Indonesia Masuk 15 Besar Ranking Militer Dunia

Pada 11 Februari 2014, situs Global Fire Power (GFP) melansir jika Indonesia masuk 15 besar ranking militer dunia. Situs lembaga monitor ketentaraan tersebut menyatakan dalam analisisnya bahwa tentara Indonesia mampu mengkonter teroris dalam negeri, bahkan sanggup menginvasi negara lain. Penilaian ini dilakukan dengan membandingkan antara kekuatan militer Indonesia dengan kekuatan dari 68 negara lainnya di seluruh dunia.

Indonesia Masuk 15 Besar Ranking Militer Dunia

Tentunya, GFP menempatkan Indonesia dalam ranking tersebut dengan tidak menilai dari sisi jumlah dan kecanggihan alutsista Indonesia saja. Lebih dari itu, GFP juga menilai dari sisi jumlah penduduk, kesiapan bahan bakar cadangan (produksi minyak), dan budget militer.

Dikutip dari Detik, GFP mendapatkan dari berbagai sumber, seperti perpustakaan kongres AS, CIA.gov, serta energy.eu. Data itu rata-rata diambil tahun 2011 dan 2012. Tercatat Indonesia memiliki 438.410 personel aktif, 400 tank, 444 pesawat, 187 helikopter, dan 150 kapal tempur.

Data-data tersebut juga mengikutsertakan sumber daya manusia 129.075.188 dan warga negara yang siap bertugas berjumlah 107.538.660.

Sebagai tambahan, kami sertakan juga 10 negara yang masuk dalam 10 besar ranking militer dunia.

1. Amerika Serikat
2. Rusia
3. China
4. India
5. Inggris
6. Perancis
7. Jerman
8. Korea Selatan
9. Italia
10. Brazil
15. Indonesia

Menhan Indonesia dan Menhan Timor Leste Bahas Latihan Kekuatan Militer Bersama

Pada 11 Februari 2014, dikabarkan jika Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro bertemu Menteri Pertahanan sekaligus Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao di Jakarta. Keduanya membahas adanya kemungkinan latihan kekuatan militer kedua pihak.

Menhan Indonesia dan Menhan Timor Leste Bahas Latihan Kekuatan Militer Bersama

Mengutip dari Antara, dalam pernyataannya, Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro mengatakan, "Indonesia serta Timor Leste akan melakukan pelatihan bersama untuk tentara. Kami juga akan melaksanakan kerja sama antara angkatan laut dan angkatan udara di masa depan." Tidak hanya itu, Menhan juga mengutarakan bahwa kedua negara juga akan bekerja sama di bidang industri pertahanan.

Sementara itu, Menhan sekaligus PM Xanana Gusmao merupakan tetangga negara yang berbagi perbatasan darat dan persoalan umum lainnya. Karena itu, kerjasama pertahanan kuat merupakan isu pokok yang harus menjadi fokus keduanya. "Kami akan mengirim orang untuk belajar dari militer Indonesia," pungkasnya.

Photo by Antara

Kekuatan Militer China menjadi "Penguasa" Baru

Pada 10 Februari 2014, dikabarkan jika kekuatan militer China terbaru menjadi "penguasa" baru di dunia militer. Pasca menguasai perekonomian dunia, China mengalokasikan banyak dana untuk memperkuat sisi militernya dalam tempo satu dekade.

Pun secara konsisten, China terus menggelontorkan anggaran militernya. Dan itu terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sangat berbeda dengan negara lain yang anggaran militernya naik turun. Sehingga, wajar saja bila negeri Tirai Bambu ini mampu membangun kekuatan militer. Di samping kekuatan populasi juga ikut mempengaruhinya.

Kekuatan Militer China menjadi "Penguasa" Baru

Hal yang menarik adalah sebagian anggaran militer China juga dipakai untuk studi serta pengembangan alutsista dalam negeri. Dengan strategi seperti itu, China memiliki segalanya - mulai persenjataan ringan sampai hulu ledak nuklir.

Dilansir oleh Detik (10/2/14), Departemen Pertahanan AS melansir bahwa saat ini China sedang mengembangkan alutsista terbaru, yaitu senjata berbasis energi kinetik, laser bertenaga tinggi, senjata microwave, senjata pancaran partikel, dan senjata berbasis elektromagnetik.

Meski begitu, tentara China menyatakan bahwa kemajuan mereka di dunia militer adalah berkat bantuan AS dan sekutunya. Misalnya, mesin diesel dari Eropa untuk kapal perang China, desain helikopter militer dari Eurocopter, sonar anti-kapal selam dari Perancis, teknologi Australia di dalam kapal Houbei, serta teknologi rudal, laser, dan pesawat tempur dari Israel.

Photo by Detik

Panglima TNI: Amunisi Buatan Pindad Tidak Hanya untuk TNI

Pada 10 Februari 2014, Panglima TNI Jenderal Moeldoko membantah jika pihaknya menjual peluru kepada kelompok separatis. "Produk Pindad bukan hanya untuk TNI. Bukan berarti (amunisi untuk separatis) dari TNI," ungkap Moeldoko di Gedung DPR, Jakarta.

