Tiga Pesawat Tempur Sukhoi Su-30 Flanker, Penjaga Perbatasan Timur Indonesia

Militer Indonesia – Pada 16 Maret 2015, Antara melaporkan sebanyak tiga pesawat tempur Sukhoi dari tipe Su-30 Flanker telah aktif menjaga perbatasan timur Indonesia melalui udara. Ini demi mengantisipasi masuk pihak lain secara sembarangan ke wilayah Indonesia.


Kolonel Pnb I Made Susila di Sentani, selaku Komandan Pangkalan Udara Jayapura, menyatakan, "Operasi pengamanan ruang udara oleh Sukhoi Flanker ini sudah direncanakan sejak lama oleh pimpinan, baik di wilayah utara, selatan dan timur."

Menurut I Made Susila, bentuk keberadaan angkatan udara diwujudkan melalui tiga pesawat Sukhoi yang disiapkan di Hanggar Lanud Manuhua, Biak.

"Jika kawan-kawan dari Angkatan Darat dan pihak kepolisian mengamankan wilayah darat di perbatasan, maka Angkatan Udara ikut mengamankan kedaulatan RI melalui ruang udara dengan menghadirkan pesawat-pesawat tempur," ujarnya.

Dia menjelaskan meskipun saat ini operasi atau patroli pengamanan ruang udara ini belum rutin dilaksanakan, namun langkah ini akan rutin dilakukan pada masa mendatang, bergantian di Biak dan Merauke serta beberapa wilayah lainnya.

"Jadi untuk satu bulan ini diparkirkan di Biak untuk menjangkau daerah utara dan timur, maka bulan-bulan ke depannya di Merauke guna mengantisipasi di daerah selatan," katanya lagi.

Dia menambahkan saat ini yang berpatroli di ruang udara hanya dua Sukhoi, sedangkan di wilayah Jayapura tidak mendarata karena harus mengetahui keadaan dan kondisi wilayah sekitarnya.

"Tadi hanya dua pesawat yang berpatroli di udara, mereka tidak landing hanya berputar-putar untuk patroli saja," ujarnya lagi. [Antara]

Pesawat Tempur Sukhoi (Su-35) Sepakat Dibeli Kemhan-TNI

Militer Indonesia – Kemhan dan TNI sepakat membeli pesawat tempur Sukhoi (Su-35) generasi kelima, untuk menggantikan pesawat F-5 yang tak lagi sanggup terbang. Proses pembelian ini sangat panjang. Diawali pembicaraan antara pihak Indonesia dan Rusia, kemudian dilanjut dengan pihak Kemhan kedua negara.

Hal ini dinyatakan sendiri oleh Jenderal TNI Panglima Moeldoko menyatakan, saat mengikuti kegiatan TNI bertema Ketahanan di Bidang Energi dengan Berbagai Permasalahan dan Solusinya di Aula Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. “Itu telah pilihan bersama antara TNI dan Kemhan. Sudah kesepakatan,” ujar Moeldoko.

Pesawat Tempur Sukhoi (Su-35) Sepakat Dibeli Kemhan-TNI

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Fuad Basya menambahkan, pesawat tempur Su-35 menjadi pilihan untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU dalam rangka memperkuat pertahanan udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, pengadaan pesawat tersebut sudah melewati beberapa tahapan.

“Iya, jadi di TNI itu ada proses namanya Dewan Penentu dan Pengadaan (Wantuada) yang berada diangkatan, kemudian ada Dewan Kebijakan Penentuan Alut dan Alutsista (Wanjaktu) di Mabes TNI. Hasil Wantuada itu dikombinasikan ke Mabes TNI menjadi Wanjaktu agar menjadi interoperabilitas,” jelas Fuad.

Lanjutnya, hasil Wanjaktu kemudian TNI memilih pesawat Sukhoi-35 itulah disepakati. Tahapan berikutnya Kemhan akan menjalankan proses administrasinya.

“Proses itu (pengadaan) tinggal Menhan. Cepat lambatnya tergantung Menhan, sebab proses adminitrasinya di mereka. Kita inginnya secepat mungkin, karena F-5 sudah harus diganti,” terangnya.

Disinggung berapa jumlah pesawat tempur Su-35 akan diadakan pada tahap pertama tersebut, Fuad mengaku belum bisa menyebutkan.

