EC-725 Cougar, Alutsita Indonesia Terbaru untuk Squadron Helikopter Baru TNI AU

Pada 23 Februari 2014, diberitakan bahwa TNI Angkatan Udara menambah satuannya (skuadron), yakni Skuadron 9. Ini merupakan upaya TNI AU untuk terus mengembangkan kemampuannya dalam menjaga pertahanan Tanah Air, baik melalui pelatihan rutin maupun pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) terbaru.

Nantinya, menurut rencana, Skuadron 9 (skad) akan ditempatkan di Subang/Kalijati, Jawa Barat untuk tugas SARPUR (Safe and Resque Tempur). Alutsista terbaru Indonesia yang dipilih untuk mengisi skuadron ini adalah 16 helikopter canggih EC-725 Cougar asal Eurocopter.

"Skad 9 adalah skad baru yang berkedudukan di Lanud SDM Subang/kalijati dengan kekuatan 16 pesawat cougar full combat," kata Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto, Kadispen TNI AU, sebagaimana dikutip Liputan6.com.

Pihak TNI AU sudah menandatangani pembelian 6 unit dengan Eurocopter lewat PT. Dirgantara Indonesia sejak Maret 2012. Helikopter ini dijadwalkan akan menjadi alutsista Indonesia tahun 2014. Sedangkan, 10 unit sisanya baru akan dipesan tahun 2015 ini.

"Rencana menjadi kekuatan squadron udara 9 lanud SDM, akan tiba secara bertahap pada tahun 2015 dengan kekuatan satu squadron," kata Hadi Tjahjanto lebih lanjut.

EC-725 Cougar, Alutsita Indonesia Terbaru untuk Squadron Helikopter Baru TNI AU

EC-725 Cougar atau super Cougar merupakan helikopter transportasi jarak jauh yang bisa memuat 29 penumpang beserta 2 crew. Heli multi-role ini dilengkapi teknologi canggih seperti LCD multi fungsi 6"x8" pada cockpit, terintegrasi dengan peta digital/peperangan elektronik, full glass cockpit, dan lain-lain.

EC-725 Cougar menggunakan mesin ganda yaitu 2x Tubomeca Makila 1A4 tuboshafts dengan kecepatan maksimum 324 km/jam (175 kts) dan dapat mengudara selama 6 jam lebih. Selain Indonesia, negara-negara yang telah menggunakan EC-725 Cougar adalah Perancis, Brazil, dan Malaysia.

Helikopter canggih ini bisa juga dipersenjatai dengan gun pod dan roket pod. Untuk melindungi diri, terdapat pelapis baja untuk pilot dan co-pilot dan juga senjata berkaliber 7.62 mm atau 12.7 mm.

Pemilihan EC-725 Cougar karena selama ini TNI AU telah terbiasa menggunakan produk dari Eurocopter. Selain itu, spesifikasinya sudah sangat memenuhi syarat TNi AU.

"Karena kita sudah terbiasa dengan produk Perancis. Dan ini merupakan kerjasama PT DI dengan Eurocopter. Spek untuk combat SAR sudah terpenuhi," pungkas Hadi.

Lanud Adisucipto Menerima Empat Pesawat Latih

Pada 20 Februari 2014 dikabarkan jika tim akrobatik udara TNI AU Jupiter Aerobatic Team (JAT), tiba kembali di home base Landasan Udara (Lanud) Adisutjipto. Delapan pesawat KT-01 Wong Bee ini selanjutnya akan menempati shelter Wingdik di Skadik 102.

Kedatangan JAT ke Lanud ini merupakan pertama kali sejak mengikuti ajang Singapore Airshow 2014, yang berlangsung di Bandara Changi 11 hingga 16 Februari. Dan mengisi acara Gebyar Dirgantara tanggal 18 Februari 2014 di Palembang.

Lanud Adisucipto Menerima Empat Pesawat Latih

Pesawat ini sempat tertahan beberapa hari di pangkalan TNI AU Halim Perdana Kusuma. Hal ini dikarenakan guyuran abu yang mendera DI Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Kedatangan pesawat yang didominasi warna merah putih yang dipimpin oleh Kol Pnb Wahyu Anggono, SE. Serta Flight Leader adalah Mayor Pnb Ferry Yunaldi ini, disambut oleh Komandan Wingdik Terbang Kol Pnb Ir Bob H Panggabean.

Selain kedatangan tim akrobatik kebanggaan Indonesia, Lanud Adisutjipto juga menerima empat unit pesawat latih jenis Grob G120TP-A. Pesawat buatan Jerman ini merupakan upaya untuk modernisasi Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) TNI AU. Direncanakan, Angkatan Udara akan memunyai 18 pesawat berjenis Grob.

18 pesawat ini diserahkan secara bertahap oleh Kementerian Pertahanan RI. Pada 2013 silam, telah diserahkan 10 armada Grob. Penyerahan ini dimaksudkan untuk menggantikan pesawat latih yang lama.

