Pesawat Indonesia Buatan PTDI Dipesan Militer Filipina

Pada 30 Desember 2013, PTDI (PT Dirgantara Indonesia) berhasil memenangkan tender pengadaan pesawat untuk militer Filipina. Atas kemenangan ini, Budiman Saleh selaku Direktur Niaga dan Restukturisasi PTDI berujar, "Kita menang 2 unit NC2l2i diproyek Light Lift Aircraft nilai bujet US$ 18 juta."

Sebagaimana dilansir Tribunnews.com, NC2l2i merupakan pesawat buatan Indonesia generasi terbaru dari pesawat tipe NC212-200 atau NC212-400. Meski dari segi ukuran jauh lebih kecil.

Pesawat Indonesia Buatan PTDI Dipesan Militer Filipina

Pesawat terbang buatan Indonesia ini dapat dipakai untuk beragam keperluan. Seperti komersial, angkut personel militer, kargo, misi khusus, sampai transportasi VIP. Semisal digunakan untuk penerbangan sipil, pesawat ini bisa dipasangi 24 kursi untuk penumpang.

Dalam penjelasannya, Budiman mengaku jika PTDI berencana memasukkan pesawat Indonesia tipe CN235 Maritime Patrol Aircraft, yang dibuat putra bangsa, dalam tender pengadaan pesawat tipe medium di Kemenhan Filipina. "Januari 2014, kita akan ikut tender berikutnya untuk 3-4 maritime patrol/military transport CN235," ungkapnya.

[Foto] Pesawat Udara Jenis Latih Bonanza G-36 Sah Dimiliki TNI AL

Pada 30 Desember 2013, telah dilangsungkan upacara serah terima pesawat udara jenis latih Bonanza G-36 di pangkalan udara Skuadron 200, Lapangan Udara TNI AL, Bandara Juanda, Surabaya.

Spesifikasi pesawat Indonesia produksi Beechcraft, Wichita, Kansas, AS ini adalah mesin tunggal, bertenaga 300 HP, 6 silinder, dan bahan bakar avgas. Kapasitas pesawat terbang ini adalah 4 orang dengan kecepatan 326/jam dan daya jelajah 1713 km di ketinggian maksimal 5639 m.

Mengutip lansiran Tempo, inilah foto-fotonya yang diambil Fully Syafi.

[Foto] Pesawat Udara Jenis Latih Bonanza G-36 Sudah Sah Dimiliki TNI AL
Sejumlah pilot berdiri di depan pesawat Bonanza G-36 selepas upacara serah terima.

[Foto] Pesawat Udara Jenis Latih Bonanza G-36 Sudah Sah Dimiliki TNI AL
Wakasal (Wakil Kepala Staf Angkatan Laut) Laksamana Madya TNI Hari Bowo membuka kain penutup lambang skuadron di badan pesawat terbang Indonesia Bonanza G-36.

[Foto] Pesawat Udara Jenis Latih Bonanza G-36 Sudah Sah Dimiliki TNI AL
Seorang pilot penerbang berpose di depan pesawat Bonanza G-36.

[Foto] Pesawat Udara Jenis Latih Bonanza G-36 Sudah Sah Dimiliki TNI AL
Seorang pilot penerbang berdiri di atas sayap pesawat Bonanza G-36.

[Foto] Pesawat Udara Jenis Latih Bonanza G-36 Sudah Sah Dimiliki TNI AL
Seorang teknisi melintas di depan pesawat Bonanza G-36.

[Foto] Pesawat Udara Jenis Latih Bonanza G-36 Sudah Sah Dimiliki TNI AL
Dua pesawat Bonanza G-36 dengan nomor seri L-213 dan L-214.

Militer Indonesia Inginkan Pesawat Tempur Tercanggih Sukhoi SU-35

Pada 29 Desember 2013, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia tengah mempelajari untuk memperkuat armada kapal selam Indonesia dengan kapal selam kilo dari Rusia untuk wilayah perairan Indonesia.

Militer Indonesia Inginkan Pesawat Tempur Tercanggih Sukhoi SU-35

Sementara untuk wilayah darat, TNI juga sedang menunggu kedatangan tank Leopard. Dan untuk wilayah udara, militer Indonesia sedang mengincar pesawat tempur tercanggih Sukhoi SU-35. Pesawat ini merupakan seri terbaru dari pesawat tempur Sukhoi SU-35.

Militer Indonesia Inginkan Pesawat Tempur Tercanggih Sukhoi SU-35

Bila tidak ada halangan berarti, Jenderal Moeldoko berharap alutsista yang telah dipesan ini bisa tampil di HUT TNI pada 5 Oktober 2014, yang akan diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur. "Hal ini untuk mengirim pesan bahwa presiden telah mengambil langkah progresif menuju modernisasi sistem pertahanan Indonesia. Untuk standar ASEAN, alutsista kita akan menjanjikan," katanya sebagaimana dilansir Antaranews.

Perbatasan Kalimantan Sangat Membutuhkan Tank Leopard!

Pada 28 Desember 2013, Pangdam Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman menyatakan bahwa perbatasan Kalimantan sangat rawan. Khususnya, terkait keamanan karena Kalimantan mempunyai titik perbatasan dengan Malaysia dan Singapura yang banyak. Karena itu, MBT (Main Battle Tank) Leopard sangat dibutuhkan untuk menjaga perbatasan Kalimantan.

