langsung. Belgia sendiri pernah mengoperasikan hingga lebih dari 500 unit M-113. Belgia juga memodifikasi M-113 miliknya dengan perbaikan suspensi dan proteksi.

Berikut foto-fotonya yang dikutip dari ARC.

Foto Ujian Pertama Tank M-113 (Gavin) Alutsista Terbaru TNI

Perkembangan Industri Alutsista Indonesia Berjalan Cukup Signifikan

Militer Indonesia - Pada 17 Oktober 2014, digelar diskusi “Satu Dasawarsa Kebijakan Pertahanan dan Komitmen Revitalisasi Alutsista” di bilangan Cikini. Salah seorang analisis, yaitu Begi R Sutanto dari Universitas Pertahanan, menyatakan bahwa perkembangan industri alutsista Indonesia berjalan cukup signifikan.

Perkembangan industri alutsista Indonesia berjalan cukup signifikan.

Perkembangan perusahaan alutsista, seperti Pindad dan Len Industri, selama sepuluh tahun terakhir pun dinilai cukup menjanjikan. “Sudah cukup banyak berjalan. Dan harapan besar untuk melanjutkan mimpi-mimpi, seperti yang dilakukan oleh negara-negara besar seperti Amerika. Ini mimpi yang harusnya bisa dilakukan dan dijalankan oleh pemerintahan selanjutnya,” ujar Begi yang dikutip Blog Militer Indonesia dari Inilah.com. Hasil produksi dari perusahaan-perusahaan pemroduksi alutsista ini sudah banyak dilirik negara-negara Eropa, seperti Turki.

Analis lainnya, Pambudidoyo, menambahkan selama masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum ada perkembangan besar di sisi alutsista. Selain, tahap kemajuan dasar saja. Analis yang akrab dipanggil Ipang memberi poin 7 bagi SBY dalam menata alutsista Indonesia selama pemerintahannya.

"Jika berbicara nilai, pembangunan alutsista SBY berada dinilai angka 7. Karena selama ini kita sendiri tidak punya catatan dasar terkait kemajuan alutsista tanah air," ujar Pambudidoyo. Walaupun begitu, konsep yang dibuat pemerintahan SBY sudah baik, hanya pelaksanaannya yang tidak berjalan baik. "Kalau berbicara konsep, SBY sudah bagus tapi pelaksanaanya yang tidak ada," pungkasnya.

Presiden Rusia Akan Menemui Presiden Indonesia Jokowi dalam Waktu Dekat

Militer Indonesia - Pada 20 Oktober 2014, Presiden Rusia Vladimir Putin mengirimkan secara khusus Denis Manturov yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan untuk hadir dalam pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pada kesempatan itu, Manturov mengungkapkan bahwa dirinya mendapat penghormatan luar biasa bisa hadir dalam pelantikan tersebut.

Denis Maturov, Menteri Perdagangan Rusia, mengatakan bahwa Presiden Rusia berencana menemui Presiden Indonesia Jokowi dalam waktu dekat.

Manturov juga mengaku membawa pesan khusus dari Presiden Rusia, bahwa Putin berjanji akan bertandang ke Indonesia untuk bertemu Presiden Jokowi dalam waktu dekat. “Dalam waktu dekat, Presiden Rusia berniat bertemu Presiden Indonesia, Joko Widodo,” ungkap Manturov kepada wartawan pasca acara pelantikan di gedung MPR/DPR.

Nantinya, pertemuan mereka akan membicarakan banyak hal termasuk kerjasama bilateral di antara kedua negara di berbagai bidang - baik perdagangan maupun politik. "Kita punya semua peluang untuk meningkatkan volume perdagangan, kami juga berminat meningkatkan kerja sama seperti metalurgi. Kami melihat ada potensi kerja sama peningkatan teknologi di bidang metalurgi," pungkas Manturov.

Inilah Panser Tarantula di Satuan Kavaleri TNI AD

Blog Militer Indonesia - Panser Tarantula merupakan salah satu alat utama sistem persenjataan / alutsista terbaru TNI AD yang memperkuat satuan kavaleri sejak 2013. Ini diproduksi di Doozan, Korsel.


Panser TNI AD ini memiliki senjata utama, yaitu canon cockriel MK III kaliber 90 mm yang mampu menembak sasaran maksimal 6 km jauhnya dengan jarak tembak efektif sejauh 1,5 km, dan senjata PSU dan coaxial kaliber 7,62 mm. Di mana cockrielnya bisa dioperasikan tidak hanya siang hari, tapi juga siang.

Di samping itu, alutsista TNI ini dilengkapi night vision berbasis thermal dan perioskop optik paling muktahir. Panser Tarantula bisa dikendarai dua awak yang terdiri dari jurutembak (gunner) dan komandan kendaraan.

Saat ini, TNI AD memiliki 22 unit Panser Tarantula yang diposisikan di berbagai kavaleri - seperti Batalyon Kavaleri 7, Batalyon Kavaleri 9 Jakarta, Serta Kikavser 3 dan Kompi Kavaleri Pengintai 2 Jawa Timur.

Alutsista TNI Siap Pakai Teknologi Anti-Radar

Blog Militer Indonesia - Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan teknologi anti-radar, yang bisa memperkuat alutsista TNI yang berhasil menang di ajang Lomba Inovasi TNI 2014. Avanti Fontana, wakil ketua Dewan Juri Lomba Inovasi 2014, menjelaskan bahwa teknologi anti-radar ini dibuat dari chitosan (cangkang udang) dan hidroksiapatit (tulang ikan), dan sudah dikembangkan sejak 2011.

Avanti yang juga menjabat Ketua Umum Yayasan Planet Inovasi itu menjelaskan cara kerja anti-radar, yaitu dengan menyerap pantungan gelombang frekuensi radar musuh yang diarahkan pada alutsista TNI. Ketika diarahkan, maka anti-radar ini akan menyerap gelombang frekuensi itu, sehingga musuh tak mampu mendeteksi keberadaan alat utama sistem persenjataan TNI. Pada akhirnya, TNI dengan bebas mengoperasikannya.

Baca juga: TNI Incar Radar Intai SLR-66 OTH Buatan Cina.

Teknologi anti-radar yang dikembangkan IPB (Institut Teknologi Bogor) siap diterapkan ke alutsista TNI, setelah memenangkan Lomba Inovasi 2014.

"Inovasi ini sangat membantu meningkatkan peran - tugas TNI," kata Avanti seperti Blogmiliterindonesia kutip dari Kompas (12/10/14).

Teknologi anti-radar ini dikembangkan tim dosen dan mahasiswa IPB - terdiri dari Bambang Riyanto, AKhiruddin Maddu, serta Esa Ghanim Fadhalah. Menang dalam kompetisi Lomba Inovasi 2014 ini membuat Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengapresiasi karya mereka. Bahkan, dia meminta teknologi ini cepat diteliti dan dikembangkan, sehingga bisa diterapkan di alutsista TNI terbaru.

Secara terpisah, Mayjen TNI Fuad Basya selaku Kepala Pusat Penerangan TNI menyatakan bahwa untuk penerapannya, pihak TNI akan menggandeng PT Pindad. Pihak TNI juga berencana untuk memproduksi massal teknologi anti-radar ini. Namun sebelum sampai di situ, teknologi anti-radar ini musti diuji-coba dulu di Badan Litbang TNI.