Mesin Produksi PT Pindad Masih Kurang Banyak

Pada 7 September 2013, Tuning Rudyati, PR Manajer PT Pindad, mengungkapkan jika mesin produksi PT Pindad masih kurang banyak, terutama untuk memenuhi kebutuhan produksi senapan laras panjang. Hal ini dikarenakan kurangnya mesin produksi senapan laras panjang.

Pun demikian, mesin produksi PT Pindad tetap akan ditambah untuk melayani kebutuhan pasar. Hanya saja, membeli mesin pemroduksi senapan tak segampang mendatangkan mesin produksi lainnya. Mesin ini adalah mesin khusus dan harus dipesan secara khusus.

Mesin Produksi PT Pindad Masih Kurang Banyak, blogmiliterindonesia

Menurut Tuning Rudyati, untuk menambah jumlah mesin produksi PT Pindad paling cepat bisa merealisasikannya dalam dua tahun yang diimpor dari Belgia. "Jadi untuk menambah kapasitas produksi harus menunggu waktu paling cepat dua tahun," jelasnya, sebagaimana dikutip dari Tubasmedia.

Saat ini, PT Pindad mengaku harus melayani pesanan senapan laras panjang sebanyak 200.000 pucuk per tahun. Belum ditambah permintaan dari pasar internasional seperti Thailand dan Singapura. Namun, PT Pindad lebih mementingkan pasar dalam negeri karena itu pasar utama.[]

Tentara Nasional Indonesia Siapkan Kapal LST Guna Angkut Tank Leopard

Pada 2 September 2013, Laksamana Marsetio mengutarakan bahwa Tentara Nasional Indonesia sedang mempersiapkan kapal perang LST (Landing Ship Tank). Hal ini karena pihak TNI AL belum memiliki satu pun kapal untuk mengangkut tank berat macam tank leopard Indonesia. Yang dimiliki pihak TNI AL adalah kapal LST untuk pengangkut tank ringan.

"Iya berbeda (kapal LST-nya)," kata Laksamana Marsetio, sebagaimana dilansir Tempo.

Tentara Nasional Indonesia Siapkan Kapal LST Guna Angkut Tank Leopard, blogmiliterindonesia

Untuk itu, pemerintah Indonesia akan mengadakan kapal LST guna mengangkut tank-tank dari Jerman itu. Marsetio mengaku telah melakukan koordinasi dengan TNI AD sebagai pengguna tank tersebut.

Kemenhan pun sudah memesankan tiga kapal LST untuk memenuhi kebutuhan Tentara Nasional Indonesia di pabrik lokal. Satu dikerjakan di PT Daya Radar Utama, Lampung dan dua lainnya dikerjakan di PT Dok Kodja Bahari, Jakarta. Rencananya kapal yang punya daya angkut 15 unit tank leopard sekali angkut itu rampung tahun depan.

Mengenai anggarannya, Laksamana Muda Rachmad Lubis, Kepala Badan Sarana dan Pertahanan Kementerian Pertahanan, pembelian tiga Kapal LST memakan bea sebesar Rp 482,4 miliar. Saat ini proses pembangunan, selesai pada pertengahan atau akhir 2014," pungkas Rachmad.

Menhan: Peta Kekuatan Militer Indonesia 2014 Terkuat se-Asia Tenggara

Pada 5 September 2013, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa peta kekuatan militer Indonesia 2014 akan menjadi yang terkuat di kawasan Asia Tenggara. Hal ini disampaikannya ketika meresmikan dua kapal baru untuk Indonesia di Batam, "Renstra pertama 2014, kekuatan TNI yang terkuat di Asia Tenggara."

Pernyataan tersebut tidak dinyatakan sembarangan. Sebab, Menhan berkaca pada pengadaan alutsista terbaru Indonesia untuk melengkapi kebutuhan militer, baik itu TNI AL, TNI AU, dan TNI AD. Di antaranya kapal patroli cepat untuk TNI AL, tank leopard untuk TNI AD, dan pesawat sukhoi untuk TNI AU.

Menhan: Peta Kekuatan Militer Indonesia 2014 Terkuat se-Asia Tenggara

"Sukhoi akan diganti semua. Negara kita akan kuat, itu penting," kata Menteri.

Untuk TNI AD sendiri, selain pengadaan 45 tank leopard, pemerintah juga membeli 28 unit helikopter dan 8 unit Apache.

Dengan demikian peta kekuatan militer Indonesia akan berubah drastis. Yang tentunya, memiliki banyak arti di dalam dan luar negeri.

Pengadaan semua alutsista ini, dalam pandangan Menhan, tak ada hubungannya dengan negara lain. Dalam hal ini, AS tengah mendirikan pangkalan militer di Singapura dan Australia.

"Ini bukan untuk perlombaan senjata. Ini memordernisasi," pungkasnya.

Hubungan Indonesia dengan negara tetangga pun sangat baik. Tak ada aral melintang yang berarti. Namun, bukan berarti tak boleh membangun kekuatan militer Indonesia sendiri kan?

