Pos M. Hutabarat |
Sebagaimana dilansir Jaringnews (24/10/13) disampaikan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Pos M. Hutabarat di sela-sela konferensi pers mengenai hasil TEI 2013 di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta. “Ini amanat UU No 16 tahun 2012, yaitu kita harus mempromosikan industri pertahanan bukan hanya untuk dipakai sendiri tetapi juga diekspor,” kata Hutabarat.
Hutabarat tidak mempunyai data negara mana dan komoditas pertahanan apa saja yang ditransaksikan selama pameran. “Kita banyak menyuplai komponen pesawat terbang ke negara-negara Eropa. Komponen itu diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia. Selain itu kita memproduksi peluru. Sedangkan PT Pindad membuat panser, selain untuk dipakai juga untuk diekspor,” kata Hutabarat merinci beberapa produk militer yang telah banyak menjajal pasar luar negeri.
Selain itu, Hutabarat menambahkan, simulator untuk keperluan pelatihan para pilot banyak juga dibuat oleh BUMN strategis untuk kemudian diekspor. “Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) itu tidak bisa dibuat oleh perusahaan swasta, harus dibuat oleh BUMN. Sebab kalau dibuat oleh swasta, berbahaya,” kata dia.
Pasar produk-produk militer di dunia memang terus berkembang. Pasar di wilayah ASEAN saja diperkirakan mencapai US$ 25 miliar saat ini. Sebagai bagian dari upaya memandirikan industri pertahanan, menembus pasar ekspor menjadi salah satu prioritas pemerintah.
“Target kita saat ini adalah setidak-tidaknya 35 persen dari keseluruhan produk dibuat di Indonesia. Dan setiap tahun kita harapkan kandungan lokalnya bertambah 5 persen. Sehingga dalam lima tahun sudah mencapai 70 persen,” pungkasnya.
Sumber: Jaringnews.com
Hipmi hrs masuk bisnis produk2 alutsista TNI dg menggandeng para pensiunan jendral2, shg semakin bagus prospek alutsista Indonesia dan buat perusahaan bermitra dg koperasi TNI.
ReplyDelete