Tiga Pesawat Tempur Sukhoi Su-30 Flanker, Penjaga Perbatasan Timur Indonesia

Militer Indonesia – Pada 16 Maret 2015, Antara melaporkan sebanyak tiga pesawat tempur Sukhoi dari tipe Su-30 Flanker telah aktif menjaga perbatasan timur Indonesia melalui udara. Ini demi mengantisipasi masuk pihak lain secara sembarangan ke wilayah Indonesia.


Kolonel Pnb I Made Susila di Sentani, selaku Komandan Pangkalan Udara Jayapura, menyatakan, "Operasi pengamanan ruang udara oleh Sukhoi Flanker ini sudah direncanakan sejak lama oleh pimpinan, baik di wilayah utara, selatan dan timur."

Menurut I Made Susila, bentuk keberadaan angkatan udara diwujudkan melalui tiga pesawat Sukhoi yang disiapkan di Hanggar Lanud Manuhua, Biak.

"Jika kawan-kawan dari Angkatan Darat dan pihak kepolisian mengamankan wilayah darat di perbatasan, maka Angkatan Udara ikut mengamankan kedaulatan RI melalui ruang udara dengan menghadirkan pesawat-pesawat tempur," ujarnya.

Dia menjelaskan meskipun saat ini operasi atau patroli pengamanan ruang udara ini belum rutin dilaksanakan, namun langkah ini akan rutin dilakukan pada masa mendatang, bergantian di Biak dan Merauke serta beberapa wilayah lainnya.

"Jadi untuk satu bulan ini diparkirkan di Biak untuk menjangkau daerah utara dan timur, maka bulan-bulan ke depannya di Merauke guna mengantisipasi di daerah selatan," katanya lagi.

Dia menambahkan saat ini yang berpatroli di ruang udara hanya dua Sukhoi, sedangkan di wilayah Jayapura tidak mendarata karena harus mengetahui keadaan dan kondisi wilayah sekitarnya.

"Tadi hanya dua pesawat yang berpatroli di udara, mereka tidak landing hanya berputar-putar untuk patroli saja," ujarnya lagi. [Antara]

Pesawat Tempur Sukhoi (Su-35) Sepakat Dibeli Kemhan-TNI

Militer Indonesia – Kemhan dan TNI sepakat membeli pesawat tempur Sukhoi (Su-35) generasi kelima, untuk menggantikan pesawat F-5 yang tak lagi sanggup terbang. Proses pembelian ini sangat panjang. Diawali pembicaraan antara pihak Indonesia dan Rusia, kemudian dilanjut dengan pihak Kemhan kedua negara.

Hal ini dinyatakan sendiri oleh Jenderal TNI Panglima Moeldoko menyatakan, saat mengikuti kegiatan TNI bertema Ketahanan di Bidang Energi dengan Berbagai Permasalahan dan Solusinya di Aula Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. “Itu telah pilihan bersama antara TNI dan Kemhan. Sudah kesepakatan,” ujar Moeldoko.

Pesawat Tempur Sukhoi (Su-35) Sepakat Dibeli Kemhan-TNI

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Fuad Basya menambahkan, pesawat tempur Su-35 menjadi pilihan untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU dalam rangka memperkuat pertahanan udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, pengadaan pesawat tersebut sudah melewati beberapa tahapan.

“Iya, jadi di TNI itu ada proses namanya Dewan Penentu dan Pengadaan (Wantuada) yang berada diangkatan, kemudian ada Dewan Kebijakan Penentuan Alut dan Alutsista (Wanjaktu) di Mabes TNI. Hasil Wantuada itu dikombinasikan ke Mabes TNI menjadi Wanjaktu agar menjadi interoperabilitas,” jelas Fuad.

Lanjutnya, hasil Wanjaktu kemudian TNI memilih pesawat Sukhoi-35 itulah disepakati. Tahapan berikutnya Kemhan akan menjalankan proses administrasinya.

“Proses itu (pengadaan) tinggal Menhan. Cepat lambatnya tergantung Menhan, sebab proses adminitrasinya di mereka. Kita inginnya secepat mungkin, karena F-5 sudah harus diganti,” terangnya.

Disinggung berapa jumlah pesawat tempur Su-35 akan diadakan pada tahap pertama tersebut, Fuad mengaku belum bisa menyebutkan.

“Saya enggak tahu persis jumlahnya tapi, yang jelas kita akan ganti secara bertahap dan itu sampai 2024 berakkhirnya minimum essential force (MEF) semua itu sudah hadir,” tukasnya.

SU-35 merupakan pesawat tempur terkuat buatan negeri yang dijuluki Beruang Merah. Pesawat bermesin ganda ini dianggap sebagai pesawat generasi kelima, karena kelebihan yang dimilikinya.

Pesawat turunan dari Su-27 ini mampu melakukan manuver yang tidak dimiliki pesawat tempur lainnya seperti, berhenti seketika di udara, mampu terbang cepat di ketinggian dan bisa membawa banyak rudal udara ke udara.

