Indonesia Terus Membeli Pesawat Tempur dan Kapal Selam dari Rusia

Pada 2 Januari 2014, Kepala Pusat Penerangan Kemenhan, Sisriadi, menerangkan bila pemerintah Indonesia berencana membeli sejumlah alutsista baru untuk memperbagus kekuatan militer Indonesia 2014. Alutista yang diincar adalah 5 kapal selam jenis Kilo Class, yang digunakan untuk perang, dan 6 pesawat tempur Sukhoi dari Rusia.


Sisriadi memastikan bila tim yang berasal dari personel anggota TNI AU telah berangkat ke Rusia untuk menjajaki sekaligus melihat kondisi kapal selam yang Indonesia hendak dibeli. Menurut kabar yang beredar, kapal ini dilengkapi senjata, seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, antipeluru kendali, dan rudal Yakhont. Adapun daya jelajah rudal tersebut mencapai 300-400 kilometer (kin).

Meskipun, pembelian pesawat Sukhoi ini belum diketahui kapan namun dia memberi ancer-ancer-nya, yaitu: "Jadwalnya (ke Rusia) Februari."

Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle Tiba di Lanud Iswahyudi

Pada 2 Januari 2014, telah tiba di Lanud Iswahyudi dua pesawat tempur T-50i Golden Eagle yang nantinya dipergunakan untuk latihan penerbang-penerbang tempur muda lulusan sekolah penerbang. Menggantikan pesawat latih Hawk MK-53.

Kolonel Pnb Minggit Triwibowo bersalaman dengan pilot Korea.

Mengutip dari laman TNI, Kolonel Pnb Minggit Triwibowo, S.IP. selaku Komandan Wing 3 Lanud Iswahyudi, Letkol Pnb Wastum, dan segenap jajaran pejabat Lanud Iswahyudi turut menyambut kedatangan pesawat yang diterbangkan oleh pilot-pilot dari negeri Ginseng tersebut.

Gambar pesawat tempur T-501 Golden Eagle.

Dua pesawat ini akan digunakan oleh para penerbang tempur muda lulusan sekolah penerbang, sebelum mereka diizinkan menerbangkan pesawat tempur TNI AU Hawk 100/200, Sukhoi, F-16, maupun F-15. Disamping itu, pesawat ini nantinya juga akan digunakan untuk pesawat aerobatik TNI AU.

Militer Indonesia Inginkan Pesawat Tempur Tercanggih Sukhoi SU-35

Pada 29 Desember 2013, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia tengah mempelajari untuk memperkuat armada kapal selam Indonesia dengan kapal selam kilo dari Rusia untuk wilayah perairan Indonesia.

Militer Indonesia Inginkan Pesawat Tempur Tercanggih Sukhoi SU-35

Sementara untuk wilayah darat, TNI juga sedang menunggu kedatangan tank Leopard. Dan untuk wilayah udara, militer Indonesia sedang mengincar pesawat tempur tercanggih Sukhoi SU-35. Pesawat ini merupakan seri terbaru dari pesawat tempur Sukhoi SU-35.

Militer Indonesia Inginkan Pesawat Tempur Tercanggih Sukhoi SU-35

Bila tidak ada halangan berarti, Jenderal Moeldoko berharap alutsista yang telah dipesan ini bisa tampil di HUT TNI pada 5 Oktober 2014, yang akan diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur. "Hal ini untuk mengirim pesan bahwa presiden telah mengambil langkah progresif menuju modernisasi sistem pertahanan Indonesia. Untuk standar ASEAN, alutsista kita akan menjanjikan," katanya sebagaimana dilansir Antaranews.

Perbatasan Kalimantan Sangat Membutuhkan Tank Leopard!

Pada 28 Desember 2013, Pangdam Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman menyatakan bahwa perbatasan Kalimantan sangat rawan. Khususnya, terkait keamanan karena Kalimantan mempunyai titik perbatasan dengan Malaysia dan Singapura yang banyak. Karena itu, MBT (Main Battle Tank) Leopard sangat dibutuhkan untuk menjaga perbatasan Kalimantan.

"Di perbatasan masih sering terjadi pembalakan liar, pertambangan liar dan pencurian ikan. Orang luar seperti sudah ingin caplok sekitar perbatasan kita. Dengan adanya Leopard akan membuat moril lawan jatuh," katanya saat menerima kunjungan wartawan dari Jakarta, di Markas Komando Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama, Sungai Ulin, Kota Banjarbaru.

Perbatasan Kalimantan Sangat Membutuhkan Tank Leopard!

Menurut dia, keberadaan Leopard akan semakin memperkuat alutsista canggih yang ada di jajaran Kodam VI/Mulawarman. Saat ini, tank yang ada di Kodam merupakan tank ringan berjenis AMX dan Scorpion. "Paling tidak, satu kompi tank Leopard (delapan unit) dapat ditempatkan di Kalimantan," tuturnya.

Dalam waktu dekat ini Kodam Mulawarman akan menerima Multi Launcher Roket System (MLRS). Selain itu sudah terbentuk Skuadron Penerbad yang diperkuat 4 heli tempur dan 4 heli angkut.

Saat ini, kata Dicky, Kodam Mulawarman juga sudah menyiapkan satu batalyon kavaleri. Sebelumnya, Kodam ini hanya memiliki detasemen kavaleri.

Kodam Mulawarman juga memperbanyak pos-pos gabungan dengan Malaysia untuk menjaga perbatasan. Keberadaan pos ini untuk mempersempit upaya adanya pemindahan patok perbatasan dan untuk menghalau para pembalak yang notabene berasal dari Malaysia.

