Tambah Kekuatan Militer, Indonesia Harus Jaga Juga Kedaulatan dari Bawah Laut

Pada 6 Desember 2013, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia telah sepakat dengan pemerintah Rusia dalam hal pengadaan kapal selam kelas Kilo.

Kerja sama dengan Rusia ini merupakan bagian dari rencana pembangunan armada kapal selam secara besar-besaran. Keberadaan kapal selam sangat dibutuhkan untuk menjaga kedaulatan Indonesia yang lebih dari dua pertiga meliputi lautan.

Saat ini jumlah kapal selam Indonesia hanya dua buah, yaitu KRI Cakra dan KRI Nenggala. Dua kapal ini akan genap berusia 40 tahun pada 2020 mendatang. Pemerintah Indonesia juga sedang memesan tiga kapal selam kelas Changbogo dari Korea Selatan (Korsel) yang di antaranya dikerjakan bersama PT PAL. Nah, untuk membeli kapal selam ini, pemerintah mempunyai dua opsi pembiayaan.

Tambah Kekuatan Militer, Indonesia Harus Jaga Juga Kedaulatan dari Bawah Laut

Pertama, menggunakan state credit dari Rusia, di mana dari alokasi USD1 miliar, baru terpakai sebesar USD300-an juta. Kedua negara telah menyetujui perpanjangan state credit tanpa ada ketentuan untuk melampirkan daftar alutsisa yang akan dibeli.

Sehingga bisa dipergunakan untuk segala jenis alusista yang dibutuhkan Indonesia. Opsi kedua yaitu menggunakan dana on top. Pada awal Kabinet Indonesia Bersatu II, Kemhan mendapatkan dana on top dalam jumlah besar, sampai saat ini sisa dana tersebut masih banyak dan dapat digunakan untuk pembelian kapal selam.

Sisa dana on top yang masih ada ini harus diselesaikan pada tahun depan seiring dengan selesainya masa tugas Kabinet Indonesia Bersatu II. Kebutuhan kapal selam didasarkan pada posisi Indonesia yang memiliki tiga Alur Laut Kepulauan I n d o n e s i a (ALKI) yakni mulai Laut Cina Selatan– Selat Karimata– Selat Sunda.

Kemudian ALKI yang melintasi Laut Sulawesi– Selat Makassar–Luatan Flores– Selat Lombok. Sedangkan, ALKI ketiga membentang mulai Sumadra Pasifik– LautMaluku–LautSeram– LautBanda– Alor. Pada ALKI ketiga choke point ini terpecah menjadi tiga jalur. (lihat grafis).

Sejumlah ALKI ini merupakan choke pointmenurut UNCLOS yang bisa dipakai kapal asing untuk masuk ke Indonesia. Di sanalah kapal-kapal selam itu nantinya akan ditempatkan. Kapal selam akan lebih efektif menghalau kapal asing yang melanggar teritorial dibanding kapal perang biasa.

"Satu kapal selam mampu menghadapi 10 kapal perang," kata Purnomo. Kapal selam yang dipilih merupakan kelas medium yang dilengkapi dengan rudal Club S, yaitu rudal anti kapal jarak jauh yang diluncurkan dari bawah permukaan air.

Club S termasuk kategori killer missile karena mempunyai jarak tembak 300–400 kilometer. Rudal ini akan melengkapi rudal jarak jauh lain yang telah dioperasikan TNI AL, yaitu Yakhont. Saat ini Rusia mempunyai ratusan kapal selam kelas Kilo yang sedang beroperasi di perairan mereka.

Akan ada tim yang diberangkatkan ke Rusia yang akan mengecek spesifikasi teknis yang diperlukan. Seperti kelengkapan kebutuhan persenjataan dan lainnya. Jika tim kemudian memilih pembangunan kapal selam baru, maka juga akan dibicarakan spesifikasi dan berapa lama kapal itu akan dipakai.

Pengadaan kapal selam menurut Purnomo bukan karena ada ancaman dari Australia. Pengadaan ini merupakan sudah masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) yang sudah ditetapkan pada 2010 lalu. Pemerintah telah menetapkan tiga renstra, yaitu renstra pertama dari 2010–2014, renstra kedua 2015–2019 dan 2020–2024 untuk renstra ketiga.

Kehadiran kapal selam Rusia akan melengkapi kapal selam sebelumnya yang berteknologi Jerman. Baik KRI Cakra dan KRI Nenggala maupun kapal selam asal Korsel yang sedang diproduksi menggunakan teknologi Jerman U209.

Kapal selam teknologi Rusia akan berkombinasi dengan teknologi Jerman itu dalam pertahanan negara. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio menyebutkan, Indonesia setidaknya membutuhkan 12 kapal selam untuk menjaga kedaulatan laut.

Direktur National Maritime Institute (Namarin) Jakarta Siswanto Rusdi menyebutkan saat ini doktrin pertahanan Indonesia masih terlihat menganut Hankamrata (Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta).