Sementara itu, di tempat yang sama, Kasal (Kepala Staf TNI Angkatan Laut) Laksamana Madya TNI Marsetio mengatakan jika pemerintah Indonesia sedang merencanakan pembangunan kapal cepat rudal sepanjang 40 meter dan kapal patroli cepat masing-masing sebanyak 16 unit.[]

Sumber: Kepri.Antara 

Pengadaan Alutsista Indonesia Perlu Melewati Proses Audit

Pada 3 September 2013, Helmi Fauzi, anggota Komisi I DPR RI, mengatakan perlunya audit dan transparansi dalam pengadaan alutsista Indonesia. Mengingat alokasi anggaran yang dikeluarkan untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan sangat besar.

"Jadi upaya penyalahgunaan anggaran alutista yang besar, jangan sampai menciptakan kebocoran. Potensi kebocoran harus ditutup sedini mungkin," tukas Helmi di Jakarta.

Dalam pandangan politisi PDI Perjuangan itu, pengadaan alutsista Indonesia terbaru demi menyokong militer Indonesia makin meningkat dan perlu ditingkatkan terus. Namun, dia mengingatkan perlunya audit supaya tidak terjadi kebocoran anggaran.

ilustrasi alutsista terbaru indonesia, blogmiliterindonesia
Ilustrasi.

"Sepanjang saya amati memang ada peningkatan dari alutista kita. Nah soal auiditnya seperti apa ini tentu lebih ke instansi terkait. Apakah TNI dan juga BPK," tuturnya.

Pihak Kemenhan (Kementerian Pertahanan) juga telah menyadari hal ini. Karena itu, mereka telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan pengawasan serta audit. Atas upaya itu, Helmi memberikan apresiasi yang besar.

Di samping itu, Helmi menyarankan sebelum memutuskan membeli alutsista terbaru TNI sebaiknya perlu dilakukan riset dan uji coba dulu. Benarkah alat pertahan tersebut sesuai kebutuhan.

Ya sejauh ini kita sudah melakukan upaya-upaya agar anggaran alutista tidak mubadzir, bukan hanya soal kebocoran, tapi ketepatan guna yang diadakan," tandasnya.

Sumber: Tribun

Desember 2014, Yonarmed I/105 Tarik Ajusta Yudha Siap Kandangkan Astros II

Untuk meningkatkan kekuatan TNI Angkatan Darat (AD), pengadaan alutsista terbaru terus dilakukan. Selain membeli Tank Leopard dari Jerman, Tentara Nasional Indonesia (TNI) AD juga mendatangkan MLS Astros II yang dibeli dari Brasil.

Desember 2014, Yonarmed I/105 Tarik Ajusta Yudha Siap Kandangkan Astros II
Credit: Merdeka.com.
Menurut lansiran Merdeka (22/8), Yonarmed I/105 Tarik Ajusta Yudha, Singosari, Malang, Jawa Timur, kedapatan sebagai salah satu lokasi untuk menyimpan alutsista ini.

MLS Astros II adalah mobil tempur peluncur roket yang terdiri atas: 2 roket, 4 roket, dan 16 roket. Jarak tembak yang mampu diluncurkan untuk 2 roket adalah 300 km.

Pengiriman alutsista seharga miliaran rupiah itu direncanakan bulan Desember 2014. "Garasi yang telah kami siapkan untuk 18 unit," ujar Komandan Batalyon Armed I/105 Tarik Ajusta Yudha, Letkol Arm Arya Yudha di markasnya, pada hari Kamis (22/8).

Selain itu, Yudha menambahkan, prajurit yang ada juga telah dipersiapkan mulai dari pelatihan bahasa inggris, teknisi dan lain-lainnya. "Karena alat canggih menggunakan sistem komputering, makanya kita terus mempersiapkan personel yang ada," katanya.

Menurut dia alat tempur berat yang digunakan saat ini adalah Meriam 105 mm dengan jarak jangkauan 10 km. Nanti, jika Astros II tiba dari Brasil, Meriam 105 mm tersebut akan ditarik ke markas Armed pusat yang berada di Cimahi. "Diletakkan di mana itu urusan dari pusat," katanya.

Selain itu, alasan TNI AD memilih Astros II lantaran alat perang tersebut canggih dan pantas untuk menjaga kedaulatan Bangsa Indonesia. Jadi, jika terjadi pertempuran jarak jauh, Indonesia mampu menahan gempuran musuh.

"Tetapi untuk tempat latihan penggunaan Astros II masih dicari, karena membutuhkan tempat luas, bebas penduduk dan aman," tuturnya.

Inilah Alasan Korea Selatan Batasi Ilmuwan RI Belajar Kapal Selam

Kementerian Pertahanan membantah jika pemerintah Korea Selatan setengah hati memberikan transfer of technologi pembuatan kapal selam kepada Indonesia. Korea Selatan punya alasan kuat menolak perwakilan dari PT PAL ikut mengerjakan kapal selam pesanan Indonesia.

Photo by MC2 Benjamin Stevens/United States Navy.

"Menurut mereka pembangunan kapal selam punya resiko sangat tinggi," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Rachmad Lubis, saat ditemui Tempo di kantor Kementerian Riset dan Teknologi, Jakarta Senin lalu.