Pesawat dengan tempat duduk tunggal ini juga dilengkapi sistem avionik canggih dan memiliki kecepatan supersonik sekitar mach 1,5 yakni dua kali kecepatan suara dan dianggap mampu melampaui pesawat tempur siluman generasi kelima F-22 Raptor buatan Amerika Serikat. [mi - sindownews]

Pesawat T50i Golden Age Gantikan Hawk MK-53

Militer Indonesia – Sebelumnya telah diberitakan bahwa pesawat tempur Hawk MK-53 yang telah 35 tahun mengabdi menjaga langit Indonesia dipensiunkan secara resmi. Pesawat ini diterbangkan terakhir kali Lanud Iswahyudi, Madiun ke Lanud Adi Sutjipto, Yogyakarta, dimana di sana digelar farewell flight.

Untuk mengganti Hawk MK-53 telah dipersiapkan pesawat T-50i Golden Eagle. Sejak akhir 2013, sebanyak 16 pesawat buatan Korea Aerospace Ind. Ltd ini mulai didatangkan ke Indonesia. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 13 Februari 2014, Kementerian Pertahanan menyerahkan pesawat latih ini ke TNI AU.


Diketahui, T-50i merupakan pesawat jet serang ringan. Pesawat ini juga biasanya digunakan sebagai pesawat latih lanjutan bagi penerbang tempur. Melihat spesifikasinya, T-50i sangat mirip dengan F-16. Wajar saja, Korea Selatan memang menjadikan T-50i sebagai pesawat latih sebelum pilot-pilot tempur mereka menggunakan F-16.

Hal ini pun diakui oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto. Menurutnya si elang emas ini cocok digunakan untuk melatih penerbang tempur TNI AU. Apalagi TNI AU juga memiliki skadron F-16.

"Pesawat ini memang mirip sekali dengan F-16, memiliki kelincahan dan kemampuan persenjataan yang maksimal," kata Hadi saat itu.

Pesawat ini mampu terbang dengan kecepatan 1.600 km per jam. Sosoknya terlihat ramping dengan spesifikasi panjang 43 kaki, lebar sayap 31 dan tinggi 16 kaki. T-50i juga mampu mengusung persenjataan seberat 10.500 pound. Termasuk gatling gun tiga laras yang bisa menyemburkan 2.000 peluru per menit serta aneka rudal dan roket.

T-50i versi pesawat latih dicat biru terang dengan strip berwarna kuning. Sementara versi tempur, dicat hijau dan abu-abu seperti F-16 block 52 ID yang didapat dari AS.

Pesawat-pesawat T-50i sudah tampil dalam beberapa acara kedirgantaraan seperti HUT TNI, Latgab TNI dan Sertijab Kepala Staf TNI AU.

Semoga pesawat latih baru yang masih gress dari pabrik ini meneruskan tradisi mencetak pilot-pilot handal TNI AU. Para penjaga langit Indonesia. [MI - Merdeka]

Pesawat Tempur TNI AU Hawk MK-53 Pensiun

Militer Indonesia – Pada 12 Maret 2015, pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 dilaporkan dipensiunkan secara resmi, setelah mengabadi menjadi kedaulatan wilayah Indonesia sekurun waktu 35 tahun. Dikawal oleh lima pesawat T-50i Golden Eagle, pesawat buatan Inggris ini berangkat dari Base Ops Skadron 15 Iswahjudi ke Base Ops Lanud Adisucipto.

Komandan Skuadron Udara 15 Letkol (Pnb) Marda Sarjono dan Co-Pilot Lettu (Pnb) Kurniadi Sukmo Jatmiko yang menerbangkan pesawat ini. Setibanya di Yogyakarta, mereka disambut KSAU Marsekal Agus Supriatna.

Sebelum pesawat menghuni Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta, para personel TNI AU melakukan farewell flight. Bahkan, mereka menulis pesan-pesan perpisahan yang ditulis di badan pesawat. Berikut beberapa foto yang memperlihatkan pesan-pesan tersebut.

Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi

Pesawat Hawk MK-53 didatangkan dari Inggris pada 1 September 1980 sebanyak dua pesawat dengan tail number TT-5301 dan TT-5302. Setelah itu, pesawat sejenis didatangkan 20 unit. Yang terakhir datang pada 6 Maret 1984 dengan tail number TT-5320. Pesawat buatan Inggris ini memiliki dua kursi atau tandem seat. Dalam pengoperasiannya, pesawat bermesin turbofan ini mampu membawa amunisi berupa bom seberat 250 kilogram, roket dan gun dengan diameter 30mm. Serta mampu menjelajah ke seluruh wilayah udara nusantara.

Ini merupakan pesawat Hawk MK-53 TNI AU yang masih bisa dioperasikan. Pesawat ini kemudian diganti oleh pesawat T-50i Golden Eagle yang merupakan pesawat tempur generasi ke empat. Saat ini, sudah dioperasikan sebanyak 16 unit yang ditempatkan di skadron udara 15. Pesawat ini kali pertama didatangkan pada bulan September 2013 dari Korea Selatan. [Militer Indonesia | Tribunnews]

Pesawat Tempur TNI F5 Mendarat Mendadak di Halim

Pada 18 November, dilaporkan ada pesawat tempur TNI dari jenis F5 mendarat darurat di Bandara Halim Perdanakusuma. Katanya pesawat yang dipakai untuk latihan ini mengalami gangguan teknis.

Pesawat Tempur TNI F5 Mendarat Mendadak di Halim

"Jadi, hari ini ada latihan yang namanya 'Tangkis Petir'. Misi latihan ini CAP (Combat Air Patrol) memakai pesawat F5. Pesawat ini kembali ke Halim sekisaran pukul 9 pagi tadi, karena setelah dicek ada malfungsi. Bagian hidroliknya," tutur Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto selaku Kadispen TNI AU, yang Blog Militer Indonesia kutip dari Detik (18/11).