Kodam Mulawarman bertanggung jawab menjaga perbatasan di Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Dicky mengatakan daerah perbatasan itu cukup rawan. Baru-baru ini, pihaknya menangkan 11 bandar shabu-shabu."Bukti yang berhasil disita adalah 6,6 gram shabu dan uang tunai Rp2,6 miliar. Uang itu diperkirakan dari hasil transaksi shabu," katanya.

Atas temuan itu, Dicky juga melakukan operasi gabungan dengan kepolisian dan kejaksaan karena dikhawatirkan banyak narkoba masuk melalui perbatasan ini. "Biasanya mereka menyamar sebagai nelayan dan memasukkan narkoba melalui jalur sungai," katanya. (Republika)

Penerimaan Alutsista Terbaru Leopard di Yongkav 8/2 Kostrad

Pada 23 Desember 2013, Komandan Batalyon Kavaleri  8/2 Kostrad Letkol Kav Otto Sollu, SE beserta Persit dan Prajurit Narasinga menerima kedatangan alutsista terbaru Kavaleri TNI AD jenis Tank Leopard 24A dan Tank Marder. Penerimaan ini dilakukan di pintu gerbang utama Yonkav 8/2 Kostrad dalam acara tradisi yang sederhana tapi khidmat.

Penerimaan Alutsista Terbaru Leopard di Yongkav 8/2 Kostrad

Alutsista baru Tank Leopard 24A dan Tank Marder tiba, setelah sebelumnya dipamerkan di pameran alutsista ketika Hari Juang Kartika TA. 2013 di Makodam V/Brawijaya. Alutsista ini diantarkan menggunakan trailer khusus yang dikawal petugas dari Pomdam V dan perwakilan dari Pussenkav.

Penerimaan Alutsista Terbaru Leopard di Yongkav 8/2 Kostrad

Acara ini merupakan momen bersejarah bagi satuan Yonkav 8. Karena, diberikan amanah oleh TNI AD dan pemerintah Indonesia untuk mengawaki alutsista Indonesia terbaru Kavaleri TNI AD. Berupa Tank Jenis MBT (Main Battle Tank) -salah satu tank terbaik di dunia saat ini.

Kedatangan tank tersebut meningkatkan kekuatan militer Indonesia di mata dunia. Sehingga, negara Indonesia memiliki bargaining position di kancah internasional.

Kemenhan Berutang Rp 8 Triliun untuk Penuhi Kebutuhan BBM Kendaraan Tempur TNI

Pada 18 Desember 2013, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengaku jika Kemenhan kekurangan dana APBN khusus BBM (Bahan Bakar Minyak) untuk menjalankan operasional operasi militer. Bahkan, sampai berutang demi mencukupi kebutuhan BBM kendaraan tempur milik Tentara Nasional Indonesia.

"Di sisi lain bujet, belum cukup dari APBN untuk kendaraan operasi kita hanya 40 persen dianggarkannya. Maka dari itu kita diakhir tahun utang kanan kira," kata Purnomo di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, seperti dikutip Merdeka.com (18/12/13).

Kemenhan Berutang Rp 8 Triliun untuk Penuhi Kebutuhan BBM Kendaraan Tempur TNI
KRI Diponegoro 365 | Merdeka.com

Setidaknya TNI membutuhkan BBM sebanyak 0,4 juta liter tiap tahunnya. Dengan demikian Kemenhan harus berutang sebesar Rp 8 triliun untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Maklum saja, alutsista Indonesia milik TNI sudah tua. Jadi, boros BBM. Purnomo menuturkan, "Memang kita membutuhkan BBM, kita di akhir tahun harus membayar 8 triliun untuk BBM. Ditambah lagi peralatan-peralatan militer kita sudah pada tua."

Kemenhan pun menggandeng Pertamina untuk memenuhi kebutuhan BBM ini. Dengan demikian, diharapkan kebutuhan operasional bisa terpenuhi.

Menhan: Industri Pertahanan (Alutsista) Tanah Air Jangan Tergantung Terus Pada Pemerintah

Pada 17 Desember 2013, Menhan Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia mendorong terus pertumbuhan industri pertahanan (alutsista) Tanah Air. Namun, Menhan mengingatkan untuk tidak terus-terusan tergantung pada pemerintah. Maksudnya tergantung pada pemerintah adalah hanya mengandalkan pesanan dari pemerintah saja, tanpa memikirkan ekspansi ke luar.

Menhan: Industri Pertahanan (Alutsista) Tanah Air Jangan Tergantung Terus Pada Pemerintah

"Kedepan kami ingin terus mendorong industri pertahanan dalam negeri. Industri pertahanan harus memiliki inisiatif untuk berkembang tanpa tergantung kepada instansi-instansi pemerintah. PT DI harus dapat lakukan itu, sehingga tidak selamanya tergantung dari pemerintah," demikian Menhan menjelaskan di sebuah acara serah terima pesawat di Kawasan Produksi II PT DI, Bandung.
 