Korea Selatan menyebut kapal selam merupakan produk alat utama sistem persenjataan dengan standar kualitas tinggi. Berbeda dengan kapal perang biasa, kapal selam diwajibkan punya kemampuan menyelam hingga 350 meter dari permukaan laut sehingga tak boleh ada sedikit pun kesalahan. Jika tidak, nyawa dan reputasi produsen kapal selam jadi taruhan.

"Rusia yang ahli kapal selam saja pernah gagal, apa lagi orang yang belum punya keahlian, resikonya sangat tinggi, rawan kecelakaan," terang Rachmad.

Selain itu, faktor keselamatan pekerja Indonesia juga menjadi alasan Korea Selatan. Sebab produksi kapal selam menggunakan peralatan yang beresiko keselamatan besar, terlebih untuk orang yang belum punya kemampuan. Alasan lain, Korea Selatan takut target produksi mereka molor karena harus memberi pelajaran kepada Indonesia. "Sementara kalau produksinya telat, kan mereka kena denda."

Meski begitu, saat ini pemerintah sedang melobi Korea Selatan untuk memaksimalkan proses alih teknologi. Minimal, jika perwakilan PT PAL benar-benar cuma diberi kesempatan belajar dengan melihat (learning by seeing), Korea Selatan mau memperlihatkan secara detil. "Jadi diharapkan kapal selam ketiga kita bisa buat sendiri di Indonesia, tentu atas bimbingan langsung Korea Selatan," kata Rachmad.

Indonesia memesan tiga unit Kapal selam kelas Changbogo dari Korea Selatan, dengan harga sekitar 350 juta Dollar Amerika Serikat per unit. Dalam perjanjian pembelian, Korea Selatan menawarkan alih teknologi kepada Indonesia. Sesuai rencana dua kapal selam akan diproduksi di galangan Daewoo Shipbuilding Marine Engineering co Ltd. Kapal selam ketiga akan dikerjakan oleh ahli Indonesia di galangan PT PAL.

Sebelumnya, Ketua Pusat Kerja Sama dan Promosi IPTEKS Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Raja Oloan Saut Gurning, mengingatkan Kementerian Pertahanan menekankan lebih serius mengenai kesepakatan transfer of teknologi dalam pengadaan kapal selam dari Korea Selatan. Indonesia sebagai pemilik uang berhak mendapatkan manfaat lebih dari kerja sama ini. “Pemerintah harus bernyali karena masih lebih besar uang kita dan kepentingan nasional harus dibela,” kata Saut saat dihubungi, Rabu 26 Juni 2013.

Saut menilai realisasi penguatan alat utama sistem pertahanan lebih menguntungkan kepentingan asing dan berpotensi menjadikan alutsista Indonesia dikendalikan para korporasi asing. Dalam jangka panjang dampaknya akan sangat berbahaya bila bergantung pada negara lain.

Menurut Saut, kerja sama pembelian kapal selam dengan Korea Selatan berpotensi sangat merugikan Indonesia. Itu, kata dia, tampak dari detail teknis yang tidak adanya komponen kapal selam yang dibuat di Indonesia dan minimnya keterlibatan tenaga ahli Indonesia dan hanya boleh melihat (learning by seeing).

Tempo

Akademi ITS Mengingatkan Pemerintah tentang Proses TOT Kapal Selam dengan Korea Selatan

“Pemerintah harus bernyali karena masih lebih besar uang kita dan kepentingan nasional harus dibela!” tukas Raja Oloan Saut Gurning—Ketua Pusat Kerja Sama dan Promosi IPTEKS Institut Teknologi Sepuluh November. Ia mengingatkan bahwa Kementerian Pertahanan harus lebih serius mengenai transfer of technology (TOT), terkait urusan pengadaan kapal selam dari Korea Selatan. Indonesia, sebagai pemilik dana, berhak mendapatkan manfaat lebih dari kerja sama ini.

Saut menilai realisasi penguatan alat utama sistem pertahanan Indonesia dalam dua tahun terakhir lebih menguntungkan kepentingan asing dan berpotensi menjadikan alutsista Indonesia dikendalikan para korporasi asing. Dalam jangka panjang dampaknya akan sangat berbahaya bila bergantung pada negara lain.

Menurut Saut, kerja sama pembelian kapal selam dengan Korea Selatan berpotensi sangat merugikan Indonesia. Itu, kata dia, tampak dari detail teknis yang tidak ada komponen kapal selam yang dibuat di Indonesia. “PT PAL saya dengar hanya mendapat bagian pekerjaan 2 persen saja. Hanya gambar dan pengawasan. Bahkan memotong pelat baja pun tidak dikasih,” kata Saut.

blog-militerindonesia, Kapal Selam Changbogo Class Korea Selatan
Awalnya disepakati dari pembelian tiga kapal selam dari Korea, sejumlah tim ahli dan insinyur Indonesia akan dilibatkan dalam pembuatannya. Dua kapal dibuat di Korea dan satu lagi akan dilakukan di Indonesia. Namun, kata Saut, dalam kenyataannya, banyak alasan dari Korea Selatan yang aneh-aneh. Misalnya tenaga ahli yang dikirim belajar harus berumur kurang 30 tahun dan hanya dapat melihat (learning by seing).

