Paskhas dan US-SOCPAC Gelar Latihan Gabungan di Riau

Paskhas dan US-SOCPAC Gelar Latihan Gabungan di Riau
Kolonel Novlamirsyah dan Kapten James Tolley. Sindonews.

Pada tanggal 22 Februari 2016, Paskhas dan US-SOCPAC gelar latihan gabungan di Riau selama dua pekan (22 Februari s/d 7 Maret 2016). Latihan ini diikuti 13 personel US-SOSPAC dan sekompi batalion Paskhas 462/Pulanggeni.

Ada dua agenda tempat dalam latihan ini: Pangkalan Udara RSN di pekan pertama dan Air Weapon Range Siabu di Kab. Kampar.

Catatan:
  • Paskhas adalah Pasukan Khas (tim elite-nya) TNI AU.
  • US-SOCPAC kependekan dari US Special Operation Command Pacific dikenal juga dengan Komando Operasi Khusus Pasifik Angkatan Darat Amerika.

Sumber berita + foto via Sindonews.

Dua Kapal Perang RI Diikutkan Latihan Bersama RSN

Dua Kapal Perang RI Diikutkan Latihan Bersama RSN

Pada tanggal 21 Februari 2016, dua kapal perang RI dari jajaran KOARMATIM (Komando Armada RI Kawasan Timur) berangkat dari dermaga Koarmartim Surabaya ke Singapura. Kedua kapal itu diikutkan latihan bersama RSN (Republic Singapore Navy) dengan tema “ Exercise Eagle Indopura 2016 Maritime Security Cooperation to Strengthen Friendship”.

Latihan yang digelar tanggal 21 Februari s/d 6 Maret 2016 ini sekaligus menandai 40 tahun kerjasama Indonesia-Singapura.

Dua kapal perang TNI Angkatan Laut yang diikutsertakan adalah KRI Sultan Hasanudin (SHN)-366 dan KRI Sultan Iskandar Muda-367 (SIM). (Blog Militer Indonesia)

Sumber berita + foto via Republika.

Demi Terbang Pesawat Droid UAV LAPAN di BNPT

Militer Indonesia – Pada tanggal 18 Mei 2015 lalu, LAPAN bertandang dan lakukan demo terbang pesawat droid (pesawat tanpa awak) di markas BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme di Sentul, Bogor. Demo itu dilakukan dalam rangka penjajaka kerja sama dua instansi memberantas terorisme.

Sebelum itu, Gunawan S. Prabowo selaku Kepala Pusat Teknologi Penerbangan (Kapustekbang) LAPAN memberikan pemaparan soal pesawat tanpa awak buatan LAPAN di ruang rapat BNPT. Paparannya tersebut menggambarkan mengenai teknologi yang dimiliki pesawat tanpa awak, mulai dari Lapan Surveillance UAV (LSU) 01 hingga LSU 05.

Demi Terbang Pesawat Droid UAV LAPAN di BNPT

Dalam paparannya, Gunawan menjelaskan bahwa saat ini, LAPAN memiliki empat pesawat tanpa awak buatan sendiri. Teknologi yang disematkan di pesawat tanpa awak milik LAPAN antara lain mampu mengambil foto dan video udara sehingga dapat melakukan penginderaan di daerah yang sulit dijangkau.

Hingga kini, pesawat tanpa awak LAPAN telah digunakan untuk berbagai kepentingan seperti mitigasi bencana, pemotretan lahan, dan membantu latihan perang TNI. Di masa depan, pesawat tanpa awak LAPAN diharapkan dapat menjadi transmitter untuk komunikasi pasukan di lapangan.

Selain Kapustekbang, dalam kunjungan tersebut, LAPAN mengirimkan Kepala Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat, Agus Hidayat, dan Kepala Bidang Avionik Ari Sugeng, dan tim Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Tim LAPAN disambut oleh Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Irjen Pol Arief Dharmawan beserta jajarannya. [MI - LAPAN]

Jelang Pensiun, Panglima TNI Jenderal Moeldoko Bagi-bagi 55 Ribu Jam Tangan

Militer Indonesia – Pada tanggal 19 Mei kemarin, Panglima TNI Jenderal Moeldoko memberikan pengarahan terhadap para serdadu TNI se-Provinsi Lampung di Markas Korem 043/Gatam Lampung, Jl. Teuku Umar, Bandar Lampung.

