Pada 10 Juni 2014, Menhan Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa menjelang masa akhir jabatannya akan diprioritaskan penyelesaian pengadaan alutsista TNI, administrasi, dll. "Praktis untuk belanja modal pengadaan alutsista bisa diselesaikan. Kedua yang akan diselesaikan adalah soal administrasinya, misal kontrak," ujarnya kepada wartawan di Gedung Kemenhan, Jakarta. Lebih lanjut beliau menuturkan bahwa tak ada persoalan jika alat utama sistem senjata yang sudah dibelanjakan dikirim selepas tahun 2014.
Selain dua persoalan di atas, Purnomo Yusgiantoro mengatakan akan merampungkan produk strategis 3 bulan terakhir masa jabatan sembari mempersiapkan bahan awal untuk kabinet berikutnya (2015-2019). "... Namun, nanti bisa diubah sesuaikan kemauan kabinet baru," tuturnya.
Mengutip Republika, di samping itu, ia mengatakan tahun 2013 ini, pihaknya menerima laporan keuangan opini WTP murni dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ia mengingatkan agar bisa mempertahankan tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya. "Walaupun pada 2013 kemarin, waktu diperiksa untuk tahun 2012, kita mendapat WTP dengan catatan," ungkapnya.
Menurutnya, WTP dengan catatan itu dikarenakan pihaknya mengalami kesulitan di Simak BMN. Ia mengatakan perlu tanggung jawab untuk mempertahankan lagi (WTP murni). Dalam pemeriksaan laporan keuangan tersebut dilakukan 80 hari. "Kita berbahagia, akan tetapi di sisi lain masih ada perjuangan dan perjuangan lebih sempurna biasanya lebih sulit," katanya.
Selain dua persoalan di atas, Purnomo Yusgiantoro mengatakan akan merampungkan produk strategis 3 bulan terakhir masa jabatan sembari mempersiapkan bahan awal untuk kabinet berikutnya (2015-2019). "... Namun, nanti bisa diubah sesuaikan kemauan kabinet baru," tuturnya.
Mengutip Republika, di samping itu, ia mengatakan tahun 2013 ini, pihaknya menerima laporan keuangan opini WTP murni dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ia mengingatkan agar bisa mempertahankan tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya. "Walaupun pada 2013 kemarin, waktu diperiksa untuk tahun 2012, kita mendapat WTP dengan catatan," ungkapnya.
Menurutnya, WTP dengan catatan itu dikarenakan pihaknya mengalami kesulitan di Simak BMN. Ia mengatakan perlu tanggung jawab untuk mempertahankan lagi (WTP murni). Dalam pemeriksaan laporan keuangan tersebut dilakukan 80 hari. "Kita berbahagia, akan tetapi di sisi lain masih ada perjuangan dan perjuangan lebih sempurna biasanya lebih sulit," katanya.