Doktrin pertahanan yang juga melibatkan sipil ini merupakan cara menghadapi musuh ketika berada dalam teritorial Indonesia. Padahal sudah seharusnya Indonesia melakukan pertahanan yang berorientasi ke luar. Armada laut Indonesia harus melakukan operasi di laut internasional untuk mencegah masuknya musuh.

"Berapa jumlah armada yang ditambah akan kurang optimal karena hanya bermain di laut dalam negeri. Padahal di dalam laut kita sendiri sudah jenuh dengan berbagai kapal dari sejumlah instansi seperti Kepolisian Air, Kementerian Kelautan, Kementerian Perhubungan dan Bea Cukai," kata Siswanto.

Saat ini banyak negara yang sudah menerapkan blue water navy, yaitu kekuatan maritim yang mampu beroperasi di perairan dalam lautan terbuka. Bukan hanya negara besar seperti Amerika Serikat dan China yang sudah menerapkan bluewaternavy, sejumlahnegara Asia seperti India bahkan Singapura sudah mulai menerapkan blue water navyini. (Islahuddin/Sindo)

Ada Sekolah Pasukan Khusus Intai Amfibi Marinir Loh...

Pada 6 Desember 2013, sejumlah siswa Sekolah Khusus Pendidikan Pasukan Khusus Intai Amfibi (Diktaifib) Marinir Angkatan Ke-40 membersihkan diri di danau, ketika mengikuti hellweek (minggu neraka) dengan materi latihan Ilmu Medan Membaca Peta (IMMP) di Desa Wedoro Anom, Driyorejo Gresik. 

Ada Sekolah Pasukan Khusus Intai Amfibi Marinir Loh...
Ada Sekolah Pasukan Khusus Intai Amfibi Marinir Loh...

Sebanyak 40 siswa Diktaifib Angkatan Ke-40 menjalani hellweek, sebelum mengikuti pendidikan pasukan khusus Intai Amfibi (Taifib) Marinir selama 10 bulan. (Antara)

Perkuat Alutsista, Indonesia Incar Kapal Selam Rudal Made In Rusia

Pada 6 Desember 2013, Menhan Purnomo Yusgiantoro menyatakan Indonesia sedang menjajaki pembelian lima kapal selam Rusia dari jenis Kilo dan Amur. "Ini (kapal selam, red.) untuk melengkapi kekuatan sistem pertahanan maritim yang masih sangat terbatas," tuturnya.

Dijelaskan oleh Purnomo jika pihak Rusia menawarkan dua jenis kapal selam tipe Kilo Class dan Amur Class 950. Keduanya dilengkapi senjata seperti seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, dan antipeluru kendali, serta rudal Yakhont.

Perkuat Alutsista, Indonesia Incar Kapal Selam Rudal Made In Rusia

"Rudal ini yang kita belum punya. Rudal ini mempunyai daya jelajah 300-400 kilometer dan bisa ditembakkan dari dalam laut ke permukaan," katanya.

Penjajakan ini untuk melengkapi kekuatan militer Indonesia khususnya ranah maritim dari sisi upaya penangkalan, sekaligus melengkapi satuan pemukul.

Lima kapal selam Rusia ini akan melengkapi dua kapal selam jenis U-209/1400 dari Jerman, tiga kapal selam jenis U-209 yang sedang dibangun di Korea Selatan, dan dua kapal selam jenis Scorten buatan Perancis.

Indonesia terakhir membeli kapal selam pada tahun 1980-an. Purnomo mengatakan, wajar setelah 30 tahun pemerintah melakukan perbaikan dan melengkapi sistem pertahanan maritim. (VIVAnews)

KSAL: Indonesia Butuh 12 Kapal Selam

Pada 6 Desember 2013, KSAL (Kepala Staf Angkatan Laut) menyatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) mempunyai rencana untuk menambah armada kapal selam guna menyokong pertahanan laut. Penambahan kapal selam ini sedemikian dibutuhkan mengingat 2/3 wilayah Indonesia merupakan lautan. "Jumlah ini sesuai dengan poin yang ada di wilayah laut Indonesia," kata Slamet di Jakarta, Jumat 6 Desember 2013.

Disamping itu alat sistem utama pertahanan (alutsista) yang berfungsi sebagai pendukung operasi laut masih jauh dari batas ideal minimum pertahanan. Setidaknya, Indonesia harus punya 12 kapal selam untuk mendukung pertahanan laut.

Saat ini TNI AL memiliki tujuh unit kapal selam. Dua kapal selam jenis U-209/1400 dari Jerman. Dua jenis kapal selam jenis Scorten buatan Perancis dan tiga kapal selam jenis U-209 dari Korea Selatan. "Kita akan menambah kekurangan kapal selam buatan Rusia jenis Kilo Class (B/M), dua kapal selam Kilo (S/H) dan dua Amur Class 950 (B/M). Keduanya dilengkapi senjata seperti seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, anti peluru kendali dan rudal Yakhont," ujarnya.

KSAL: Indonesia Butuh 12 Kapal Selam

Slamet menilai, kapal selam buatan negeri beruang merah ini cocok untuk beroperasi di wilayah perairan dalam Indonesia. "Kedalaman laut kita itu 150 meter lebih. Ini cocok buat kapal selam yang akan kita beli dari Rusia," ujarnya.