Pada pengarahannya, Moeldoko menyatakan bahwa kedatangannya ke Markas Korem Lampung bertujuan untuk melihat lebih dekat kehidupan para prajurit. Beliau ingin memahami hal-hal apa yang dihadapi prajurit dalam kehidupan sehari-hari.

Jelang Pensiun, Panglima TNI Jenderal Moeldoko Bagi-bagi 55 Ribu Jam Tangan

Beliau juga mengungkapkan, selain bertujuan seperti disebutkan di atas, kedatangannya juga sekaligus pamitan. Hal ini karena tidak lama lagi Beliau akan segera pensiun.

“Kedatangan saya ke Lampung sekalian pamitan kepada segenap prajurit. Dalam waktu dekat saya, selaku Panglima TNI, akan pensiun.”

Beliau juga menyinggung masalah kenaikan remunerasi bagi prajurit TNI, yang sebesar 19 persen – dari 37 persen menjadi 56 persen. Harapannya, kenaikan remunasi itu akan meningkatkan kinerja prajurit TNI dari waktu ke waktu.

“Dalam bekerja sebaiknya hindarkan dan hilangkan ego sektoral masing-masing. Tak perlu memelihara ego sektoral, karena itu akan memicu kerapuhan antar-satuan.”

Pada kesempatan itu, Jenderal Moeldoko juga membagi-bagikan sekitar 55 ribu jam tangan kepada para prajurit di Markas Korem 043/Gatam (Garuda Hitam). Hadiah yang cukup mengejutkan juga.

“Saya membuatkan jam tangan untuk para prajurit Danramil, Babinsa, dan Satgas Pamtas (Pengamanan Perbatasan) untuk pos-pos terluar."

Dalam kunjungannya itu, Moeldoko didampingi oleh Ketua Umum Dharma Pertiwi Koes Moeldoko, Asrenum Panglima TNI Mayjen TNI Sumedi, Aspers Panglima TNI Laksda TNI Sugeng Darmawan, Aslog Panglima TNI Marsda TNI Nugroho Prang Sumadi, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiartha G, Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya, dan Waasops Panglima TNI Laksma TNI Hardjo Susmoro. [MI - Beritasatu - Detik]

Militer Indonesia Minat Beli 4 Helikopter Chinook AS

Militer Indonesia – Berita militer terbaru bawa kabar tentang pihak Indonesia yang berminat membeli empat helikopter Chinook dari AS. Pernyataan pembelian ini disampaikan Ryamizard Riyacudu, Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn.), dalam rangkaian kunjungan kerja ke Pabrik Boeing di Philadelphia. Di pabrik tersebut diproduksi berbagai jenis helikopter tempur termasuk Apache dan Chinook.

Dalam siaran pers Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan disebutkan bahwa sebelum melakukan kunjungan kerja ke Washington DC, Menhan RI akan melakukan pertemuan dengan United States Pacific Command (US PACOM) Commander Admiral Samuel J. Locklear dan United States Army Pacific (US ARPAC) Commander, General Vincent K. Brooks, di Hawaii.

Militer Indonesia Minat Beli 4 Helikopter Chinook AS

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat dilakukannya peningkatan kerja sama pertahanan dan militer, meliputi pelatihan maupun latihan bersama, pertukaran instruktur dan latihan untuk Kopassus serta Marinir.

Hal lainnya yang menjadi topik pembicaraan antara lain, pertukaran pandangan tentang perkembangan situasi keamanan di Laut China Selatan yang berisi ajakan kepada semua pihak untuk menjaga stabilitas dan keamanan kawasan itu dengan menghormati code of conduct di Laut China Selatan.

Selama di Hawaii, Menhan RI juga berkesempatan mengunjungi Squadron US Navy P-3C Orion sebagai satuan penerbang pengintai Keamanan Maritim Angkatan Laut AS. [MI - Rmol - Wikipedia]

Sejarah Kopassus Indonesia Habisi Lima Pembajak Pesawat

Militer Indonesia – Pada 31 Maret 1981, nama Kopassus Indonesia menjadi pasukan khusus TNI AD berhasil terangkat ke jajaran pasukan elite dunia setelah berhasil melakukan operasi pembebasan sandera DC-9 Woyla. Keberhasilan ini membuat dunia tercengang. Pasalnya, TNI yang belum memiliki pasukan khusus antiteror berhasil membabat habis lima pembajak tanpa melukai satu pun sandera dalam tempo tiga menit.

