Panglima TNI: Amunisi Buatan Pindad Tidak Hanya untuk TNI

Pada 10 Februari 2014, Panglima TNI Jenderal Moeldoko membantah jika pihaknya menjual peluru kepada kelompok separatis. "Produk Pindad bukan hanya untuk TNI. Bukan berarti (amunisi untuk separatis) dari TNI," ungkap Moeldoko di Gedung DPR, Jakarta.

Pernyataan ini muncul terkait dugaan adanya oknum TNI dan Polri yang menjual amunisi buatan Pindad kepada kelompok separatis. Sebab, ditemukan selongsong peluru saat terjadi sejumlah kasus penembakan di Papua. Hal ini dikemukakan oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe, di Jakarta beberapa waktu lalu. Karena itu, Lukas meminta Kapolri dan Panglima TNI untuk menertibkan perdagangan amunisi yang diduga salah jalur tersebut.

Panglima TNI: Amunisi Buatan Pindad Tidak Hanya untuk TNI

Tidak hanya Lukas, anggota Komisi I DPR Yorrys Raweyai (dari Fraksi Partai Golkar) juga mensinyalir hal yang sama. Dalam pandangannya, sebutir peluru bisa diharga 1.500 rupiah.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko pun tetap menolak. Beliau menduga jika amunisi-amunisi tersebut berasal dari rampasan. "Masa kita mau jual (peluru) untuk bunuh teman. Pernah ada perampasan dari institusi lain," tukasnya.

Laksamana Muda Iskandar Sitompul selaku Kapuspen (Kepala Pusat Penerangan) TNI juga tidak berkomentar banyak mengenai hal ini. Sebagaimana dilansir BeritaSatu (10/02/14), beliau hanya berucap, "Kan baru diduga. Silakan saja duga-duga."

[Sejarah Indonesia] Kisah Kopassus Indonesia yang Siram Orang Papua Nugini di KBRI

Ada sebuah kisah yang cukup menarik dari anggota Kopassus Indonesia yang bertugas menjaga KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Port Moresby. Cerita ini termuat di dalam buku Kopassus untuk Indonesia karya Iwan Santosa dan EA Natanegara yang terbitan R&W.

Diketahui jika keadaan di Port Moresby begitu mencekam. Di mana, kriminalitas sangat tinggi di sana. Terlebih masyarakat di sana punya hobi mabuk-mabukan. Karena itu, atas pertimbangan hal tersebut, pada 1993, pemerintah Indonesia mengirimkan personel Kopassus untuk menjaga KBRI dan wisma KBRI.

[Sejarah Indonesia] Kisah Kopassus Indonesia yang Siram Orang Papua Nugini di KBRI

Tadinya sebelum ada Kopassus, tidak ada yang berani mengingatkan staf lokal KBRI yang notabene adalah orang-orang lokal Papua Nugini. Satu kali pernah terjadi sewaktu ditegur, seorang staf lokal justru memanggil teman-temannya dan mengeroyok orang yang menegurnya itu.

Adalah Serka Margono, seorang personel Kopassus TNI AD yang sempat bertugas di sana sekurun 1993-1994. Dia bercerita ada seorang staf lokal yang pernah coba-coba kurang ajar di hadapannya. Staf lokal itu datang ke KBRI dengan mata merah dan mulut berbau alkohol. Kemudian duduk begitu saja di bawah tiang bendera KBRI dengan mata nyalang menatapnya - seolah menantang Serka Margono. Serka Margono pun segera menegurnya.

"Saya tegur sekali, dua kali, dia tidak mau pergi. Saya mengambil air dan saya siram dia. Saya ajak berkelahi, dia tidak berani. Dia kemudian pergi ngeloyor sambil ngomel-ngomel," tukas Margono.

Keadaan Port Moresby memang rawan, sehingga para personel Kopassus ini diharuskan selalu siaga. Toko-toko di sana cuma buka sampai jam 6 sore. Setelah itu, rampok bakalan berkeliaran di jalanan yang sepi. "... Perusahaan-perusahaan yang mampu selalu menyewa tenaga petugas keamanan swasta," tutur Margono.

Komparasi Kekuatan Militer Indonesia Dibanding Singapura

Singapura melayangkan protes kepada Tentara Nasional Indonesia gara-gara menamai kapal perangnya dengan Usman Harun. Sebagaimana diketahui, Sersan Usman dan Kopral Harun merupakan dua personel Kors Komando Operasi TNI AL (sekarang Marinir), sempat membom kawasan Orchard Road ketika mengelar operasi Dwikora. Keduanya dihukum gantung pemerintah Singapura tahun 1968.

