Militer Indonesia Tempatkan Kapal Perang dan Pesawat Tempur Sukhoi di Perbatasan Australia-RI

Militer Indonesia telah menempatkan kapal perang serta pesawat tempur Sukhoi di perbatasan Australia-RI. Hal ini dilakukan guna menghalau kemungkinan kapal Australia memasuki perairan Indonesia dalam rangka menghentikan para pencari suaka.

Sebelumnya, pemerintah Australia di Canberra mengaku jika kapal-kapal AL telah memasuki teritorial Indonesia ketika menghalau para pencari suaka.

Militer Indonesia Tempatkan Kapal Perang dan Pesawat Tempur Sukhoi di Perbatasan Australia-RI
Gambar pesawat sukhoi Su-27 | dok. Istimewa.

Demi menjaga kawasan perbatasan Indonesia, beberapa kapal perang Indonesia, empat radar, dan satu batalion pesawat Sukhoi pun disiagakan. Sebagaimana diungkapkan oleh jubir militer Indonesia kepada The Jakarta Post.

"Jika kami mengetahui ada pelanggaran perbatasan, pangkalan udara kami di Makassar akan siap," demikian Komodor Udara Hadi Tjahjanto mengatakan, "Australia bisa dijangkau dari sana." Diketahui, jika pesawat Sukhoi Su-27 dan Su-30 terparkir rapi di pangkalan udara Sultan Hasanuddin di Makassar.

Sementara itu, jubir Komandan AL Laksamana Pertama Untung Suropati mengungkapkan jika kapal-kapal perang yang disiagakan di kawasan perbatasan, ada beberapa tipe. Beberapa diantaranya, yaitu: fregat, kapal cepat torpedo, kapal cepat rudal, dan korvet.

"Semua kapal-kapal ini tengah... berpatroli..." kata Untung Suropati.

Atas pelanggaran perbatasan ini, pihak Australia sebenarnya sudah meminta maaf. Mereka menjanjikan bila hal itu takkan terjadi lagi. Hal ini tentu memanaskan kembali suhu perpolitikan kedua negara.

Sementara itu, pemerintah Australia telah meminta bantuan kepada Indonesia untuk menahan para pencari suaka -sebagian besar adalah orang-orang dari Timur Tengah serta Asia Tengah- yang coba masuk Australia lewat perairan Indonesia dengan kapal nelayan.

TNI AD Kembangkan Alutsista Indonesia Bersama LAPAN

Pada 21 Januari 2014, TNI AD menandatangani MoU (Nota Kesepahaman) dengan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) untuk bersama-sama kembangkan alutsista buatan Indonesia, terutama untuk pengembangan pesawat tanpa awak serta missil roket Indonesia. Penandatangan tersebut dilakukan oleh KSAD Jenderal TNI Budiman serta Kepala LAPAN Bambang S Tejakusuma di aula serbaguna Mabes AD, Jl. Veteran, Jakarta Pusat.

Sebagaimana dilansir Investor.co.id, MoU tersebut dibuat terkait perjanjian kerja sama yang sudah dilakukan Direktorat Topografi Angkatan Darat bersama LAPAN tentang pemanfaatan iptek kedirgantaraan. Meski berfokus mengembangkan alutsista terbaru TNI, namun kerjasama ini tidak terbatas itu saja. KSAD Budiman mengutarakan, "Beberapa kemampuan LAPAN nantinya bakal kita manfaatkan untuk kepentingan TNI AD." Seperti teknologi penerbangan roket, satelit penginderaan jarak jauh, sains antariksa, sains atmosfir, dan teknologi UAV (Unmanned Aerial Vehicle) pesawat tanpa awak guna mengintai serta memonitor program pembangunan kekuatan militer Indonesia.

TNI AD Kembangkan Alutsista Indonesia Bersama LAPAN

Guna mendukung kerja sama ini, TNI AD menggelontorkan dana sebesar Rp 3,5 miliar. Menurut Budiman, apa yang dimiliki LAPAN juga bisa membantu TNI dalam tugas operasi non-militer, seperti SAR, penanggulangan bencana alam, dan sebagainya. Namun, tetap yang menjadi prioritas adalah pengembangan metode serta pembuatan prototipe. Untuk itu, LAPAN tetap bekerjasama dengan perusahaan yang bergerak dalam industri pertahanan.

