Menhan Menyematkan Bintang Jasa Kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko

Pada 28 Januari 2014, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menyematkan tanda kehormatan Bintang Yudha Dharma Utama, Bintang Jalasena Utama, serta Bintang Swa Buana Paksa Utama kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Aula Bhineka Tunggal Ika Kemhan RI.

Menhan Menyematkan Bintang Jasa Kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko
Menhan menyematkan bintang jasa kepada Panglima TNI | Tribunnews.

Dikutip dari TribunNews, penganugerahan Bintang Yudha Dharma Utama ini didasarkan pada Kepres RI No. 83/TK/Tahun 2013. Hal ini sebagai penghargaan atas dharma bakti anggota Tentara Nasional Indonesia, yang telah melebihi serta melampaui panggilan kewajiban untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan. Sehingga, memberikan keuntungan luar biasa bagi kemajuan, perkembangan, serta mewujudnya kesatuan TNI. Sementara, Bintang Jalasena Utama serta Bintang Swa Buana Paksa Utama disematkan atas dasar Kepres RI No. 82/TK/Tahun 2013.

Acara ini juga dihadiri oleh Wamenhan RI Sjafrie S., Kasal Laksamana TNI Marsetio, Kasau Marsekal TNI I.B. Putu Dunia, Wakasad Letjen TNI M.Munir, serta beberapa pejabat teras Kemenhan RI serta Mabes TNI.

Rusia Serahkan 37 Tank Tempur Amfibi Kepada Militer Indonesia

Pada 27 Januari 2014, perusahaan senjata Kurganmashzavod dari Rusia serahkan 37 tank tempur dari jenis Amfibi BMP-3F kepada militer Indonesia. Penyerahan tank-tank tersebut, yang berlangsung di Pusat Latihan Tempur Karang Tekok, Kab. Situbondo, Jawa Timur, diterima langsung oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Tank Amfibi BMP-3F | MetroTV

Mengutip dari laman MetroTV.com (27/01/14), turut hadir di acara tersebut yakni: Panglima TNI Jenderal Moeldoko, KSAL Laksamana Marsetio, Komandan Korps Marinir Mayjen (Mar) A. Faridz Washington, dan pejabat Kedubes Rusia.

Kadin Penerangan TNI AL Laksma Untung Suropati menuturkan jika penyerahan Tank Amfibi BMP-3F ini merupakan realisasi pelaksanaan kontrak jual-beli antara Kemenhan RI-Rusia. Pada 11 Desember 2011 silam, pemerintah Rusia juga menyerahkan 17 unit tank yang sama.

Panglima TNI: "Kita Harus Selalu Memordernisasi Alutsista"

Pada 27 Januari 2014, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan jika Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI, terutama milik Marinir, rata-rata sudah tua. Karena itu, sudah saat diganti atau diremajakan.

"Kita harus selalu memordernisasi alutsista. Kita up date, termasuk tank-tank yang sudah tua. Kalau sudah tua, dimodifikasi seperti apa juga tak bisa. Lupakan yang lama, cari yang baru," demikian Jenderal Moeldoko mengungkapkan kepada wartawan. Pasca mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam acara serah-terima tank amfibi BMP-3F dari Rusia di Puslatpur Karang Tekok, Kab. Situbondo, Jawa Timur.

Panglima TNI: "Kita harus selalu memordernisasi alutsista"
Tank Amfibi dari Rusia | pertahananbangsa.blogspot.com

Sang Jenderal juga mengatakan bila kelengkapan alutsista adalah bagian dari kesejahteraan para personel TNI. Menurut pandangannya, jika seorang prajurit berangkat ke medan tempur dengan senjata tua, maka moral prajurit akan turun.

"... Kedatangan tank baru ini akan sangat baik bagi pembangunan kekuatan Marinir ke depan. Marinir Indonesia tentu makin hebat!" pungkasnya, seperti dikutip dari MetroTV.com (27/01/14).

Kisah Personel Kostrad TNI AD Turun ke Rawa-rawa untuk Cek Patok Perbatasan

Berita militer Indonesia hari ini kabarkan tentang para personel Kostrad TNI AD, yang tergabung dalam Satgas Yonif Linud, yang turun ke rawa-rawa demi mengecek patok perbatasan RI-Papua Nugini.

Untuk sampai ke lokasi patok, anggota Pos Rawa Biru ini mesti mendayung sampan dengan waktu tempuh dua jam. Kemudian dilanjutkan berjalan kaki selama lima jam. Lokasi medan yang sulit memaksa sebagian personel melepas sepatu dan berjalan tanpa alas kaki.

Kisah Personel Kostrad TNI AD Turun ke Rawa-rawa untuk Cek Patok Perbatasan
Personel Satgas Yonif Linud yang bertugas cek patok | Merdeka.com

"Jangan pernah lelah serta ragu dalam melaksanakan tugas mulia ini," tutur Mayor Inf Aji Mimbarno yang ikut dalam tim patroli patok kepada para anggotanya, seperti dikutip dari Merdeka (24/01/14).

