Tank Tempur Utama Leopard 2A4 TNI-AD Hadir dalam Peringatan Hari Juang Kartika

Para personel Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat sibuk. Hal ini karena TNI AD akan menghelat peringatan Hari Juang Kartika di Jember, Jawa Timur. Disamping itu, berbarengan dengan itu akan diadakan pula pameran alutsista Indonesia tanggal 14-17 Desember.

Tank Tempur Utama Leopard 2A4 TNI-AD Hadir dalam Peringatan Hari Juang Kartika

Sejumlah persiapan pun sudah dilakukan sejak sekarang, soalnya tempat pelaksanaan kegiatannya cukup jauh. Seperti mempersiapkan personel dan alutsistanya. Bahkan tank tempur utama TNI-AD Leopard 2A4 juga dipersiapkan. Ini mematahkan asumsi jika Leopard 2A4 hanya pinjaman yang dikembalikan selepas HUT TNI. Nantinya seusai acara Hari Juang Kartika ini Leopard akan langsung dikandangkan di garasi Batalyon Kavaleri 8.

Tank Tempur Utama Leopard 2A4 TNI-AD Hadir dalam Peringatan Hari Juang Kartika

Alutsista lain yang akan ikut tampil, yakni: Panser Tarantula, Panser Anoa, Tank Marder, dan masih banyak lainnya. (ARC)

Denma Koopsau I Adakan Latihan Menembak untuk Menambah Kekuatan Militer Indonesia

Pada 4 Desember 2013, Denma Koopsau I mengadakan latihan menembak untuk semua anggota Makoopsau I, baik Bintara maupun Tamtama. Latihan ini bertempat di lapangan tembak Batalyon 467 Paskhas.

Latihan menembak ini bertujuan agar prajurit Tentara Nasional Indonesia mampu menembak secara benar dan tepat sasaran. Dengan begitu, kekuatan militer Indonesia akan siap menghadapi tugas di medan manapun. "Dalam latihan menembak seluruh anggota supaya mengutamakan faktor keamanan, dalam arti selalu waspada, hati-hati dan tidak ceroboh agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," tutur Kasi Senjata Lanud Halim Perdanakusuma Mayor Tek Zulkhali Duki dalam arahannya pada para petembak.

Denma Koopsau I Adakan Latihan Menembak untuk Menambah Kekuatan Militer Indonesia

Lebih lanjut ia mengutarakan bahwa senjata yang digunakan untuk latihan adalah senjata laras panjang SS 1 produksi PT Pindad dan M-16. "Amunisi yang digunakan berjumlah 30 butir peluru untuk penilaian dan 3 butir peluru sebagai percobaan dengan jarak tembak 100 meter. Adapun sikap tembak dibagi tiga sikap, diantaranya: sikap tiarap, sikap duduk dan sikap berdiri," terangnya.

Sementara itu Dandenma Koopsau I Letkol Kal M. Choirudin menjelaskan jika latihan menembak ini merupakan salah satu program kerja Denma Koopsau I. (TNI AU)

Menhan Australia: Perbaikan Hubungan Australia - Indonesia Akan Makan Waktu

Pada 4 Desember 2013, harian Sydney Morning Herald yang dikutip VivaNews melansir jika pemerintahan koalisi dibawah pimpinan PM Tony Abbott tetap mau menjalin hubungan yang kuat dengan Indonesia. "Meski sekarang Indonesia menghentikan kerjasama bilateral kedua negara di bidang pertahanan. Tapi, pemerintah Australia tetap komit untuk memperkuat dan memperdalam hubungan pertahanan," demikian Abbott menyatakan waktu makan malam di Institut Kebijakan Strategis Australia.

Sementara itu, Menhan Australia, David Johnston menyatakan jika akan butuh waktu lama untuk memulihkan hubungan Australia - Indonesia. Sebab, Presiden SBY mengajukan enam hal taktis yang tak diketahui tenggat waktunya, bila Australia tetap mau bekerjasama dengan Indonesia.

Presiden SBY juga menghentikan kerjasama bilateral dalam hal pertukaran informasi intelijen, militer, dan kepolisian. Namun Johnston optimistis hubungan kedua negara akan pulih. "Ini semua (perbaikan hubungan) akan memakan waktu. Tapi pada akhirnya kedua negara akan kembali berbaikan," kata Johnston.

Johnston menyatakan, Indonesia akan kembali menemukan Australia sebagai mitra yang stabil, dapat diandalkan, dan bersedia bekerja secara dekat dalam mempertahankan hubungan pertahanan dan keamanan kedua negara.