Pendaratan darurat ini sempat membuat jadwal penerbangan pesawat reguler di Halim delay selama 20 menit. "Harus prioritas landing. Jadi nge-delay pesawat reguler kira-kira 20 menit lamanya. Pesawat itu mendapat prioritas landing karena rodanya kurang angin. Lalu, ditarik masuk ke parkir ramp," jelas Tjahjanto.

Sekarang, jadwal penerbangan telah kembali normal tanpa gangguan. Namun, pihaknya masih mencari lebih dalam terkait malfungsi hidrolik pesawat F5 ini.

Beli Pesawat Tempur, Onderdil Harus Buatan Indonesia

Pada 7 November, mengutip dari Antara, Budi Santoso selaku Dirut PTDI mengungkapkan jika militer Indonesia mau mengadakan pembelian pesawat tempur dari luar negeri, maka akan ada syarat khususnya. “Jika mau menjual pesawat ke Indonesia, maka jangan menjual unitnya saja,” ujarnya, di Jakarta, “Rakitnya juga harus di Indonesia juga.”

India merupakan negara Asia yang sanggup menekan pabrikan. Dengan demikian komponen serta perakitannya dilakukan oleh mereka sendiri. Seperti diketahui, negeri Taj Mahal berada itu pernah membeli 178 unit Dassault Rafale dari perusahaan Dassault Aviation asal Perancis. Mereka bahkan cuma mengimpor 28 pesawat utuh dan sisanya dirakit di India. Namun di balik itu, tradisi manufaktur produk teknologi tinggi dan tradisi kedirgantaraan India sudah berjalan lama secara berkesinambungan dan diakui dunia. India juga memiliki pabrikan-pabrikan pesawat terbang dan komponen pesawat terbang di negaranya.

Menurut Santoso, dengan proses perakitan di Indonesia maka peluang mempelajari teknologi pesawat dapat dilakukan secara baik, sehingga mampu mematangkan kemandirian pertahanan Indonesia. Juga untuk memudahkan perawatan dan pemeliharaan pesawat tempur itu. "Pokoknya buat pabrik perakitannya di Indonesia, di manapun silahkan. Tidak harus di PT DI," kata Santoso, menjelaskan.

DIrut PTDI syaratkan milter Indonesia jika mau beli pesawat tempur harus pakai onderdil buatan dalam negeri.

Indonesia tengah menentukan calon pengganti F-5E/F Tiger II dari Skuadron Udara 14 TNI AU, yang telah hadir sejak dasawarsa '80-an. Sejauh ini, tiga besar calon pengganti telah masuk daftar untuk di-"peras" lagi menjadi hanya satu kandidat. Ketiga pesawat tempur itu adalah Sukhoi Su-35 Flanker (Rusia/Rosoboronexport), JAS-39 Gripen (SAAB/Swedia), dan F-16 Block 52+ Fighting Falcon (General Dynamics/Amerika Serikat).

Sebelumnya, McDonnel-Douglas F-18 Hornet (Amerika Serikat) dan Dassault Rafale (Dassault Aviation/Prancis) juga masuk dalam daftar awal itu. Belakangan, Eurofighter Typhoon dari konsorsium Eurofighter (Jerman, Italia, Inggris, dan Spanyol), mencoba peruntungan menjadi pengganti F-5E/F Tiger II itu. Tim pemasaran dan teknis didatangkan secara khusus ke Jakarta sebagai bagian Eurofighter dalam kesertaannya di Indo Defence 2014.

Tiga Pesawat Tempur Indonesia, Hawk 100/200, Ikut Latihan Maverick di SumUt

Pada 31 Oktober 2014, pesawat tempur Indonesia dari jenis Hawk 100/200 – terbagi dalam tiga Flight (Panther Flight, Macan Flight dan Hawk Flight) – telah berangkat ke Lanud Soewondo, Medan. Keberangkatan ini berada di bawah pimpinan Danskadron Udara 12, Letkol Pnb Jajang Setiawan dan dilepas Danlanud Rsn, Kolonel Pnb M. Khairil Lubis di Shelter Skadron Udara 12, Lanud Rsn.

Tujuan keberangkatan mereka adalah untuk melangsungkan kegiatan latihan Maverick seminggu penuh di kawasan darat serta perairan Sumatera Utara. Latihan Maverick yang bakal dilakukan adalah latihan menembak rudal dari udara, di mana sasarannya berada di darat dan laut, memakai rudal Maverick.

Tiga pesawat tempur Indonesia dari jenis Hawk 100/200 terbang ke Sumatera Utara untuk ikut latihan Maverick.
Pesawat Hawk 100/200 TNI AU - Antarasumbar.

Tentunya ini bertujuan meningkatkan kemampuan para penerbang. Namun, bukan hanya itu saja. Latihan yang memakai Smart Bombing ini punya tujuan juga untuk mencapai Currancy dalam melaksanakan penembakan menggunakan Rudal Maverick atau Air Guided Misille (AGM/TGM) 65. Pada saat merilis Rudal tersebut para penerbang menggunakan parameter yang ada di radar pesawat dan Multi Purpose Display (MPD).