Sebenarnya, operasi ini tidak diperkirakan berhasil. Kepala Operasi Pembebasan Sandera Letjen Benny Moerdani menilai kesempatan berhasil hanya 50:50. Itulah mengapa, dia telah menyiapkan 17 peti mati dalam operasi ini. “Rupanya, perkiraan ini meleset. Hanya butuh 5 peti mati saja, yang semuanya diperuntukkan bagi para pembajak,” ungkap Letkol Sintong Panjaitan yang memimpin operasi tersebut, dalam buku biografinya, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando yang ditulis Hendro Subroto dan diterbitkan Penerbit Buku Kompas (2009).

Lima pembajak yang berhasil ditembak adalah Abdullah Mulyono, Wendy Mohammad Zein, Zulfikar, Mahrizal dan Abu Sofyan. Diceritakan bahwa Abdullah Mulyono berusaha merebut tim penyerbu. Tapi, dia ditendang keluar dan terpeleset melalui peluncur. Mulyono langsung ditembak oleh sub-tim yang telah berjaga di bawah moncong pesawat.

Kopassus Indonesia

Sementara itu, Wendy Mohammad Zein ditembak di tempat, dekat pintu darurat. Pembajak lainnya, yaitu Zulfikar, berusaha kabur melalui sayap. Sayang upayanya tidak berhasil karena keburu kepergok tim luar pesawat dan tubuhnya dihantam timah panas M-16. Perlawanan sengit dilakukan Mahrizal yang sempat menembak jatuh seorang anggota tim, Capa Ahmad Kirang, tepat di bagian bawah perut. Dia juga berhasil menembak anggota tim lainnya yang untungnya mengenai bagian rompi antipelurunya. Tim kopassus Indonesia langsung membalas tembakan Mahrizal. Peluru yang dimuntahkan senapan MP5 mengenai tepat tubuh Mahrizal. Dia meregang nyawa tepat di dekat pramugrari.

Pembajak terakhir, yaitu Abu Sofyan, berusaha meloloskan diri dengan menyamar sebagai penumpang yang dievakuasi keluar pesawat. Seorang penumpang mengenalinya dan memekik. Sontak itu membuat Abu Sofyan kelimpungan dan langsung melarikan diri. Dengan mudah, pasukan antiteror menembaknya. Tewaslah dia seketika.

Meskipun berhasil, misi heroik itu diwarnai duka. Sebab, Capa Ahmad Kirang dan Kapten pilot Herman Rante meninggal dunia beberapa hari berikutnya di rumah sakit setelah tertembak peluru pembajak. Keduanya dimakamkan di Taman Pahlawan Nasional. Kopassus mendirikan monumen Ahmad Kirang di Markas Sat-81 Gultor Cijantung. [BM | Merdeka | Kaskus]

SK Polisi Wanita Indonesia Boleh Pakai Jilbab Keluar

Militer Indonesia – Pada akhirnya, pihak Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) keluarkan SK bernomor 245/III/2015 tertanggal 25 Maret 2015 yang berisi beberapa perubahan dari SK SKEP/702/X/2005 tertanggal 30 September 2006. Perubahan ini menyangkut tentang perizinan polisi wanita Indonesia untuk mengenakan jilbab bagi yang ingin mengenakannya.

Polisi wanita Indonesia - Tempo

SK ini merupakan tindak lanjut dari proses pembuatan peraturan untuk mengizinkan penggunaan jilbab yang telah berlangsung sejak lama. Dimana aturan ini sempat tertunda menunggu keluarnya Perkap yang mengatur masalah ini. [MI - Okezone - Tempo]

Infrastruktur Kapal Selam Indonesia Dibangun Tahun 2016

Militer Indonesia – Pada 21 Maret 2015, M Firmansyah Arifin selaku Dirut PT PAL Indonesia menyatakan bahwa infrastruktur kapal selam Indonesia dijadwalkan dibangun tahun 2016 mendatang. Perusahaan plat merah ini memang telah ditunjuk Kemenhan untuk memproduksi kapal yang bisa berada di bawah permukaan air tersebut.

Dikutip dari Antara, pihak TNI AL memproyeksikan akan menambahkan enam kapal selam baru untuk mendampingi KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402 yang telah mengarungi perairan bawah Indonesia selama ini. Dua kapal ini adalah tipe-209 asal Jerman. Di samping Jeman dan Rusia, ada satu alternatif yang akan menjadi sumber pengadaan keenam kapal selam baru, yakni Korea Selatan.