"LAPAN tetap bekerja sama dengan industri untuk membangun kompetensi industri itu dalam melayani AD," jelas Budiman.

Di samping, membuat nota kesepahaman dengan TNI Angkatan Darat, LAPAN juga melakukan kerja sama dengan TNI AL. Ke depan, LAPAN juga sedang menyusun kerja sama dengan TNI AU.

Panglima TNI Bertandang ke Lanud Abd. Saleh untuk Melihat Pesawat Tempur Super Tucano

Pada 17 Januari 2014, Panglima TNI Jenderal Moeldoko bertandang ke Lanud Abdulrachman Saleh, setelah bertandang ke Universitas Brawijaya dan Muhammadiyah Malang. Kegiatan ini dilakukan dalam rangkaian pembukaan Parade Pangan Nusantara di Lapangan Rampal sehari sebelumnya.

Panglima TNI Bertandang ke Lanud Abd. Saleh untuk Melihat Pesawat Tempur Super Tucano

Mengutip dari Jurnas.com, dalam kesempatan ini, Panglima TNI juga melihat kesiapan para skadron Lanud Abd Saleh dan mendengarkan penjelasan Komandan Skadron Udara 21 Mayor Pnb Toto Ginoto mengenai perkembangan pesawat tempur ringan Super Tucano. Saat di Lanud Abd Saleh, Jenderal Moeldoko didampingi Marsekal Pertama TNI Gutomo (Komandan Lanud) dan sejumlah pejabat Lanud Abd Saleh.

Tidak hanya mendengar penjelasan, Panglima juga naik pesawat Super Tucano untuk melihat suku cadang pesawat. Berikutnya, Jenderal Moeldoo dan rombongan bertandang ke Skadron Udara 32 untuk melihat kesiapan pesawat-pesawat Hercules. Di sini, juga Jenderal Moeldoko mendapat penjelasan dari Letkol Pnb Reza dan menjelaskan kondisi pesawat-pesawat yang menjadi tanggungannya.

Pengiriman Dua Mobil Ambulance dengan Pesawat Hercules C-130/H

Pada 15 Januari 2014, Komandan Lanud Sjamsudin Noor Letkol Pnb Esron S.B. Sinagar, S.Sos., menyambut kedatangan pesawat Hercules C-130/H, bersama Kadisops Lanud Sjamsudin Noor Mayor Lek Petrus Prihatin dan para pendukung Penerbangan.

Pengiriman Dua Mobil Ambulance dengan Pesawat Hercules C-130/H

Pesawat yang dipiloti Kapten Pnb Sandi bertolak dari Pangkalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Halim Perdanakusuma. Kedatangan pesawat Hercules tersebut guna mengangkut mobil ambulance pendukung kegiatan RS TNI AU Sjamsudin Noor.

Pesawat Hercules C-130/H tersebut akan melanjutkan perjalanan ke Lombok untuk membawa mobil ambulance ke RS Lanud Rembiga.

Lagi, Datang 2 Pesawat Tempur T50i Golden Eagle

Pada 9 Januari 2014, PT Korean Aerospace Industries (KAI) mengedrop lagi 2 pesawat tempur T50i Golden Eagle di Lanud Iswahjudi. Dua pesawat Korea ini masih kelanjutan dari pesanan Kemenhan RI untuk latihan tempur militer Indonesia, terutama di ranah udara.

Lagi, Datang 2 Pesawat Tempur T50i Golden Eagle

Pesawat yang diterbangkan oleh pilot-pilot asal Korea ini disambut kedatangannya oleh Kepala Dinas Operasi Kolonel Pnb Djoko Hadi Purwanto, di Shelter Skadron Udara 15. Sehingga, saat ini, sudah ada 14 pesawat T50i Golden Eagle yang terparkir di hanggar Skadron Udara 15. Dimana, terdiri dari 8 pesawat aerobatic berwarna biru garis kuning menyala dan 6 pesawat berwarna biru loreng. [Lanud Iswajudi]

Panglima TNI: Demokrasi Rusak Jika Militer Indonesia Masuk Politik

Pada 8 Januari 2014, digelar Rapat Pimpinan (Rapim) Tentara Nasional Indonesia 2014 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Pada kesempatan itu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyampaikan akan rusak demokrasi bila prajurit ikut-ikutan main di ranah politik.