Terkait protes Singapura ini, pemerintah Indonesia - khususnya TNI - tidak menggubrisnya. Dikatakan bahwa penamaan kapal perang Indonesia itu sudah sesuai prosedur standar. Lagipula, Usman dan Harun itu adalah pahlawan nasional. Nah, bagaimana jika Singapura tetap tidak terima dengan kondisi ini, dan berpikir untuk melakukan aksi militer?

Komparasi Kekuatan Militer Indonesia Dibanding Singapura

Melansir dari Merdeka (8/2/14), bila diperbandingkan, Indonesia dan Singapura, ibarat semut dan gajah. Di mana, Singapura hanya memiliki luas 697 km persegi saja sementara Indonesia punya luas 1.904.559 km persegi. Penduduk Indonesia pun jauh lebih besar dibandingkan Singapura: 240 juta jiwa dibandingkan 5 juta jiwa.

Meski begitu, kekuatan militer Singapura tetap tak bisa dipandang sebelah mata. Memang secara jumlah Indonesia menang, tapi soal kecanggihan? Ada beberapa alutsista militer Singaputar yang lebih canggih. Well, keduanya pun masuk dalam 100 besar kekuatan militer dunia, sebagaimana dilansir situs Global Fire Power.

Berikut perbandingan antara kekuatan militer Indonesia vs Singapura berdasarkan lansiran situs analisa pertahanan tersebut.

Jumlah Personel Militer Beserta Cadangannya

Komparasi Kekuatan Militer Indonesia Dibanding Singapura
Indonesia memang punya jumlah penduduk dan jumlah personel militer yang besar dibandingkan Singapura. Tapi, Singapura memiliki program wamil bagi setiap warganya. Sedangkan, Indonesia tidak ada wamil.

Berikut perbandingannya

Jumlah personel militer aktif

Indonesia: 438.410
Singapura: 72.000


Pasukan cadangan

Indonesia: 400.000
Singapura: 300.000

Penduduk yang bisa dijadikan tentara

Indonesia: 107.538.660
Singapura: 2.105.973

Kekuatan Darat

Komparasi Kekuatan Militer Indonesia Dibanding Singapura
Meski kecil, Singapura serius membangun kekuatan daratnya. Bahkan, Singapura punya lebih dulu tank Leopard. Sedangkan Indonesia, baru tahun ini memperkuat Angkatan Darat dengan Leopard. Dan baru-baru ini memborong berbagai alutsista terbaru, seperti peluncur roket, artileri, dan panser. Jadi, terlihat peralatan perang Indonesia ketinggalan.

Berikut perbandingannya

Tank Baja

Indonesia: 400
Singapura: 132

Kendaraan lapis baja

Indonesia: 506
Singapura: 2.192

Artileri jarak jauh

Indonesia: 62
Singapura: 262

Peluncur roket

Indonesia: 50
Singapura: 18

Mortir

Indonesia: 3.350
Singapura: 100

Senjata antitank

Indonesia: 11.000
Singapura: 4.000

Kendaraan angkut logistik

Indonesia: 11.100
Singapura: 2.100

Kekuatan Laut

Komparasi Kekuatan Militer Indonesia Dibanding Singapura
Singapura memang tidak memiliki kekuatan laut yang tidak seberapa, meski begitu ada enam kapal selam yang menjaga wilayah perairan mereka. Indonesia, yang punya wilayah laut lebih luas, cuma punya dua kapal selam saja. Tiga kapal selam lain baru dipesan dan belum selesai.

Kapal perang

Indonesia: 150
Singapura: 39

Kapal selam

Indonesia: 2
Singapura: 6

Kapal pendarat pasukan

Indonesia: 26
Singapura: 4

Kapal kelas korvet

Indonesia: 23
Singapura: 6

Kapal kelas frigat

Indonesia: 6
Singapura: 6

Kapal dagang

Indonesia: 1.340
Singapura: 1.599

Pelabuhan Laut Utama

Indonesia: 9
Singapura: 1

Kapal Patroli

Indonesia: 70
Singapura: 12

Kekuatan Udara

Komparasi Kekuatan Militer Indonesia Dibanding Singapura
Baru-baru ini saja Indonesia berambisi membangun kekuatan udaranya dengan memuseumkan sejumlah pesawat tempur tuanya dan menggantikannya dengan pesawat baru. Seperti Sukhoi, F-16 Blok C-D, T-50i Golden Eagle, dan Super Tucano. 

Sedangkan, Singapura juga punya pesawat tempur, seperti F-16 Blok D, F-15SG, dan F-5 Tiger. Tapi, urusan serangan darat mereka memakai helikopter serbu apache.