Lebih lanjut Menhan menegaskan, sejak 2010 pemerintah Indonesia telah membentuk KKIP yang merupakan kependekan dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan. Berkat support dari KKIP, empat hingga lima tahun terakhir ini, industri pertahanan -dalam hal ini PT DI- dinilai mengalami perkembangan yang cukup baik. Bahkan, sebuah maskapai penerbangan internasional disebut-sebut telah mempercayai PT DI untuk mengerjakan pesawat komersil mereka. [Beritasatu]

Menhan Bantah Pembelian Kapal Selam Kilo Class dari Rusia untuk Hadapi Ancaman Australia

Pada 6 Desember 2013, Menhan Purnomo Yusgiantoro membantah bila rencana pembelian kapal selam jenis Kilo Class dari Rusia ditujukan untuk menghadapi ancaman Australia. Hal ini disampaikannya di kantor Kementerian Pertahanan, Medan Merdeka, Jakarta Pusat. "Saya tidak pernah mengatakan ancaman dari selatan dalam buku putih. Dalam rencana itu, dalam konteks regional yang diprioritaskan, itu di perbatasan."

Pembelian ini, menurut Purnomo sudah direncanakan lama oleh Kementerian Pertahanan untuk menambah kekuatan militer Indonesia. Ini lantaran alat utama sistem persenjataan (alutsista) dibuat dalam MEF dalam tiga tahapan; tahap pertama (2010-2014), tahap kedua (2015-2019), dan tahap ketiga (2020-2024). Terkait rencana pembelian kapal selam, ia mengatakan, pembelian alutsista bisa saja dipercepat sesuai dengan kemampuan anggaran.

Menhan Bantah Pembelian Kapal Selam Kilo Class dari Rusia untuk Hadapi Ancaman Australia
"Selama kami memiliki dukungan dari pemerintah dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), itu kita lakukan," ucapnya. Purnomo mengatakan, rencana pembelian kapal selam dari Rusia untuk menjaga checkpoint perairan Indonesia. Indonesia, katanya, memiliki lima checkpoint, yaitu Selat Sunda, Selat Lombok, dan tiga checkpoint di wilayah timur perairan Indonesia.

Ia mengatakan, kapal selam ini nantinya akan ditempatkan di wilayah timur karena perairannya yang cukup dalam. Ia mengatakan, kapal selam jenis Kilo Class yang dibeli dari Rusia adalah kapal selam bekas yang akan dimodernisasi, termasuk dilengkapi peluru kendali jarak jauh. Namun, ia mengatakan kapal selam itu masih dioperasionalkan oleh AL Rusia.

"Di dalam military base-nya, mereka punya ratusan kapal selam yang masih digunakan," kata Purnomo. Terkait dengan alokasi dana, Purnomo mengatakan, kementeriannya tidak memiliki masalah dengan anggaran. Mengenai nilai pembeliannya, ia juga mengaku masih bernegosiasi dengan pihak Rusia, termasuk soal opsi jenis pembiayaan yang akan digunakan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetiyo mengatakan saat ini TNI-AL sudah mengirimkan sebuah tim untuk memeriksa spesifikasi teknis kapal selam tersebut. Namun, ia menggarisbawahi salah satu keunggulan dari kapal selam buatan Rusia tersebut.

"Kemampuannya yang memiliki peluru kendali yang bisa ditembakkan dari bawah permukaan (laut) dengan jarak jauh. Itu yang kita enggak punya," tandasnya. (Kompas)

Kasal: Tingkatkan Kekuatan Militer Indonesia, TNI AL Tambah Alutsista Terbaru

Pada 5 Desember 2013, Laksamana TNI Marsetio menyatakan bahwa "Kita tetap merencanakan tiga Komando Armada di bawah Komando Pertahanan Laut, tiap Armada membawahi Guspurla dan Guskamla. Sedangkan, Lantamal yang akan dikembangkan menjadi 14 di bawah kendali langsung Kohanla RI. Untuk proyeksi kekuatan ke darat, akan dikembangkan 3 Divisi Marinir, 3 Satlinlamil dan 3 Wing Udara."

Pernyataan ini untuk dalam rangka proses pemenuhan Kekuatan Pokok Minimum atau MEF (Minimum Essential Force) yang dilakukan guna mengembangkan organisasi dan pembangunan alutsista. Untuk pengembangan organisasi dilaksanakan validasi organisasi yang bertujuan supaya bisa bekerja secara efektif dan efisien yang saat ini sedang dalam proses menunggu Keputusan Presiden.

Sebagaimana umumnya, kekuatan militer Indonesia harus terus ditingkatkan, baik dari sisi kemampuan tempur prajurit maupun pertahanan NKRI. Untuk itu, Tentara Nasional Inonesia Angkatan laut (TNI AL) akan berupaya meningkatkan alutsista terbaru yang ada. Sejauh ini TNI AL terus berupaya untuk meningkatkan persenjataan yang dimiliki, agar kekuatan yang dimiliki semakin diperhitungkan oleh negara-negara tetangga.

Lebih lanjut ia mengatakan untuk membangun alutsista, TNI AL akan melakukan pengadaan alutsista yang mengedepankan pemanfaatan industri dalam negeri, agar dapat memberikan dampak positif untuk mewujudkan kemajuan dan kemandirian alutsista nasional. "Sampai dengan tahun 2013, TNI AL sedang membangun alutsista dari luar negeri, yaitu 3 unit Kapal Selam Diesel Electric dimana Kapal Selam ke tiga akan dibangun di Galangan PT. PAL Indonesia," ujarnya.

Selain kapal Selam, kata Kasal, juga akan dilakukan pengadaan 3 Kapal Multi Role Light Fregate (MRLF), 2 unit Kapal PKR, 2 unit Kapal Bantu Hidro Oceanografi (BHO), 1 unit Kapal Latih, 37 Unit Tank Amfibi BMP-3F dan 5 Unit BTR-4. Untuk pengadaan dari dalam negeri terdiri dari 3 Unit Kapal Patroli 43 meter, 3 Unit Kapal Cepat Rudal 60 meter, 2 Unit Kapal Bantu Cair Minyak, 1 Unit Trimaran, 3 Unit KCR 40 meter, 3 Unit Kapal Angkut Tank, 2 Unit Pesud CN-235 MPA, 11 Unit Heli AKS, 3 Unit Heli Angkut dan 4 Unit Pesawat Latih.