Tak adanya kesempatan tenaga ahli Indonesia ikut belajar dalam proses produksinya dianggap sangat merugikan. Negosiasi transfer of teknologi dinilai Saut hanya basa-basi di atas kertas. "Kita ini banyak dikendalikan asing. Jangan sampai program ToT kapal selam ke Korea justru merugikan Indonesia," ucap Saut.

Lewat APBN 2013, nilai belanja alutsista sebesar Rp 28,2 triliun dan diperkirakan lebih dari 80 persen dibelanjakan dari industri asing dengan dukungan lebih 60 persen kredit ekspor luar negeri.

Sebelumnya, Direktur Utama PT PAL Indonesia, M. Firmansyah Arifin, mengatakan program transfer of technology (ToT) kapal selam ke Korea Selatan, cenderung merugikan kepentingan nasional. Setelah mempelajari klausul kontraknya, Firmansyah melihat program ToT itu lebih menekankan pada learning by seeing, bukan learning by doing.

Akibatnya, kata dia, tenaga ahli Indonesia yang dikirm ke Korea, sebatas melihat proses pembuatan tanpa terjun langsung mempelajari teknologinya. Skema kerja sama seperti ini, lebih menguntung Korea ketimbang Indonesia. "Memang kami harus mencuri teknologinya. Karena Korea dulu juga mengambil teknologi dari Jerman," kata Firmansyah, Jumat 21 Juni 2013.

Daewoo Shipbuilding Marine Engineering co. Ltd, kata ia, sekedar memberikan gambar kapal selam. Padahal, mempelajari rekayasan teknologi kapal selam tidak cukup dengan melihat gambar. Nasi sudah menjadi bubur, kini pihaknya hanya berharap bisa menempatkan lebih banyak tenaga ahli dari kampus dalam program ToT untuk melakukan kajian ilmiah. Dirinya yakin, Korsel tidak akan memberikan ilmu secara tulus kepada Indonesia.

Tempo

Industri Alutsista Indonesia Bidik Pasar ASEAN

Pada 23 Mei 2013, Lembaga Kajian Pusat Studi Kebijakan dan Pendampingan Strategis (CPSSA) menggelar diskusi Executive Business Breakfast. Diskusi yang diadakan di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta, ini  mengangkat topik "Ke Mana Arah Kebijakan Industri Pertahanan Indonesia".

Dalam kesempatan itu, Purnomo Yusgiantoro selaku Menteri Pertahanan menyatakan, "Proyeksi masa depan adalah bagaimana membangun kemandirian industri pertahanan. Kita ingin industri pertahanan Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan sendiri, tapi juga dapat ekspor ke luar negeri."

Kawasan yang menjadi target adalah kawasan ASEAN. Menurut Purnomo, proyeksi pasarnya dinilai bisa mencapai 25 juta dolar miliar US. otensi pasar ini, sebaiknya juga dimanfaatkan untuk mendorong kemandirian lokal dalam sektor industri pertahanan dalam negeri. Apalagi, ASEAN dalah pasar yang besar bagi industri pertahanan. Pasar industri ini melonjak signifikan dalam dua dekade terakhir.

Meski besar, namun kebanyakan negara anggota ASEAN setuju, transaksi di pasar industri pertahanan dikhususnya untuk peralatan bukan untuk perang atau untuk operasi militer selain perang. Selain itu, juga mulai dirasa pentingnya kolaborasi industri pertahanan di kawasan ASEAN. Kolaborasi itu mutlak diperlukan guna terciptanya kemandirian alutsista dan perluasan pembangunan ekonomi dna kemajuan kawasan ASEAN. "Harus ada yang bersedia membeli alutsista dalam negeri beserta kekurangan dan kelebihannya demi memajukan industri pertahanan dalam negeri sebelum berkolaborasi di ASEAN." kata Purnomo.

analisapublik.com
Purnomo mengatakan, mengatakan bahwa industri pertahanan RI yang berdiri sejak 1958 dengan menasionalisasi industri pertahanan bekas peninggalan asing seperti Inggris dan Belanda, runtuh pada tahun 1997 - 1998. Pada tahun 2010 pemerintah telah memprioritaskan pembangunan industri pertahanan hingga 2024."Tidak ada negara di dunia ini yang kuat kalau hanya ekonominya saja yang kuat," kata Purnomo

Ia mengatakan bahwa negara yang kuat itu tak hanya ditopang oleh ekonominya yang kuat namun juga harus memiliki industri pertahanan yang kuat pula dan pertahanan itu tidak bisa sukses hanya bergantung pada industri pertahanannya saja tetapi komitmen untuk mewujudkannya

Dalam presentasinya, Purnomo membeberkan peta dasar pembangunan Industri Pertahanan dalam negeri, selama 15 tahun ke depan menyusul diberlakukannya UU Industri Pertahanan nomor 16 tahun 2012. Terutama bagaimana rancang bangun peta kekuatan industri pertahanan di kawasan dan peran Komite Kebijakan Industri Pertahanan di dalamnya.