Pernyataan ini muncul terkait dugaan adanya oknum TNI dan Polri yang menjual amunisi buatan Pindad kepada kelompok separatis. Sebab, ditemukan selongsong peluru saat terjadi sejumlah kasus penembakan di Papua. Hal ini dikemukakan oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe, di Jakarta beberapa waktu lalu. Karena itu, Lukas meminta Kapolri dan Panglima TNI untuk menertibkan perdagangan amunisi yang diduga salah jalur tersebut.

Panglima TNI: Amunisi Buatan Pindad Tidak Hanya untuk TNI

Tidak hanya Lukas, anggota Komisi I DPR Yorrys Raweyai (dari Fraksi Partai Golkar) juga mensinyalir hal yang sama. Dalam pandangannya, sebutir peluru bisa diharga 1.500 rupiah.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko pun tetap menolak. Beliau menduga jika amunisi-amunisi tersebut berasal dari rampasan. "Masa kita mau jual (peluru) untuk bunuh teman. Pernah ada perampasan dari institusi lain," tukasnya.

Laksamana Muda Iskandar Sitompul selaku Kapuspen (Kepala Pusat Penerangan) TNI juga tidak berkomentar banyak mengenai hal ini. Sebagaimana dilansir BeritaSatu (10/02/14), beliau hanya berucap, "Kan baru diduga. Silakan saja duga-duga."

[Sejarah Indonesia] Kisah Kopassus Indonesia yang Siram Orang Papua Nugini di KBRI

Ada sebuah kisah yang cukup menarik dari anggota Kopassus Indonesia yang bertugas menjaga KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Port Moresby. Cerita ini termuat di dalam buku Kopassus untuk Indonesia karya Iwan Santosa dan EA Natanegara yang terbitan R&W.

Diketahui jika keadaan di Port Moresby begitu mencekam. Di mana, kriminalitas sangat tinggi di sana. Terlebih masyarakat di sana punya hobi mabuk-mabukan. Karena itu, atas pertimbangan hal tersebut, pada 1993, pemerintah Indonesia mengirimkan personel Kopassus untuk menjaga KBRI dan wisma KBRI.

[Sejarah Indonesia] Kisah Kopassus Indonesia yang Siram Orang Papua Nugini di KBRI

Tadinya sebelum ada Kopassus, tidak ada yang berani mengingatkan staf lokal KBRI yang notabene adalah orang-orang lokal Papua Nugini. Satu kali pernah terjadi sewaktu ditegur, seorang staf lokal justru memanggil teman-temannya dan mengeroyok orang yang menegurnya itu.

Adalah Serka Margono, seorang personel Kopassus TNI AD yang sempat bertugas di sana sekurun 1993-1994. Dia bercerita ada seorang staf lokal yang pernah coba-coba kurang ajar di hadapannya. Staf lokal itu datang ke KBRI dengan mata merah dan mulut berbau alkohol. Kemudian duduk begitu saja di bawah tiang bendera KBRI dengan mata nyalang menatapnya - seolah menantang Serka Margono. Serka Margono pun segera menegurnya.

"Saya tegur sekali, dua kali, dia tidak mau pergi. Saya mengambil air dan saya siram dia. Saya ajak berkelahi, dia tidak berani. Dia kemudian pergi ngeloyor sambil ngomel-ngomel," tukas Margono.

Keadaan Port Moresby memang rawan, sehingga para personel Kopassus ini diharuskan selalu siaga. Toko-toko di sana cuma buka sampai jam 6 sore. Setelah itu, rampok bakalan berkeliaran di jalanan yang sepi. "... Perusahaan-perusahaan yang mampu selalu menyewa tenaga petugas keamanan swasta," tutur Margono.

Komparasi Kekuatan Militer Indonesia Dibanding Singapura

Singapura melayangkan protes kepada Tentara Nasional Indonesia gara-gara menamai kapal perangnya dengan Usman Harun. Sebagaimana diketahui, Sersan Usman dan Kopral Harun merupakan dua personel Kors Komando Operasi TNI AL (sekarang Marinir), sempat membom kawasan Orchard Road ketika mengelar operasi Dwikora. Keduanya dihukum gantung pemerintah Singapura tahun 1968.

Terkait protes Singapura ini, pemerintah Indonesia - khususnya TNI - tidak menggubrisnya. Dikatakan bahwa penamaan kapal perang Indonesia itu sudah sesuai prosedur standar. Lagipula, Usman dan Harun itu adalah pahlawan nasional. Nah, bagaimana jika Singapura tetap tidak terima dengan kondisi ini, dan berpikir untuk melakukan aksi militer?

Komparasi Kekuatan Militer Indonesia Dibanding Singapura

Melansir dari Merdeka (8/2/14), bila diperbandingkan, Indonesia dan Singapura, ibarat semut dan gajah. Di mana, Singapura hanya memiliki luas 697 km persegi saja sementara Indonesia punya luas 1.904.559 km persegi. Penduduk Indonesia pun jauh lebih besar dibandingkan Singapura: 240 juta jiwa dibandingkan 5 juta jiwa.