"Militer mempunyai semangat yang kuat untuk tidak ikut campur," demikian Panglima menyampaikan seperti dilansir Antara. Dalam pandangannya, militer Indonesia mempunyai peran positif untuk mengawal proses politik 2014 sebaik-baiknya. Sebab, ranah politik berisiko tinggi.

Panglima TNI: Demokrasi Rusak Jika Militer Indonesia Masuk Politik
Jenderal TNI Moeldoko | Antaranews.com

Hal yang seharusnya dilakukan pihak militer adalah menjaga stabilitas politik nasional jelang Pemilu 2014 dengan penuh komitmen. Tema dari Rapim 2014 ini adalah "Kita Mantapkan Prefesionalitas TNI dalam Menjaga stabilitas, Kedaulatan, dan Keutuhan NKRI", yang tujuannya meningkatkan profesionalitas prajurit.

Rapim yang dibuka Panglima di Aula Gatot Subroto ini dijadwalkan penyelenggaraannya selama empat hari dari tanggal 8-13 Januari 2014.

Tambah Kekuatan Militer Indonesia, Alasan Panglima TNI Beli Pesawat Tempur Terus

Pada 6 Januari 2014, bertempat di Mabes Tentara Nasional Indonesia Cilangkap, Jakarta Timur, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan telah melakukan diskusi bersama Menhan Purnomo Yusgiantoro untuk menambah kekuatan militer Indonesia, khususnya kesatuan Angkatan Udara. "Tapi, ini baru tahap diskusi. Kalau maunya Panglima sih iya (menambah pesawat Sukhoi, Red.)," demikian Jenderal Moeldoko menerangkan seperti dikutip Pelita Online.

Lebih lanjut Panglima menjelaskan, "Ada beberapa pilihan, apakah kita ke depannya akan mengambil Sukhoi-35 atau F-16 dan generasi terbarunya. Kalau kita punya kemauan Insya Allah bisa."

Tambah Kekuatan Militer Indonesia, Alasan Panglima TNI Beli Pesawat Tempur Terus

Di samping pesawat tempur tercanggih, Jenderal Moeldoko berencana mengirimkan timnya untuk bertandang ke Rusia akhir bulan ini atau awal bulan Februari. Tim ini ditugasi untuk menemani wakil dari Kemenhan untuk membicarakan adanya kemungkinan untuk melakukan pembelian kapal selam Rusia. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kemenhan memang berencana membeli pesawat perang dan kapal selam (baca berita disini).

Meski belum ditentukan, apakah kapal selam yang dibeli baru atau second dengan skema hibah. Pihak TNI tentu saja berharap bisa membeli kapal selam baru. "Kami akan lihat dan dalami dua pilihan. Mudah-mudahan saja, kondisi pemerintah bagus," pungkasnya.

Perwira PLAAF Cina Diterima Wakasau di Mabes TNI AU

Pada 6 Januari 2014, Wakasau (Wakil Kepala Staf Angkatan Udara) Marsdya TNI Sunaryo menerima kunjungan Maj. Gen. Zhou Weaping, Deuty Director, Political Command PLAAF (People's Liberation Army Air Force) Cina di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur.

Perwira PLAAF Cina Diterima Wakasau di Mabes TNI AU
Wakasau dan Maj. Gen. Zhou Weaping | Poskota.

Berita TNI AU yang dilansir Poskota menyebutkan pertemuan keduanya ini ditujukan guna membahas kerjasama militer Indonesia-Cina, terutama untuk Tentara Nasional Indonesia dari satuan Angkatan Udara. Titik berat dari kerjasama kedua militer adalah peningkatan pendidikan serta latihan yang telah terjalin dengan baik selama ini.

Dalam pertemuannya Wakasau didampingi Aspam Kasau Marsda TNI Zulhasymi. Sedangkan, Maj. Gen. Zhou Weaping didampingi Col. Wang Fengbin, Air Force Airborne Troops College, Col. Zhang Xiaozhong, Air Force Logistic College, Col. Cao Shunquan, Deputy Section Chief training Departement of PLAAF HQ, Col. Xu Daxhuang, Chinese Defence Attache.

Panglima TNI Menerima 175 Prajurit Tentara Nasional Indonesia Perdamaian dari Kongo

Pada 6 Januari 2014, didamping para Kepala Staf Angkatan, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menerima 175 prajurit Satuan Tugas Kompi (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XX-J/MONUSCO (Mission de I’Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo) dari Republik Demokratik Kongo. Kontingen yang berjumlah 175 personel itu terdiri dari tiga satuan TNI: 151 dari Angkatan Darat, 19 Angkatan Laut, dan 5 Angkatan Udara, penerimaan itu melalui upacara militer yang bertempat di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur.

