Dua Pesawat Tempur TNI AU Hawk Bermanuver di Natuna

Militer Indonesia – Pada 21 Oktober 2014, dua pesawat tempur TNI AU yang bermanuver dalam sesi latihan rutin telah menarik perhatian masyarakat Natuna. Latihan rutin ini diadakan oleh skuadron udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, dan kawasan Natuna dipilih sebagai point alternative base dalam latihan tersebut.

Dua pesawat tempur TNI AU yang bermanuver dalam sesi latihan rutin menarik perhatian masyarakat Natuna.

Letdasus Iman Sukirman, selaku Kepala Divisi Penerangan dan Perpustakaan (Pentak) Lanud TNI AU Ranai, mengatakan bahwa Ranai cuma sekadar dilewati jet tempur dalam simulasi ADF Approach dan Low Approarch. "Ini agenda latihan rutin Skuadron Pontianak, kebetulan Ranai jadi alternative base dalam latihan itu," ujar Iman, yang dikutip Blog Militer Indonesia dari Tribunnews.

Suara mesin jet tempur terbang terdengar bergemuruh dan membahana saat melesat di udara. Sesekali Hawk terbang rendah. "Gemuruh jet itu bukan nakut-nakuti, sebenarnya ini juga bisa jadi pembinaan potensi dirgantara (Binpotdirga). Jadi, sekalian menginspirasi atau menumbuhkan minat para remaja dan anak-anak untuk menjadi pilot atau penerbang pesawat tempur TNI AU handal kelak," pungkas Iman.

Sumber: Tribunnews.

Foto Ujian Pertama Tank M-113 (Gavin) Alutsista Terbaru TNI

Militer Indonesia - Pasca-perayaan HUT TNI, alutsista terbaru TNI, yakni Tank M-113 yang dipanggil Gavin, langsung mendapatkan ujian ketangguhan pertama di Pusdikkav, Bandung, Jabar. Dalam ujian pertama ini, Gavin berhasil mengatasi segala tantangan yang diberikan dengan baik.

Tantangan ini di antaranya adalah menanjak dengan kemiringan 60 derajat, melewati jalanan tak rata, sampai ujian amfibi. Tank angkut pasukan ini sengaja dibenamkan dalam lumpur lalu direcovery oleh Ranpur sejenis. Semua tantangan ini merupakan refleksi dari kenyataan sesungguhnya yang bakal dihadapi di medan pertempuran lapangan.

Menurut informasi yang dikutip Blog Militer Indonesia dari ARC, kesatuan TNI-AD telah berencana mengakuisisi 80 unit tank M-133. Di mana, nantinya, bersama Marder dan Anoa, tank M-113 akan menjadi inti kekuatan Batalyon Infantri Mekanis. Selain itu, M-113 yang diperoleh TNI-AD ternyata rakitan Belgia. Di mana usia rata-rata M-113 ini cukup muda, yaitu buatan akhir tahun 1980-an. Kelebihan lainnya dari alutsista terbaru TNI ini adalah, karena digunakan negara yang relatif damai, Ranpur ini memiliki usia komponennya cukup panjang. Banyak diantaranya bahkan belum sampai menempuh jarak 10 ribu km.

Selama ini, Belgia menyimpan ranpur-ranpurnya dengan cukup apik, sehingga sangat layak digunakan langsung. Belgia sendiri pernah mengoperasikan hingga lebih dari 500 unit M-113. Belgia juga memodifikasi M-113 miliknya dengan perbaikan suspensi dan proteksi.

Berikut foto-fotonya yang dikutip dari ARC.

Foto Ujian Pertama Tank M-113 (Gavin) Alutsista Terbaru TNI

Perkembangan Industri Alutsista Indonesia Berjalan Cukup Signifikan

Militer Indonesia - Pada 17 Oktober 2014, digelar diskusi “Satu Dasawarsa Kebijakan Pertahanan dan Komitmen Revitalisasi Alutsista” di bilangan Cikini. Salah seorang analisis, yaitu Begi R Sutanto dari Universitas Pertahanan, menyatakan bahwa perkembangan industri alutsista Indonesia berjalan cukup signifikan.

Perkembangan industri alutsista Indonesia berjalan cukup signifikan.

Perkembangan perusahaan alutsista, seperti Pindad dan Len Industri, selama sepuluh tahun terakhir pun dinilai cukup menjanjikan. “Sudah cukup banyak berjalan. Dan harapan besar untuk melanjutkan mimpi-mimpi, seperti yang dilakukan oleh negara-negara besar seperti Amerika. Ini mimpi yang harusnya bisa dilakukan dan dijalankan oleh pemerintahan selanjutnya,” ujar Begi yang dikutip Blog Militer Indonesia dari Inilah.com. Hasil produksi dari perusahaan-perusahaan pemroduksi alutsista ini sudah banyak dilirik negara-negara Eropa, seperti Turki.

Analis lainnya, Pambudidoyo, menambahkan selama masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum ada perkembangan besar di sisi alutsista. Selain, tahap kemajuan dasar saja. Analis yang akrab dipanggil Ipang memberi poin 7 bagi SBY dalam menata alutsista Indonesia selama pemerintahannya.