Sekadar diketahui, dalam upacara peringatan HUT Armada RI yang dipusatkan di Koarmatim tadi, dilakukan pula penyerahan tanda kehormatan Satya Lencana Kesetiaan 32 Tahun, 24 Tahun, 16 Tahun dan 8 Tahun kepada perwakilan prajurit yang berhak menerima, serta pemberian Penghargaan Bendera KRI Teladan dari Kasal kepada KRI yaitu Teladan I di terima KRI Frans Kaisiepo-368 milik Satkor Koarmatim, Teladan II diterima KRI Patiunus-384 milik Satkor Koarmabar, dan Teladan III KRI Banda Aceh-593 milik Satlinlamil Jakarta.

Alusista TNI di Daerah Perbatasan Akan Ditambah

Pada 11 November 2013, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan ada kekurangan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia di daerah perbatasan. Karena itu, rencananya Tentara Nasional Indonesia akan menambahnya dalam waktu dekat.

Alusista TNI di Daerah Perbatasan Akan Ditambah

Hal tersebut disampaikan oleh Jenderal Moeldoko di Gedung Kesenian, Jakarta. "Kami akan hadirkan ada 12 Helikopter Fennec dari Prancis, lalu helikopter serangnya ada Apache minimum 6."

Tidak cuma itu, akan ditambahkan pula Helikopter Chinook yang berfungsi sebagai helikopter pengangkut untuk kawasan perbatasan. "Ke depan mungkin Chinook untuk memindahkan personel di perbatasan khususnya. Kita sangat membutuhkan itu," tambahnya.

Jenderal Moeldoko menjelaskan jika jumlah alusista terbaru itu sudah mendapat legalitas dari Komisi I DPR. Harapannya pengadaan alutsista Indonesia di daerah-daerah perbatasan bisa terpenuhi sampai tahun 2015.

"Chinook belum, Apache sudah clear, Chinook harapan kami nanti. Mudah-mudahan tahun 2015 bisa dianggarkan, karena tidak terlalu mahal," pungkas Moeldoko.

Tahun 2014 Indonesia Tambah Alutsista TNI Terbaru 24 Pesawat Tempur

Analisapublik.com
Pada 21 Oktober 2013, Purnomo Yusgiantoro selaku Menteri Pertahanan Republik Indonesia menyatakan jika akan ada penambahan alutsista terbaru Indonesia di skuadron Sumatera sebanyak 24 pesawat tempur jenis F-16. Tujuannya meningkatkan kekuatan militer Indonesia di wilayah perbatasan Indonesia - Malaysia. Hal ini disampaikan Menhan selepas meresmikan Gedong Pusaka Padepokan Sangga Langit di rumah Begug Purnomosidi, Jl. A. Yani 41 Wonokarto, Wonogiri.

Ke-24 pesawat tempur jenis F-16 tersebut jelas melengkapi alutsista TNI terbaru, khususnya TNI AU, di samping penambahan pesawat tempur Sukhoi, Hawk, dan pesawat angkut pasukan dari jenis Hercules. Dikatakan Menhan jika penambahan pesawat ini tidak dimaksudkan untuk melakukan ekspansi, melainkan untuk meningkatkan pertahanan Indonesia.

Penambahan pesawat ini masih dalam rangka program memodernisasikan alutsista Indonesia dalam lima tahun terakhir dengan anggaran sebesar Rp 150 triliun. Di mana, anggaran tersebut dipecah untuk memodernisasi alutsista terbaru TNI, baik Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Angkatan Darat. Saat ini,  peta kekuatan militer Indonesia berada di posisi 15 hingga 19 besar dunia. "Di kawasan Asia Pasific, Indonesia menempati level middle. Sebab, di sana ada kekuatan lain yang belum bisa ditandingi, yaitu Amerika dan Rusia," demikian Menhan mengatakan.

Sedikit membahas tentang wajib militer, Menhan mengatakan, jika di Indonesia ini tidak ada yang namanya wamil. Yang ada hanyalah tentara cadangan. Menurut rencana, Indonesia bakal merekrut kurang lebih 1.000 sampai 2.000 calon tentara cadangan. Nantinya mereka akan dibekali latihan kemiliteran dan menandatangani kontrak. Tenaga cadangan ini dibutuhkan untuk saat-saat genting saat negara membutuhkan penanganan bencana alam non perang. Intinya, jika berbicara perang untuk mempertahankan kedaulatan negara, Indonesia masih tetap mempercayakannya pada pundak para personel TNI.

Pesawat Tempur Boeing 737 Surveillance Pengintai Terpercaya TNI AU

Pesawat Tempur Boeing 737 Surveillance Pengintai Terpercaya TNI AU
Apabila dilihat dari tampilannya, pesawat jet Boeing 737 Surveillance tidak jauh berbeda dengan pesawat komersial biasa. Namun, jika melihat kemampuannya sangatlah luar biasa. Pesawat tempur kepunyaan TNI AU ini bisa mengamati perairan Indonesia seluas 8,5 juta km persegi dari atas. Dengan kemampuannya itu, tidak mengherankan jika tiga pesawat tempur Indonesia (Boeing 737 Maritime Patrol) yang berbasis di Skadron Udara 5 Pangkalan Udara (Lanud) Hassanuddin, Makassar, ini melakukan pengamatan udara dan air untuk wilayah perairan Indonesia. Ketiganya, secara berganti-gantian mengamati secara sistematik ruang udara, permukaan daratan, maupun perairan, lokasi, atau tempat, sekelompok manusia atau obyek-obyek lain, baik secara visual, aural, fotografis, elektronis, maupun dengan cara lain.