Rombongan Satgas tiba sampai di patok MM 13,3 setelah berjam-jam mencari. Mereka puas dan lega mengetahui patok masih kokoh dan utuh. Kemudian, mereka membersihkan lingkungan sekitar patok batas dua negara itu.

Bila dihitung-hitung, mereka menghabiskan waktu sehari semalam dalam mengecek patok. Inilah upaya yang dilakukan militer Indonesia demi menjaga kedaulatan dan pergeseran batas wilayah RI.

Militer Indonesia Tempatkan Kapal Perang dan Pesawat Tempur Sukhoi di Perbatasan Australia-RI

Militer Indonesia telah menempatkan kapal perang serta pesawat tempur Sukhoi di perbatasan Australia-RI. Hal ini dilakukan guna menghalau kemungkinan kapal Australia memasuki perairan Indonesia dalam rangka menghentikan para pencari suaka.

Sebelumnya, pemerintah Australia di Canberra mengaku jika kapal-kapal AL telah memasuki teritorial Indonesia ketika menghalau para pencari suaka.

Militer Indonesia Tempatkan Kapal Perang dan Pesawat Tempur Sukhoi di Perbatasan Australia-RI
Gambar pesawat sukhoi Su-27 | dok. Istimewa.

Demi menjaga kawasan perbatasan Indonesia, beberapa kapal perang Indonesia, empat radar, dan satu batalion pesawat Sukhoi pun disiagakan. Sebagaimana diungkapkan oleh jubir militer Indonesia kepada The Jakarta Post.

"Jika kami mengetahui ada pelanggaran perbatasan, pangkalan udara kami di Makassar akan siap," demikian Komodor Udara Hadi Tjahjanto mengatakan, "Australia bisa dijangkau dari sana." Diketahui, jika pesawat Sukhoi Su-27 dan Su-30 terparkir rapi di pangkalan udara Sultan Hasanuddin di Makassar.

Sementara itu, jubir Komandan AL Laksamana Pertama Untung Suropati mengungkapkan jika kapal-kapal perang yang disiagakan di kawasan perbatasan, ada beberapa tipe. Beberapa diantaranya, yaitu: fregat, kapal cepat torpedo, kapal cepat rudal, dan korvet.

"Semua kapal-kapal ini tengah... berpatroli..." kata Untung Suropati.

Atas pelanggaran perbatasan ini, pihak Australia sebenarnya sudah meminta maaf. Mereka menjanjikan bila hal itu takkan terjadi lagi. Hal ini tentu memanaskan kembali suhu perpolitikan kedua negara.

Sementara itu, pemerintah Australia telah meminta bantuan kepada Indonesia untuk menahan para pencari suaka -sebagian besar adalah orang-orang dari Timur Tengah serta Asia Tengah- yang coba masuk Australia lewat perairan Indonesia dengan kapal nelayan.

TNI AD Kembangkan Alutsista Indonesia Bersama LAPAN

Pada 21 Januari 2014, TNI AD menandatangani MoU (Nota Kesepahaman) dengan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) untuk bersama-sama kembangkan alutsista buatan Indonesia, terutama untuk pengembangan pesawat tanpa awak serta missil roket Indonesia. Penandatangan tersebut dilakukan oleh KSAD Jenderal TNI Budiman serta Kepala LAPAN Bambang S Tejakusuma di aula serbaguna Mabes AD, Jl. Veteran, Jakarta Pusat.

Sebagaimana dilansir Investor.co.id, MoU tersebut dibuat terkait perjanjian kerja sama yang sudah dilakukan Direktorat Topografi Angkatan Darat bersama LAPAN tentang pemanfaatan iptek kedirgantaraan. Meski berfokus mengembangkan alutsista terbaru TNI, namun kerjasama ini tidak terbatas itu saja. KSAD Budiman mengutarakan, "Beberapa kemampuan LAPAN nantinya bakal kita manfaatkan untuk kepentingan TNI AD." Seperti teknologi penerbangan roket, satelit penginderaan jarak jauh, sains antariksa, sains atmosfir, dan teknologi UAV (Unmanned Aerial Vehicle) pesawat tanpa awak guna mengintai serta memonitor program pembangunan kekuatan militer Indonesia.

TNI AD Kembangkan Alutsista Indonesia Bersama LAPAN

Guna mendukung kerja sama ini, TNI AD menggelontorkan dana sebesar Rp 3,5 miliar. Menurut Budiman, apa yang dimiliki LAPAN juga bisa membantu TNI dalam tugas operasi non-militer, seperti SAR, penanggulangan bencana alam, dan sebagainya. Namun, tetap yang menjadi prioritas adalah pengembangan metode serta pembuatan prototipe. Untuk itu, LAPAN tetap bekerjasama dengan perusahaan yang bergerak dalam industri pertahanan.

"LAPAN tetap bekerja sama dengan industri untuk membangun kompetensi industri itu dalam melayani AD," jelas Budiman.

Di samping, membuat nota kesepahaman dengan TNI Angkatan Darat, LAPAN juga melakukan kerja sama dengan TNI AL. Ke depan, LAPAN juga sedang menyusun kerja sama dengan TNI AU.