Meski begitu, kekuatan militer Singapura tetap tak bisa dipandang sebelah mata. Memang secara jumlah Indonesia menang, tapi soal kecanggihan? Ada beberapa alutsista militer Singaputar yang lebih canggih. Well, keduanya pun masuk dalam 100 besar kekuatan militer dunia, sebagaimana dilansir situs Global Fire Power.

Berikut perbandingan antara kekuatan militer Indonesia vs Singapura berdasarkan lansiran situs analisa pertahanan tersebut.

Jumlah Personel Militer Beserta Cadangannya

Komparasi Kekuatan Militer Indonesia Dibanding Singapura
Indonesia memang punya jumlah penduduk dan jumlah personel militer yang besar dibandingkan Singapura. Tapi, Singapura memiliki program wamil bagi setiap warganya. Sedangkan, Indonesia tidak ada wamil.

Berikut perbandingannya

Jumlah personel militer aktif

Indonesia: 438.410
Singapura: 72.000


Pasukan cadangan

Indonesia: 400.000
Singapura: 300.000

Penduduk yang bisa dijadikan tentara

Indonesia: 107.538.660
Singapura: 2.105.973

Kekuatan Darat

Komparasi Kekuatan Militer Indonesia Dibanding Singapura
Meski kecil, Singapura serius membangun kekuatan daratnya. Bahkan, Singapura punya lebih dulu tank Leopard. Sedangkan Indonesia, baru tahun ini memperkuat Angkatan Darat dengan Leopard. Dan baru-baru ini memborong berbagai alutsista terbaru, seperti peluncur roket, artileri, dan panser. Jadi, terlihat peralatan perang Indonesia ketinggalan.

Berikut perbandingannya

Tank Baja

Indonesia: 400
Singapura: 132

Kendaraan lapis baja

Indonesia: 506
Singapura: 2.192

Artileri jarak jauh

Indonesia: 62
Singapura: 262

Peluncur roket

Indonesia: 50
Singapura: 18

Mortir

Indonesia: 3.350
Singapura: 100

Senjata antitank

Indonesia: 11.000
Singapura: 4.000

Kendaraan angkut logistik

Indonesia: 11.100
Singapura: 2.100

Kekuatan Laut

Komparasi Kekuatan Militer Indonesia Dibanding Singapura
Singapura memang tidak memiliki kekuatan laut yang tidak seberapa, meski begitu ada enam kapal selam yang menjaga wilayah perairan mereka. Indonesia, yang punya wilayah laut lebih luas, cuma punya dua kapal selam saja. Tiga kapal selam lain baru dipesan dan belum selesai.

Kapal perang

Indonesia: 150
Singapura: 39

Kapal selam

Indonesia: 2
Singapura: 6

Kapal pendarat pasukan

Indonesia: 26
Singapura: 4

Kapal kelas korvet

Indonesia: 23
Singapura: 6

Kapal kelas frigat

Indonesia: 6
Singapura: 6

Kapal dagang

Indonesia: 1.340
Singapura: 1.599

Pelabuhan Laut Utama

Indonesia: 9
Singapura: 1

Kapal Patroli

Indonesia: 70
Singapura: 12

Kekuatan Udara

Komparasi Kekuatan Militer Indonesia Dibanding Singapura
Baru-baru ini saja Indonesia berambisi membangun kekuatan udaranya dengan memuseumkan sejumlah pesawat tempur tuanya dan menggantikannya dengan pesawat baru. Seperti Sukhoi, F-16 Blok C-D, T-50i Golden Eagle, dan Super Tucano. 

Sedangkan, Singapura juga punya pesawat tempur, seperti F-16 Blok D, F-15SG, dan F-5 Tiger. Tapi, urusan serangan darat mereka memakai helikopter serbu apache.

Pesawat tempur dan angkut

Indonesia: 444
Singapura: 359

Helikopter

Indonesia: 187
Singapura: 86

Lapangan udara dan airport

Indonesia: 676
Singapura: 9

Kekuatan ekonomi

Komparasi Kekuatan Militer Indonesia Dibanding Singapura
Ekonomi suatu negara yang besar sangat bermanfaat untuk memperbarui diri terus-menerus. Di bidang militer, ini sangat berguna untuk memodernisasi angkatan perangnya. Indonesia jelas kalah dari sisi ini.

Anggaran pertahanan

Indonesia: USD 5.220.000.000
Singapura: USD 8.302.000.000

Produksi minyak

Indonesia: 982.900 barel per hari
Singapura: 0

Konsumsi minyak

Indonesia: 1.115.000 barel per hari
Singapura: 927.000 barel per hari

Cadangan minyak

Indonesia: 3.885.000.000 barel per hari
Singapura: 0

Devisa

Indonesia: USD 110.100.000.000
Singapura: USD 225.800.000.000