Pesawat tempur dan angkut

Indonesia: 444
Singapura: 359

Helikopter

Indonesia: 187
Singapura: 86

Lapangan udara dan airport

Indonesia: 676
Singapura: 9

Kekuatan ekonomi

Komparasi Kekuatan Militer Indonesia Dibanding Singapura
Ekonomi suatu negara yang besar sangat bermanfaat untuk memperbarui diri terus-menerus. Di bidang militer, ini sangat berguna untuk memodernisasi angkatan perangnya. Indonesia jelas kalah dari sisi ini.

Anggaran pertahanan

Indonesia: USD 5.220.000.000
Singapura: USD 8.302.000.000

Produksi minyak

Indonesia: 982.900 barel per hari
Singapura: 0

Konsumsi minyak

Indonesia: 1.115.000 barel per hari
Singapura: 927.000 barel per hari

Cadangan minyak

Indonesia: 3.885.000.000 barel per hari
Singapura: 0

Devisa

Indonesia: USD 110.100.000.000
Singapura: USD 225.800.000.000

Panglima TNI: Penamaan Pahlawan Nasional - Usman dan Harun - untuk Kapal Perang TNI Takkan Diubah!

Pada 10 Februari 2014, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan takkan mengubah nama KRI Usman Harun sebagaimana protes yang dilayangkan Singapura terkait nama kapal ini. "Tetap, nggak ada yang berubah," tutur Moeldoko di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta.

Beliau menjelaskan bila penamaan nama "Usman Harun" untuk kapal perang Indonesia sudah sesuai prosedur. Melansir dari Kompas (10/2/14), pemilihan nama kapal TNI AL ini diambil dari nama-nama para tokoh atau pejuang yang berjasa bagi Indonesia. Dengan kata lain pahlawan nasional Indonesia.

Panglima TNI: Penamaan Pahlawan Nasional - Usman dan Harun - untuk Kapal Perang TNI Takkan Diubah!
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko | Kompas.

Dalam pandangannya, apa yang dijadikan soal oleh Singapura ini sudah lama selesai. Pada 1973, PM Singapura Lee Kuan Yew pernah menaburkan bunga di makam Usman dan Harun di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan. "Pemberian nama ini sudah lama, bukan kemarin-kemarin. Sebenarnya hubungan psikologis ini sudah dianggap selesai," tuturnya.

Singapura memprotes penamaan Usman dan Harun untuk KRI terkait kejadian tahun 1965. Ceritanya, dua orang Indonesia ini - Usman Haji Muhammad Ali dan Harus Said - pernah membom Singapura pada Maret 1965. Serangan ini salah satu bagian dari upaya yang dilakukan Presiden Sukarno dalam melawan federasi yang baru terbentuk di Malaysia, mencakup Singapura. Singapura memisahkan diri dari Malaysia tanggal 9 Agustus 1965. Kedua orang ini akhirnya dihukum mati di negara tersebut. Nah, untuk mengenang peristiwa yang dianggap heroik oleh bangsa Indonesia ini maka diputuskanlah untuk dikasihkan ke kapal perang.

Sementara itu, Djoko Suyanto selaku Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan mengatakan Indonesia punya otoritas dan pertimbangan matang untuk menghormati para pahlawannya. Hal ini termasuk juga mengabadikan nama kedua pahlawan nasional tersebut untuk kapal perang TNI. Tidak boleh ada satu negara pun mengintervensinya, termasuk Singapura.

Daftar Alutsista Indonesia Terbaru 2014

Indonesia memang tengah giat untuk menambah alutsista yang puncaknya di tahun 2014 ini. Hal ini terkait rencana Kemenhan untuk memperkuat posisi militer Indonesia di kancah internasional, terutama Asia Tenggara (Baca "Menhan: Peta Kekuatan Militer Indonesia 2014 Terkuat se-Asia Tenggara").

Melansir dari Analisis, inilah daftar alutsista terbaru yang sudah dan akan dimiliki oleh TNI.