Latihan ini merupakan latihan rutin Skadron Udara 12 yang dilaksanakan secara periodik. Sementara itu sejumlah personel pendukung dan peralatan yang digunakan selama latihan di Medan diangkut menggunakan pesawat Hercules C-130.

Dua Pesawat Tempur TNI AU Hawk Bermanuver di Natuna

Militer Indonesia – Pada 21 Oktober 2014, dua pesawat tempur TNI AU yang bermanuver dalam sesi latihan rutin telah menarik perhatian masyarakat Natuna. Latihan rutin ini diadakan oleh skuadron udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, dan kawasan Natuna dipilih sebagai point alternative base dalam latihan tersebut.

Dua pesawat tempur TNI AU yang bermanuver dalam sesi latihan rutin menarik perhatian masyarakat Natuna.

Letdasus Iman Sukirman, selaku Kepala Divisi Penerangan dan Perpustakaan (Pentak) Lanud TNI AU Ranai, mengatakan bahwa Ranai cuma sekadar dilewati jet tempur dalam simulasi ADF Approach dan Low Approarch. "Ini agenda latihan rutin Skuadron Pontianak, kebetulan Ranai jadi alternative base dalam latihan itu," ujar Iman, yang dikutip Blog Militer Indonesia dari Tribunnews.

Suara mesin jet tempur terbang terdengar bergemuruh dan membahana saat melesat di udara. Sesekali Hawk terbang rendah. "Gemuruh jet itu bukan nakut-nakuti, sebenarnya ini juga bisa jadi pembinaan potensi dirgantara (Binpotdirga). Jadi, sekalian menginspirasi atau menumbuhkan minat para remaja dan anak-anak untuk menjadi pilot atau penerbang pesawat tempur TNI AU handal kelak," pungkas Iman.

Sumber: Tribunnews.

Daftar Negara Pemakai Pesawat Tempur F-16 di Seluruh Dunia

Jika ditanyai sebuah pertanyaan: siapa pengguna pesawat F-16 saat ini?

Apa yang ada di dalam benak anda?

Rupanya, ada beberapa negara ASEAN yang menggunakan pesawat F-16 Fighting Falcon besutan General Dinamics ini, yakni: Thailand, Singapura, dan Indonesia. Jenis F-16 yang dipakai memiliki beragam varian tipe dan sistem kesenjataan.

Daftar Pemakai Pesawat Tempur F-16 di Seluruh Dunia
Gambar pesawat tempur F-16A.

Pun demikian, pesawat tempur F-16 yang dipakai Singapura jauh lebih baru dibandingkan F-16 yang dipakai oleh militer Indonesia. Skuadron Udara 3 TNI AU masih memakai F-16 yang dibeli sejak tahun 1980-an yaitu blok 15 (F-16A OCU dan F-16B OCU), sedangkan Angkatan Udara Singapura memakai F-16 blok 52 (F-16C dan F-16D). Tapi, bukan hanya Indonesia yang memakai pesawat F-16 blok 15 (F-16A dan F-16B). Ada USAF, US Navy, Pakistan, dan Thailand yang juga memakainya.

Di dunia alutsista, khususnya pesawat, F-16 adalah yang paling laris. Sejak rilis 1974, pesawat ini sudah terjual 4.500 unit lebih. Hingga tahun 2010, ada 24 negara yang tercatat pernah membeli dan mengoperasikan F-16. Tiga negara diantaranya diberi izin untuk mengembangkannya, yaitu Israel, Korsel, dan Jepang.

Israel "menciptakan" varian baru, yaitu: F-16A Netz, F-16B Netz, F-16C Barak, dan F-16D Barak (dari blok 30 dan 40), dan F-16I Soufa bagi Israel. Korsel "menciptakan" varian baru, yaitu: KF-16C dan KF16D dari blok 52. Dan Jepang yang membuat Mitsubishi F-2 berdasarkan pengembangan F-16 untuk Japan Air Self-Defence Force.

Daftar negara pemakai pesawat tempur F-16 yang dilansir General Dinamics:

Amerika Serikat
United States Air Force: F-16B blok 15 dan 20, F-16A blok 20, F-16C dan F-16D blok 25, 30, 32, 40, 50, dan 52)
Air Force Reserve Command (F-16C dan F-16D blok 25. 30. 40. dan 42)
Air National Guard (F-16C dan F-16D blok 25, 30, 40, 42, 50, dan 52)
US Navy (NF-16D VISTA/MATV blok 30, QF-16, F-16A OCU dan F-16B OCU blok 15)
Bahrain
(Royal Bahrain Air Force: F-16C dan F-16D)
Belanda
(Royal Netherlands Air Force: F-16AM dan F-16BM)
Belgia
(Belgian Defence Air Component: F-16AM dan F-16BM)
Chile
(Chilean Air Force: F-16AM, F-16BM, F-16C dan F-16D dari blok 50M)
Denmark
(Royal Danish Air Force: F-16AM dan F-16BM)
Indonesia
(TNI AU, F-16A OCU dan F-16B OCU)
Israel
(Israel Air and Space Force: F-16A Netz, F-16B Netz, F-16C Barak, dan F-16D Barak dari blok 30 dan 40), dan F-16I Soufa)
Korea Selatan
(Republik of Korea Air Force: KF-16C dan KF16D dari blok 52, F-16C dan F-16D blok 32)
Mesir
(Arab Republik of Egypt Air Force: F-16A dan F-16B blok 15, F-16C dan F-16D blok 32,40, dan 52+)
Maroko
(Moroccan Royal Air Force: F-16C dan F-16D dari blok 52)
Norwegia
(Royal Norwegian Air Force: F-16AM dan F-16BM)
Kerajaan Oman
(Royal Oman Air Force: F-16C dan F-16D)
Pakistan
(Pakistan Air Force: F-16A OCU dan F-16B OCU blok 15, F-16AM, F-16BM, F-16C, dan F-16D blok 52M)
Polandia
(Polish Air Force: F-16C dan F-16D blok 52+)
Portugal
(Portuguese Air Force: F-16AM dan F-16BM)
Singapura
(Republik of Singapore Air Force: F-16C dan F-16D blok 52)
Taiwan
(Republik of Taiwan Air Force: F-16A dan F-16B blok 20)
Thailand
(Royal Thai Air Force: F-16A ADF dan F-16B ADF blok 15, F-16A OCU dan F-16B OCU blok 15, dan F-16AM)
Turki
(Turkish Air Force: F-16C dan F-16D blok 30, 40, 50, 50M)
Yordania
(Royal Jordanian Air Force: F-16A ADF, F-16B ADF blok 15, F-15AM dan F-16BM)
Uni Emirat Arab
(United Arab Emirates Air Force and Defence: F-16E Desert Falcon dan F-16F Desert Falcon blok 60)
Yunani
(Hellenic Air Force: F-16C dan F-16D blok 30, 50, 52, 52+)
Venezuela
(Venezuelan Military Aviation: F-16A dan F-16B blok 15)

Catatan tambahan:
Mengutip dari Antara, ada beberapa beberapa pengguna tambahan yaitu Angkatan Udara Italia yang pernah menyewa pakai F-16A dan F-16B dari USAF tahun 2003-2012. Selain itu, yang jarang diketahui, NASA juga sempat memakai F-16 dari varian F-16A, F-16D, F-16XL, dan F-16 AFTI, sebagaimana pernah juga dioperasikan operator swasta, Calspan Flight Research, yang mengoperasikan F-16C antara Maret 2009-Juni 2010, di bawah kontrak dengan USAF.

Irak digadang-gadang menjadi operator baru setelah dipastikan memesan F-16C blok 52, demikian juga dengan Rumania yang mengakuisi F-16BM dari Portugal pada kontrak berlaku pada 2017.

[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi

Peristiwa ini mungkin jarang sekali terjadi. Satu skadron (16 unit) pesawat tempur T-50i berbaris rapi di tarmac landasan udara. Inilah yang terjadi dalam acara serah terima pesawat T-50i, dari pihak produsen (Korea Selatan) kepada pihak Indonesia. Satu skadron pesawat tersebut langsung didatangkan dari Madiun ke Jakarta.

Ternyata di samping T-50i, terlihat juga pesawat jet tempur Su-30Mk2, Super Tucano, Grob G-120TP, CN-295, Nbell-412, sampai CN-235 Patroli Maritim TNI AL. Acara tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam acara tersebut juga dimeriahkan oleh manuver-manuver akrobatik pesawat-pesawat tersebut. Seperti, T-50i yang dikawal 2 Su-30Mk2 melakukan Flypass, Grob G-120TP yang melakukan aksi akrobatik solo.

Cek berikut foto-foto aksi pesawat tempur yang sudah resmi menjadi milik Indonesia ini.

[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi

Photo by Arc

Ha Sung Yong Yakin Pesawat Jet Tempur Indonesia-Korea Bisa Geser F-16

Pada 13 Februari 2014, Ha Sung Yong - Direktur Utama Korea Aerospace Industries - yakin jika pesawat jet tempur Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) bisa menggantikan pesawat F-16 di masa mendatang. "Pengganti F-16 pada 2025 akan sangat dibutuhkan. Saya percaya dengan kerjasama yang kuat kami dapat memenuhi pengganti F-16 di masa yang akan datang," demikian Sung Yong menjelaskan ketika ditemui pasca acara serah terima pesawat tempur T-501 Golden Eagle di Lanud Halim Perdana Kusumah.

Ha Sung Yong Yakin Pesawat Jet Tempur Indonesia-Korea Bisa Geser F-16
T 50 Golden Eagle (Istimewa/www.airliners.net)

Apa alasan Ha Sung Yong berani menyebut pesawat jet KFX/IFX bisa sukses? Ada lima alasannya.

Pertama, Korea dan Indonesia merupakan sahabat istimewa.
Kedua, letak geografis kedua negara cukup dekat.
Ketiga, kondisi geografis kedua negara sangat memungkinkan untuk mengembangkan pesawat dengan komunikasi yang efektif serta efisien.
Keempat, budaya yang hampir sama sehingga memudahkan kedua negara untuk saling mengerti.
Kelima, kedua negara memiliki kesamaan teknologi terutama untuk mengembangkan pesawat serta helikopter.

Indonesia Baru Bisa Membuat Pesawat Tempur 10 Tahun Lagi

Pada 5 Februari 2014, Kementerian Pertahanan meraih penghargaan Peningkatan Penggunaan Produk dalam Negeri (P3DN) Cinta Karya Bangsa Tahun 2013 yang diberikan Kementerian Perindustrian. Hal ini dikarenakan Kemenhan sebagai lembaga pemerintahan berupaya untuk selalu menggunakan produk dalam negeri.

