Pesawat Tempur TNI F5 Mendarat Mendadak di Halim

Pada 18 November, dilaporkan ada pesawat tempur TNI dari jenis F5 mendarat darurat di Bandara Halim Perdanakusuma. Katanya pesawat yang dipakai untuk latihan ini mengalami gangguan teknis.

Pesawat Tempur TNI F5 Mendarat Mendadak di Halim

"Jadi, hari ini ada latihan yang namanya 'Tangkis Petir'. Misi latihan ini CAP (Combat Air Patrol) memakai pesawat F5. Pesawat ini kembali ke Halim sekisaran pukul 9 pagi tadi, karena setelah dicek ada malfungsi. Bagian hidroliknya," tutur Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto selaku Kadispen TNI AU, yang Blog Militer Indonesia kutip dari Detik (18/11).

Pendaratan darurat ini sempat membuat jadwal penerbangan pesawat reguler di Halim delay selama 20 menit. "Harus prioritas landing. Jadi nge-delay pesawat reguler kira-kira 20 menit lamanya. Pesawat itu mendapat prioritas landing karena rodanya kurang angin. Lalu, ditarik masuk ke parkir ramp," jelas Tjahjanto.

Sekarang, jadwal penerbangan telah kembali normal tanpa gangguan. Namun, pihaknya masih mencari lebih dalam terkait malfungsi hidrolik pesawat F5 ini.

Tiga Pesawat Tempur Indonesia, Hawk 100/200, Ikut Latihan Maverick di SumUt

Pada 31 Oktober 2014, pesawat tempur Indonesia dari jenis Hawk 100/200 – terbagi dalam tiga Flight (Panther Flight, Macan Flight dan Hawk Flight) – telah berangkat ke Lanud Soewondo, Medan. Keberangkatan ini berada di bawah pimpinan Danskadron Udara 12, Letkol Pnb Jajang Setiawan dan dilepas Danlanud Rsn, Kolonel Pnb M. Khairil Lubis di Shelter Skadron Udara 12, Lanud Rsn.

Tujuan keberangkatan mereka adalah untuk melangsungkan kegiatan latihan Maverick seminggu penuh di kawasan darat serta perairan Sumatera Utara. Latihan Maverick yang bakal dilakukan adalah latihan menembak rudal dari udara, di mana sasarannya berada di darat dan laut, memakai rudal Maverick.

Tiga pesawat tempur Indonesia dari jenis Hawk 100/200 terbang ke Sumatera Utara untuk ikut latihan Maverick.
Pesawat Hawk 100/200 TNI AU - Antarasumbar.

Tentunya ini bertujuan meningkatkan kemampuan para penerbang. Namun, bukan hanya itu saja. Latihan yang memakai Smart Bombing ini punya tujuan juga untuk mencapai Currancy dalam melaksanakan penembakan menggunakan Rudal Maverick atau Air Guided Misille (AGM/TGM) 65. Pada saat merilis Rudal tersebut para penerbang menggunakan parameter yang ada di radar pesawat dan Multi Purpose Display (MPD).

Latihan ini merupakan latihan rutin Skadron Udara 12 yang dilaksanakan secara periodik. Sementara itu sejumlah personel pendukung dan peralatan yang digunakan selama latihan di Medan diangkut menggunakan pesawat Hercules C-130.

Enam Pesawat Tempur Indonesia Jenis F-16 Fighting Falcon Tiba di Lanud Roesmin Nurjadin

Pada 30 Oktober, tni-au.mil.id mengabarkan jika enam pesawat tempur Indonesia dari jenis F-16 Fighting Falcon Skadra 3 Lanud Iswahjudi tiba di Lanud Roesmin Nurjadin. Kedatangan enam elang besi ini bertujuan melaksanakan Latihan Pertahanan Udara Nasional Tutuka XXXVIII tahun 2014.

Keenam pesawat yang terbagi menjadi dua Flight “Falcon Flight dan Dragon Flight” ini dipimpin langsung oleh Danskadron Udara 3, Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono.

Enam pesawat tempur Indonesia jenis F-16 Fighting Falcon tiba di Lanud Roesmin Nurjadin.

Latihan Pertahanan Udara Nasional Tutuka XXXVIII ini merupakan latihan puncak Kohanudnas antar satuan di bawah Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional III (Kosekhanudnas III), Medan dengan melibatkan seluruh unsur Hanud yang ada dibawah wilayah Kosekhanudnas III. Direncanakan latihan ini akan berlangsung hingga tanggal satu November mendatang.

Setibanya di Lanud Roesmin Nurjadin ke enam pesawat F-16 ini langsung menuju ke Shelter Skadron Udara 16 yang akan dijadikan Posko Unsur TS F-16 selama latihan berlangsung. Selain pesawat tempur F-16, sejumlah personel penerbang dan para teknisi beserta peralatan yang dibutuhkan dalam mendukung latihan Pertahanan Udara Nasional Tutuka XXXVIII juga tiba di Lanud Rsn menggunakan dua pesawat Herkules TNI AU.

Sumber: tni-au.

Sukhoi TNI AU Tangkap Pesawat Asing yang Melintasi Wilayah Udara KalBar

Pada 28 Oktober kemarin, wilayah udara Pontianak dimasuki oleh pesawat asing jenis Beechcraft VHF FK. Hal ini membuat Cornelis, Gubernur Kalimantan Barat, berang dan minta pesawat tersebut ditindak tegas.

Sukhoi TNI AU berhasil menangkap pesawat asing yang melintas di wilayah udara Kalimantan Barat.

"Barusan saya ngomong tadi, sudah ada yang melanggar. Saya dukung tangkap itu pesawat asing. Untung saja Lanud tak menembak. Kalau ditembak baru konyol itu pesawat," kata Cornelis yang Militer Indonesia kutip dari Tribunpontianak.co.id (28/10), selepas acara sosialisasi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika di balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar.

