Pesawat Tanpa Awak Buatan Dua Mahasiswa Undip Semarang

Pada 3 Januari 2014, terkait karya pesawat tanpa awak buatan Muhammad Izzudin Shofar dan Havez Varirani Al Kautsar, Dr Muhammad Nur selaku dekan FSM (Fakultas Sains dan Matematika) Undip mengatakan bahwa Indonesia mampu menjadi negara unggul teknologi seandainya pemerintahnya mau mengakomodasi inovator muda dari berbagai penjuru Indonesia. "Indonesia ke depan akan menjadi negara luar biasa hebat bila pemerintah mau memakai inovasi dan kreasi anak-anak muda yang hebat-hebat dari segala penjuru negeri ini," demikian M. Nur berkata seperti dikutip Pelita Online.

Pesawat Tanpa Awak Buatan Dua Mahasiswa Undip Semarang

Pernyataan ini disampaikannya di kampus ketika menerima keduanya pasca meraih tropi penghargaan juara II Lomba Karya Cipta TNI AD dari Litbang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Keduanya berhasil membuat model pesawat tanpa awak Indonesia yang ditambahi teknologi telemetri dan multi fungsi. Kedua mahasiswa ditemani oleh PD III FSM Ngadiwiyana Ssi,Msi.

Atas prestasinya membuat pesawat tanpa awak buatan Indonesia di lomba yang berlangsung pertengahan Desember 2013 di Jakarta dan Surabaya ini, keduanya berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp 35 juta rupiah. Bahkan, menjadi "semacam" konsultan untuk TNI bila karyanya diproduksi oleh pihak militer.  

Pembangunan Dermaga Kapal Perang TNI AL Tunggu Izin Pertamina

Pada 3 Januari 2014, Pasintel Lanal Balikpapan Mayor Laut Robinson Hendrik Atwiyori menyatakan awal Desember 2013 pihaknya telah merampungkan survei di areal yang ditunjuk untuk menjadi lokasi pembangunan dermaga kapal perang Indonesia.

Pembangunan Dermaga Kapal Perang TNI AL Tunggu Izin Pertamina
Ilustrasi dermaga TNI AL | Antara.

Melansir Tribun Kaltim, berdasarkan hasil survei yang dilakukan markas besar TNI AL, kontur lahan dan perairan di sana cocok dengan kebutuhan. Namun, meski sudah mengantongi izin dari pemkot dan DPRD Kota Balikpapan, pembangunan dermaga kapal perang belum bisa dilakukan. Karena, masih menunggu izin dari Pertamina yang masih mengantongi kepemilikan tanah tersebut.

Robinson mengatakan, "Rencana lokasi kita sudah survei di sebelah pondok kelapo itu. Kita belum tahu arealnya yang diizinkan dengan Pertamina."

Kemenhan Kukuh Incar Simulator Pesawat Tempur Sukhoi

Pada 2 Januari 2014, Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis menetapkan pagu anggaran USD 45 juta untuk membeli simulator pesawat tempur Sukhoi. "Pagu itu hanya untuk satu unit simulator Sukhoi," terang Rachmad seperti dikutip Tempo.

Dia juga menjelaskan bila saat ini Kementerian tengah memproses evaluasi dokumen penawaran simulator Sukhoi. Selanjutnya, pemaparan oleh peserta lelang. Rachmad enggan menyebutkan pihak-pihak yang sudah mengajukan penawaran ke Kementerian Pertahanan. Namun dia membenarkan jika PT Dirgantara Indonesia masuk sebagai penawar simulator Sukhoi dari dalam negeri.

Dari pemaparan setiap produsen simulator, dia melanjutkan, Kementerian akan menyeleksi dan menuangkan dalam daftar peringkat peserta lelang. Setelah itu dipilih beberapa produsen simulator berdasarkan urutan peringkat tertinggi. "Tahapan selanjutnya," kata Rachmad, "Akan ditinjau fasilitas produksi dari beberapa peserta yang paling potensial.” Rachmad mengatakan, pertimbangan pihak Kementerian dalam penentuan pemenang adalah berdasarkan kemampuan produsen memproduksi simulator yang paling menyerupai kemampuan asli Sukhoi."

Kemenhan Kukuh Incar Simulator Pesawat Tempur Sukhoi

Pertimbangan lainnya, lama waktu pembuatan dan pengiriman serta jaminan purnajual. "Termasuk alih teknologi apabila pemenangnya dari luar negeri," ujar dia. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sebelumnya mengungkapkan rencana pemerintah membeli simulator pesawat buatan Rusia, Sukhoi SU-27 dan SU-30. Kementerian Pertahanan tengah memilah produsen simulator Sukhoi tersebut.

Sebab ada tiga negara yang sanggup memproduksi simulator ini: Cina, Rusia, serta Kazakstan. Andi Alisjahbana selaku Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia memberi saran supaya tidak membeli simulator pesawat terbang untuk Sukhoi dari luar negeri. Alasannya adalah pertimbangan melindungi rahasia negara dan materi pelatihannya banyak yang sifatnya universal.

Karena itu, dalam pandangannya, negara-negara yang menggunakan pesawat Sukhoi akan memilih membuat sendiri simulator kemudinya. Contohnya, Cina dan Malaysia yang membuat sendiri simulator kemudi pesawat tempur buatan Rusia itu. Selain itu, di dalam simulator sebaiknya disisipkan dokter tempur TNI AU.