Dalam pernyataannya Jenderal Moeldoko mengungkapkan, "Penugasan Kontingen Garuda merupakan implementasi dari cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea empat yang berbunyi 'ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial'."

Panglima TNI Menerima 175 Prajurit Tentara Nasional Indonesia Perdamaian dari Kongo

Tekad mulia ini sudah tercantum dalam pasal 20 ayat 3 UU RI No. 34 Th 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, yang menegaskan tentang penggunaan kekuatan militer Indonesia dalam rangka tugas perdamaian dunia. Pasal yang sama juga menyebutkan secara tegas bila Tentara Nasional Indonesia melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia.

Lebih lanjut Jenderal Moeldoko mengatakan, "Profesionalisme Kontingen Garuda selama setahun masa penugasan di Kongo telah menunjukkan berbagai prestasi yang sangat luar biasa, diantaranya berhasil membangun jembatan bailley yang menghubungkan desa Durba dengan desa Nzopi, memperbaiki jalan Duru-Bitima dan jembatan Moke sepanjang 25 Km, merehab bangunan penjara yang terletak di Dungu Town dan membangun jalan antara Dungu-Ngilima sepanjang 40 Km."

Sekadar perlu diketahui, saat melakukan tugasnya Satgas Kizi Tentara Nasional Indonesia Konga XX-J mendapat apresiasi warga masyarakat, pengakuan serta penghargaan dari petinggi MONUSCO-PBB.

Pesawat Tanpa Awak Buatan Dua Mahasiswa Undip Semarang

Pada 3 Januari 2014, terkait karya pesawat tanpa awak buatan Muhammad Izzudin Shofar dan Havez Varirani Al Kautsar, Dr Muhammad Nur selaku dekan FSM (Fakultas Sains dan Matematika) Undip mengatakan bahwa Indonesia mampu menjadi negara unggul teknologi seandainya pemerintahnya mau mengakomodasi inovator muda dari berbagai penjuru Indonesia. "Indonesia ke depan akan menjadi negara luar biasa hebat bila pemerintah mau memakai inovasi dan kreasi anak-anak muda yang hebat-hebat dari segala penjuru negeri ini," demikian M. Nur berkata seperti dikutip Pelita Online.

Pesawat Tanpa Awak Buatan Dua Mahasiswa Undip Semarang

Pernyataan ini disampaikannya di kampus ketika menerima keduanya pasca meraih tropi penghargaan juara II Lomba Karya Cipta TNI AD dari Litbang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Keduanya berhasil membuat model pesawat tanpa awak Indonesia yang ditambahi teknologi telemetri dan multi fungsi. Kedua mahasiswa ditemani oleh PD III FSM Ngadiwiyana Ssi,Msi.

Atas prestasinya membuat pesawat tanpa awak buatan Indonesia di lomba yang berlangsung pertengahan Desember 2013 di Jakarta dan Surabaya ini, keduanya berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp 35 juta rupiah. Bahkan, menjadi "semacam" konsultan untuk TNI bila karyanya diproduksi oleh pihak militer.  

Pembangunan Dermaga Kapal Perang TNI AL Tunggu Izin Pertamina

Pada 3 Januari 2014, Pasintel Lanal Balikpapan Mayor Laut Robinson Hendrik Atwiyori menyatakan awal Desember 2013 pihaknya telah merampungkan survei di areal yang ditunjuk untuk menjadi lokasi pembangunan dermaga kapal perang Indonesia.

Pembangunan Dermaga Kapal Perang TNI AL Tunggu Izin Pertamina
Ilustrasi dermaga TNI AL | Antara.

Melansir Tribun Kaltim, berdasarkan hasil survei yang dilakukan markas besar TNI AL, kontur lahan dan perairan di sana cocok dengan kebutuhan. Namun, meski sudah mengantongi izin dari pemkot dan DPRD Kota Balikpapan, pembangunan dermaga kapal perang belum bisa dilakukan. Karena, masih menunggu izin dari Pertamina yang masih mengantongi kepemilikan tanah tersebut.

Robinson mengatakan, "Rencana lokasi kita sudah survei di sebelah pondok kelapo itu. Kita belum tahu arealnya yang diizinkan dengan Pertamina."