“Saya enggak tahu persis jumlahnya tapi, yang jelas kita akan ganti secara bertahap dan itu sampai 2024 berakkhirnya minimum essential force (MEF) semua itu sudah hadir,” tukasnya.

SU-35 merupakan pesawat tempur terkuat buatan negeri yang dijuluki Beruang Merah. Pesawat bermesin ganda ini dianggap sebagai pesawat generasi kelima, karena kelebihan yang dimilikinya.

Pesawat turunan dari Su-27 ini mampu melakukan manuver yang tidak dimiliki pesawat tempur lainnya seperti, berhenti seketika di udara, mampu terbang cepat di ketinggian dan bisa membawa banyak rudal udara ke udara.

Pesawat dengan tempat duduk tunggal ini juga dilengkapi sistem avionik canggih dan memiliki kecepatan supersonik sekitar mach 1,5 yakni dua kali kecepatan suara dan dianggap mampu melampaui pesawat tempur siluman generasi kelima F-22 Raptor buatan Amerika Serikat. [mi - sindownews]

Pesawat T50i Golden Age Gantikan Hawk MK-53

Militer Indonesia – Sebelumnya telah diberitakan bahwa pesawat tempur Hawk MK-53 yang telah 35 tahun mengabdi menjaga langit Indonesia dipensiunkan secara resmi. Pesawat ini diterbangkan terakhir kali Lanud Iswahyudi, Madiun ke Lanud Adi Sutjipto, Yogyakarta, dimana di sana digelar farewell flight.

Untuk mengganti Hawk MK-53 telah dipersiapkan pesawat T-50i Golden Eagle. Sejak akhir 2013, sebanyak 16 pesawat buatan Korea Aerospace Ind. Ltd ini mulai didatangkan ke Indonesia. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 13 Februari 2014, Kementerian Pertahanan menyerahkan pesawat latih ini ke TNI AU.


Diketahui, T-50i merupakan pesawat jet serang ringan. Pesawat ini juga biasanya digunakan sebagai pesawat latih lanjutan bagi penerbang tempur. Melihat spesifikasinya, T-50i sangat mirip dengan F-16. Wajar saja, Korea Selatan memang menjadikan T-50i sebagai pesawat latih sebelum pilot-pilot tempur mereka menggunakan F-16.

Hal ini pun diakui oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto. Menurutnya si elang emas ini cocok digunakan untuk melatih penerbang tempur TNI AU. Apalagi TNI AU juga memiliki skadron F-16.

"Pesawat ini memang mirip sekali dengan F-16, memiliki kelincahan dan kemampuan persenjataan yang maksimal," kata Hadi saat itu.

Pesawat ini mampu terbang dengan kecepatan 1.600 km per jam. Sosoknya terlihat ramping dengan spesifikasi panjang 43 kaki, lebar sayap 31 dan tinggi 16 kaki. T-50i juga mampu mengusung persenjataan seberat 10.500 pound. Termasuk gatling gun tiga laras yang bisa menyemburkan 2.000 peluru per menit serta aneka rudal dan roket.

T-50i versi pesawat latih dicat biru terang dengan strip berwarna kuning. Sementara versi tempur, dicat hijau dan abu-abu seperti F-16 block 52 ID yang didapat dari AS.

Pesawat-pesawat T-50i sudah tampil dalam beberapa acara kedirgantaraan seperti HUT TNI, Latgab TNI dan Sertijab Kepala Staf TNI AU.

Semoga pesawat latih baru yang masih gress dari pabrik ini meneruskan tradisi mencetak pilot-pilot handal TNI AU. Para penjaga langit Indonesia. [MI - Merdeka]

Pesawat Tempur TNI AU Hawk MK-53 Pensiun

Militer Indonesia – Pada 12 Maret 2015, pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 dilaporkan dipensiunkan secara resmi, setelah mengabadi menjadi kedaulatan wilayah Indonesia sekurun waktu 35 tahun. Dikawal oleh lima pesawat T-50i Golden Eagle, pesawat buatan Inggris ini berangkat dari Base Ops Skadron 15 Iswahjudi ke Base Ops Lanud Adisucipto.

Komandan Skuadron Udara 15 Letkol (Pnb) Marda Sarjono dan Co-Pilot Lettu (Pnb) Kurniadi Sukmo Jatmiko yang menerbangkan pesawat ini. Setibanya di Yogyakarta, mereka disambut KSAU Marsekal Agus Supriatna.