Nah, para pilot TNI AU dari Lanud Supadio mengejar pesawat asing itu dengan dua Sukhoi TNI AU dan berhasil memaksanya mendarat di Bandara Supadio. Cornelis mengapresiasi kesiagaan Lanud Supadio, “Kita berterimakasih kepada jajaran Danlanud Supadio telah menangkap pesawat asing yang berani masuk ke wilayah Indonesia. Proses itu orang, jangan kasih ampun. Kita jaga NKRI.”

Kekuatan Alutsista TNI 2014 Tidak Bisa Dianggap Remeh!

Pada 23 Februari 2014, diberitakan bahwa kekuatan alutsista terbaru TNI terus bertambah dan mulai harus diperhitungkan oleh negara-negara lain, terutama Asia Tenggara. Hal ini disampaikan oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro belum lama ini. "Renstra pertama (2010-2014), kekuatan TNI yang terkuat di Asia Tenggara lantaran pengadaan alutsista oleh pemerintah yang melengkapi TNI AL, TNI AU, dan TNI AD dengan senjata dan peralatan baru," tukas Purnomo.

Contohnya, kekuatan TNI Angkatan Udara akan terus meningkat. Bahkan, ada 102 alat utama sistem senjata baru pada rencana strategis pembangunan TNI AU tahun 2010-2014, seperti pesawat tempur F-16, T-50i, Sukhoi, Super Tucano, CN-295, pesawat angkut Hercules, Helikopter Cougar, Grob, KT-1, Boeing 737-500 dan radar.

Kekuatan Alutsista TNI 2014 Tidak Bisa Dianggap Remeh!

"Pada 2014 ini, sejumlah pesawat tempur yang telah dipesan akan berdatangan dan semakin memperkuat TNI AU," tukas Menhan, ketika acara serah-terima pesawat tempur T-50i di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Dalam pandangannya, ke-16 unit pesawat tempur ringan bermesin jet T-50i Golden Eagle buatan Korea Selatan itu juga menambah kekuatan alutsista TNI AU.

Pesawat tempur T-50i yang dibeli Pemerintah Indonesia dengan nilai kontrak sebesar 400 juta Dollar Amerika ini akan digunakan sebagai pesawat pengganti Hawk MK-53 yang menjadi bagian dari Skuadron Udara 15, Lanud Iswahyudi Madiun, di bawah Komando Operasi AU-II. "Pesawat ini akan meningkatkan peran TNI dalam mengemban tugas yang lebih besar dalam menghadapi tantangan yang lebih kompleks dimasa mendatang," kata Purnomo.

Pesawat T-50i adalah pesawat latih supersonik buatan Amerika-Korea Selatan dan dikembangkan oleh Korean Aerospace Industry dengan bantuan Lockheed Martin. Pesawat ini mampu ditempatkan digaris depan sebagai Light Fighter yang dilengkapi dengan peralatan tempur. (Missile Guided/Unguided, Rocked, Bomb, Canon 20 mm serta radar. "Dengan kehadiran pesawat T-50i tersebut, maka status pembangunan kekuatan matra udara pada renstra 2010-2014 dalam rangka modernisasi alat utama sistem senjata baru, yaitu skadron pesawat tempur strategis Sukhoi telah lengkap sebanyak 16 unit," ujarnya.

Selain itu, lanjut Menhan, tahun ini akan datang pesawat tempur F-16 setara Blok 52 buatan Amerika Serikat sebanyak 24 unit. Sampai awal semester II tahun 2014 akan hadir 16 pesawat tempur Super Tucano untuk melengkapi 1 skadron dalam rangka mendukung operasi pengamanan dalam negeri. Di samping itu, juga akan segera tiba UAV (pesawat terbang tanpa awak) untuk mengisi skadron UAV dalam rangka memperkuat operasi pemantauan perbatasan yang dipusatkan di Lanud Supadio Pontianak.

Menhan juga mengungkapkan, untuk pesawat angkut sedang, secara berurutan telah tiba di Indonesia sebagian besar dari 9 unit pesawat CN-295 yang merupakan hasil kerjasama produksi antara PT DI dengan Airbus Military dan rencananya akan menjadi 1 skadron CN-295, dan 2 unit CN-235 serta 1 unit Casa-212 untuk angkut ringan. Dalam rangka mendukung kegiatan airlif dan OMSP, telah dilakukan penambahan kekuatan sebanyak 9 unit pesawat angkut berat Hercules C-130H yang sudah mulai tiba secara bertahap.

TNI AU juga telah menerima dan mengoperasikan pesawat latih lanjut KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan yang digunakan oleh Tim Aerobatik TNI AU, Jupiter sebanyak 1 skadron. Selain itu, peremajaan pesawat-pesawat latih TNI AU telah dilakukan dengan mengganti pesawat latih T-34 C dan AS-202 Bravo yang sudah berusia sekitar 30 tahun dengan pesawat latih generasi baru yaitu Grob G-120 TP buatan Jerman sebanyak 18 unit yang direncananya akan menjadi 24 unit. Menhan menambahkan, untuk rotary wing, telah ditambah beberapa jenis Helikopter yaitu Helly Super Puma NAS-332 sebanyak 3 unit dan Helly Full Combat SAR EC-725 Caugar dari Euro Copter sebanyak 6 unit.

Sedangkan untuk pertahanan udara nasional, telah diperkuat dengan pengadaan PSU (Penangkis Serangan Udara) sebanyak 3 batere/6 firing unit buatan Rainmetall Air Defence Switserland untuk satuan-satuan di Korps Paskhas TNI AU 7 unit radar canggih yang telah dan akan dipasang di beberapa lokasi antara lain Merauke, Saumlaki, Timika dan Morotai. Khusus TNI Angkatan Darat, selain membeli 114 unit tank leopard, pemerintah juga mengadakan 28 unit helikopter dan delapan unit Apache tipe AH-64E. Tepatnya sebanyak 30 unit Leopard dan 21 Marder akan tiba sebelum bulan september 2014.

Demikian pula dengan Meriam Caesar, dimana dari 37 unit, 4 unit diantaranya akan tiba sebelum Oktober 2014. Sementara untuk roket MLRS Astros II akan tiba 13 unit sebelum Oktober 2014. Masih dari TNI-AD, rudal pertahanan udara jenis Starstreak serta Mistral dijadwalkan juga tiba sebelum Oktober 2014, khususnya Mistral akan datang sebanyak 9 unit pada Juni 2014.

