Home » , , » Peremajaan Alutsista Terbaru TNI AU Tahun 2014 Mencapai Puncaknya

Peremajaan Alutsista Terbaru TNI AU Tahun 2014 Mencapai Puncaknya

Pada 30 Januari 2014, digelar acara Rapat Koordinasi Operasi Angkatan Udara di Mabes AU, Cilangkap. Acara tersebut juga dihadiri oleh Koorsahli Kasau Marsda TNI Sru Astjahyo Andreas, Irjenau Marsda TNI JFP. Sitompul, Asrena Kasau Marsda TNI Mawardi, Asops Kasau Marsda TNI Bagus Puruhito, Aspers Kasau Marsda TNI Herry Wibowo Eslah, Aslog Kasau Marsda TNI Ida Bagus Anom, Danseskoau Marsda TNI Sudipo Handoyo, Gubernur AAU Marsda TNI Tabri Santoso, serta pejabat TNI AU lainnya. Dalam kesempatan tersebut, Kasau (Kepala Staf Angkatan Udara) memberikan sambutan yang dibacakan oleh Wakasau Marsdya TNI Sunaryo.

Inti dari sambutan tersebut adalah bahwa Tentara Nasional Indonesia, khususnya kesatuan Angkatan Udara, sedang melakukan proses membangun kemampuan serta kekuatan militer demi meningkatkan personel yang tangguh dan profesional. Sesuai Rencana Strategis Pembangunan TNI AU 2010-2014, tahun ini menjadi puncak alutista terbaru Indonesia khususnya TNI Angkatan Udara untuk beberapa jenis pesawat dan lainnya. Karenanya, anggota yang nantinya mengawaki mesti dapat mengatur lagi skala prioritas - seperti alokasi jam latihan dan jam terbang. Dengan demikian, seluruh sasaran operasi bisa terlaksana dan tercapai, tanpa abaikan faktor Lambangja.

Peremajaan Alutsista Terbaru TNI AU Tahun 2014 Mencapai Puncaknya
Gambar pesawat jet T-50 Golden Eagle.

Disebutkan juga bahwa perumusan serta penjelasan kegiatan operasi dan sasaran yang jelas-tajam sangat berguna dipakai sebagai acuan kegiatan di bidang lainnya. Hal ini mengingat jajaran operasi adalah front office dari semua kegiatan TNI AU. Selain itu, doktrin AU pun perlu dimutakhirkan untuk menyelaraskan dan menyesuaikan doktrin operasi AU, dengan mengakomodasi prinsip-prinsip interoperabilitas dan sinergisitas antarmatra, baik dalam masa damai maupun masa perang. Dan profesionalitas para anggota Tentara Nasional Indonesia memang ditunjukkan dengan keahlihan mereka dalam memakai alat-alat militer, kebisaan melaksanakan tugas secara terukur dan memenuhi nilai-nilai akuntabilitas, secara perorangan atau satuan. Karena itu, pembinaan diprioritaskan untuk mencapai kemampuan profesionalisme para penerbang, para pendukung penerbangan, dan pasukan khas TNI AU. Hal itu bisa dilakukan dengan manajeman latihan dan operasi yang baik, di samping latihan tiap personel dan satuan tetap terus berjalan dan tugas operasional lainnya tetap bisa berlangsung dengan baik.

Melansir dari Pelita Online, sebagaimana KASAU mengungkapkan, "Kegiatan bidang operasi penerbangan kita ketahui untuk kesiapan alutsista terbaru TNI AU tahun anggaran 2014, kebutuhan jam terbang adalah sebanyak 67.541 jam dengan sasaran kesiapan pesawat sebanyak 166 pesawat atau 59,7 % dari kekuatan riil 278 pesawat, yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasi, kegiatan latihan, pendidikan dan pembinaan khusus. Saya mengharapkan Rakor ini juga membahas tentang bagaimana strategi terbaik mengoptimalkan jam latihan personel yang mengawaki skadron udara dan pendukung operasi penerbangan. Tentunya kita juga harus membahas optimalisasi latihan bagi personel Lanud-Lanud dan Paskhas agar tercapai keseimbangan kemampuan operasional, sehingga menghasilkan konsep terbaik guna mencapai keseimbangan antara jam latihan dan operasi serta pengaturan personel agar profesionalisme personel merata."

0 komentar:

Post a Comment