Sebagaimana dikutip dari laman VivaNews, Wamenhan Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin utarakan bahwa militer Indonesia memang memakai produk hasil PT Pindad. Khususnya, untuk mendukung kekuatan militer di ranah pertahanan level menengah. "Kapal combatant dan kapal angkut produksi PT PAL juga telah dipakai," tutur Jenderal Sjafrie di Istana Wapres, Jakarta, "Industri pertahanan kita sudah memenuhi tingkat menengah. Sedangkan, ke tingkat tinggi dalam 10 tahun lagi. Bisa membuat pesawat tempur sendiri."

Indonesia Baru Bisa Membuat Pesawat Tempur 10 Tahun Lagi
Pesawat CN-235



Memang hingga saat ini, militer Indonesia masih membeli alutsista tinggi dari negara lain, seperti kapal selam maupun pesawat tempur.

Sejauh ini, PT Pindad telah berhasil memproduksi 250 panser dan puluhan ribu senjata api dan pistol sesuai standar kebutuhan dari Tentara Nasional Indonesia. Bahkan, alutsista buatan Indonesia hasil produksi PT Pindad dilempar di beberapa negara ASEAN. Seperti misalnya Brunei Darussalam dan Malaysia yang hendak membeli panser. Bahkan, dikabarkan sedang mengobservasi pesawat CN 235. Untuk urusan pesawat CN 235, Arab Saudi serta Korsel sudah membelinya.

Selain memberikan penghargaan kepada Kemenhan, di hari yang sama, Kementerian Perindustrian juga memberikan penghargaan P3DN Cinta Karya Bangsa Tahun 2013 kepada dua kementerian lain, yaitu Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perdagangan.

Pesawat Tempur F-16 Fighting Falcon Lakukan Operasi Tangkis Sergap

Pada 3 Februari kemarin, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna melepas pesawat perang F-16 Fighting Falcon Skadron Udara 3 di Lanud Iswahjudi, Madiun.


Dikutip dari Jurnas, pelepasan ini terkait Operasi Tangkis Sergap yang akan dilakukan selama sebulan di Jakarta oleh pesawat tempur F-16 ini. Operasi ini akan dipimpin oleh Komandan Skadron 3, Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono.

Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna memberi wejangan kepada para penerbang supaya mewaspadai ancaman perubahan cuaca yang anomali, serta mengutamakan keamanan selama pelaksanaan operasi.

Panglima TNI Bertandang ke Lanud Abd. Saleh untuk Melihat Pesawat Tempur Super Tucano

Pada 17 Januari 2014, Panglima TNI Jenderal Moeldoko bertandang ke Lanud Abdulrachman Saleh, setelah bertandang ke Universitas Brawijaya dan Muhammadiyah Malang. Kegiatan ini dilakukan dalam rangkaian pembukaan Parade Pangan Nusantara di Lapangan Rampal sehari sebelumnya.

Panglima TNI Bertandang ke Lanud Abd. Saleh untuk Melihat Pesawat Tempur Super Tucano

Mengutip dari Jurnas.com, dalam kesempatan ini, Panglima TNI juga melihat kesiapan para skadron Lanud Abd Saleh dan mendengarkan penjelasan Komandan Skadron Udara 21 Mayor Pnb Toto Ginoto mengenai perkembangan pesawat tempur ringan Super Tucano. Saat di Lanud Abd Saleh, Jenderal Moeldoko didampingi Marsekal Pertama TNI Gutomo (Komandan Lanud) dan sejumlah pejabat Lanud Abd Saleh.

Tidak hanya mendengar penjelasan, Panglima juga naik pesawat Super Tucano untuk melihat suku cadang pesawat. Berikutnya, Jenderal Moeldoo dan rombongan bertandang ke Skadron Udara 32 untuk melihat kesiapan pesawat-pesawat Hercules. Di sini, juga Jenderal Moeldoko mendapat penjelasan dari Letkol Pnb Reza dan menjelaskan kondisi pesawat-pesawat yang menjadi tanggungannya.

Tambah Kekuatan Militer Indonesia, Alasan Panglima TNI Beli Pesawat Tempur Terus

Pada 6 Januari 2014, bertempat di Mabes Tentara Nasional Indonesia Cilangkap, Jakarta Timur, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan telah melakukan diskusi bersama Menhan Purnomo Yusgiantoro untuk menambah kekuatan militer Indonesia, khususnya kesatuan Angkatan Udara. "Tapi, ini baru tahap diskusi. Kalau maunya Panglima sih iya (menambah pesawat Sukhoi, Red.)," demikian Jenderal Moeldoko menerangkan seperti dikutip Pelita Online.

Lebih lanjut Panglima menjelaskan, "Ada beberapa pilihan, apakah kita ke depannya akan mengambil Sukhoi-35 atau F-16 dan generasi terbarunya. Kalau kita punya kemauan Insya Allah bisa."

Tambah Kekuatan Militer Indonesia, Alasan Panglima TNI Beli Pesawat Tempur Terus

Di samping pesawat tempur tercanggih, Jenderal Moeldoko berencana mengirimkan timnya untuk bertandang ke Rusia akhir bulan ini atau awal bulan Februari. Tim ini ditugasi untuk menemani wakil dari Kemenhan untuk membicarakan adanya kemungkinan untuk melakukan pembelian kapal selam Rusia. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kemenhan memang berencana membeli pesawat perang dan kapal selam (baca berita disini).