“Tugas kami hanya mendeteksi. Hasil deteksi yang diperoleh disampaikan ke komando atas, yang akan menentukan tindakan selanjutnya. Bila perlu hasil deteksi itu dikoordinasikan dengan TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Darat, Kepolisian RI, atau instansi terkait,” demikian Kapten (Pnb) Sumanto, Komandan Flight Operasi Skadron 5 mengungkapkan. Peran pengamatan udara itu penting bagi Indonesia untuk dapat dimanfaatkan mencegah pengambilan ikan secara ilegal oleh nelayan asing, dan untuk menggagalkan penyelundupan kayu, serta minyak yang sampai sekarang masih marak di perairan Indonesia. Skadron 5 yang berpangkalan di Lanud Hasanuddin, Makassar, menerima tiga Boeing B737-200 2X9 Surveiller untuk menggantikan Grumman UF-1 Albatross. Pesawat berjuluk "Camar Emas" ini diberi registrasi AI-7301, AI-7302, dan AI-7303. Pengiriman pesawat yang dipesan April 1981 ini dilakukan secara maraton mulai dari 20 Mei 1982, 30 Juni 1983, dan 3 Oktober 1983. Dengan bantuan kekuatan tiga pesawat militer Indonesia ini, diharapkan wilayah Indonesia bisa diamankan - sepertiga wilayah Indonesia.

Dari segi performa, Camar Emas tidak kalah garang dengan pesawat tempur pengintai yang sudah lebih dulu terkenal seperti E-8-J-STARS (Joint Surveillance and Target Attack Radar System), E-3 Sentry AWACS, Bariev A-50 Mainstay AWACS, DC-8-72F SARIGUE NG, P-3C Orion atau radar terbang masa datang Australia B737-700 Wedgetail versi New Generation B737 yang dikonversi untuk kepentingan intelijen. Tidak percaya? Intip saja alat pengendus yang diusung. Di moncong hidungnya ada radar double agent AN/APS-504 (V)5. Selain berfungsi konvensional, radar ini bisa diset mendeteksi sasaran di permukaan atau di udara. Jarak pindainya luar biasa, 256 Nm (Nano Meter). Navigasi dan komunikasinya juga kompak. Saat ini B-737 dilengkapi sistem navigasi INS LTN-72R terintegrasi dengan GPS. Karena memainkan peran penting dalam air intelligence, komunikasi tidak saja masuk kategori wajib, tapi juga harus mempunyai tingkat aksesbilitas tinggi. Untuk B-737, saluran telepon bisa terhubung langsung dengan komando pusat. Tampilan instrumen yang menawan (pilot color high resolution display), makin mempercanggih suasa kokpit.

Senjata Buatan Indonesia: Peluncur Roket NDL-40

Peluncur roket NDL-40 (LAU 97) merupakan senjata buatan Indonesia yang dapat digunakan untuk meluncurkan roket di medan perang hasil produksi PT DI (Dirgantara Indonesia). Senjata Indonesia memakai roket berdiameter 70 mm (2,75 inchi) sebagai pelurunya - roket sistem multi luncur FFAR 2,75, yang juga dibesut PT DI.

Alutsista Indonesia ini juga sanggup meluncurkan roket sebanyak 40 roket langsung dari tabung secara berkesinambungan dalam rentang 0,1 - 9,9 detik untuk setiap roketnya. Ditilik dari kemampuannya, NDL-40 bisa menghancurkan sebuah kawasan seluas 200 x 300 m dalam sekejap mata. Walaupun, daya jangkau senjata ini hanya berjarak 6 km saja, namun dengan roket khusus daya jangkaunya bisa ditingkatkan jadi 8 km.

Peluncur roket ini bisa dikembangkan menjadi Grad 70 untuk senjata TNI (Tentara Nasional Indonesia). Di mana, peluncur ini diletakkan di atas truk, di rentang sayap helikopter NAS 332 Super Puma PT DI, juga dipasang roket launcher NDL-40 untuk versi helikopternya. Juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi Surface to Air Missile TNI AD dan AIM 114 Hellfire NAS 332 TNI AU.

Berikut spesifikasi NDL-40:

Kemampuan:


360 derajat azimuth dan -3 sampai +65 derajat elevasi kemampuan tembak
Back loading dan modular loading system
High mobility dan programmable firing control system
Sistem lihat berjarak hingga lebih dari 6,500 mil
Operasi dan perawatan yang sederhana dan mudah
Fleksibilitas tinggi, penggunaan ground-to-ground atau surface-to-ground

Berat:

Sistem Bidik 4,5 kg
Sistem Peluncur 740 kg
Sistem Kontrol Penembakan Individual 10 kg
Komando Sistem Kontrol Penembakan 2 kg

Ketahanan Peluncur:

Tabung 400 penembakan
Detainer 4000 penembakan
Contactor 4000 penembakan

Sistem Peluncur:

Panjang 3595 mm
Lebar 1995 mm
Tinggi 1600 mm
Panjang Tabung Peluncur 1806 mm

Sistem Pencahayaan:

Panjang 195 mm
Lebar 145 mm
Tinggi 200 mm

Sistem Kontrol Penembakan Individual:

Panjang 265 mm
Lebar 140 mm
Tinggi 150 mm

Pameran Alutsista Indonesia Terbaru Besutan Anak Negeri

Pada 30 Agustus 2013, di TMII (Taman Mini Indonesia Indah) digelar acara RITech Expo 2013 di areal parkir Keong Mas untuk memamerkan Litbanghan (Penelitian Pengembangan Pertahanan). Dalam acara tersebut dipamerkan hasil penelitian dan pengembangan alutsista terbaru Indonesia buatan anak negeri. Salah satu dari alutsista tersebut yaitu prototipe senjata mesin multilaras (SMML) kal 7,62 mm (namanya belum resmi).