Sementara itu untuk matra laut, terdapat Upgrade Kapal perang korvet kelas Fatahillah, Kapal latih pengganti KRI Dewaruci, pengadaan 2 unit Kapal Hidro Oceanografi, dan lain lain. Untuk tank amfibi BMP-3F sebanyak 37 unit, beberapa diantaranya sedang dalam proses uji terima. Sementara panser amfibi BTR-4 sebanyak 5 unit, dimana 2 unit diantaranya akan tiba di tanah air pada September 2014.

Target MEF 42 PERSEN

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menargetkan tahun 2014 ini kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) pada rencana strategis I dapat mencapai 40-42 persen. "MEF pada 2013 telah lampaui target 28,7 persen. Pada 2014 diharapkan mencapai 40-42 persen," kata Panglima TNI, selepas membuka Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2014 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.

Masyarakat Indonesia bisa melihat sendiri bagaimana kekuatan alutsista TNI 2014 ini, diantaranya adalah sejumlah Alutsista yang akan datang pada tahun ini untuk memperkuat matra darat, laut dan udara. Kementerian Pertahanan optimistis pencapaian kekuatan pokok minimal dapat dilakukan pada 2019 atau lebih cepat lima tahun dari target yang telah ditentukan pada 2024. Pada awalnya pencapaian MEF ditargetkan selesai dalam tiga kali renstra (2009-2024). Namun, ternyata bisa dicapai dalam dua kali renstra (2009-2019).

Pencapaian MEF yang lebih cepat lima tahun dari yang ditargetkan itu merupakan sebuah terobosan dan keberhasilan berkat besarnya APBN yang digelontorkan ke Kemhan. Anggaran pertahanan pada 2013 mencapai Rp 77 Triliun, namun pada 2014 ini meningkat menjadi Rp 83,4 Triliun.

Transformasi TNI AD

TNI Angkatan Darat (AD) akan lebih memfokuskan diri untuk melakukan transformasi organisasi pada 2014 ini guna menghadapi rencana strategis II periode 2015-2019. "Transformasi ini akan disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis yang mungkin dihadapi Indonesia pada lima hingga sepuluh tahun ke depan. Hal ini dilakukan agar TNI AD semakin profesional dan mampu menjawab tuntutan dan perkembangan jaman," kata Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Budiman usai membuka Rapat Pimpinan (Rapim) 2014 TNI AD, di Markas Besar TNI AD, Jakarta.

Pertambahan alutsista membuat TNI AD harus segera mendesain ulang organisasi. Jika dulu TNI AD hanya memiliki meriam 105 mm yang jarak ledaknya hanya 12 kilometer, saat ini sudah memiliki meriam 155 mm dengan daya jangkau 42 kilometer. TNI AD juga sudah memiliki Multilauncher Rocket System (MLRS) dengan daya jangkau hingga 100 kilometer. "Kita juga punya tank (Leopard) yang kapabilitasnya luar biasa," ujarnya.

Ada pula penangkis serangan udara yang kemungkinan perkenaannya mencapai 96 persen. Semua itu bisa didapat walaupun anggaran belanja pertahanan Indonesia masih kurang dari satu persen GDP. "Bahkan, kita sudah bisa membuat beberapa alutsista sendiri," ucapnya.

Sumber:
Antara

EC-725 Cougar, Alutsita Indonesia Terbaru untuk Squadron Helikopter Baru TNI AU

Pada 23 Februari 2014, diberitakan bahwa TNI Angkatan Udara menambah satuannya (skuadron), yakni Skuadron 9. Ini merupakan upaya TNI AU untuk terus mengembangkan kemampuannya dalam menjaga pertahanan Tanah Air, baik melalui pelatihan rutin maupun pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) terbaru.

Nantinya, menurut rencana, Skuadron 9 (skad) akan ditempatkan di Subang/Kalijati, Jawa Barat untuk tugas SARPUR (Safe and Resque Tempur). Alutsista terbaru Indonesia yang dipilih untuk mengisi skuadron ini adalah 16 helikopter canggih EC-725 Cougar asal Eurocopter.

"Skad 9 adalah skad baru yang berkedudukan di Lanud SDM Subang/kalijati dengan kekuatan 16 pesawat cougar full combat," kata Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto, Kadispen TNI AU, sebagaimana dikutip Liputan6.com.

Pihak TNI AU sudah menandatangani pembelian 6 unit dengan Eurocopter lewat PT. Dirgantara Indonesia sejak Maret 2012. Helikopter ini dijadwalkan akan menjadi alutsista Indonesia tahun 2014. Sedangkan, 10 unit sisanya baru akan dipesan tahun 2015 ini.

"Rencana menjadi kekuatan squadron udara 9 lanud SDM, akan tiba secara bertahap pada tahun 2015 dengan kekuatan satu squadron," kata Hadi Tjahjanto lebih lanjut.

EC-725 Cougar, Alutsita Indonesia Terbaru untuk Squadron Helikopter Baru TNI AU

EC-725 Cougar atau super Cougar merupakan helikopter transportasi jarak jauh yang bisa memuat 29 penumpang beserta 2 crew. Heli multi-role ini dilengkapi teknologi canggih seperti LCD multi fungsi 6"x8" pada cockpit, terintegrasi dengan peta digital/peperangan elektronik, full glass cockpit, dan lain-lain.

EC-725 Cougar menggunakan mesin ganda yaitu 2x Tubomeca Makila 1A4 tuboshafts dengan kecepatan maksimum 324 km/jam (175 kts) dan dapat mengudara selama 6 jam lebih. Selain Indonesia, negara-negara yang telah menggunakan EC-725 Cougar adalah Perancis, Brazil, dan Malaysia.

Helikopter canggih ini bisa juga dipersenjatai dengan gun pod dan roket pod. Untuk melindungi diri, terdapat pelapis baja untuk pilot dan co-pilot dan juga senjata berkaliber 7.62 mm atau 12.7 mm.