Sebelumnya dalam sambutan membuka acara itu, Ketua Centre for Policy Studies and Strategic Advocacy Luhut Panjaitan optimistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6% pada tahun ini dan diperkirakan dapat mencapai 8%-9% dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia seharusnya tidak sekedar menjadi pasar bagi negara lain tetapi harus sudah mencari pasar luar.

"Di industri pertahanan, Indonesia sebenarnya sudah punya industri dasar. Ini bisa dikembangkan. Tinggal dorongan kebijakan dari pemerintah," ujar Luhut.

TNI AL Resmi Menerima Dua Kapal Patroli

Pada tanggal 24 April 2013, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) resmi menerima dua Kapal Patroli jenis PC-43, KRI Pari-849 dan KRI Sembilang-850, yang diproduksi PT Palindo Marine, di Batam, Kepulauan Riau.

Dalam peluncuran kedua kapal tersebut, Kepala Dinas Pengadaan Angkatan Laut (Kadisadal) Laksamana Pertama TNI Agus Setiadji secara simbolis memotong tali kapal sebagai tanda kedua KRI resmi diluncurkan.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Asisten Perencanaan (Waasrena) Kasal Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Adji, Kepala Dinas Kelaikan Material Angkatan Laut (Kadislaikmatal) Laksamana Pertama TNI Ir. Harry Pratomo, Kepala Dinas Material Angkatan Laut (Kadismatal) Laksamana Pertama TNI Ir. Bambang Nariyono, serta pejabat terkait lainnya.

Peluncuran dua kapal patroli Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) ini guna memenuhi program Minimum Essential Force. Targetnya, Satuan Tempur Patroli akan memiliki 66 Kapal Patroli Cepat. Jumlah ini tiga kali lipat dari jumlah eksiting kapal patroli yang dimiliki saat program MEF digulirkan waktu itu.

Spesifikasi Dua Kapal Patroli TNI AL

kapal patroli tni al jenis pc-43, militer indonesia
Kapal PC-43 (Pari-849 dan Sembilang-850): panjang 43 meter, lebar 7,4 meter, kecepatan maksimal 24 knot, ketahanan berlayar empat hari. Kapal Patroli Pari-849 akan memperkuat jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Komando Armada RI Kawasan Timur. Sedangkan, Kapal Patroli Sembilang-850 akan memperkuat jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat, di wilayah Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) II Padang, Sumatera Barat.

Tahun 2013, PT DI Siap Menyelesaikan 10 Helikopter dan 7 Pesawat Pesanan TNI

Pada tanggal 24 April 2013, PT DI (Dirgantara Indonesia) melalui juru bicaranya, Sonny S Ibrahim, mengatakan bahwa pada 2013 ini akan diserahkan tiga unit pesawat CN 295 untuk TNI (Tentara Nasional Indonesia) AU, tiga unit pesawat CN 235 PATMAR untuk TNI AL, satu unit pesawat NC 212 untuk TNI AU, dan satu unit helikopter Super Puma NAS 332 untuk TNI AU. Penyerahan ini demi memenuhi jumlah target produksi pesanan Kemhan (Kementerian Pertahanan) RI sebanyak 10 helikopter dan 7 pesawat untuk tiga satuan TNI.

"... enam unit helikopter Bell 412 EP sudah diserahkan kepada TNI AD. Satu helikopter rencananya segera menyusul," jelas Sonny.

alutsista indonesia terbaru pesanan militer indonesia

Sonny menambahkan, alat transportasi udara (pesawat dan helikoter) yang telah diproduksi sejak tahun 2011-2012 itu seluruhnya telah dilengkapi intial spare part.

"Semua pesawat yang diserahkan Kemhan untuk TNI, PT DI menjamin kelaikan terbangnya sesuai dengan persyaratan pengguna dan regulasi pemerintah untuk pesawat militer. Intinya, PT DI siap mendukung alutsista dalam negeri," tutur Sonny.

Pada 2014-2015, sambung Sonny, PT DI sudah siap menyelesaikan pesawat dan helikopter pesanan Kemhan.

Rencananya guna memenuhi kebutuhan TNI AU, 2014 diserahkan dua unit CN 295, dan dua unit pesawat sejenis diserahkan 2015. Di 2014 satu unit Super Puma NAS 332 diserahkan ke TNI AU. Sementara enam unit helikopter Cougar EC 725 dipesan TNI AU, PT DI akan menyerahkan dua unit pada 2014 dan empat unit pada 2015 mendatang.

Pengadaan 1000 Truk Militer Demi Memodernisasi Alutsista Indonesia Terbaru

Pada tanggal 3 April 2013 kemarin, Wamenham (Wakil Menteri Pertahanan) Sjafrie Sjamsoeddin menerima Mr. Isikawa selaku Presdir (Presiden Direktur) PT. Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) di Kantor Kemhan. Pertemuan ini membahas soal pengadaan truk militer seberat 2,5 ton dan 5 ton sebanyak 1000 unit sebagai alutsista Indonesia terbaru. Pengadaan yang ditargetkan sampai tahun 2014 ini ditujukan untuk meningkatkan kekuatan militer Indonesia sekaligus alat angkut barang dan personel Tentara Nasional Indonesia.