Pameran Alutsista Indonesia Terbaru Besutan Anak Negeri

Walaupun masih berupa prototipe, senjata mesin untuk digunakan militer Indonesia ini digadang-gadang sebagai senjata rahasia. Bentuk dari SMML sangatlah gahar. Berwarna hitam legam, senjata mesin ini punya berat 90 kilogram, dengan laras sepanjang 962,5 milimeter. Jumlah laras itu tak hanya satu, tapi ada enam. Dalam tempo satu menit, moncong SMML sanggup memuntahkan 2.000 butir peluru. Cukup mengerikan. Apalagi, daya jangkau senjata rahasia militer Indonesia adalah 800-1.000 meter.

Seorang Letnan Satu TNI-AD bernama Suryono yang berdiri di balik senapa mesin ini asli besutan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat divisi penelitian dan pengembangan. Di mana, proyek ini dibuat tahun 2012, yang tentu saja membutuhkan penyempurnaan-penyempurnaan di kemudian hari.

Dibanginkan senapan mesin yang sudah ada sebelumnya, senapan ini punya kelebihan khusus. "Pelurunya menggunakan kaliber 7,62 mm, dan dapat diaplikasikan untuk angkatan darat, laut dan udara," demikian Lettu Suryono menjelaskan.

Karya Lain
Di samping mengembangkan alutsista Indonesia terbaru, TNI-AD juga mengembangkan alat penyuling air tawar langsung bisa diminum yang ditenagai panel surya. Seorang Letnan Satu lainnya bernama Joko mengungkapkan jika alat penyuling ini mampu mengubah air sungai paling cokelat sekalipun untuk langsung layak minum.

"Air jadi tak berwarna, tak berbau, dan tak memiliki rasa. Dan kami menggunakan panel surya karena untuk markas di daerah-daerah terpencil belum masuk listrik," ujar Lettu Joko.

Selain menggunakan panel surya, alat ini bisa memakai listrik atau aki untuk mengisi dayanya. Bobotnya hanya 55 kilogram. Sehingga, bisa dikatakan alat penyuling ini adalah portable (man-pack) – bisa dibawa ke mana-mana bahkan oleh pemuda sipil biasa.

Namun, alat-alat yang dipamerkan di acara tersebut baru berupa rancangan yang belum diproduksi massal. Untuk itu dibutuhkan penelitian dan pengembangan lebih lanjut. Harapannya bisa dipakai untuk kebutuhan kekuatan militer Indonesia.

Diadaptasi dari okezone.com

Mesin Produksi PT Pindad Masih Kurang Banyak

Pada 7 September 2013, Tuning Rudyati, PR Manajer PT Pindad, mengungkapkan jika mesin produksi PT Pindad masih kurang banyak, terutama untuk memenuhi kebutuhan produksi senapan laras panjang. Hal ini dikarenakan kurangnya mesin produksi senapan laras panjang.

Pun demikian, mesin produksi PT Pindad tetap akan ditambah untuk melayani kebutuhan pasar. Hanya saja, membeli mesin pemroduksi senapan tak segampang mendatangkan mesin produksi lainnya. Mesin ini adalah mesin khusus dan harus dipesan secara khusus.

Mesin Produksi PT Pindad Masih Kurang Banyak, blogmiliterindonesia

Menurut Tuning Rudyati, untuk menambah jumlah mesin produksi PT Pindad paling cepat bisa merealisasikannya dalam dua tahun yang diimpor dari Belgia. "Jadi untuk menambah kapasitas produksi harus menunggu waktu paling cepat dua tahun," jelasnya, sebagaimana dikutip dari Tubasmedia.

Saat ini, PT Pindad mengaku harus melayani pesanan senapan laras panjang sebanyak 200.000 pucuk per tahun. Belum ditambah permintaan dari pasar internasional seperti Thailand dan Singapura. Namun, PT Pindad lebih mementingkan pasar dalam negeri karena itu pasar utama.[]

Tentara Nasional Indonesia Siapkan Kapal LST Guna Angkut Tank Leopard

Pada 2 September 2013, Laksamana Marsetio mengutarakan bahwa Tentara Nasional Indonesia sedang mempersiapkan kapal perang LST (Landing Ship Tank). Hal ini karena pihak TNI AL belum memiliki satu pun kapal untuk mengangkut tank berat macam tank leopard Indonesia. Yang dimiliki pihak TNI AL adalah kapal LST untuk pengangkut tank ringan.

"Iya berbeda (kapal LST-nya)," kata Laksamana Marsetio, sebagaimana dilansir Tempo.

Tentara Nasional Indonesia Siapkan Kapal LST Guna Angkut Tank Leopard, blogmiliterindonesia

Untuk itu, pemerintah Indonesia akan mengadakan kapal LST guna mengangkut tank-tank dari Jerman itu. Marsetio mengaku telah melakukan koordinasi dengan TNI AD sebagai pengguna tank tersebut.