"Jika berbicara nilai, pembangunan alutsista SBY berada dinilai angka 7. Karena selama ini kita sendiri tidak punya catatan dasar terkait kemajuan alutsista tanah air," ujar Pambudidoyo. Walaupun begitu, konsep yang dibuat pemerintahan SBY sudah baik, hanya pelaksanaannya yang tidak berjalan baik. "Kalau berbicara konsep, SBY sudah bagus tapi pelaksanaanya yang tidak ada," pungkasnya.

Presiden Rusia Akan Menemui Presiden Indonesia Jokowi dalam Waktu Dekat

Militer Indonesia - Pada 20 Oktober 2014, Presiden Rusia Vladimir Putin mengirimkan secara khusus Denis Manturov yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan untuk hadir dalam pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pada kesempatan itu, Manturov mengungkapkan bahwa dirinya mendapat penghormatan luar biasa bisa hadir dalam pelantikan tersebut.

Denis Maturov, Menteri Perdagangan Rusia, mengatakan bahwa Presiden Rusia berencana menemui Presiden Indonesia Jokowi dalam waktu dekat.

Manturov juga mengaku membawa pesan khusus dari Presiden Rusia, bahwa Putin berjanji akan bertandang ke Indonesia untuk bertemu Presiden Jokowi dalam waktu dekat. “Dalam waktu dekat, Presiden Rusia berniat bertemu Presiden Indonesia, Joko Widodo,” ungkap Manturov kepada wartawan pasca acara pelantikan di gedung MPR/DPR.

Nantinya, pertemuan mereka akan membicarakan banyak hal termasuk kerjasama bilateral di antara kedua negara di berbagai bidang - baik perdagangan maupun politik. "Kita punya semua peluang untuk meningkatkan volume perdagangan, kami juga berminat meningkatkan kerja sama seperti metalurgi. Kami melihat ada potensi kerja sama peningkatan teknologi di bidang metalurgi," pungkas Manturov.

Inilah Panser Tarantula di Satuan Kavaleri TNI AD

Blog Militer Indonesia - Panser Tarantula merupakan salah satu alat utama sistem persenjataan / alutsista terbaru TNI AD yang memperkuat satuan kavaleri sejak 2013. Ini diproduksi di Doozan, Korsel.


Panser TNI AD ini memiliki senjata utama, yaitu canon cockriel MK III kaliber 90 mm yang mampu menembak sasaran maksimal 6 km jauhnya dengan jarak tembak efektif sejauh 1,5 km, dan senjata PSU dan coaxial kaliber 7,62 mm. Di mana cockrielnya bisa dioperasikan tidak hanya siang hari, tapi juga siang.

Di samping itu, alutsista TNI ini dilengkapi night vision berbasis thermal dan perioskop optik paling muktahir. Panser Tarantula bisa dikendarai dua awak yang terdiri dari jurutembak (gunner) dan komandan kendaraan.

Saat ini, TNI AD memiliki 22 unit Panser Tarantula yang diposisikan di berbagai kavaleri - seperti Batalyon Kavaleri 7, Batalyon Kavaleri 9 Jakarta, Serta Kikavser 3 dan Kompi Kavaleri Pengintai 2 Jawa Timur.

Alutsista TNI Siap Pakai Teknologi Anti-Radar

Blog Militer Indonesia - Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan teknologi anti-radar, yang bisa memperkuat alutsista TNI yang berhasil menang di ajang Lomba Inovasi TNI 2014. Avanti Fontana, wakil ketua Dewan Juri Lomba Inovasi 2014, menjelaskan bahwa teknologi anti-radar ini dibuat dari chitosan (cangkang udang) dan hidroksiapatit (tulang ikan), dan sudah dikembangkan sejak 2011.

Avanti yang juga menjabat Ketua Umum Yayasan Planet Inovasi itu menjelaskan cara kerja anti-radar, yaitu dengan menyerap pantungan gelombang frekuensi radar musuh yang diarahkan pada alutsista TNI. Ketika diarahkan, maka anti-radar ini akan menyerap gelombang frekuensi itu, sehingga musuh tak mampu mendeteksi keberadaan alat utama sistem persenjataan TNI. Pada akhirnya, TNI dengan bebas mengoperasikannya.

Baca juga: TNI Incar Radar Intai SLR-66 OTH Buatan Cina.

Teknologi anti-radar yang dikembangkan IPB (Institut Teknologi Bogor) siap diterapkan ke alutsista TNI, setelah memenangkan Lomba Inovasi 2014.

"Inovasi ini sangat membantu meningkatkan peran - tugas TNI," kata Avanti seperti Blogmiliterindonesia kutip dari Kompas (12/10/14).

Teknologi anti-radar ini dikembangkan tim dosen dan mahasiswa IPB - terdiri dari Bambang Riyanto, AKhiruddin Maddu, serta Esa Ghanim Fadhalah. Menang dalam kompetisi Lomba Inovasi 2014 ini membuat Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengapresiasi karya mereka. Bahkan, dia meminta teknologi ini cepat diteliti dan dikembangkan, sehingga bisa diterapkan di alutsista TNI terbaru.

Secara terpisah, Mayjen TNI Fuad Basya selaku Kepala Pusat Penerangan TNI menyatakan bahwa untuk penerapannya, pihak TNI akan menggandeng PT Pindad. Pihak TNI juga berencana untuk memproduksi massal teknologi anti-radar ini. Namun sebelum sampai di situ, teknologi anti-radar ini musti diuji-coba dulu di Badan Litbang TNI.