"Di perbatasan masih sering terjadi pembalakan liar, pertambangan liar dan pencurian ikan. Orang luar seperti sudah ingin caplok sekitar perbatasan kita. Dengan adanya Leopard akan membuat moril lawan jatuh," katanya saat menerima kunjungan wartawan dari Jakarta, di Markas Komando Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama, Sungai Ulin, Kota Banjarbaru.

Perbatasan Kalimantan Sangat Membutuhkan Tank Leopard!

Menurut dia, keberadaan Leopard akan semakin memperkuat alutsista canggih yang ada di jajaran Kodam VI/Mulawarman. Saat ini, tank yang ada di Kodam merupakan tank ringan berjenis AMX dan Scorpion. "Paling tidak, satu kompi tank Leopard (delapan unit) dapat ditempatkan di Kalimantan," tuturnya.

Dalam waktu dekat ini Kodam Mulawarman akan menerima Multi Launcher Roket System (MLRS). Selain itu sudah terbentuk Skuadron Penerbad yang diperkuat 4 heli tempur dan 4 heli angkut.

Saat ini, kata Dicky, Kodam Mulawarman juga sudah menyiapkan satu batalyon kavaleri. Sebelumnya, Kodam ini hanya memiliki detasemen kavaleri.

Kodam Mulawarman juga memperbanyak pos-pos gabungan dengan Malaysia untuk menjaga perbatasan. Keberadaan pos ini untuk mempersempit upaya adanya pemindahan patok perbatasan dan untuk menghalau para pembalak yang notabene berasal dari Malaysia.

Kodam Mulawarman bertanggung jawab menjaga perbatasan di Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Dicky mengatakan daerah perbatasan itu cukup rawan. Baru-baru ini, pihaknya menangkan 11 bandar shabu-shabu."Bukti yang berhasil disita adalah 6,6 gram shabu dan uang tunai Rp2,6 miliar. Uang itu diperkirakan dari hasil transaksi shabu," katanya.

Atas temuan itu, Dicky juga melakukan operasi gabungan dengan kepolisian dan kejaksaan karena dikhawatirkan banyak narkoba masuk melalui perbatasan ini. "Biasanya mereka menyamar sebagai nelayan dan memasukkan narkoba melalui jalur sungai," katanya. (Republika)

Penerimaan Alutsista Terbaru Leopard di Yongkav 8/2 Kostrad

Pada 23 Desember 2013, Komandan Batalyon Kavaleri  8/2 Kostrad Letkol Kav Otto Sollu, SE beserta Persit dan Prajurit Narasinga menerima kedatangan alutsista terbaru Kavaleri TNI AD jenis Tank Leopard 24A dan Tank Marder. Penerimaan ini dilakukan di pintu gerbang utama Yonkav 8/2 Kostrad dalam acara tradisi yang sederhana tapi khidmat.

Penerimaan Alutsista Terbaru Leopard di Yongkav 8/2 Kostrad

Alutsista baru Tank Leopard 24A dan Tank Marder tiba, setelah sebelumnya dipamerkan di pameran alutsista ketika Hari Juang Kartika TA. 2013 di Makodam V/Brawijaya. Alutsista ini diantarkan menggunakan trailer khusus yang dikawal petugas dari Pomdam V dan perwakilan dari Pussenkav.

Penerimaan Alutsista Terbaru Leopard di Yongkav 8/2 Kostrad

Acara ini merupakan momen bersejarah bagi satuan Yonkav 8. Karena, diberikan amanah oleh TNI AD dan pemerintah Indonesia untuk mengawaki alutsista Indonesia terbaru Kavaleri TNI AD. Berupa Tank Jenis MBT (Main Battle Tank) -salah satu tank terbaik di dunia saat ini.

Kedatangan tank tersebut meningkatkan kekuatan militer Indonesia di mata dunia. Sehingga, negara Indonesia memiliki bargaining position di kancah internasional.

Kemenhan Berutang Rp 8 Triliun untuk Penuhi Kebutuhan BBM Kendaraan Tempur TNI

Pada 18 Desember 2013, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengaku jika Kemenhan kekurangan dana APBN khusus BBM (Bahan Bakar Minyak) untuk menjalankan operasional operasi militer. Bahkan, sampai berutang demi mencukupi kebutuhan BBM kendaraan tempur milik Tentara Nasional Indonesia.

"Di sisi lain bujet, belum cukup dari APBN untuk kendaraan operasi kita hanya 40 persen dianggarkannya. Maka dari itu kita diakhir tahun utang kanan kira," kata Purnomo di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, seperti dikutip Merdeka.com (18/12/13).

Kemenhan Berutang Rp 8 Triliun untuk Penuhi Kebutuhan BBM Kendaraan Tempur TNI
KRI Diponegoro 365 | Merdeka.com

Setidaknya TNI membutuhkan BBM sebanyak 0,4 juta liter tiap tahunnya. Dengan demikian Kemenhan harus berutang sebesar Rp 8 triliun untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Maklum saja, alutsista Indonesia milik TNI sudah tua. Jadi, boros BBM. Purnomo menuturkan, "Memang kita membutuhkan BBM, kita di akhir tahun harus membayar 8 triliun untuk BBM. Ditambah lagi peralatan-peralatan militer kita sudah pada tua."

Kemenhan pun menggandeng Pertamina untuk memenuhi kebutuhan BBM ini. Dengan demikian, diharapkan kebutuhan operasional bisa terpenuhi.