Kemenhan pun sudah memesankan tiga kapal LST untuk memenuhi kebutuhan Tentara Nasional Indonesia di pabrik lokal. Satu dikerjakan di PT Daya Radar Utama, Lampung dan dua lainnya dikerjakan di PT Dok Kodja Bahari, Jakarta. Rencananya kapal yang punya daya angkut 15 unit tank leopard sekali angkut itu rampung tahun depan.

Mengenai anggarannya, Laksamana Muda Rachmad Lubis, Kepala Badan Sarana dan Pertahanan Kementerian Pertahanan, pembelian tiga Kapal LST memakan bea sebesar Rp 482,4 miliar. Saat ini proses pembangunan, selesai pada pertengahan atau akhir 2014," pungkas Rachmad.

Menhan: Peta Kekuatan Militer Indonesia 2014 Terkuat se-Asia Tenggara

Pada 5 September 2013, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa peta kekuatan militer Indonesia 2014 akan menjadi yang terkuat di kawasan Asia Tenggara. Hal ini disampaikannya ketika meresmikan dua kapal baru untuk Indonesia di Batam, "Renstra pertama 2014, kekuatan TNI yang terkuat di Asia Tenggara."

Pernyataan tersebut tidak dinyatakan sembarangan. Sebab, Menhan berkaca pada pengadaan alutsista terbaru Indonesia untuk melengkapi kebutuhan militer, baik itu TNI AL, TNI AU, dan TNI AD. Di antaranya kapal patroli cepat untuk TNI AL, tank leopard untuk TNI AD, dan pesawat sukhoi untuk TNI AU.

Menhan: Peta Kekuatan Militer Indonesia 2014 Terkuat se-Asia Tenggara

"Sukhoi akan diganti semua. Negara kita akan kuat, itu penting," kata Menteri.

Untuk TNI AD sendiri, selain pengadaan 45 tank leopard, pemerintah juga membeli 28 unit helikopter dan 8 unit Apache.

Dengan demikian peta kekuatan militer Indonesia akan berubah drastis. Yang tentunya, memiliki banyak arti di dalam dan luar negeri.

Pengadaan semua alutsista ini, dalam pandangan Menhan, tak ada hubungannya dengan negara lain. Dalam hal ini, AS tengah mendirikan pangkalan militer di Singapura dan Australia.

"Ini bukan untuk perlombaan senjata. Ini memordernisasi," pungkasnya.

Hubungan Indonesia dengan negara tetangga pun sangat baik. Tak ada aral melintang yang berarti. Namun, bukan berarti tak boleh membangun kekuatan militer Indonesia sendiri kan?

Sementara itu, di tempat yang sama, Kasal (Kepala Staf TNI Angkatan Laut) Laksamana Madya TNI Marsetio mengatakan jika pemerintah Indonesia sedang merencanakan pembangunan kapal cepat rudal sepanjang 40 meter dan kapal patroli cepat masing-masing sebanyak 16 unit.[]

Sumber: Kepri.Antara 

Pengadaan Alutsista Indonesia Perlu Melewati Proses Audit

Pada 3 September 2013, Helmi Fauzi, anggota Komisi I DPR RI, mengatakan perlunya audit dan transparansi dalam pengadaan alutsista Indonesia. Mengingat alokasi anggaran yang dikeluarkan untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan sangat besar.

"Jadi upaya penyalahgunaan anggaran alutista yang besar, jangan sampai menciptakan kebocoran. Potensi kebocoran harus ditutup sedini mungkin," tukas Helmi di Jakarta.

Dalam pandangan politisi PDI Perjuangan itu, pengadaan alutsista Indonesia terbaru demi menyokong militer Indonesia makin meningkat dan perlu ditingkatkan terus. Namun, dia mengingatkan perlunya audit supaya tidak terjadi kebocoran anggaran.

ilustrasi alutsista terbaru indonesia, blogmiliterindonesia
Ilustrasi.

"Sepanjang saya amati memang ada peningkatan dari alutista kita. Nah soal auiditnya seperti apa ini tentu lebih ke instansi terkait. Apakah TNI dan juga BPK," tuturnya.

Pihak Kemenhan (Kementerian Pertahanan) juga telah menyadari hal ini. Karena itu, mereka telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan pengawasan serta audit. Atas upaya itu, Helmi memberikan apresiasi yang besar.

Di samping itu, Helmi menyarankan sebelum memutuskan membeli alutsista terbaru TNI sebaiknya perlu dilakukan riset dan uji coba dulu. Benarkah alat pertahan tersebut sesuai kebutuhan.

Ya sejauh ini kita sudah melakukan upaya-upaya agar anggaran alutista tidak mubadzir, bukan hanya soal kebocoran, tapi ketepatan guna yang diadakan," tandasnya.

Sumber: Tribun

Desember 2014, Yonarmed I/105 Tarik Ajusta Yudha Siap Kandangkan Astros II

Untuk meningkatkan kekuatan TNI Angkatan Darat (AD), pengadaan alutsista terbaru terus dilakukan. Selain membeli Tank Leopard dari Jerman, Tentara Nasional Indonesia (TNI) AD juga mendatangkan MLS Astros II yang dibeli dari Brasil.

Desember 2014, Yonarmed I/105 Tarik Ajusta Yudha Siap Kandangkan Astros II
Credit: Merdeka.com.
Menurut lansiran Merdeka (22/8), Yonarmed I/105 Tarik Ajusta Yudha, Singosari, Malang, Jawa Timur, kedapatan sebagai salah satu lokasi untuk menyimpan alutsista ini.