Kemenhan Kukuh Incar Simulator Pesawat Tempur Sukhoi

Pada 2 Januari 2014, Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis menetapkan pagu anggaran USD 45 juta untuk membeli simulator pesawat tempur Sukhoi. "Pagu itu hanya untuk satu unit simulator Sukhoi," terang Rachmad seperti dikutip Tempo.

Dia juga menjelaskan bila saat ini Kementerian tengah memproses evaluasi dokumen penawaran simulator Sukhoi. Selanjutnya, pemaparan oleh peserta lelang. Rachmad enggan menyebutkan pihak-pihak yang sudah mengajukan penawaran ke Kementerian Pertahanan. Namun dia membenarkan jika PT Dirgantara Indonesia masuk sebagai penawar simulator Sukhoi dari dalam negeri.

Dari pemaparan setiap produsen simulator, dia melanjutkan, Kementerian akan menyeleksi dan menuangkan dalam daftar peringkat peserta lelang. Setelah itu dipilih beberapa produsen simulator berdasarkan urutan peringkat tertinggi. "Tahapan selanjutnya," kata Rachmad, "Akan ditinjau fasilitas produksi dari beberapa peserta yang paling potensial.” Rachmad mengatakan, pertimbangan pihak Kementerian dalam penentuan pemenang adalah berdasarkan kemampuan produsen memproduksi simulator yang paling menyerupai kemampuan asli Sukhoi."

Kemenhan Kukuh Incar Simulator Pesawat Tempur Sukhoi

Pertimbangan lainnya, lama waktu pembuatan dan pengiriman serta jaminan purnajual. "Termasuk alih teknologi apabila pemenangnya dari luar negeri," ujar dia. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sebelumnya mengungkapkan rencana pemerintah membeli simulator pesawat buatan Rusia, Sukhoi SU-27 dan SU-30. Kementerian Pertahanan tengah memilah produsen simulator Sukhoi tersebut.

Sebab ada tiga negara yang sanggup memproduksi simulator ini: Cina, Rusia, serta Kazakstan. Andi Alisjahbana selaku Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia memberi saran supaya tidak membeli simulator pesawat terbang untuk Sukhoi dari luar negeri. Alasannya adalah pertimbangan melindungi rahasia negara dan materi pelatihannya banyak yang sifatnya universal.

Karena itu, dalam pandangannya, negara-negara yang menggunakan pesawat Sukhoi akan memilih membuat sendiri simulator kemudinya. Contohnya, Cina dan Malaysia yang membuat sendiri simulator kemudi pesawat tempur buatan Rusia itu. Selain itu, di dalam simulator sebaiknya disisipkan dokter tempur TNI AU.

Sementara itu, Rizal Dharma Putra, pengamat militer, menilai harga simulator kemudi Sukhoi dinilai terlalu mahal. Menurutnya, dengan biaya sebesar itu, pemerintah juga harus memperhitungkan jangka panjang. Pesawat perang yang dipunyai Indonesia bukan hanya Sukhoi. Ada pesawat F-16, F-5 Tiger, dan T-50 Golden Eagle yang dipakai untuk latihan. Bila, pembelian itu jadi, maka itu mubazir alias buang-buang duit. Lagipula, Indonesia belumlah perlu membeli simulator kemudi Sukhoi, karena milliter Indonesia baru memiliki satu skuadron (16 pesawat Sukhoi). Jika nekat beli simulator Sukhoi, dia melanjutkan, pemerintah harus konsisten ketika membutuhkan penambahan pesawat tempur. Pemerintah mau tak mau harus membeli pesawat tempur jenis Sukhoi lagi.

Menanggapi hal itu, Kementerian Pertahanan membantah jika dikatakan bahwa harga simulator kemudi pesawat tempur Sukhoi itu kemahalan. Menurut Kementerian, pagu anggaran US$ 45 juta untuk satu unit simulator Sukhoi sudah sesuai harga pasaran.

"Simulator yang rumit, risiko tinggi dengan kecepatan supersonik, harganya pun hampir sama dengan pesawat asli," tutur Rachmad. Karena alasan itu, kata dia, pemerintah baru berani membeli simulator untuk Sukhoi SU-24 dan SU-30 yang dimiliki TNI Angkatan Udara genap satu skuadron atau 16 unit.