Meski belum ditentukan, apakah kapal selam yang dibeli baru atau second dengan skema hibah. Pihak TNI tentu saja berharap bisa membeli kapal selam baru. "Kami akan lihat dan dalami dua pilihan. Mudah-mudahan saja, kondisi pemerintah bagus," pungkasnya.

Kemenhan Kukuh Incar Simulator Pesawat Tempur Sukhoi

Pada 2 Januari 2014, Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis menetapkan pagu anggaran USD 45 juta untuk membeli simulator pesawat tempur Sukhoi. "Pagu itu hanya untuk satu unit simulator Sukhoi," terang Rachmad seperti dikutip Tempo.

Dia juga menjelaskan bila saat ini Kementerian tengah memproses evaluasi dokumen penawaran simulator Sukhoi. Selanjutnya, pemaparan oleh peserta lelang. Rachmad enggan menyebutkan pihak-pihak yang sudah mengajukan penawaran ke Kementerian Pertahanan. Namun dia membenarkan jika PT Dirgantara Indonesia masuk sebagai penawar simulator Sukhoi dari dalam negeri.

Dari pemaparan setiap produsen simulator, dia melanjutkan, Kementerian akan menyeleksi dan menuangkan dalam daftar peringkat peserta lelang. Setelah itu dipilih beberapa produsen simulator berdasarkan urutan peringkat tertinggi. "Tahapan selanjutnya," kata Rachmad, "Akan ditinjau fasilitas produksi dari beberapa peserta yang paling potensial.” Rachmad mengatakan, pertimbangan pihak Kementerian dalam penentuan pemenang adalah berdasarkan kemampuan produsen memproduksi simulator yang paling menyerupai kemampuan asli Sukhoi."

Kemenhan Kukuh Incar Simulator Pesawat Tempur Sukhoi

Pertimbangan lainnya, lama waktu pembuatan dan pengiriman serta jaminan purnajual. "Termasuk alih teknologi apabila pemenangnya dari luar negeri," ujar dia. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sebelumnya mengungkapkan rencana pemerintah membeli simulator pesawat buatan Rusia, Sukhoi SU-27 dan SU-30. Kementerian Pertahanan tengah memilah produsen simulator Sukhoi tersebut.

Sebab ada tiga negara yang sanggup memproduksi simulator ini: Cina, Rusia, serta Kazakstan. Andi Alisjahbana selaku Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia memberi saran supaya tidak membeli simulator pesawat terbang untuk Sukhoi dari luar negeri. Alasannya adalah pertimbangan melindungi rahasia negara dan materi pelatihannya banyak yang sifatnya universal.

Karena itu, dalam pandangannya, negara-negara yang menggunakan pesawat Sukhoi akan memilih membuat sendiri simulator kemudinya. Contohnya, Cina dan Malaysia yang membuat sendiri simulator kemudi pesawat tempur buatan Rusia itu. Selain itu, di dalam simulator sebaiknya disisipkan dokter tempur TNI AU.

Sementara itu, Rizal Dharma Putra, pengamat militer, menilai harga simulator kemudi Sukhoi dinilai terlalu mahal. Menurutnya, dengan biaya sebesar itu, pemerintah juga harus memperhitungkan jangka panjang. Pesawat perang yang dipunyai Indonesia bukan hanya Sukhoi. Ada pesawat F-16, F-5 Tiger, dan T-50 Golden Eagle yang dipakai untuk latihan. Bila, pembelian itu jadi, maka itu mubazir alias buang-buang duit. Lagipula, Indonesia belumlah perlu membeli simulator kemudi Sukhoi, karena milliter Indonesia baru memiliki satu skuadron (16 pesawat Sukhoi). Jika nekat beli simulator Sukhoi, dia melanjutkan, pemerintah harus konsisten ketika membutuhkan penambahan pesawat tempur. Pemerintah mau tak mau harus membeli pesawat tempur jenis Sukhoi lagi.

Menanggapi hal itu, Kementerian Pertahanan membantah jika dikatakan bahwa harga simulator kemudi pesawat tempur Sukhoi itu kemahalan. Menurut Kementerian, pagu anggaran US$ 45 juta untuk satu unit simulator Sukhoi sudah sesuai harga pasaran.

"Simulator yang rumit, risiko tinggi dengan kecepatan supersonik, harganya pun hampir sama dengan pesawat asli," tutur Rachmad. Karena alasan itu, kata dia, pemerintah baru berani membeli simulator untuk Sukhoi SU-24 dan SU-30 yang dimiliki TNI Angkatan Udara genap satu skuadron atau 16 unit.

Indonesia Terus Membeli Pesawat Tempur dan Kapal Selam dari Rusia

Pada 2 Januari 2014, Kepala Pusat Penerangan Kemenhan, Sisriadi, menerangkan bila pemerintah Indonesia berencana membeli sejumlah alutsista baru untuk memperbagus kekuatan militer Indonesia 2014. Alutista yang diincar adalah 5 kapal selam jenis Kilo Class, yang digunakan untuk perang, dan 6 pesawat tempur Sukhoi dari Rusia.


Sisriadi memastikan bila tim yang berasal dari personel anggota TNI AU telah berangkat ke Rusia untuk menjajaki sekaligus melihat kondisi kapal selam yang Indonesia hendak dibeli. Menurut kabar yang beredar, kapal ini dilengkapi senjata, seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, antipeluru kendali, dan rudal Yakhont. Adapun daya jelajah rudal tersebut mencapai 300-400 kilometer (kin).

