LAPAN Menguji Pesawat Tanpa Awak LSU 03

Pada 25 Januari 2014, LAPAN melakukan uji terbang pesawat LAPAN Surveillance UAV (LSU) 03 di Balai Produksi dan Pengujian Roket Lapan Pameungpeuk, Jawa Barat. LSU 03 merupakan pesawat tanpa awak yang memiliki kemampuan untuk mengangkut beban sebesar 10 kg untuk kebutuhan Airbone Remote Sensing. Dan uji terbang ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kestablian pesawat.

LAPAN Menguji Pesawat Tanpa Awak LSU 03
Photo: LAPAN.go.id.

LSU 03 take off pada 07.19 WIB dan sukses landing di lapangan uji Pameungpeuk pada 07.30 WIB. Bambang S. Tejasukmana selaku Kepala LAPAN menyatakan keberhasilan ini bukti meningkatnya sumber daya yang dipunyai LAPAN. Kelak, di masa mendatang, dia mengharapkan perkuatan aplikasi pendukung untuk berbagai pemanfaatan.

Sehari sebelumnya, tepatnya pada 24 Januari 2014, teknisi LAPAN juga melakukan uji penerbangan terhadap pesawat Indonesia LSU 02. Namun, ada beberapa perbaikan seperti pembenahan sistem autonomous pesawat, sehingga bisa terbang lurus sesuai titik koordinat yang ditetapkan.

Mengutip dari LAPAN.go.id, uji terbang LSU 03 juga dihadiri oleh para pejabat struktural eselon I LAPAN.

KASAL Meninjau Pembangunan Kapal Perang BCM

Pada 28 Januari 2014, KASAL (Kepala Staf Angkatan Laut) Laksamana TNI Dr. Marsetio meninjau pembangunan kapal perang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut jenis BCM (Bantu Cair Minyak) di galangan PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, Pondok Dayung, Jakarta Utara. Dalam melakukan peninjauan, KASAL didampingi oleh Dirut PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, Riry Syeried Jetta.

Kapal BCM yang sedang dikerjakan PT Dok dan Perkapalan memiliki spesifikasi panjang 122,4 m, panjang garis tegak 113, 90 m, lebar 16,50 m, dan tinggi 9 m. Sementara dari sisi performa kapal ini mempunyai kecepatan 18 knots (maksimal), daya jelajah sampai 7.680 nm, dan kapasitas muatan cair 5.500 m kubik. Mesinnya sendiri dilengkapi tenaga penggerak utama dengan jumlah dua berdaya 6.114 PS dengan sistem propulsi twin screw dan fixed pitch propeller. Dan berat bajanya 2.400 ton.

KASAL Meninjau Pembangunan Kapal Perang BCM
Photo: tnial.mil.id.

PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari merupakan salah satu industri yang cukup strategis kepunyaan Indonesia. Di mana, perusahaan ini telah memperoleh berbagai kepercayaan untuk membuat berbagai kapal perang TNI AL.

Mengutip dari laman TNIAL.mil.id, dalam peninjauan ini, KASAL juga didampingi oleh Wakasal Laksamana Madya TNI Hari Bowo, M.Sc., Asrena Kasal Laksamana Muda Ade Supandi, S.E., Asops Kasal Didit Herdiawan, M.P.A.,M.B.A., Aslog Kasal Laksda TNI Suyitno, S.pi., M.M., Kadisadal Laksma TNI Agus Setiadji, Kadismatal Laksma TNI Ir. Bambang Naryono, M.M., Kadiskomlekal Laksma TNI Fedhy E. Wiyana. Kadissenlekal Laksma TNI Bambang Sugeng, S.E., dan Kadispenal Laksma TNI Untung Suropati.

Menhan Menyematkan Bintang Jasa Kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko

Pada 28 Januari 2014, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menyematkan tanda kehormatan Bintang Yudha Dharma Utama, Bintang Jalasena Utama, serta Bintang Swa Buana Paksa Utama kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Aula Bhineka Tunggal Ika Kemhan RI.

Menhan Menyematkan Bintang Jasa Kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko
Menhan menyematkan bintang jasa kepada Panglima TNI | Tribunnews.

Dikutip dari TribunNews, penganugerahan Bintang Yudha Dharma Utama ini didasarkan pada Kepres RI No. 83/TK/Tahun 2013. Hal ini sebagai penghargaan atas dharma bakti anggota Tentara Nasional Indonesia, yang telah melebihi serta melampaui panggilan kewajiban untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan. Sehingga, memberikan keuntungan luar biasa bagi kemajuan, perkembangan, serta mewujudnya kesatuan TNI. Sementara, Bintang Jalasena Utama serta Bintang Swa Buana Paksa Utama disematkan atas dasar Kepres RI No. 82/TK/Tahun 2013.