Untuk itu, Kemhan memandang penting untuk melakukan kerjasama dengan IAMI dalam memproduksi truk militer 2,5 ton dan 5 ton yang baru pertama kali diadakan. Wamenhan berharap kerjasama ini dapat terealisasi sebelum semester kedua pada bulan Oktober 2014.

kemenham, kekuatan militer indonesia, militer indonesia
Lebih lanjut dikatakan Wamenhan, dalam pengadaan truk militer 2,5 ton dan 5 ton ini dapat memfasilitasi personel TNI untuk mobilisasi. Untuk itu dalam pembuatannya diharapkan dapat memenuhi spesifikasi teknis atau military specification yang dibutuhkan TNI dan dalam pengirimannya (delivery) dapat dilakukan secara bertahap.

Menanggapi hal tersebut, Presdir IAMI menyatakan terdapat aspek teknis dalam pengadaan truk militer 2,5 ton dan 5 ton tersebut yaitu aspek availability atau aspek ketersediaan barang dengan tujuan untuk mempercepat jangkauan pelayanan. Dalam aspek teknis dibutuhkan dukungan baik dari pemerintah Jepang maupun dari distributor lokal yang tersebar di wilayah Indonesia seperti di Jakarta, Makassar, Surabaya, Medan, Banjarmasin dan Balikpapan.

Selain itu akan diadakan pelatihan secara periodik dengan satuan-satuan TNI yang berada di daerah-daerah atau kodam-kodam. Disamping itu juga, IAMI mengadakan program after sales service atautechnical advisor dengan melakukan konsultasi secara berkala dan field advisor pada saat menghadapi permasalahan teknis ataupun pada kondisi baik.

Selain itu terdapat juga aspek affordability atau aspek keterjangkauan yang bertujuan untuk memberi dukungan spare part dengan harga yang kompetitif. Untuk program maintenance, akan diadakan pelatihan secara periodik di satuan-satuan TNI di daerah, baik dalam pengoperasian maupun repair and maintain.

Untuk mendukung hal tersebut, akan diperkuat dengan Memorandum of Understanding (MoU) sebagai payung hukum atau pegangan yang kuat untuk meningkatkan kerjasama dan solidaritas. Selain di Indonesia, produk ini juga diperkenalkan diberbagai negara seperti di Thailand.

Reference: DMC

TNI AL Telah Setujui 50 Desain Kapal Selam DSME

Pada tanggal 18 Maret lalu, perusahaan kapal selam Korea atau lebih dikenal dengan DSME (Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering) menghelat sebuah upacara. Upacara yang terselenggarakan guna memperingati selesainya desain kapal selam Indonesia ini terasa begitu spesial. Betapa tidak? Ini kali pertamanya, DSME dipercaya memproduksi kapal selam untuk kebutuhan militer Indonesia.

Setidaknya ada 50 desain awal yang telah disetujui TNI (Tentara Nasional Indonesia) AL. Selanjutnya, tinggal mendesain struktur dan desain produksi. Yang patut dicatat adalah baik desain maupun pasokan bahan baku tidak bergantung pada teknologi Jerman. DSME akan mendesain dan memasok bahan baku secara mandiri. Hmm, hebat juga ya Korea?

alutsista indonesia terbaru, militer indonesia
"DSME dan TNI AL Indonesia memiliki hubungan yang baik melalui pemeliharaan depot kapal selam. Kami sangat mempercayai teknologi yang dimiliki DSME," tutur perwakilan dari Indonesia dalam upacara tersebut.

Reference: DSME

Pameran Alutsista TNI Memamerkan Berbagai Alutsista Indonesia Terbaru

Industri alutsista Indonesia tengah bergeliat. Dalam pameran alutsista Indonesia terbaru yang digelar di Mabes TNI (Tentara Nasional Indonesia) Cilangkap, Jakarta Timur berbagai produsen berlomba-lomba menunjukkan hasil terbaru untuk memperkuat militer Indonesia. Foto-fotonya bisa dilihat dibawah ini.

alutsista indonesia terbaru, pameran alutsista, militer indonesia
Alutsista jenis panser bernama Tactical Vehicle 4x4 HD-V1 command Type juga dipamerkan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1). Sebanyak 38 perusahaan ikut statistic show ini antara lain Working Grup Rantis 4X4 TNI, Balitbang Kemhan, Dinas Penelitian Dan Pengembangan TNI AD, Dinas Penelitian Dan Pengembangan TNI AL, Dinas Penelitian Dan Pengembangan TNI AU, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), LIPI, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT LEN, PT PAL, dan PT INTI. 

alutsista indonesia terbaru, pameran alutsista, militer indonesia
Salah satu Alutsista jenis kendaraan air juga ikut dipamerkan di Mabes TNI (Tentara Nasional Indonesia) Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1). 

alutsista indonesia terbaru, pameran alutsista, militer indonesia
Salah satu alutsista produk PT Pindad yang bernama Panser anoa 6x6 Command Type di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1). 