Sementara ini di Skadik 102 Lanud Adisutjipto, telah memiliki 14 pesawat Grob. Empat sisanya akan diterbangkan dari Lanud Halim tanggal 21 Februari 2014.

Sumber:
Tribunnews

KRI Banjarmasin 592 Angkut Tujuh Alutsista Buatan Banyuwangi

Pada 7 Februari 2014, KRI Banjarmasin 592 berlabuh di Dermaga Tanjung Wangi, Kec. Kalipuro, Kab. Banyuwangi. Kapal kebanggaan produksi dalam negeri itu berlabuh di Banyuwangi untuk mengangkut 4 unit kapal jenis Combat Boat Catamaran dan 3 unit speed boat yang dipesan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut lewat PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi.

Tujuh alat utama sistem senjata (alutsista) itu akan didistribusikan ke sejumlah perairan di wilayah barat Indonesia.

Perwira Pelaksana (Palaksa) KRI Banjarmasin 592 Mayor (P) Mohammad Nizarudin di geladak E (bridge deck) menguraikan, ketujuh alutsista terbaru TNI ini akan dikirim ke Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Tanjung Balai Asahan di Sumatera Utara, Lanal Ranai di Kepulauan Riau, kepulauan Natuna dan Lanal Tarempa di Batam dan sejumlah perairan di Kepulauan Natuna.

KRI Banjarmasin 592 Angkut Tujuh Alutsista Buatan Banyuwangi

"Untuk didistribusikan ke pulau-pulau luar bagian barat, memperkuat keamanan wilayah laut," jelas Nizarudin.

Setelah menyelesaikan tugas mendistribusikan alutsista, sambung Mayor Nizar, KRI Banjarmasin 592 dengan ABK 145 orang itu juga mempunyai misi lain. Yaitu untuk mengikuti Komodo Multilateral Exercise di perairan Kepulauan Riau yang digelar Maret hingga April 2014 mendatang.

"Selepas pendistribusian alutsista selesai, kami mengikuti pelatihan komodo juga," tutupnya.

Sementara itu, Pendiri PT Lundin Industry Invest Lizza Lundin saat dikonfirmasi detikcom menolak memberikan keterangan lebih lanjut perihal pemesanan alutsista TNI AL tersebut. Kepada detikcom, Lizza hanya meninggalkan pesan singkat yang menunjukkan bahwa dirinya sedang berada di luar kota untuk kepentingan bisnisnya.

"Maaf, saya lagi di Jakarta ada rapat, lewat sms saja," pesannya.

Saat detikcom bertandang ke lokasi perusahaannya yang berlokasi di Jalan Lundin 1, Kelurahan Sukowidi, Kecamatan Kalipuro, detikcom juga belum berhasil mendapatkan keterangan.

Namun, informasi yang berhasil di himpun di lapangan, saat ini PT Lundin memiliki 16 produk kapal dengan kategori kapal militer, komersial, rekreasi dan kepentingan SAR. Perusahaan yang telah memiliki cabang di Singapura ini memberi nama North Sea Boats pada semua produk buatannya.

Hasil produksi kapal yang didirikan pada 2011 lalu itu ternyata banyak diminati di luar negeri. Semisal kapal rekreasi yang dikirim ke Malaysia, Brunei Darussalam, Hongkong, Australia, Dubai, hingga Eropa.

Selain bermitra dengan TNI AL, PT Lundin yang telah mengantongi ISO 9001-2008 itu juga telah menjalin kerjasama dengan Badan Koordinasi Keamanan Laut, Badan SAR Nasional, serta berbagai organisasi konservasi. Selain pasar dalam negeri, kapal militer buatan PT Lundin juga dipercaya memperkuat alutsista Australia, Belanda, Hongkong, Kamboja, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Swedia, dan Arab Saudi.

Sumber:
Detik

Ada Kemungkinan Timor Leste Membeli Alutsista Indonesia

Pada 10 Februari 2014, Xanana Gusmao selaku Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Timor Leste tidak pungkiri bila negaranya akan membeli alutsista Indonesia. "Ya, mungkin senjata, mungkin amunisi. Kenapa tidak? Kita, kan, tetangga. Kalau boleh dibilang, kita bahkan bersahabat," jelas Xanana di Kemenhan.


Mengutip Solopos, Xanana berharap untuk bisa membangun kekuatan militer untuk mempertahankan wilayah Timor Leste. Karena itu, pembelian alutsista didasari oleh harapan Xanana tersebut. “Kita membeli apa yang kita butuhkan untuk membangun kemampuan angkatan darat kami,” imbuh Xanana.

Xanana Gusmao menyambangi Kemenhan Indonesia sebagai bentuk tindak lanjut dari memorandum of understanding (MoU) yang ditandatangani kedua pihak tahun 2012 silam di Dili. Dalam pertemuan bilateral ini, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro dan Xanana Gusmao membahas mengenai kerjasama di bidang pendidikan dan pelatihan, kerjasama militer angkatan darat, laut, dan udara, serta kerja sama industri militer.