TNI AU
12 Pesawat coin Super Tucano (pesan 16 unit, 4 sudah datang)
16 Jet tempur Golden Eagle (sudah datang semuanya Jan 2014)
8 Jet tempur F16 setara blok 52 (jumlah pesanan 30 F16 upgrade)
5 Pesawat angkut sedang CN295 (pesan 9 unit, 5 sudah diterima thn 2013)
8 Pesawat angkut berat Hercules (pesan 9 unit, 1 sudah diterima thn 2013)
6 Helicopter Cougar
6 UAV Heron
4 Radar Thales
1 Simulator Sukhoi
TNI AL
37 Tank amfibi BMP3F (sudah datang dan diserahkan resmi Jan 2014)
25 Kendaraan amfibi LVTA1 dari Korsel (hibah batch 2)
5 Tank amfibi jenis BTR-4 (Pesanan sebanyak 55 unit)
10 MLRS RM Grad
11 Helikopter anti kapal selam Panther
4 Pesawat intai maritim CN235 MPA
4 Helicopter angkut Bell 412 Ep
3 Kapal perang light fregat “Bung Tomo Class”
3 Kapal perang jenis KCR (Kapal Cepat Rudal) 60 m
2 Kapal perang jenis KCR 40 m
3 Kapal perang jenis LST (Landing Ship Tank)
2 Kapal perang jenis BCM (Bantu Cair Minyak)
3 Kapal perang jenis patroli cepat
1 Kapal perang jenis latih layar
2 Kapal selam Kilo
2 Kapal hydrografi
TNI AD
103 MBT Leopard II
50 Tank Marder
38 Howitzer Digital Caesar Nexter
36 MLRS Astross II Mk6
900 Truk angkut pasukan
800 Rantis
80 Panser Anoa
5 Battery Rudal Starstreak
5 Battery Rudal Mistral
180 Rudal Anti Tank Javelin
150 Rudal Anti Tank Nlaw
20 Helikopter Bell 412Ep (6 sudah diserahkan)
16 Helikopter Fennec
6 Helikopter Mi17

Berikut yang dalam proses pembuatan dan dalam proses pengadaan.

Proses Pembuatan
3 kapal selam Changbogo di Korsel
2 kapal perang jenis PKR di Belanda (opsi sampai 10 unit)
8 Helicopter Apache
1 kapal latih layar buatan Spanyol (pengganti Dewaruci)
Proses Pengadaan
16 jet tempur Sukhoi SU35
6 kapal selam Kilo
12 Helikopter Blackhawk

Berikut MEF 2 (2015-2019)

Proses Pembuatan
Pengadaan satelit militer · Penerapan Kogabwilhan
Pemenuhan alutsista 3 Divisi Marinir
Pemenuhan alutsista 3 Divisi Kostrad
Pengadaan sistem jaringan pertahanan udara strategis
Pengadaan peluru kendali SAM jarak sedang
Pengadaan peluru kendali SAM jarak pendek
Pembelian 2-3 kapal perang jenis Destroyer
Pembelian 5-6 kapal perang jenis Fregat
Pengadaan 2 kapal perang jenis LPD atau LHD
Lanjutan Proyek PKR 10514 dengan 4 opsi kapal perang
Lanjutan Proyek KCR 60 m dengan opsi 6 kapal perang
Lanjutan Proyek KCR 40 m dengan opsi 6 kapal perang
Penyelesaian 3 kapal selam Changbogo
Kedatangan 6 kapal selam Kilo
Kedatangan 1 skuadron jet tempur Sukhoi SU35
Penambahan 1 skuadron jet tempur (Gripen, Rafale, Typhoon)
Produksi bersama peluru kendali anti kapal C705
Pengembangan varian peluru kendali C705
Pengembangan Roket Rhan jarak tembak 100 km
Pembelian 7 pesawat CN295 batch 2
Pembelian 3 pesawat AEW
Pembelian 2 pesawai intai strategis
Pembelian 200 MBT (Main Battle Tank)
Produksi 100 Tank medium Pindad
Pembelian MLRS Astross batch 2
Pembelian 100 Panser Anoa Canon
Pembelian 100 Tank amfibi BMP3F

Wakasal TNI AL Tinjau Pembuatan Kapal Tempur di Lampung

Pada 5 Februari 2014, Wakasal TNI AL Laksda Hari Bowo didampingi jajarannya mengunjungi Lampung untuk melihat progress pembuatan kapal tempur yang tengah dikerjakan PT Daya Radar Utama. "Kami sekarang sedang melengkapi semua (alutsista terbaru) dalam rangka membangun kekuatan militer AL," jelas Hari di Balai Keratun, Pemprov Lampung.

Wakasal TNI AL Tinjau Pembuatan Kapal Tempur di Lampung

Sebagaimana mengutip Tribunnews, dalam membangun kekuatan militernya, Hari menjelaskan jika kesatuan TNI AL memiliki tiga target: jangka pendek, menengah, dan panjang. Hari pun menjelaskan jika pihak Angkatan Laut sedang membuat beberapa kapal tempur di dalam dan di luar negeri.

Kapal perang tersebut, yang dibuat di Lampung itu, nantinya diperuntukkan untuk mengangkut angkutan perang yang dipunyai TNI AD. "Kegunaannya kapal untuk angkut tank. Sekarang kan Angkatan Darat beli MBT (Main Battle Tank). Nah, kapal ini yang akan mengakutnya," jelas Hari.