Indonesia Terus Membeli Pesawat Tempur dan Kapal Selam dari Rusia

Pada 2 Januari 2014, Kepala Pusat Penerangan Kemenhan, Sisriadi, menerangkan bila pemerintah Indonesia berencana membeli sejumlah alutsista baru untuk memperbagus kekuatan militer Indonesia 2014. Alutista yang diincar adalah 5 kapal selam jenis Kilo Class, yang digunakan untuk perang, dan 6 pesawat tempur Sukhoi dari Rusia.


Sisriadi memastikan bila tim yang berasal dari personel anggota TNI AU telah berangkat ke Rusia untuk menjajaki sekaligus melihat kondisi kapal selam yang Indonesia hendak dibeli. Menurut kabar yang beredar, kapal ini dilengkapi senjata, seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, antipeluru kendali, dan rudal Yakhont. Adapun daya jelajah rudal tersebut mencapai 300-400 kilometer (kin).

Meskipun, pembelian pesawat Sukhoi ini belum diketahui kapan namun dia memberi ancer-ancer-nya, yaitu: "Jadwalnya (ke Rusia) Februari."

Pengarahan Dan Lanud Iswahyudi Terkait Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle

Pada 2 Januari 2014, Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E. selaku Komandan Lanud Iswahyudi memberi pengarahan pengoperasian pesawat tempur T-50i Golden Eagle kepada para personel Skadron Udara 15. Acara ini dihadiri pula oleh para Komandan Skadra serta para Kadis.

Dan Lanud Iswahyudi Beri Arahan Pengoperasian Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle
Pengarahan Dan Lanud Iswahyudi terkait Pengoperasian Pesawat T-50i.
Melansir dari laman Lanud-Iswahyudi, dalam arahannya, Yuyu mengharapkan agar personel Skadra jajaran Wing 3 lebih meningkatkan kinerja dan bekerja sesuai prosedur. Hal ini mengingat, T-50i merupakan pesawat tempur Indonesia yang baru saja dimiliki TNI AU. Karena itu, tentu belum dikenal luar maupun dalamnya. Yuyu juga berharap semua personel saling bekerja sama supaya pesawat tempur tercanggih saat ini itu bisa mulus dipakai tanpa adanya accident.

Sementara, kepada Komandan Skadra 13 dan 14, Yuyu mengharapkan agar mempersiapkan para personel dan pesawat sesuai prosedur untuk mencapai target yang sudah ditentukan. Para komandan juga harus bekerja profesional dan tidak merasa dirinya paling benar. Dia menandaskan supaya mereka tidak memaksakan penerbangan atau pekerjaan tanpa planning dan jadwal yang ada.

Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle Tiba di Lanud Iswahyudi

Pada 2 Januari 2014, telah tiba di Lanud Iswahyudi dua pesawat tempur T-50i Golden Eagle yang nantinya dipergunakan untuk latihan penerbang-penerbang tempur muda lulusan sekolah penerbang. Menggantikan pesawat latih Hawk MK-53.

Kolonel Pnb Minggit Triwibowo bersalaman dengan pilot Korea.

Mengutip dari laman TNI, Kolonel Pnb Minggit Triwibowo, S.IP. selaku Komandan Wing 3 Lanud Iswahyudi, Letkol Pnb Wastum, dan segenap jajaran pejabat Lanud Iswahyudi turut menyambut kedatangan pesawat yang diterbangkan oleh pilot-pilot dari negeri Ginseng tersebut.

Gambar pesawat tempur T-501 Golden Eagle.

Dua pesawat ini akan digunakan oleh para penerbang tempur muda lulusan sekolah penerbang, sebelum mereka diizinkan menerbangkan pesawat tempur TNI AU Hawk 100/200, Sukhoi, F-16, maupun F-15. Disamping itu, pesawat ini nantinya juga akan digunakan untuk pesawat aerobatik TNI AU.

Pesawat Indonesia Buatan PTDI Dipesan Militer Filipina

Pada 30 Desember 2013, PTDI (PT Dirgantara Indonesia) berhasil memenangkan tender pengadaan pesawat untuk militer Filipina. Atas kemenangan ini, Budiman Saleh selaku Direktur Niaga dan Restukturisasi PTDI berujar, "Kita menang 2 unit NC2l2i diproyek Light Lift Aircraft nilai bujet US$ 18 juta."