MLS Astros II adalah mobil tempur peluncur roket yang terdiri atas: 2 roket, 4 roket, dan 16 roket. Jarak tembak yang mampu diluncurkan untuk 2 roket adalah 300 km.

Pengiriman alutsista seharga miliaran rupiah itu direncanakan bulan Desember 2014. "Garasi yang telah kami siapkan untuk 18 unit," ujar Komandan Batalyon Armed I/105 Tarik Ajusta Yudha, Letkol Arm Arya Yudha di markasnya, pada hari Kamis (22/8).

Selain itu, Yudha menambahkan, prajurit yang ada juga telah dipersiapkan mulai dari pelatihan bahasa inggris, teknisi dan lain-lainnya. "Karena alat canggih menggunakan sistem komputering, makanya kita terus mempersiapkan personel yang ada," katanya.

Menurut dia alat tempur berat yang digunakan saat ini adalah Meriam 105 mm dengan jarak jangkauan 10 km. Nanti, jika Astros II tiba dari Brasil, Meriam 105 mm tersebut akan ditarik ke markas Armed pusat yang berada di Cimahi. "Diletakkan di mana itu urusan dari pusat," katanya.

Selain itu, alasan TNI AD memilih Astros II lantaran alat perang tersebut canggih dan pantas untuk menjaga kedaulatan Bangsa Indonesia. Jadi, jika terjadi pertempuran jarak jauh, Indonesia mampu menahan gempuran musuh.

"Tetapi untuk tempat latihan penggunaan Astros II masih dicari, karena membutuhkan tempat luas, bebas penduduk dan aman," tuturnya.

Inilah Alasan Korea Selatan Batasi Ilmuwan RI Belajar Kapal Selam

Kementerian Pertahanan membantah jika pemerintah Korea Selatan setengah hati memberikan transfer of technologi pembuatan kapal selam kepada Indonesia. Korea Selatan punya alasan kuat menolak perwakilan dari PT PAL ikut mengerjakan kapal selam pesanan Indonesia.

Photo by MC2 Benjamin Stevens/United States Navy.

"Menurut mereka pembangunan kapal selam punya resiko sangat tinggi," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Rachmad Lubis, saat ditemui Tempo di kantor Kementerian Riset dan Teknologi, Jakarta Senin lalu.

Korea Selatan menyebut kapal selam merupakan produk alat utama sistem persenjataan dengan standar kualitas tinggi. Berbeda dengan kapal perang biasa, kapal selam diwajibkan punya kemampuan menyelam hingga 350 meter dari permukaan laut sehingga tak boleh ada sedikit pun kesalahan. Jika tidak, nyawa dan reputasi produsen kapal selam jadi taruhan.

"Rusia yang ahli kapal selam saja pernah gagal, apa lagi orang yang belum punya keahlian, resikonya sangat tinggi, rawan kecelakaan," terang Rachmad.

Selain itu, faktor keselamatan pekerja Indonesia juga menjadi alasan Korea Selatan. Sebab produksi kapal selam menggunakan peralatan yang beresiko keselamatan besar, terlebih untuk orang yang belum punya kemampuan. Alasan lain, Korea Selatan takut target produksi mereka molor karena harus memberi pelajaran kepada Indonesia. "Sementara kalau produksinya telat, kan mereka kena denda."

Meski begitu, saat ini pemerintah sedang melobi Korea Selatan untuk memaksimalkan proses alih teknologi. Minimal, jika perwakilan PT PAL benar-benar cuma diberi kesempatan belajar dengan melihat (learning by seeing), Korea Selatan mau memperlihatkan secara detil. "Jadi diharapkan kapal selam ketiga kita bisa buat sendiri di Indonesia, tentu atas bimbingan langsung Korea Selatan," kata Rachmad.

Indonesia memesan tiga unit Kapal selam kelas Changbogo dari Korea Selatan, dengan harga sekitar 350 juta Dollar Amerika Serikat per unit. Dalam perjanjian pembelian, Korea Selatan menawarkan alih teknologi kepada Indonesia. Sesuai rencana dua kapal selam akan diproduksi di galangan Daewoo Shipbuilding Marine Engineering co Ltd. Kapal selam ketiga akan dikerjakan oleh ahli Indonesia di galangan PT PAL.

Sebelumnya, Ketua Pusat Kerja Sama dan Promosi IPTEKS Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Raja Oloan Saut Gurning, mengingatkan Kementerian Pertahanan menekankan lebih serius mengenai kesepakatan transfer of teknologi dalam pengadaan kapal selam dari Korea Selatan. Indonesia sebagai pemilik uang berhak mendapatkan manfaat lebih dari kerja sama ini. “Pemerintah harus bernyali karena masih lebih besar uang kita dan kepentingan nasional harus dibela,” kata Saut saat dihubungi, Rabu 26 Juni 2013.

Saut menilai realisasi penguatan alat utama sistem pertahanan lebih menguntungkan kepentingan asing dan berpotensi menjadikan alutsista Indonesia dikendalikan para korporasi asing. Dalam jangka panjang dampaknya akan sangat berbahaya bila bergantung pada negara lain.

Menurut Saut, kerja sama pembelian kapal selam dengan Korea Selatan berpotensi sangat merugikan Indonesia. Itu, kata dia, tampak dari detail teknis yang tidak adanya komponen kapal selam yang dibuat di Indonesia dan minimnya keterlibatan tenaga ahli Indonesia dan hanya boleh melihat (learning by seeing).

Tempo