alutsista indonesia terbaru, pameran alutsista, militer indonesia

Salah seorang anggota menunjukkan sistem kerja Alutsista jenis Ivander Eod, yaitu seperangkat mobil penjinak bom saat pameran Alutsista di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1). Mobil penjinak bom ciptaan PT Merpati Wahana Raya ini dilengkapi berbagai kecanggihan evakuasi, proteksi, disposal, dan deteksi yang membuat kegiatan penjinakan bahan peledak lebih cepat aman, efektif, dan efisien. 

alutsista indonesia terbaru, pameran alutsista, militer indonesia
Pengunjung berbincang di depan Alutsista jenis River Shark saat pameran berlangsung di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1). 

alutsista indonesia terbaru, pameran alutsista, militer indonesia
Seorang anggota TNI berdiri melihat kendaraan alutsista jenis Super Boogie di pameran yang diselenggarakan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1). 

alutsista indonesia terbaru, pameran alutsista, militer indonesia
Alutsista Indonesia terbaru jenis bom (peluru) peledak yang memiliki nama BTN (Bom Tajam Nasional) 250, standar rusia untuk Sukhoi dan BT (Bom Tajam) 250 standar Nato biasa digunakan untuk F16, F5.

Inilah alutsista Indonesia terbaru yang akan menambah kekuatan militer Indonesia.

Reference: Merdeka

Sejarah Indonesia: Evolusi Kavaleri Indonesia Sang Macan dan Martabat Garuda

Bulan November 1945, sejarah Indonesia pernah mencatat: kala itu pasukan Inggris tengah gencar-gencarnya membombardir Surabaya. Gelegar bom, mortir serta rentetan suara senapan membakar seisi kota. Dengan dalih balas dendam atas tewasnya Jenderal AWS Mallaby, terselip niat Inggris untuk menjajah Indonesia. Namun arek-arek Suroboyo tak tinggal diam. Mereka merencanakan suatu penyerangan ke kedudukan pasukan Inggris di HBS Straat.

Di tengah sengitnya pertempuran, salah seorang pemuda pejuang bernama Soebiantoro yang memimpin pasukan 14 melihat satu unit tank tergeletak di sebuah bengkel. Dia beserta rekannya, yakni Ibnu Arli dan Sasmito, menghampiri tank Vickers peninggalan tentara Jepang. Kondisi mesin tank tersebut rusak. Senjata kaliber 12,7 mm yang menempel pun sudah tidak berfungsi. Oleh Soebiantoro, kendaraan tempur itu diperbaiki dan ternyata berhasil. Tank tersebut dikemudikan lantas dipakai untuk bertempur. Akhirnya bendera putih nampak berkibar di atas gedung HBS. Pasukan Inggris menyerah.Demikan sepenggal kisah penggunaan tank dalam pertempuran 10 November 1945 sesuai yang dikisahkan oleh pemuda Biantoro dan Ibnu Arli selaku saksi hidup dari panggung sejarah Indonesia.

Peristiwa itu kemudian mengilhami berdirinya Satuan Kavaleri di Indonesia. Dalam perjalanannya, Satuan Kavaleri telah terlibat berbagai operasi militer. Antara lain Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Penumpasan G 30 S/ Partai Komunis Indonesia dan Operasi Seroja di Timor Timur. Selain itu, Korps Baret Hitam juga turut dalam operasi militer selain perang. Misalnya membantu penanganan bencana dan kegiatan yang bersifat sosial lainnya. Seperti slogan satuan: “Berjaya di Masa Perang dan Berguna di Masa Damai.”

Kini genap 63 tahun Satuan Kavaleri mengabdi. Selama itu pula Korps Baret Hitam telah membuktikan eksistensinya menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Kita bersyukur di usia yang semakin matang Satuan Kavaleri TNI Angkatan Darat telah dan sedang membenahi diri menuju profesionalisme prajurit dan satuan,” kata Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri Kodiklat TNI AD, Brigadir Jenderal TNI Purwadi Mukson, S.IP.

Yang paling membanggakan, pada HUT ke-63 Kavaleri TNI AD bakal diperkuat Main Battle Tank (MBT) Leopard 2 revolution. Sebagai kendaraan tempur berkelas dunia, Tank Leopard 2 RI menjadi senjata pamungkas dalam pertempuran darat. Harapannya “Sang Macan” mampu meningkatkan kredibilitas dan kesetaraan prajurit TNI AD dalam kancah pergaulan kerjasama militer dengan negara asing, khususnya ASEAN.

Pengadaan MBT sendiri telah melalui berbagai tahap pengkajian panjang dan mendalam. Berbagai faktor dipertimbangkan dengan matang dalam mendukung rencana pembelian Tank MBT tersebut. Mulai dari faktor ancaman – baik yang aktual maupun potensial, peta kekuatan militer negara-negara tetangga yang berbatasan langsung dengan wilayah Indonesia. Modernisasi kendaraan tempur juga menjadi efek penangkal (deterrent effect) dan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) Indonesia dalam percaturan diplomasi internasional.

