Sebagaimana dilansir Investor.co.id, MoU tersebut dibuat terkait perjanjian kerja sama yang sudah dilakukan Direktorat Topografi Angkatan Darat bersama LAPAN tentang pemanfaatan iptek kedirgantaraan. Meski berfokus mengembangkan alutsista terbaru TNI, namun kerjasama ini tidak terbatas itu saja. KSAD Budiman mengutarakan, "Beberapa kemampuan LAPAN nantinya bakal kita manfaatkan untuk kepentingan TNI AD." Seperti teknologi penerbangan roket, satelit penginderaan jarak jauh, sains antariksa, sains atmosfir, dan teknologi UAV (Unmanned Aerial Vehicle) pesawat tanpa awak guna mengintai serta memonitor program pembangunan kekuatan militer Indonesia.
Guna mendukung kerja sama ini, TNI AD menggelontorkan dana sebesar Rp 3,5 miliar. Menurut Budiman, apa yang dimiliki LAPAN juga bisa membantu TNI dalam tugas operasi non-militer, seperti SAR, penanggulangan bencana alam, dan sebagainya. Namun, tetap yang menjadi prioritas adalah pengembangan metode serta pembuatan prototipe. Untuk itu, LAPAN tetap bekerjasama dengan perusahaan yang bergerak dalam industri pertahanan.
"LAPAN tetap bekerja sama dengan industri untuk membangun kompetensi industri itu dalam melayani AD," jelas Budiman.
Di samping, membuat nota kesepahaman dengan TNI Angkatan Darat, LAPAN juga melakukan kerja sama dengan TNI AL. Ke depan, LAPAN juga sedang menyusun kerja sama dengan TNI AU.
Pak Pres bgmn kita dpt kan investor (Prancis,Ukraine) yg dpt membuat logam Titanium, Silika dan kedua logam ini sangat erat berkaitan dg TNI kita serta akan memberikan industri2 yg dikelola BUMN spt PT DI/PT LAPAN akan lebih giat lagi utk membuat inovasi2 alutsista baru yg bernilai strategis bagi TNI. Salam NKRI..........
ReplyDelete