Pemilihan EC-725 Cougar karena selama ini TNI AU telah terbiasa menggunakan produk dari Eurocopter. Selain itu, spesifikasinya sudah sangat memenuhi syarat TNi AU.

"Karena kita sudah terbiasa dengan produk Perancis. Dan ini merupakan kerjasama PT DI dengan Eurocopter. Spek untuk combat SAR sudah terpenuhi," pungkas Hadi.

Lanud Adisucipto Menerima Empat Pesawat Latih

Pada 20 Februari 2014 dikabarkan jika tim akrobatik udara TNI AU Jupiter Aerobatic Team (JAT), tiba kembali di home base Landasan Udara (Lanud) Adisutjipto. Delapan pesawat KT-01 Wong Bee ini selanjutnya akan menempati shelter Wingdik di Skadik 102.

Kedatangan JAT ke Lanud ini merupakan pertama kali sejak mengikuti ajang Singapore Airshow 2014, yang berlangsung di Bandara Changi 11 hingga 16 Februari. Dan mengisi acara Gebyar Dirgantara tanggal 18 Februari 2014 di Palembang.

Lanud Adisucipto Menerima Empat Pesawat Latih

Pesawat ini sempat tertahan beberapa hari di pangkalan TNI AU Halim Perdana Kusuma. Hal ini dikarenakan guyuran abu yang mendera DI Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Kedatangan pesawat yang didominasi warna merah putih yang dipimpin oleh Kol Pnb Wahyu Anggono, SE. Serta Flight Leader adalah Mayor Pnb Ferry Yunaldi ini, disambut oleh Komandan Wingdik Terbang Kol Pnb Ir Bob H Panggabean.

Selain kedatangan tim akrobatik kebanggaan Indonesia, Lanud Adisutjipto juga menerima empat unit pesawat latih jenis Grob G120TP-A. Pesawat buatan Jerman ini merupakan upaya untuk modernisasi Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) TNI AU. Direncanakan, Angkatan Udara akan memunyai 18 pesawat berjenis Grob.

18 pesawat ini diserahkan secara bertahap oleh Kementerian Pertahanan RI. Pada 2013 silam, telah diserahkan 10 armada Grob. Penyerahan ini dimaksudkan untuk menggantikan pesawat latih yang lama.

Sementara ini di Skadik 102 Lanud Adisutjipto, telah memiliki 14 pesawat Grob. Empat sisanya akan diterbangkan dari Lanud Halim tanggal 21 Februari 2014.

Sumber:
Tribunnews

76 Prajurit Paskhas Ikuti Latihan Survival Dasar 2014

Berita militer Indonesia - pada 20 Februari 2014 mengabarkan oleh TNI-AU, apabila telah dilakukan Latihan Survival Dasar 2014 Wing I Lanud Halim Perdanakusuma di Kalijati. Latihan ini bertujuan untuk melatih keterampilan para peserta supaya mampu bertahan hidup di hutan dan lautan. Karena itu, sebanyak 76 orang sebagai peserta latihan survival dasar (survivors) harus merasakan berbagai kondisi seolah-olah benar-benar berada di dalam hutan dan lautan supaya naluri bertahan hidupnya tumbuh di dalam diri setiap peserta.

76 Prajurit Paskhas Ikuti Latihan Survival Dasar 2014

Dalam arahannya di lapangan pinggiran hutan Desa Banggala Mulya, Komandan Latihan (Danlat) Mayor Pnb E. Wisoko A., S.E., M.Si (Han) yang didampingi para pelatih dari Prajurit Paskhas Batalyon Komando 461 dan Kompi Senapan “B” Paskhas Lanud Suryadarma menjelaskan rangkaian kegiatan yang harus dilalui survivors. Menurut Danlat survivors yang merupakan crew pesawat terbang harus mengetahui dan merasakan kehidupan di hutan maupun lautan, apabila suatu saat terjadi accident dalam penerbangan. Dengan berlatih merasakan hidup di hutan dan lautan, mental dan fisik peserta akan terbina dengan baik.

Kegiatan pertama bermalam di hutan, survivors melanjutkan kembali latihan kompas siang dengan jarak sekitar 7 kilometer menuju pos di Desa Cigerong. Dalam perjalanan yang diikuti pula Dirlat Kol Pnb Y. Aditya Permana tersebut rintangannya meliputi dua kali menyeberangi Sungai Cikeruh di lokasi berbeda, melewati hamparan sawah yang luas dan sampai di pos Perkebunan Karet Desa Cihuni, Cipeundeuy.

Sebelum makan siang, 8 regu peserta diperkenalkan macam-macam tumbuhan dan hewan yang dapat dikonsumsi apabila terdampar di hutan. Untuk itu, peserta selain ditunjukkan jenis-jenis tanaman hutan kemudian mengolahnya untuk dimakan juga praktek melumpuhkan, mengolah dan memasak ular sebelum menjadi hidangan makan siangnya.

76 Prajurit Paskhas Ikuti Latihan Survival Dasar 2014

Usai menjalani keterampilan bertahan hidup di hutan, peserta mulai dilatihkan bertahan hidup di lautan dimulai penyeberangan basah di Danau Cihuni. Selain menyeberagi danau, survivors dilatihkan macam-macam teknik bertahan hidup di lautan (sea survival) oleh Pelda S. Joni, Staf Alat Keselamatan Terbang (Alkat) Koopsau I. Teknik sea survival yang dilatihkan berenang regu untuk menuju perahu di tengah lautan, membalikkan perahu sebagai tempat perlindungan dari musuh, memanfaatkan dukungan logistik dari helikopter sebagai pasukan kawan, renang formasi dan renang formasi lingkaran serta berdiam/bermalam di perahu untuk bertahan hidup sambil menunggu datangnya pertolongan dari Tim SAR, esok harinya.

Pada hari ketiga dikenalkan dengan teknik evakuasi survivors dari lautan menggunakan Helikopter, sebelum upacara penutupan sebagai tanda latihan berakhir.