Sementara itu, Rizal Dharma Putra, pengamat militer, menilai harga simulator kemudi Sukhoi dinilai terlalu mahal. Menurutnya, dengan biaya sebesar itu, pemerintah juga harus memperhitungkan jangka panjang. Pesawat perang yang dipunyai Indonesia bukan hanya Sukhoi. Ada pesawat F-16, F-5 Tiger, dan T-50 Golden Eagle yang dipakai untuk latihan. Bila, pembelian itu jadi, maka itu mubazir alias buang-buang duit. Lagipula, Indonesia belumlah perlu membeli simulator kemudi Sukhoi, karena milliter Indonesia baru memiliki satu skuadron (16 pesawat Sukhoi). Jika nekat beli simulator Sukhoi, dia melanjutkan, pemerintah harus konsisten ketika membutuhkan penambahan pesawat tempur. Pemerintah mau tak mau harus membeli pesawat tempur jenis Sukhoi lagi.

Menanggapi hal itu, Kementerian Pertahanan membantah jika dikatakan bahwa harga simulator kemudi pesawat tempur Sukhoi itu kemahalan. Menurut Kementerian, pagu anggaran US$ 45 juta untuk satu unit simulator Sukhoi sudah sesuai harga pasaran.

"Simulator yang rumit, risiko tinggi dengan kecepatan supersonik, harganya pun hampir sama dengan pesawat asli," tutur Rachmad. Karena alasan itu, kata dia, pemerintah baru berani membeli simulator untuk Sukhoi SU-24 dan SU-30 yang dimiliki TNI Angkatan Udara genap satu skuadron atau 16 unit.

Indonesia Terus Membeli Pesawat Tempur dan Kapal Selam dari Rusia

Pada 2 Januari 2014, Kepala Pusat Penerangan Kemenhan, Sisriadi, menerangkan bila pemerintah Indonesia berencana membeli sejumlah alutsista baru untuk memperbagus kekuatan militer Indonesia 2014. Alutista yang diincar adalah 5 kapal selam jenis Kilo Class, yang digunakan untuk perang, dan 6 pesawat tempur Sukhoi dari Rusia.


Sisriadi memastikan bila tim yang berasal dari personel anggota TNI AU telah berangkat ke Rusia untuk menjajaki sekaligus melihat kondisi kapal selam yang Indonesia hendak dibeli. Menurut kabar yang beredar, kapal ini dilengkapi senjata, seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, antipeluru kendali, dan rudal Yakhont. Adapun daya jelajah rudal tersebut mencapai 300-400 kilometer (kin).

Meskipun, pembelian pesawat Sukhoi ini belum diketahui kapan namun dia memberi ancer-ancer-nya, yaitu: "Jadwalnya (ke Rusia) Februari."

Pengarahan Dan Lanud Iswahyudi Terkait Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle

Pada 2 Januari 2014, Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E. selaku Komandan Lanud Iswahyudi memberi pengarahan pengoperasian pesawat tempur T-50i Golden Eagle kepada para personel Skadron Udara 15. Acara ini dihadiri pula oleh para Komandan Skadra serta para Kadis.

Dan Lanud Iswahyudi Beri Arahan Pengoperasian Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle
Pengarahan Dan Lanud Iswahyudi terkait Pengoperasian Pesawat T-50i.
Melansir dari laman Lanud-Iswahyudi, dalam arahannya, Yuyu mengharapkan agar personel Skadra jajaran Wing 3 lebih meningkatkan kinerja dan bekerja sesuai prosedur. Hal ini mengingat, T-50i merupakan pesawat tempur Indonesia yang baru saja dimiliki TNI AU. Karena itu, tentu belum dikenal luar maupun dalamnya. Yuyu juga berharap semua personel saling bekerja sama supaya pesawat tempur tercanggih saat ini itu bisa mulus dipakai tanpa adanya accident.

Sementara, kepada Komandan Skadra 13 dan 14, Yuyu mengharapkan agar mempersiapkan para personel dan pesawat sesuai prosedur untuk mencapai target yang sudah ditentukan. Para komandan juga harus bekerja profesional dan tidak merasa dirinya paling benar. Dia menandaskan supaya mereka tidak memaksakan penerbangan atau pekerjaan tanpa planning dan jadwal yang ada.

Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle Tiba di Lanud Iswahyudi

Pada 2 Januari 2014, telah tiba di Lanud Iswahyudi dua pesawat tempur T-50i Golden Eagle yang nantinya dipergunakan untuk latihan penerbang-penerbang tempur muda lulusan sekolah penerbang. Menggantikan pesawat latih Hawk MK-53.

Kolonel Pnb Minggit Triwibowo bersalaman dengan pilot Korea.

Mengutip dari laman TNI, Kolonel Pnb Minggit Triwibowo, S.IP. selaku Komandan Wing 3 Lanud Iswahyudi, Letkol Pnb Wastum, dan segenap jajaran pejabat Lanud Iswahyudi turut menyambut kedatangan pesawat yang diterbangkan oleh pilot-pilot dari negeri Ginseng tersebut.

Gambar pesawat tempur T-501 Golden Eagle.

Dua pesawat ini akan digunakan oleh para penerbang tempur muda lulusan sekolah penerbang, sebelum mereka diizinkan menerbangkan pesawat tempur TNI AU Hawk 100/200, Sukhoi, F-16, maupun F-15. Disamping itu, pesawat ini nantinya juga akan digunakan untuk pesawat aerobatik TNI AU.