Militer Indonesia: Pilih Kapal Selam Rusia atau Turki?

Berita militer Indonesia - Mahfud Siddiq selaku Ketua Komisi I DPR RI mengatakan jika pemerintah saat ini tengah mempertimbangkan hendak membeli kapal selam mana, buatan Rusia atau Turki? Pembelian ini terkait program untuk memenuhi kekuatan persenjataan minimum menjaga wilayah perairan Indonesia dengan sedikitnya 12 kapal selam.

Militer Indonesia: Pilih Kapal Selam Rusia atau Turki?

"... sedikitnya 12 kapal, untuk mengcover 3 ALKI di wilayah selatan dan sebagian wilayah utara...  Sekarang ini, ... bersama Korsel, kita ada kontrak tiga kapal selam dan kalau kita akan lihat kontrak produksinya itu akan selesai 2018," demikian politisi PKS mengungkapkan selepas rapat dengan Menteri Luar Negeri, sebagaimana dilansir Terapos.

Mahfudz menyatakan pembuatan kapal selam Changbogo ketiga yang akan dibuat di Indonesia membutuhkan waktu dan dana yang tidak sedikit. Karena itu, opsi tercepat adalah membeli jadi.

"... Ada dua penawaran antara Rusia kilo klas dan Turki... Dari Komisi I, kita akan kirim orang ke Rusia dan Turki untuk ngecek... Untuk kilo klas sangat memungkinkan untuk dipakai di tiga ALKI wilayah bagian selatan," pungkasnya.

76 Prajurit Paskhas Ikuti Latihan Survival Dasar 2014

Berita militer Indonesia - pada 20 Februari 2014 mengabarkan oleh TNI-AU, apabila telah dilakukan Latihan Survival Dasar 2014 Wing I Lanud Halim Perdanakusuma di Kalijati. Latihan ini bertujuan untuk melatih keterampilan para peserta supaya mampu bertahan hidup di hutan dan lautan. Karena itu, sebanyak 76 orang sebagai peserta latihan survival dasar (survivors) harus merasakan berbagai kondisi seolah-olah benar-benar berada di dalam hutan dan lautan supaya naluri bertahan hidupnya tumbuh di dalam diri setiap peserta.

76 Prajurit Paskhas Ikuti Latihan Survival Dasar 2014

Dalam arahannya di lapangan pinggiran hutan Desa Banggala Mulya, Komandan Latihan (Danlat) Mayor Pnb E. Wisoko A., S.E., M.Si (Han) yang didampingi para pelatih dari Prajurit Paskhas Batalyon Komando 461 dan Kompi Senapan “B” Paskhas Lanud Suryadarma menjelaskan rangkaian kegiatan yang harus dilalui survivors. Menurut Danlat survivors yang merupakan crew pesawat terbang harus mengetahui dan merasakan kehidupan di hutan maupun lautan, apabila suatu saat terjadi accident dalam penerbangan. Dengan berlatih merasakan hidup di hutan dan lautan, mental dan fisik peserta akan terbina dengan baik.

Kegiatan pertama bermalam di hutan, survivors melanjutkan kembali latihan kompas siang dengan jarak sekitar 7 kilometer menuju pos di Desa Cigerong. Dalam perjalanan yang diikuti pula Dirlat Kol Pnb Y. Aditya Permana tersebut rintangannya meliputi dua kali menyeberangi Sungai Cikeruh di lokasi berbeda, melewati hamparan sawah yang luas dan sampai di pos Perkebunan Karet Desa Cihuni, Cipeundeuy.

Sebelum makan siang, 8 regu peserta diperkenalkan macam-macam tumbuhan dan hewan yang dapat dikonsumsi apabila terdampar di hutan. Untuk itu, peserta selain ditunjukkan jenis-jenis tanaman hutan kemudian mengolahnya untuk dimakan juga praktek melumpuhkan, mengolah dan memasak ular sebelum menjadi hidangan makan siangnya.

76 Prajurit Paskhas Ikuti Latihan Survival Dasar 2014

Usai menjalani keterampilan bertahan hidup di hutan, peserta mulai dilatihkan bertahan hidup di lautan dimulai penyeberangan basah di Danau Cihuni. Selain menyeberagi danau, survivors dilatihkan macam-macam teknik bertahan hidup di lautan (sea survival) oleh Pelda S. Joni, Staf Alat Keselamatan Terbang (Alkat) Koopsau I. Teknik sea survival yang dilatihkan berenang regu untuk menuju perahu di tengah lautan, membalikkan perahu sebagai tempat perlindungan dari musuh, memanfaatkan dukungan logistik dari helikopter sebagai pasukan kawan, renang formasi dan renang formasi lingkaran serta berdiam/bermalam di perahu untuk bertahan hidup sambil menunggu datangnya pertolongan dari Tim SAR, esok harinya.

Pada hari ketiga dikenalkan dengan teknik evakuasi survivors dari lautan menggunakan Helikopter, sebelum upacara penutupan sebagai tanda latihan berakhir.