[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi

Peristiwa ini mungkin jarang sekali terjadi. Satu skadron (16 unit) pesawat tempur T-50i berbaris rapi di tarmac landasan udara. Inilah yang terjadi dalam acara serah terima pesawat T-50i, dari pihak produsen (Korea Selatan) kepada pihak Indonesia. Satu skadron pesawat tersebut langsung didatangkan dari Madiun ke Jakarta.

Ternyata di samping T-50i, terlihat juga pesawat jet tempur Su-30Mk2, Super Tucano, Grob G-120TP, CN-295, Nbell-412, sampai CN-235 Patroli Maritim TNI AL. Acara tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam acara tersebut juga dimeriahkan oleh manuver-manuver akrobatik pesawat-pesawat tersebut. Seperti, T-50i yang dikawal 2 Su-30Mk2 melakukan Flypass, Grob G-120TP yang melakukan aksi akrobatik solo.

Cek berikut foto-foto aksi pesawat tempur yang sudah resmi menjadi milik Indonesia ini.

[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi
[Foto] Ketika 16 Pesawat Tempur T-50i Berbaris Rapi

Photo by Arc

Kekuatan Militer TNI AU Makin Meningkat

Pada 13 Februari 2014, Menhan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, dalam acara serah terima pesawat tempur T-50i, bahwa kekuatan militer TNI AU secara berangsur-angsur meningkat seiring bertambahnya alutsista yang dimiliki.

Kekuatan Militer TNI AU Makin Meningkat

"Pesawat ini akan meningkatkan peran TNI dalam mengemban tugas yang lebih besar dalam menghadapi tantangan yang lebih komplek di masa datang. Tahun ini sejumlah pesawat tempur yang telah dipesan akan berdatangan dan makin memperkuat TNI AU," tukas Purnomo.

Lebih lanjut Menhan menambahkan bahwa tahun 2014 akan ditambahkan alutsista lain. Berikut beberapa tambahan alutsista terbaru yang dikutip dari Setkab.

Proses Pembuatan
F-16
Super Tucano
UAV (pesawat tanpa awak)
CN-295
CN-235
Casa-212
Herculer C-130H
KT-1B Wong Be
Grob G-120 TP
Helly Super Puma NAS-332
Helly Full Cobat SAR EC-725 Caugar
PSU (Penangkis Serangan Udara)
Radar
24 unit
1 skuadron
-
1 skuadron
2 unit
1 unit
9 unit
1 skuadron
24 unit
3 unit
6 unit
3 batere/6 firing
7 unit

Daftar Alutsista Indonesia Terbaru 2014

Indonesia memang tengah giat untuk menambah alutsista yang puncaknya di tahun 2014 ini. Hal ini terkait rencana Kemenhan untuk memperkuat posisi militer Indonesia di kancah internasional, terutama Asia Tenggara (Baca "Menhan: Peta Kekuatan Militer Indonesia 2014 Terkuat se-Asia Tenggara").

Melansir dari Analisis, inilah daftar alutsista terbaru yang sudah dan akan dimiliki oleh TNI.


TNI AU
12 Pesawat coin Super Tucano (pesan 16 unit, 4 sudah datang)
16 Jet tempur Golden Eagle (sudah datang semuanya Jan 2014)
8 Jet tempur F16 setara blok 52 (jumlah pesanan 30 F16 upgrade)
5 Pesawat angkut sedang CN295 (pesan 9 unit, 5 sudah diterima thn 2013)
8 Pesawat angkut berat Hercules (pesan 9 unit, 1 sudah diterima thn 2013)
6 Helicopter Cougar
6 UAV Heron
4 Radar Thales
1 Simulator Sukhoi
TNI AL
37 Tank amfibi BMP3F (sudah datang dan diserahkan resmi Jan 2014)
25 Kendaraan amfibi LVTA1 dari Korsel (hibah batch 2)
5 Tank amfibi jenis BTR-4 (Pesanan sebanyak 55 unit)
10 MLRS RM Grad
11 Helikopter anti kapal selam Panther
4 Pesawat intai maritim CN235 MPA
4 Helicopter angkut Bell 412 Ep
3 Kapal perang light fregat “Bung Tomo Class”
3 Kapal perang jenis KCR (Kapal Cepat Rudal) 60 m
2 Kapal perang jenis KCR 40 m
3 Kapal perang jenis LST (Landing Ship Tank)
2 Kapal perang jenis BCM (Bantu Cair Minyak)
3 Kapal perang jenis patroli cepat
1 Kapal perang jenis latih layar
2 Kapal selam Kilo
2 Kapal hydrografi
TNI AD
103 MBT Leopard II
50 Tank Marder
38 Howitzer Digital Caesar Nexter
36 MLRS Astross II Mk6
900 Truk angkut pasukan
800 Rantis
80 Panser Anoa
5 Battery Rudal Starstreak
5 Battery Rudal Mistral
180 Rudal Anti Tank Javelin
150 Rudal Anti Tank Nlaw
20 Helikopter Bell 412Ep (6 sudah diserahkan)
16 Helikopter Fennec
6 Helikopter Mi17

Berikut yang dalam proses pembuatan dan dalam proses pengadaan.

Proses Pembuatan
3 kapal selam Changbogo di Korsel
2 kapal perang jenis PKR di Belanda (opsi sampai 10 unit)
8 Helicopter Apache
1 kapal latih layar buatan Spanyol (pengganti Dewaruci)
Proses Pengadaan
16 jet tempur Sukhoi SU35
6 kapal selam Kilo
12 Helikopter Blackhawk

Berikut MEF 2 (2015-2019)