Kita tahu, selama puluhan tahun TNI hanya diperkuat tank ringan. Seperti AMX 13 buatan Prancis dan Scorpion made in Inggris. Padahal dalam dunia kemiliteran, tank ringan kurang diperhitungkan dalam gelar kekuatan. Apalagi usia kendaraan lapis baja tersebut rata-rata sudah uzur. “Ketika datang pertama kali tank tersebut dikemudikan seorang tentara berpangkat Letnan. Sampai Si Letnan itu pensiun tanknya masih saja dipakai,” ucap pria kelahiran Jakarta 53 tahun silam ini sambil tertawa. Akibatnya negeri jiran kerap memandang sebelah mata militer Indonesia.

Walhasil pengadaan alutsista Main Battle merupakan keniscayaan. Sebab negara tetangga telah memiliki MBT lebih dulu. Malaysia memiliki 48 buah MBT (PT91M) buatan Polandia dengan meriam kaliber 125 mm. Australia memiliki 59 M1A1SAs (MBT Abrams) yang dibeli dari Amerika Serikat pada tahun 2006, untuk menggantikan AS1 Leopard pada tahun 2007. Singapore yang hanya seluas Jakarta memiliki 66 MBT Leopard 2A4 sejak tahun 2008.

Pemilihan MBT Leopard 2 untuk memperkuat satuan kavaleri TNI AD sangatlah tepat. Betapa tidak, di dalamnya sarat akan asupan teknologi terkini.

Bentuknya sangat futuristik. Ketangguhan dan daya jelajahnya telah teruji di berbagai palagan, baik di gurun maupun perkotaan. Tank Leopard 2 cocok pula dengan kondisi tanah di Indonesia. Boleh dikatakan Leopard 2 RI adalah yang paling tangguh di kawasan Asia Tenggara.

Sebelum menjatuhkan pilihan kepada tank Leopard 2, sebenarnya TNI AD telah menjajal beberapa MBT. Yakni Tank Abrams M1A2 buatan Amerika, Tank Leclerc bikinan Prancis, Tank T 90 punya Rusia, MBT 2000 made in China dan Tank Oplot dari Ukraina.

Dari hasil kajian Pussenkav dengan mempertimbangkan bobot dan fasilitas pendukung, akhirnya terpilih Leopard 2 buatan Jerman.

tank leopard 2 yang dibeli indonesia, alutsista indonesia terbaru, militer indonesia

”Abrams memang telah teruji di berbagai pertempuran tapi bahan bakarnya avtur (bahan bakar pesawat terbang) yang harganya mahal.

Sedangkan Leopard 2 bisa diisi tiga jenis minyak. Bensin, solar, juga minyak tanah. Jadi biaya operasionalnya mudah dan murah,” papar mantan Wakil Komandan Pussenkav ini.

Awalnya pembelian tank tempur utama (MBT) Leopard 2 menimbulkan polemik. Menurut Brigjen Purwadi Mukson, hal ini disebabkan karena kurangnya komunikasi dengan berbagai pihak terkait rencana kebutuhan MBT bagi Satuan Kavaleri TNI AD. “Komunikasi terus kami laksanakan secara intensif de-ngan berbagai pihak, termasuk dilaksanakannya Seminar dan Sarasehan oleh Pussenkav Kodiklat TNI AD yang mengundang Perwira Kavaleri aktif dan Perwira Kavaleri yang sudah purnawirawan. Pada akhirnya polemik dapat dituntaskan dengan baik dan secara umum memahami bahwa kebutuhan MBT merupakan tuntutan kebutuhan pertahanan,” jelasnya.

Terlepas dari semua polemik yang berkembang, toh Main Battle Tank Leopard 2 resmi dibeli pada pertengahan bulan Desember 2012. Kontrak pembeliannya ditandatangani oleh Kementerian Pertahanan RI dan Rheinmetall Landsystem selaku produsen dari Jerman. Tahun 2014 kendaraan tempur tersebut sebagian sudah datang ke Indonesia untuk memperkuat jajaran Satuan Kavaleri TNI AD.

Proses pengadaan Tank Leopard 2 melalui skema G to G (government to government). Artinya kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Federal Jerman.

“Kita beli ke Jerman langsung tanpa melalui makelar. Kalau lewat makelar senjata, biaya bisa membengkak. Dengan demikian kita menghemat anggaran negara milyaran rupiah,” tandas alumnus Akademi Militer tahun 1982 ini. Langkah TNI Angkatan Darat tersebut menjadi percontohan dalam pengadaan alutsista.

Pembelian pun disertai transfer teknologi dan pengetahuan karena Undang-Undang mensyaratkannya. Jadi Indonesia melalui PT. Pindad memiliki kewenangan untuk merawat dan meng-upgrade MBT Leopard 2. Ini adalah tonggak kebangkitan industri pertahanan nasional dan menjadi catatan sejarah Indonesia yang membanggakan. Harapannya, Indonesia akan mandiri dalam membuat alutsista. Bahkan menjadi produsen senjata terkemuka di dunia.

Sumber: http://blogmiliterindonesia.blogspot.com/