Acara ini juga dihadiri oleh Wamenhan RI Sjafrie S., Kasal Laksamana TNI Marsetio, Kasau Marsekal TNI I.B. Putu Dunia, Wakasad Letjen TNI M.Munir, serta beberapa pejabat teras Kemenhan RI serta Mabes TNI.

Rusia Serahkan 37 Tank Tempur Amfibi Kepada Militer Indonesia

Pada 27 Januari 2014, perusahaan senjata Kurganmashzavod dari Rusia serahkan 37 tank tempur dari jenis Amfibi BMP-3F kepada militer Indonesia. Penyerahan tank-tank tersebut, yang berlangsung di Pusat Latihan Tempur Karang Tekok, Kab. Situbondo, Jawa Timur, diterima langsung oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Tank Amfibi BMP-3F | MetroTV

Mengutip dari laman MetroTV.com (27/01/14), turut hadir di acara tersebut yakni: Panglima TNI Jenderal Moeldoko, KSAL Laksamana Marsetio, Komandan Korps Marinir Mayjen (Mar) A. Faridz Washington, dan pejabat Kedubes Rusia.

Kadin Penerangan TNI AL Laksma Untung Suropati menuturkan jika penyerahan Tank Amfibi BMP-3F ini merupakan realisasi pelaksanaan kontrak jual-beli antara Kemenhan RI-Rusia. Pada 11 Desember 2011 silam, pemerintah Rusia juga menyerahkan 17 unit tank yang sama.

Panglima TNI: "Kita Harus Selalu Memordernisasi Alutsista"

Pada 27 Januari 2014, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan jika Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI, terutama milik Marinir, rata-rata sudah tua. Karena itu, sudah saat diganti atau diremajakan.

"Kita harus selalu memordernisasi alutsista. Kita up date, termasuk tank-tank yang sudah tua. Kalau sudah tua, dimodifikasi seperti apa juga tak bisa. Lupakan yang lama, cari yang baru," demikian Jenderal Moeldoko mengungkapkan kepada wartawan. Pasca mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam acara serah-terima tank amfibi BMP-3F dari Rusia di Puslatpur Karang Tekok, Kab. Situbondo, Jawa Timur.

Panglima TNI: "Kita harus selalu memordernisasi alutsista"
Tank Amfibi dari Rusia | pertahananbangsa.blogspot.com

Sang Jenderal juga mengatakan bila kelengkapan alutsista adalah bagian dari kesejahteraan para personel TNI. Menurut pandangannya, jika seorang prajurit berangkat ke medan tempur dengan senjata tua, maka moral prajurit akan turun.

"... Kedatangan tank baru ini akan sangat baik bagi pembangunan kekuatan Marinir ke depan. Marinir Indonesia tentu makin hebat!" pungkasnya, seperti dikutip dari MetroTV.com (27/01/14).

Kisah Personel Kostrad TNI AD Turun ke Rawa-rawa untuk Cek Patok Perbatasan

Berita militer Indonesia hari ini kabarkan tentang para personel Kostrad TNI AD, yang tergabung dalam Satgas Yonif Linud, yang turun ke rawa-rawa demi mengecek patok perbatasan RI-Papua Nugini.

Untuk sampai ke lokasi patok, anggota Pos Rawa Biru ini mesti mendayung sampan dengan waktu tempuh dua jam. Kemudian dilanjutkan berjalan kaki selama lima jam. Lokasi medan yang sulit memaksa sebagian personel melepas sepatu dan berjalan tanpa alas kaki.

Kisah Personel Kostrad TNI AD Turun ke Rawa-rawa untuk Cek Patok Perbatasan
Personel Satgas Yonif Linud yang bertugas cek patok | Merdeka.com

"Jangan pernah lelah serta ragu dalam melaksanakan tugas mulia ini," tutur Mayor Inf Aji Mimbarno yang ikut dalam tim patroli patok kepada para anggotanya, seperti dikutip dari Merdeka (24/01/14).

Rombongan Satgas tiba sampai di patok MM 13,3 setelah berjam-jam mencari. Mereka puas dan lega mengetahui patok masih kokoh dan utuh. Kemudian, mereka membersihkan lingkungan sekitar patok batas dua negara itu.

Bila dihitung-hitung, mereka menghabiskan waktu sehari semalam dalam mengecek patok. Inilah upaya yang dilakukan militer Indonesia demi menjaga kedaulatan dan pergeseran batas wilayah RI.