Proses Pembuatan
Pengadaan satelit militer · Penerapan Kogabwilhan
Pemenuhan alutsista 3 Divisi Marinir
Pemenuhan alutsista 3 Divisi Kostrad
Pengadaan sistem jaringan pertahanan udara strategis
Pengadaan peluru kendali SAM jarak sedang
Pengadaan peluru kendali SAM jarak pendek
Pembelian 2-3 kapal perang jenis Destroyer
Pembelian 5-6 kapal perang jenis Fregat
Pengadaan 2 kapal perang jenis LPD atau LHD
Lanjutan Proyek PKR 10514 dengan 4 opsi kapal perang
Lanjutan Proyek KCR 60 m dengan opsi 6 kapal perang
Lanjutan Proyek KCR 40 m dengan opsi 6 kapal perang
Penyelesaian 3 kapal selam Changbogo
Kedatangan 6 kapal selam Kilo
Kedatangan 1 skuadron jet tempur Sukhoi SU35
Penambahan 1 skuadron jet tempur (Gripen, Rafale, Typhoon)
Produksi bersama peluru kendali anti kapal C705
Pengembangan varian peluru kendali C705
Pengembangan Roket Rhan jarak tembak 100 km
Pembelian 7 pesawat CN295 batch 2
Pembelian 3 pesawat AEW
Pembelian 2 pesawai intai strategis
Pembelian 200 MBT (Main Battle Tank)
Produksi 100 Tank medium Pindad
Pembelian MLRS Astross batch 2
Pembelian 100 Panser Anoa Canon
Pembelian 100 Tank amfibi BMP3F

Pesawat Tempur F-16 Fighting Falcon Lakukan Operasi Tangkis Sergap

Pada 3 Februari kemarin, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna melepas pesawat perang F-16 Fighting Falcon Skadron Udara 3 di Lanud Iswahjudi, Madiun.


Dikutip dari Jurnas, pelepasan ini terkait Operasi Tangkis Sergap yang akan dilakukan selama sebulan di Jakarta oleh pesawat tempur F-16 ini. Operasi ini akan dipimpin oleh Komandan Skadron 3, Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono.

Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna memberi wejangan kepada para penerbang supaya mewaspadai ancaman perubahan cuaca yang anomali, serta mengutamakan keamanan selama pelaksanaan operasi.

Peremajaan Alutsista Terbaru TNI AU Tahun 2014 Mencapai Puncaknya

Pada 30 Januari 2014, digelar acara Rapat Koordinasi Operasi Angkatan Udara di Mabes AU, Cilangkap. Acara tersebut juga dihadiri oleh Koorsahli Kasau Marsda TNI Sru Astjahyo Andreas, Irjenau Marsda TNI JFP. Sitompul, Asrena Kasau Marsda TNI Mawardi, Asops Kasau Marsda TNI Bagus Puruhito, Aspers Kasau Marsda TNI Herry Wibowo Eslah, Aslog Kasau Marsda TNI Ida Bagus Anom, Danseskoau Marsda TNI Sudipo Handoyo, Gubernur AAU Marsda TNI Tabri Santoso, serta pejabat TNI AU lainnya. Dalam kesempatan tersebut, Kasau (Kepala Staf Angkatan Udara) memberikan sambutan yang dibacakan oleh Wakasau Marsdya TNI Sunaryo.

Inti dari sambutan tersebut adalah bahwa Tentara Nasional Indonesia, khususnya kesatuan Angkatan Udara, sedang melakukan proses membangun kemampuan serta kekuatan militer demi meningkatkan personel yang tangguh dan profesional. Sesuai Rencana Strategis Pembangunan TNI AU 2010-2014, tahun ini menjadi puncak alutista terbaru Indonesia khususnya TNI Angkatan Udara untuk beberapa jenis pesawat dan lainnya. Karenanya, anggota yang nantinya mengawaki mesti dapat mengatur lagi skala prioritas - seperti alokasi jam latihan dan jam terbang. Dengan demikian, seluruh sasaran operasi bisa terlaksana dan tercapai, tanpa abaikan faktor Lambangja.

Peremajaan Alutsista Terbaru TNI AU Tahun 2014 Mencapai Puncaknya
Gambar pesawat jet T-50 Golden Eagle.

Disebutkan juga bahwa perumusan serta penjelasan kegiatan operasi dan sasaran yang jelas-tajam sangat berguna dipakai sebagai acuan kegiatan di bidang lainnya. Hal ini mengingat jajaran operasi adalah front office dari semua kegiatan TNI AU. Selain itu, doktrin AU pun perlu dimutakhirkan untuk menyelaraskan dan menyesuaikan doktrin operasi AU, dengan mengakomodasi prinsip-prinsip interoperabilitas dan sinergisitas antarmatra, baik dalam masa damai maupun masa perang. Dan profesionalitas para anggota Tentara Nasional Indonesia memang ditunjukkan dengan keahlihan mereka dalam memakai alat-alat militer, kebisaan melaksanakan tugas secara terukur dan memenuhi nilai-nilai akuntabilitas, secara perorangan atau satuan. Karena itu, pembinaan diprioritaskan untuk mencapai kemampuan profesionalisme para penerbang, para pendukung penerbangan, dan pasukan khas TNI AU. Hal itu bisa dilakukan dengan manajeman latihan dan operasi yang baik, di samping latihan tiap personel dan satuan tetap terus berjalan dan tugas operasional lainnya tetap bisa berlangsung dengan baik.

Melansir dari Pelita Online, sebagaimana KASAU mengungkapkan, "Kegiatan bidang operasi penerbangan kita ketahui untuk kesiapan alutsista terbaru TNI AU tahun anggaran 2014, kebutuhan jam terbang adalah sebanyak 67.541 jam dengan sasaran kesiapan pesawat sebanyak 166 pesawat atau 59,7 % dari kekuatan riil 278 pesawat, yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasi, kegiatan latihan, pendidikan dan pembinaan khusus. Saya mengharapkan Rakor ini juga membahas tentang bagaimana strategi terbaik mengoptimalkan jam latihan personel yang mengawaki skadron udara dan pendukung operasi penerbangan. Tentunya kita juga harus membahas optimalisasi latihan bagi personel Lanud-Lanud dan Paskhas agar tercapai keseimbangan kemampuan operasional, sehingga menghasilkan konsep terbaik guna mencapai keseimbangan antara jam latihan dan operasi serta pengaturan personel agar profesionalisme personel merata."

Panglima TNI: "Kita Harus Selalu Memordernisasi Alutsista"

Pada 27 Januari 2014, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan jika Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI, terutama milik Marinir, rata-rata sudah tua. Karena itu, sudah saat diganti atau diremajakan.