"Selaku Menhan, saya akan melakukan yang terbaik untuk berkontribusi dalam pemulihan hubungan tersebut. Salah satunya dengan sering berkunjung ke Indonesia," kata Johnston. Menurutnya, kunjungan ke Indonesia mutlak diperlukan karena kontak personal diperlukan dalam membangun rasa saling percaya.
Menlu Australia ke Jakarta

Pemimpin Oposisi, Bill Shorten, berharap hasil kunjungan Menlu Australia Julie Bishop ke Indonesia esok Kamis akan berbuah positif. Bishop akan bertemu dengan mitranya, Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa, di Jakarta.

Marty mengatakan tujuan pertemuan bilateral dengan Menlu Bishop yaitu ingin mengetahui niat Australia dalam menormalisasi hubungan dengan Indonesia. "Kami ingin mengetahui hal-hal yang telah terjadi di masa lampau, dan bagaimana pandangan Australia soal langkah ke depan yang akan mereka pilih," ujar Marty.

Marty mengatakan hubungan RI-Australia saat ini tidak menjadi lebih buruk. Dia bahkan menyebut hubungan kedua negara stabil. "Stabil tidak berarti hubungan kedua negara semakin baik. Hubungan kami memang baik, stabil, sehingga komunikasi di antara kedua belah pihak dapat dilakukan dengan terukur dan dapat dikelola. Kita lihat nanti apa tujuan dan harapan dari Australia," kata dia.

Untuk mengembalikan hubungan kedua negara menjadi normal, Presiden SBY mensyaratkan enam langkah. Langkah pertama akan dimulai Kamis besok. Lima langkah lainnya yaitu penyusunan kode etik, pengkajian terhadap isi kode etik, pengesahan kode etik oleh kedua pemimpin negara, pengkajian pelaksanaan kode etik di tataran implementasi lapangan, dan pembahasan kemungkinan dibukanya kembali kerjasama kedua negara. (VivaNews)

Intelijen Indonesia Dituduh Sadap Australia dengan Alat Canggih Buatan China

Isu penyadapan militer Australia terhadap Indonesia sepertinya masih akan panjang ceritanya. Sekarang telah muncul sebuah laporan di media Australia bahwa intelijen Indonesia memakai alat canggih buatan Cina untuk melakukan penyadapan terhadap pejabat, perusahaan, dan warga Australia.

Informasi tersebut disampaikan oleh sumber intelijen Australia yang paham dengan masalah ini. Seperti diungkap oleh News Corp yang dikutip news.com.au (26/11/13) yang menyatakan jika Indonesia serta Cina telah melakukan operasi spionase gabungan terhadap pihak Australia.

Intelijen Indonesia Dituduh Sadap Australia dengan Alat Canggih Buatan Cina
Ilustrasi penyadapan - news.com.au

Dalam laporannya, News Corp menyebut bahwa jaringan telepon mulai dari pejabat, diplomat, perusahaan maupun warga Australia disadap oleh perusahaan-perusahaan yang terkait langsung dengan militer Indonesia. Hasil penyadapan tersebut kemudian diserahkan kepada otoritas militer China melalui badan intelijen militer Indonesia atau Badan Intelijen Strategis (BAIS).

Laporan itu juga menyebut bahwa penyadapan telepon hanya sebagian kecil dari target operasi spionase yang dilakukan Indonesia. Dalam operasinya, intelijen militer Indonesia disebut-sebut menggunakan peralatan canggih buatan China.

Salah satunya adalah mobil van yang dlengkapi dengan teknologi penyadapan terbaru milik China. Namun kebanyakan peralatan buatan China tersebut didasarkan pada desain buatan negara Barat yang memang dicuri oleh China. Peralatan-peralatan tersebut diberikan kepada Indonesia oleh departemen militer China atau yang biasa disebut People's Liberation Army (PLA).

BAIS disebut-sebut sangat dekat dengan PLA. Departemen tersebut bertanggung jawab atas seluruh intelijen sandi maupun dunia maya China. Dalam laporan itu, disebutkan juga bahwa intelijen Indonesia juga menyadap telepon ribuan warga Australia yang bekerja di wilayahnya. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai jangka waktu penyadapan tersebut.

Jurnal spionase online, Intelligence Online menyebut bahwa kesepakatan antara China dan Indonesia terjadi setelah kunjungan Panglima Angkatan Udara China, Jenderal Ma Xiaotian ke Jakarta pada Maret 2011 lalu. Terlebih diketahui bahwa Jenderal Ma merupakan mantan wakil kepala PLA.

News Corp mengutip seorang sumber intelijen yang menyebutkan kedekatan hubungan Indonesia dengan China. Menurut sumber tersebut, China sangat tertarik untuk memanfaatkan kedekatan tersebut guna memata-matai Australia dan beberapa negara Barat lain yang tertarik dengan Indonesia.