Sebelum pesawat menghuni Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta, para personel TNI AU melakukan farewell flight. Bahkan, mereka menulis pesan-pesan perpisahan yang ditulis di badan pesawat. Berikut beberapa foto yang memperlihatkan pesan-pesan tersebut.

Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi

Pesawat Hawk MK-53 didatangkan dari Inggris pada 1 September 1980 sebanyak dua pesawat dengan tail number TT-5301 dan TT-5302. Setelah itu, pesawat sejenis didatangkan 20 unit. Yang terakhir datang pada 6 Maret 1984 dengan tail number TT-5320. Pesawat buatan Inggris ini memiliki dua kursi atau tandem seat. Dalam pengoperasiannya, pesawat bermesin turbofan ini mampu membawa amunisi berupa bom seberat 250 kilogram, roket dan gun dengan diameter 30mm. Serta mampu menjelajah ke seluruh wilayah udara nusantara.

Ini merupakan pesawat Hawk MK-53 TNI AU yang masih bisa dioperasikan. Pesawat ini kemudian diganti oleh pesawat T-50i Golden Eagle yang merupakan pesawat tempur generasi ke empat. Saat ini, sudah dioperasikan sebanyak 16 unit yang ditempatkan di skadron udara 15. Pesawat ini kali pertama didatangkan pada bulan September 2013 dari Korea Selatan. [Militer Indonesia | Tribunnews]

Prajurit TNI Kumpulkan Buku Bekas untuk Bekal Misi

Militer Indonesia – Pada 11 Maret 2015, prajurit TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 521/Dadaha Yudha Kediri mengumpulkan buku bekas dari para pelajar untuk bekal misi mengawal perbatasan Indonesia-Malaysia, Kab. Nunukan, Kal-Ut, bulan Mei 2015. Sekitar 350 prajurit akan diberangkatkan dalam misi ini.

Melansir dari Tempo (11/03), disebutkan oleh Letkol. Nevra Firdaus selaku Komandan Brigade Infanteri 16 Kediri bahwa misi sembilan bulan ini merupakan misi rutin. Meski begitu, misi kali ini sedikit berbeda, karena para prajurit diminta untuk membawa buku bekas untuk dibagi-bagikan pada anak-anak di kawasan perbatasan tersebut.

Ilustrasi prajurit TNI

Prajurit TNI yang akan berangkat telah mengumpulkan buku-buku bekas yang akan dibawa. Mereka melakukan koordinasi Dinas Pendidikan Kediri. Tiap sekolah diminta menyumbangkan buku, baik buku pelajaran maupun buku cerita.

Kegiatan ini mendapat respons positif dari para pelajar di Kediri. Mereka ikhlas menyerahkan buku-buku mereka, yang rata-rata bergenre non-fiksi. Program ini diharapkan mampu mengumpulkan buku yang bisa dibaca anak-anak di perbatasan Indonesia-Malaysia. [bmi - tempo]

Pesawat Tempur TNI F5 Mendarat Mendadak di Halim

Pada 18 November, dilaporkan ada pesawat tempur TNI dari jenis F5 mendarat darurat di Bandara Halim Perdanakusuma. Katanya pesawat yang dipakai untuk latihan ini mengalami gangguan teknis.

Pesawat Tempur TNI F5 Mendarat Mendadak di Halim

"Jadi, hari ini ada latihan yang namanya 'Tangkis Petir'. Misi latihan ini CAP (Combat Air Patrol) memakai pesawat F5. Pesawat ini kembali ke Halim sekisaran pukul 9 pagi tadi, karena setelah dicek ada malfungsi. Bagian hidroliknya," tutur Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto selaku Kadispen TNI AU, yang Blog Militer Indonesia kutip dari Detik (18/11).

Pendaratan darurat ini sempat membuat jadwal penerbangan pesawat reguler di Halim delay selama 20 menit. "Harus prioritas landing. Jadi nge-delay pesawat reguler kira-kira 20 menit lamanya. Pesawat itu mendapat prioritas landing karena rodanya kurang angin. Lalu, ditarik masuk ke parkir ramp," jelas Tjahjanto.

Sekarang, jadwal penerbangan telah kembali normal tanpa gangguan. Namun, pihaknya masih mencari lebih dalam terkait malfungsi hidrolik pesawat F5 ini.