Meskipun, pembelian pesawat Sukhoi ini belum diketahui kapan namun dia memberi ancer-ancer-nya, yaitu: "Jadwalnya (ke Rusia) Februari."

Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle Tiba di Lanud Iswahyudi

Pada 2 Januari 2014, telah tiba di Lanud Iswahyudi dua pesawat tempur T-50i Golden Eagle yang nantinya dipergunakan untuk latihan penerbang-penerbang tempur muda lulusan sekolah penerbang. Menggantikan pesawat latih Hawk MK-53.

Kolonel Pnb Minggit Triwibowo bersalaman dengan pilot Korea.

Mengutip dari laman TNI, Kolonel Pnb Minggit Triwibowo, S.IP. selaku Komandan Wing 3 Lanud Iswahyudi, Letkol Pnb Wastum, dan segenap jajaran pejabat Lanud Iswahyudi turut menyambut kedatangan pesawat yang diterbangkan oleh pilot-pilot dari negeri Ginseng tersebut.

Gambar pesawat tempur T-501 Golden Eagle.

Dua pesawat ini akan digunakan oleh para penerbang tempur muda lulusan sekolah penerbang, sebelum mereka diizinkan menerbangkan pesawat tempur TNI AU Hawk 100/200, Sukhoi, F-16, maupun F-15. Disamping itu, pesawat ini nantinya juga akan digunakan untuk pesawat aerobatik TNI AU.

Militer Indonesia Inginkan Pesawat Tempur Tercanggih Sukhoi SU-35

Pada 29 Desember 2013, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia tengah mempelajari untuk memperkuat armada kapal selam Indonesia dengan kapal selam kilo dari Rusia untuk wilayah perairan Indonesia.

Militer Indonesia Inginkan Pesawat Tempur Tercanggih Sukhoi SU-35

Sementara untuk wilayah darat, TNI juga sedang menunggu kedatangan tank Leopard. Dan untuk wilayah udara, militer Indonesia sedang mengincar pesawat tempur tercanggih Sukhoi SU-35. Pesawat ini merupakan seri terbaru dari pesawat tempur Sukhoi SU-35.

Militer Indonesia Inginkan Pesawat Tempur Tercanggih Sukhoi SU-35

Bila tidak ada halangan berarti, Jenderal Moeldoko berharap alutsista yang telah dipesan ini bisa tampil di HUT TNI pada 5 Oktober 2014, yang akan diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur. "Hal ini untuk mengirim pesan bahwa presiden telah mengambil langkah progresif menuju modernisasi sistem pertahanan Indonesia. Untuk standar ASEAN, alutsista kita akan menjanjikan," katanya sebagaimana dilansir Antaranews.

TNI AU Bangun Fasilitas Pendukung Skadron Pesawat Tempur F-16 di Pekanbaru

Pada 7 November 2013, Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Kol Pnb Andyawan menyatakan bahwa persiapan pembangunan fasilitas pendukung untuk skadron pesawat tempur F-16 di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, akan selesai pertengahan 2014 mendatang. "Persiapan ditargetkan selesai pada pertengahan 2014," jelas Roesmin Nurjadin.

TNI AU Bangun Fasilitas Pendukung Skadron Pesawat Tempur F-16 di Pekanbaru

Dilansir dati TVOne, Andyawan menjelaskan, fasilitas pendukung yang dibangun di antaranya berupa hanggar, "shelter" dan "taxi way". Penambahan satu skadron F-16 diharapkan bisa meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan, khususnya untuk wilayah udara.

"Dengan ini, kemampuan untuk pertahanan wilayah udara di Sumatera, khususnya Riau dan sekitarnya, akan bertambah. Karena meningkatnya ekonomi Riau, tentunya harus diimbangi dengan peningkatan keamanan," ujarnya.

Menurut dia, skadron F-16 yang akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru bisa berjumlah 16 sampai 18 pesawat. Pesawat F-16 tersebut merupakan generasi terbaru dari jenisnya. Sejauh ini, Lanud Roesmin Nurjadin sudah memiliki alutsista berupa pesawat tempur jenis Hawk.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia pada April lalu mengatakan TNI AU berencana menambah tiga skadron udara, yakni skadron udara tempur, angkut, dan pesawat intai menyusul program pembelian 102 unit pesawat berbagai jenis.

Skadron udara yang tengah disiapkan ada di Pekanbaru, Makassar, dan skadron udara Pontianak. Skadron udara 16 akan dipakai sebagai "home base" pesawat tempur F-16 yang merupakan hibah dari Amerika Serikat.

Pembangunan skadron udara untuk pesawat angkut di Makassar, Sulawesi Selatan, kemungkinan akan diisi Hercules C-130 pembelian teranyar dan hibah dari Australia yang totalnya 10 unit. Sedangkan, skadron udara Pontianak akan menjadi markas pesawat tanpa awak (UAV).

TNI AU memprogramkan pembelian total 102 pesawat guna mencapai target kekuatan pokok minimal (MEF), antara lain, enam unit Sukhoi SU-30 MK2, 24 unit F-16, Super Tucano, Hercules C-130, Grobb, T-50 Golen Eagle, C-295 dan beberapa jenis pesawat "rotary wing" (helikopter).