Ia mengakui pembelian kembali kapal selam dari Rusia membuka memori lama sejarah kekuatan kapal selam Indonesia. Di mana pada era 80-an kekuatan kapal selam di dominasi buatan Rusia. "Sekarang kita punya kekuatan kombinasi dengan kekuatan kapal buatan Jerman, Korea Selatan, Prancis dan Rusia," kata Slamet.

Kapal selam ini kedepan menjadi andalan pertahanan terutama di seluruh wilayah perbatasan. "Kapal selam ini sangat efektif untuk pertempuran, terutama yang akan kita beli dari Rusia. Daya hancurnya satu banding 10 dengan kapal yang beroperasi di permukaan laut," katanya.

Untuk merealisasikan pembelian ini TNI AL sedang menyiapkan tim untuk mengecek dan menguji coba kapal selam yang ditawarkan Rusia. (VIVAnews)

Menhan Bantah Pembelian Kapal Selam Kilo Class dari Rusia untuk Hadapi Ancaman Australia

Pada 6 Desember 2013, Menhan Purnomo Yusgiantoro membantah bila rencana pembelian kapal selam jenis Kilo Class dari Rusia ditujukan untuk menghadapi ancaman Australia. Hal ini disampaikannya di kantor Kementerian Pertahanan, Medan Merdeka, Jakarta Pusat. "Saya tidak pernah mengatakan ancaman dari selatan dalam buku putih. Dalam rencana itu, dalam konteks regional yang diprioritaskan, itu di perbatasan."

Pembelian ini, menurut Purnomo sudah direncanakan lama oleh Kementerian Pertahanan untuk menambah kekuatan militer Indonesia. Ini lantaran alat utama sistem persenjataan (alutsista) dibuat dalam MEF dalam tiga tahapan; tahap pertama (2010-2014), tahap kedua (2015-2019), dan tahap ketiga (2020-2024). Terkait rencana pembelian kapal selam, ia mengatakan, pembelian alutsista bisa saja dipercepat sesuai dengan kemampuan anggaran.

Menhan Bantah Pembelian Kapal Selam Kilo Class dari Rusia untuk Hadapi Ancaman Australia
"Selama kami memiliki dukungan dari pemerintah dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), itu kita lakukan," ucapnya. Purnomo mengatakan, rencana pembelian kapal selam dari Rusia untuk menjaga checkpoint perairan Indonesia. Indonesia, katanya, memiliki lima checkpoint, yaitu Selat Sunda, Selat Lombok, dan tiga checkpoint di wilayah timur perairan Indonesia.

Ia mengatakan, kapal selam ini nantinya akan ditempatkan di wilayah timur karena perairannya yang cukup dalam. Ia mengatakan, kapal selam jenis Kilo Class yang dibeli dari Rusia adalah kapal selam bekas yang akan dimodernisasi, termasuk dilengkapi peluru kendali jarak jauh. Namun, ia mengatakan kapal selam itu masih dioperasionalkan oleh AL Rusia.

"Di dalam military base-nya, mereka punya ratusan kapal selam yang masih digunakan," kata Purnomo. Terkait dengan alokasi dana, Purnomo mengatakan, kementeriannya tidak memiliki masalah dengan anggaran. Mengenai nilai pembeliannya, ia juga mengaku masih bernegosiasi dengan pihak Rusia, termasuk soal opsi jenis pembiayaan yang akan digunakan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetiyo mengatakan saat ini TNI-AL sudah mengirimkan sebuah tim untuk memeriksa spesifikasi teknis kapal selam tersebut. Namun, ia menggarisbawahi salah satu keunggulan dari kapal selam buatan Rusia tersebut.

"Kemampuannya yang memiliki peluru kendali yang bisa ditembakkan dari bawah permukaan (laut) dengan jarak jauh. Itu yang kita enggak punya," tandasnya. (Kompas)

Latihan Teknis dan Taktis Tingkat Kompi dengan Formasi Penghancuran

Pada 5 Desember 2013, digelar latihan teknis dan taktis tingkat kompi (Latnis Tis Ki), di pusat latihan tempur (Puslatpur) Marinir, Grati, Pasuruan, Jatim. Latihan ini dikhususkan untuk melatih formasi penghancuran dari puluhan kendaraan tempur (Ranpur). Khususnya, tank jenis Scorpion dan stromer dan prajurit Batalyon Kavaleri 8 Divisi 2 Kostrad dengan formasi saf.

Latihan Teknis dan Taktis Tingkat Kompi dengan Formasi Penghancuran
Latihan Teknis dan Taktis Tingkat Kompi dengan Formasi Penghancuran
Latihan Teknis dan Taktis Tingkat Kompi dengan Formasi Penghancuran
Latihan Teknis dan Taktis Tingkat Kompi dengan Formasi Penghancuran

Latnis Tis Ki dengan formasi bersaf tersebut dilakukan untuk melakukan serbuan, untuk penghancuran dan merebut sasaran yang dikuasai musuh. (Antara)