"Kita harus selalu memordernisasi alutsista. Kita up date, termasuk tank-tank yang sudah tua. Kalau sudah tua, dimodifikasi seperti apa juga tak bisa. Lupakan yang lama, cari yang baru," demikian Jenderal Moeldoko mengungkapkan kepada wartawan. Pasca mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam acara serah-terima tank amfibi BMP-3F dari Rusia di Puslatpur Karang Tekok, Kab. Situbondo, Jawa Timur.

Panglima TNI: "Kita harus selalu memordernisasi alutsista"
Tank Amfibi dari Rusia | pertahananbangsa.blogspot.com

Sang Jenderal juga mengatakan bila kelengkapan alutsista adalah bagian dari kesejahteraan para personel TNI. Menurut pandangannya, jika seorang prajurit berangkat ke medan tempur dengan senjata tua, maka moral prajurit akan turun.

"... Kedatangan tank baru ini akan sangat baik bagi pembangunan kekuatan Marinir ke depan. Marinir Indonesia tentu makin hebat!" pungkasnya, seperti dikutip dari MetroTV.com (27/01/14).

Panglima TNI Bertandang ke Lanud Abd. Saleh untuk Melihat Pesawat Tempur Super Tucano

Pada 17 Januari 2014, Panglima TNI Jenderal Moeldoko bertandang ke Lanud Abdulrachman Saleh, setelah bertandang ke Universitas Brawijaya dan Muhammadiyah Malang. Kegiatan ini dilakukan dalam rangkaian pembukaan Parade Pangan Nusantara di Lapangan Rampal sehari sebelumnya.

Panglima TNI Bertandang ke Lanud Abd. Saleh untuk Melihat Pesawat Tempur Super Tucano

Mengutip dari Jurnas.com, dalam kesempatan ini, Panglima TNI juga melihat kesiapan para skadron Lanud Abd Saleh dan mendengarkan penjelasan Komandan Skadron Udara 21 Mayor Pnb Toto Ginoto mengenai perkembangan pesawat tempur ringan Super Tucano. Saat di Lanud Abd Saleh, Jenderal Moeldoko didampingi Marsekal Pertama TNI Gutomo (Komandan Lanud) dan sejumlah pejabat Lanud Abd Saleh.

Tidak hanya mendengar penjelasan, Panglima juga naik pesawat Super Tucano untuk melihat suku cadang pesawat. Berikutnya, Jenderal Moeldoo dan rombongan bertandang ke Skadron Udara 32 untuk melihat kesiapan pesawat-pesawat Hercules. Di sini, juga Jenderal Moeldoko mendapat penjelasan dari Letkol Pnb Reza dan menjelaskan kondisi pesawat-pesawat yang menjadi tanggungannya.

Pengiriman Dua Mobil Ambulance dengan Pesawat Hercules C-130/H

Pada 15 Januari 2014, Komandan Lanud Sjamsudin Noor Letkol Pnb Esron S.B. Sinagar, S.Sos., menyambut kedatangan pesawat Hercules C-130/H, bersama Kadisops Lanud Sjamsudin Noor Mayor Lek Petrus Prihatin dan para pendukung Penerbangan.

Pengiriman Dua Mobil Ambulance dengan Pesawat Hercules C-130/H

Pesawat yang dipiloti Kapten Pnb Sandi bertolak dari Pangkalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Halim Perdanakusuma. Kedatangan pesawat Hercules tersebut guna mengangkut mobil ambulance pendukung kegiatan RS TNI AU Sjamsudin Noor.

Pesawat Hercules C-130/H tersebut akan melanjutkan perjalanan ke Lombok untuk membawa mobil ambulance ke RS Lanud Rembiga.

Lagi, Datang 2 Pesawat Tempur T50i Golden Eagle

Pada 9 Januari 2014, PT Korean Aerospace Industries (KAI) mengedrop lagi 2 pesawat tempur T50i Golden Eagle di Lanud Iswahjudi. Dua pesawat Korea ini masih kelanjutan dari pesanan Kemenhan RI untuk latihan tempur militer Indonesia, terutama di ranah udara.

Lagi, Datang 2 Pesawat Tempur T50i Golden Eagle

Pesawat yang diterbangkan oleh pilot-pilot asal Korea ini disambut kedatangannya oleh Kepala Dinas Operasi Kolonel Pnb Djoko Hadi Purwanto, di Shelter Skadron Udara 15. Sehingga, saat ini, sudah ada 14 pesawat T50i Golden Eagle yang terparkir di hanggar Skadron Udara 15. Dimana, terdiri dari 8 pesawat aerobatic berwarna biru garis kuning menyala dan 6 pesawat berwarna biru loreng. [Lanud Iswajudi]

Perwira PLAAF Cina Diterima Wakasau di Mabes TNI AU

Pada 6 Januari 2014, Wakasau (Wakil Kepala Staf Angkatan Udara) Marsdya TNI Sunaryo menerima kunjungan Maj. Gen. Zhou Weaping, Deuty Director, Political Command PLAAF (People's Liberation Army Air Force) Cina di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur.

Perwira PLAAF Cina Diterima Wakasau di Mabes TNI AU
Wakasau dan Maj. Gen. Zhou Weaping | Poskota.

Berita TNI AU yang dilansir Poskota menyebutkan pertemuan keduanya ini ditujukan guna membahas kerjasama militer Indonesia-Cina, terutama untuk Tentara Nasional Indonesia dari satuan Angkatan Udara. Titik berat dari kerjasama kedua militer adalah peningkatan pendidikan serta latihan yang telah terjalin dengan baik selama ini.

Dalam pertemuannya Wakasau didampingi Aspam Kasau Marsda TNI Zulhasymi. Sedangkan, Maj. Gen. Zhou Weaping didampingi Col. Wang Fengbin, Air Force Airborne Troops College, Col. Zhang Xiaozhong, Air Force Logistic College, Col. Cao Shunquan, Deputy Section Chief training Departement of PLAAF HQ, Col. Xu Daxhuang, Chinese Defence Attache.