Sebagaimana dilansir Tribunnews.com, NC2l2i merupakan pesawat buatan Indonesia generasi terbaru dari pesawat tipe NC212-200 atau NC212-400. Meski dari segi ukuran jauh lebih kecil.

Pesawat Indonesia Buatan PTDI Dipesan Militer Filipina

Pesawat terbang buatan Indonesia ini dapat dipakai untuk beragam keperluan. Seperti komersial, angkut personel militer, kargo, misi khusus, sampai transportasi VIP. Semisal digunakan untuk penerbangan sipil, pesawat ini bisa dipasangi 24 kursi untuk penumpang.

Dalam penjelasannya, Budiman mengaku jika PTDI berencana memasukkan pesawat Indonesia tipe CN235 Maritime Patrol Aircraft, yang dibuat putra bangsa, dalam tender pengadaan pesawat tipe medium di Kemenhan Filipina. "Januari 2014, kita akan ikut tender berikutnya untuk 3-4 maritime patrol/military transport CN235," ungkapnya.

[Foto] Pesawat Udara Jenis Latih Bonanza G-36 Sah Dimiliki TNI AL

Pada 30 Desember 2013, telah dilangsungkan upacara serah terima pesawat udara jenis latih Bonanza G-36 di pangkalan udara Skuadron 200, Lapangan Udara TNI AL, Bandara Juanda, Surabaya.

Spesifikasi pesawat Indonesia produksi Beechcraft, Wichita, Kansas, AS ini adalah mesin tunggal, bertenaga 300 HP, 6 silinder, dan bahan bakar avgas. Kapasitas pesawat terbang ini adalah 4 orang dengan kecepatan 326/jam dan daya jelajah 1713 km di ketinggian maksimal 5639 m.

Mengutip lansiran Tempo, inilah foto-fotonya yang diambil Fully Syafi.

[Foto] Pesawat Udara Jenis Latih Bonanza G-36 Sudah Sah Dimiliki TNI AL
Sejumlah pilot berdiri di depan pesawat Bonanza G-36 selepas upacara serah terima.

[Foto] Pesawat Udara Jenis Latih Bonanza G-36 Sudah Sah Dimiliki TNI AL
Wakasal (Wakil Kepala Staf Angkatan Laut) Laksamana Madya TNI Hari Bowo membuka kain penutup lambang skuadron di badan pesawat terbang Indonesia Bonanza G-36.

[Foto] Pesawat Udara Jenis Latih Bonanza G-36 Sudah Sah Dimiliki TNI AL
Seorang pilot penerbang berpose di depan pesawat Bonanza G-36.

[Foto] Pesawat Udara Jenis Latih Bonanza G-36 Sudah Sah Dimiliki TNI AL
Seorang pilot penerbang berdiri di atas sayap pesawat Bonanza G-36.

[Foto] Pesawat Udara Jenis Latih Bonanza G-36 Sudah Sah Dimiliki TNI AL
Seorang teknisi melintas di depan pesawat Bonanza G-36.

[Foto] Pesawat Udara Jenis Latih Bonanza G-36 Sudah Sah Dimiliki TNI AL
Dua pesawat Bonanza G-36 dengan nomor seri L-213 dan L-214.

Militer Indonesia Inginkan Pesawat Tempur Tercanggih Sukhoi SU-35

Pada 29 Desember 2013, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia tengah mempelajari untuk memperkuat armada kapal selam Indonesia dengan kapal selam kilo dari Rusia untuk wilayah perairan Indonesia.

Militer Indonesia Inginkan Pesawat Tempur Tercanggih Sukhoi SU-35

Sementara untuk wilayah darat, TNI juga sedang menunggu kedatangan tank Leopard. Dan untuk wilayah udara, militer Indonesia sedang mengincar pesawat tempur tercanggih Sukhoi SU-35. Pesawat ini merupakan seri terbaru dari pesawat tempur Sukhoi SU-35.

Militer Indonesia Inginkan Pesawat Tempur Tercanggih Sukhoi SU-35

Bila tidak ada halangan berarti, Jenderal Moeldoko berharap alutsista yang telah dipesan ini bisa tampil di HUT TNI pada 5 Oktober 2014, yang akan diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur. "Hal ini untuk mengirim pesan bahwa presiden telah mengambil langkah progresif menuju modernisasi sistem pertahanan Indonesia. Untuk standar ASEAN, alutsista kita akan menjanjikan," katanya sebagaimana dilansir Antaranews.