"Ada usaha yang jelas dan terkoordinasi dari China dan Indonesia untuk meraih informasi apapun dari kita. China sangat tertarik dengan kelakar birokrasi, gosip-gosip bisnis tentang kontrak sumber daya dan dan aktivitas militer," tutur sumber tersebut. [goo.gl/vLBqzn]

Alusista TNI di Daerah Perbatasan Akan Ditambah

Pada 11 November 2013, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan ada kekurangan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia di daerah perbatasan. Karena itu, rencananya Tentara Nasional Indonesia akan menambahnya dalam waktu dekat.

Alusista TNI di Daerah Perbatasan Akan Ditambah

Hal tersebut disampaikan oleh Jenderal Moeldoko di Gedung Kesenian, Jakarta. "Kami akan hadirkan ada 12 Helikopter Fennec dari Prancis, lalu helikopter serangnya ada Apache minimum 6."

Tidak cuma itu, akan ditambahkan pula Helikopter Chinook yang berfungsi sebagai helikopter pengangkut untuk kawasan perbatasan. "Ke depan mungkin Chinook untuk memindahkan personel di perbatasan khususnya. Kita sangat membutuhkan itu," tambahnya.

Jenderal Moeldoko menjelaskan jika jumlah alusista terbaru itu sudah mendapat legalitas dari Komisi I DPR. Harapannya pengadaan alutsista Indonesia di daerah-daerah perbatasan bisa terpenuhi sampai tahun 2015.

"Chinook belum, Apache sudah clear, Chinook harapan kami nanti. Mudah-mudahan tahun 2015 bisa dianggarkan, karena tidak terlalu mahal," pungkas Moeldoko.

Presiden SBY dan PM Rutte Sepakat Tingkatkan Kerjasama Militer Indonesia-Belanda

Pada 21 November 2013, Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) kedatangan PM Belanda Mark Rutte. Dalam pertemuan yang dilakukan dua pembesar negara itu, Presiden SBY mengungkapkan jika Indonesia ingin meningkatkan kerjasamanya di segala bidang, termasuk kerjasama militer Indonesia (pertahanan). Presiden juga mengatakan bahwa total perdagangan Indonesia dan Belanda pada 2012 lalu mencapai angka lebih dari US$5 miliar, sementara, investasi lebih dari US$1 miliar.

Presiden SBY dan PM Rutte Sepakat Tingkatkan Kerjasama Militer Indonesia-Belanda

Dalam pandangan Presiden SBY, ekonomi Belanda cukup kuat. Terbukti dengan berhasil bertahan dari krisis yang melanda kawasan Eropa beberapa tahun terakhir. "Saya dan para Menteri bersepakat untuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang, yang nyata-nyata berjalan baik akan kami jaga dan tingkatkan, sementara kami sepakat untuk mencari peluang-peluang baru di berbagai bidang," kata SBY dalam jumpa pers bersama PM Rutte di Istana Negara.

Usulan kerjasama yang ditawarkan pihak Indonesia kepada Belanda mencakup bidang-bidang sebagai berikut: perdagangan dan investasi; pengelolaan air dan pengendalian banjir; pembangunan infrastruktur dan logistik; pertanian dan pendidikan. Di samping itu, Presiden SBY memaparkan, "Kita juga ingin meningkatkan kerjasama di bidang pariwisata, kesehatan, kerjasama militer Indonesia utamanya industri pertahanan, di bidang energi, di bidang science dan teknologi dan kerjasama tiga pihak, Indonesia, Belanda, dan negara yang lain."

PM Rutte sendiri kemudian mengatakan jika Indonesia punya peranan penting di kawasan ASEAN dan global. "Belanda ingin memanfaatkan peluang ini dan banyak yang ingin kita berikan kepada Indonesia," demikian papar Rutte.

Rutte menyatakan keinginan Belanda untuk belajar dari Indonesia, terutama di bidang pertanian dan pengelolaan air. Di tempat yang sama, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, banyak kerjasama yang bisa digarap oleh Indonesia dan Belanda. Hatta mengatakan, Belanda bisa menjadi pintu masuk produk sawit Indonesia ke Eropa.

"Jadi, memang menurut saya penting untuk meng-goal-kan sawit kita terutama di Eropa, sehingga kita mengharapkan belanja untuk bersama-sama kita dalam join riset bahwa sawit ini ya enviromentaly good (ramah lingkungan), hal-hal seperti itu penting tentunya karena Belanda punya kepentingan juga, ekspor CPO kita terbesar juga melalui Rotterdam," kata Hatta.

Dikutip dari http://finance.detik.com/read/2013/11/20/192005/2418945/4/ketemu-pm-belanda-sby-tawarkan-sejumlah-kerjasama