Panglima TNI Menerima 175 Prajurit Tentara Nasional Indonesia Perdamaian dari Kongo

Pada 6 Januari 2014, didamping para Kepala Staf Angkatan, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menerima 175 prajurit Satuan Tugas Kompi (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XX-J/MONUSCO (Mission de I’Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo) dari Republik Demokratik Kongo. Kontingen yang berjumlah 175 personel itu terdiri dari tiga satuan TNI: 151 dari Angkatan Darat, 19 Angkatan Laut, dan 5 Angkatan Udara, penerimaan itu melalui upacara militer yang bertempat di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur.

Dalam pernyataannya Jenderal Moeldoko mengungkapkan, "Penugasan Kontingen Garuda merupakan implementasi dari cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea empat yang berbunyi 'ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial'."

Panglima TNI Menerima 175 Prajurit Tentara Nasional Indonesia Perdamaian dari Kongo

Tekad mulia ini sudah tercantum dalam pasal 20 ayat 3 UU RI No. 34 Th 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, yang menegaskan tentang penggunaan kekuatan militer Indonesia dalam rangka tugas perdamaian dunia. Pasal yang sama juga menyebutkan secara tegas bila Tentara Nasional Indonesia melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia.

Lebih lanjut Jenderal Moeldoko mengatakan, "Profesionalisme Kontingen Garuda selama setahun masa penugasan di Kongo telah menunjukkan berbagai prestasi yang sangat luar biasa, diantaranya berhasil membangun jembatan bailley yang menghubungkan desa Durba dengan desa Nzopi, memperbaiki jalan Duru-Bitima dan jembatan Moke sepanjang 25 Km, merehab bangunan penjara yang terletak di Dungu Town dan membangun jalan antara Dungu-Ngilima sepanjang 40 Km."

Sekadar perlu diketahui, saat melakukan tugasnya Satgas Kizi Tentara Nasional Indonesia Konga XX-J mendapat apresiasi warga masyarakat, pengakuan serta penghargaan dari petinggi MONUSCO-PBB.

Kemenhan Kukuh Incar Simulator Pesawat Tempur Sukhoi

Pada 2 Januari 2014, Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis menetapkan pagu anggaran USD 45 juta untuk membeli simulator pesawat tempur Sukhoi. "Pagu itu hanya untuk satu unit simulator Sukhoi," terang Rachmad seperti dikutip Tempo.

Dia juga menjelaskan bila saat ini Kementerian tengah memproses evaluasi dokumen penawaran simulator Sukhoi. Selanjutnya, pemaparan oleh peserta lelang. Rachmad enggan menyebutkan pihak-pihak yang sudah mengajukan penawaran ke Kementerian Pertahanan. Namun dia membenarkan jika PT Dirgantara Indonesia masuk sebagai penawar simulator Sukhoi dari dalam negeri.

Dari pemaparan setiap produsen simulator, dia melanjutkan, Kementerian akan menyeleksi dan menuangkan dalam daftar peringkat peserta lelang. Setelah itu dipilih beberapa produsen simulator berdasarkan urutan peringkat tertinggi. "Tahapan selanjutnya," kata Rachmad, "Akan ditinjau fasilitas produksi dari beberapa peserta yang paling potensial.” Rachmad mengatakan, pertimbangan pihak Kementerian dalam penentuan pemenang adalah berdasarkan kemampuan produsen memproduksi simulator yang paling menyerupai kemampuan asli Sukhoi."

Kemenhan Kukuh Incar Simulator Pesawat Tempur Sukhoi

Pertimbangan lainnya, lama waktu pembuatan dan pengiriman serta jaminan purnajual. "Termasuk alih teknologi apabila pemenangnya dari luar negeri," ujar dia. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sebelumnya mengungkapkan rencana pemerintah membeli simulator pesawat buatan Rusia, Sukhoi SU-27 dan SU-30. Kementerian Pertahanan tengah memilah produsen simulator Sukhoi tersebut.

Sebab ada tiga negara yang sanggup memproduksi simulator ini: Cina, Rusia, serta Kazakstan. Andi Alisjahbana selaku Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia memberi saran supaya tidak membeli simulator pesawat terbang untuk Sukhoi dari luar negeri. Alasannya adalah pertimbangan melindungi rahasia negara dan materi pelatihannya banyak yang sifatnya universal.

Karena itu, dalam pandangannya, negara-negara yang menggunakan pesawat Sukhoi akan memilih membuat sendiri simulator kemudinya. Contohnya, Cina dan Malaysia yang membuat sendiri simulator kemudi pesawat tempur buatan Rusia itu. Selain itu, di dalam simulator sebaiknya disisipkan dokter tempur TNI AU.

Sementara itu, Rizal Dharma Putra, pengamat militer, menilai harga simulator kemudi Sukhoi dinilai terlalu mahal. Menurutnya, dengan biaya sebesar itu, pemerintah juga harus memperhitungkan jangka panjang. Pesawat perang yang dipunyai Indonesia bukan hanya Sukhoi. Ada pesawat F-16, F-5 Tiger, dan T-50 Golden Eagle yang dipakai untuk latihan. Bila, pembelian itu jadi, maka itu mubazir alias buang-buang duit. Lagipula, Indonesia belumlah perlu membeli simulator kemudi Sukhoi, karena milliter Indonesia baru memiliki satu skuadron (16 pesawat Sukhoi). Jika nekat beli simulator Sukhoi, dia melanjutkan, pemerintah harus konsisten ketika membutuhkan penambahan pesawat tempur. Pemerintah mau tak mau harus membeli pesawat tempur jenis Sukhoi lagi.

Menanggapi hal itu, Kementerian Pertahanan membantah jika dikatakan bahwa harga simulator kemudi pesawat tempur Sukhoi itu kemahalan. Menurut Kementerian, pagu anggaran US$ 45 juta untuk satu unit simulator Sukhoi sudah sesuai harga pasaran.

"Simulator yang rumit, risiko tinggi dengan kecepatan supersonik, harganya pun hampir sama dengan pesawat asli," tutur Rachmad. Karena alasan itu, kata dia, pemerintah baru berani membeli simulator untuk Sukhoi SU-24 dan SU-30 yang dimiliki TNI Angkatan Udara genap satu skuadron atau 16 unit.