Perbatasan Kalimantan Sangat Membutuhkan Tank Leopard!

Pada 28 Desember 2013, Pangdam Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman menyatakan bahwa perbatasan Kalimantan sangat rawan. Khususnya, terkait keamanan karena Kalimantan mempunyai titik perbatasan dengan Malaysia dan Singapura yang banyak. Karena itu, MBT (Main Battle Tank) Leopard sangat dibutuhkan untuk menjaga perbatasan Kalimantan.

"Di perbatasan masih sering terjadi pembalakan liar, pertambangan liar dan pencurian ikan. Orang luar seperti sudah ingin caplok sekitar perbatasan kita. Dengan adanya Leopard akan membuat moril lawan jatuh," katanya saat menerima kunjungan wartawan dari Jakarta, di Markas Komando Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama, Sungai Ulin, Kota Banjarbaru.

Perbatasan Kalimantan Sangat Membutuhkan Tank Leopard!

Menurut dia, keberadaan Leopard akan semakin memperkuat alutsista canggih yang ada di jajaran Kodam VI/Mulawarman. Saat ini, tank yang ada di Kodam merupakan tank ringan berjenis AMX dan Scorpion. "Paling tidak, satu kompi tank Leopard (delapan unit) dapat ditempatkan di Kalimantan," tuturnya.

Dalam waktu dekat ini Kodam Mulawarman akan menerima Multi Launcher Roket System (MLRS). Selain itu sudah terbentuk Skuadron Penerbad yang diperkuat 4 heli tempur dan 4 heli angkut.

Saat ini, kata Dicky, Kodam Mulawarman juga sudah menyiapkan satu batalyon kavaleri. Sebelumnya, Kodam ini hanya memiliki detasemen kavaleri.

Kodam Mulawarman juga memperbanyak pos-pos gabungan dengan Malaysia untuk menjaga perbatasan. Keberadaan pos ini untuk mempersempit upaya adanya pemindahan patok perbatasan dan untuk menghalau para pembalak yang notabene berasal dari Malaysia.

Kodam Mulawarman bertanggung jawab menjaga perbatasan di Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Dicky mengatakan daerah perbatasan itu cukup rawan. Baru-baru ini, pihaknya menangkan 11 bandar shabu-shabu."Bukti yang berhasil disita adalah 6,6 gram shabu dan uang tunai Rp2,6 miliar. Uang itu diperkirakan dari hasil transaksi shabu," katanya.

Atas temuan itu, Dicky juga melakukan operasi gabungan dengan kepolisian dan kejaksaan karena dikhawatirkan banyak narkoba masuk melalui perbatasan ini. "Biasanya mereka menyamar sebagai nelayan dan memasukkan narkoba melalui jalur sungai," katanya. (Republika)

Penerimaan Alutsista Terbaru Leopard di Yongkav 8/2 Kostrad

Pada 23 Desember 2013, Komandan Batalyon Kavaleri  8/2 Kostrad Letkol Kav Otto Sollu, SE beserta Persit dan Prajurit Narasinga menerima kedatangan alutsista terbaru Kavaleri TNI AD jenis Tank Leopard 24A dan Tank Marder. Penerimaan ini dilakukan di pintu gerbang utama Yonkav 8/2 Kostrad dalam acara tradisi yang sederhana tapi khidmat.

Penerimaan Alutsista Terbaru Leopard di Yongkav 8/2 Kostrad

Alutsista baru Tank Leopard 24A dan Tank Marder tiba, setelah sebelumnya dipamerkan di pameran alutsista ketika Hari Juang Kartika TA. 2013 di Makodam V/Brawijaya. Alutsista ini diantarkan menggunakan trailer khusus yang dikawal petugas dari Pomdam V dan perwakilan dari Pussenkav.

Penerimaan Alutsista Terbaru Leopard di Yongkav 8/2 Kostrad

Acara ini merupakan momen bersejarah bagi satuan Yonkav 8. Karena, diberikan amanah oleh TNI AD dan pemerintah Indonesia untuk mengawaki alutsista Indonesia terbaru Kavaleri TNI AD. Berupa Tank Jenis MBT (Main Battle Tank) -salah satu tank terbaik di dunia saat ini.

Kedatangan tank tersebut meningkatkan kekuatan militer Indonesia di mata dunia. Sehingga, negara Indonesia memiliki bargaining position di kancah internasional.