Alutsista berupa kapal selam sangat dibutuhkan oleh Indonesia. Pasalnya, sebagian besar wilayah Indonesia adalah laut. Firmansyah Arifin menyatakan setidaknya Indonesia membutuhkan 12 kapal selam untuk menjaga seluruh perairan bawah Indonesia. Kapal selam Indonesia yang ada sekarang, jauh dikatakan cukup untuk memenuhinya.

Ilustrasi galangan kapal selam Indonesia

Dirut PT PAL Indonesia menambahkan produksi tiga unit kapal selam telah dimulai. Satu unit dikerjakan di dalam negeri [di PT PAL], dua unit dilempar ke Korea Selatan ([tepatnya di Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME)]. Sebelum mengerjakannya, PT PAL akan membangun sejumlah infrastruktur terlebih dulu sebelum melanjutkannya dengan produksi secara mandiri.

Dalam berita terkait, PT PAL telah menerima kucuran dana sebesar 1,5 triliun rupiah yang akan dipergunakan untuk membangun tiga unit kapal selam Indonesia – masing-masing senilai 500 miliar rupiah per unit. Hal ini telah didukung langsung oleh Komisi VI dan Komisi I DPR. Biaya sebesar itu juga termasuk pengiriman tenaga ahli ke Korsel untuk mempelajari pembuatan kapal selam.

Firmansyah Arifin berharap, saat PT PAL Indonesia benar-benar telah memulai memproduksi kapal selama pesanan TNI AU, akan bisa menambah kekuatan militer Indonesia, utamanya di wilayah laut. [bmi]

Tiga Pesawat Tempur Sukhoi Su-30 Flanker, Penjaga Perbatasan Timur Indonesia

Militer Indonesia – Pada 16 Maret 2015, Antara melaporkan sebanyak tiga pesawat tempur Sukhoi dari tipe Su-30 Flanker telah aktif menjaga perbatasan timur Indonesia melalui udara. Ini demi mengantisipasi masuk pihak lain secara sembarangan ke wilayah Indonesia.


Kolonel Pnb I Made Susila di Sentani, selaku Komandan Pangkalan Udara Jayapura, menyatakan, "Operasi pengamanan ruang udara oleh Sukhoi Flanker ini sudah direncanakan sejak lama oleh pimpinan, baik di wilayah utara, selatan dan timur."

Menurut I Made Susila, bentuk keberadaan angkatan udara diwujudkan melalui tiga pesawat Sukhoi yang disiapkan di Hanggar Lanud Manuhua, Biak.

"Jika kawan-kawan dari Angkatan Darat dan pihak kepolisian mengamankan wilayah darat di perbatasan, maka Angkatan Udara ikut mengamankan kedaulatan RI melalui ruang udara dengan menghadirkan pesawat-pesawat tempur," ujarnya.

Dia menjelaskan meskipun saat ini operasi atau patroli pengamanan ruang udara ini belum rutin dilaksanakan, namun langkah ini akan rutin dilakukan pada masa mendatang, bergantian di Biak dan Merauke serta beberapa wilayah lainnya.

"Jadi untuk satu bulan ini diparkirkan di Biak untuk menjangkau daerah utara dan timur, maka bulan-bulan ke depannya di Merauke guna mengantisipasi di daerah selatan," katanya lagi.

Dia menambahkan saat ini yang berpatroli di ruang udara hanya dua Sukhoi, sedangkan di wilayah Jayapura tidak mendarata karena harus mengetahui keadaan dan kondisi wilayah sekitarnya.

"Tadi hanya dua pesawat yang berpatroli di udara, mereka tidak landing hanya berputar-putar untuk patroli saja," ujarnya lagi. [Antara]

Pesawat Tempur Sukhoi (Su-35) Sepakat Dibeli Kemhan-TNI

Militer Indonesia – Kemhan dan TNI sepakat membeli pesawat tempur Sukhoi (Su-35) generasi kelima, untuk menggantikan pesawat F-5 yang tak lagi sanggup terbang. Proses pembelian ini sangat panjang. Diawali pembicaraan antara pihak Indonesia dan Rusia, kemudian dilanjut dengan pihak Kemhan kedua negara.

Hal ini dinyatakan sendiri oleh Jenderal TNI Panglima Moeldoko menyatakan, saat mengikuti kegiatan TNI bertema Ketahanan di Bidang Energi dengan Berbagai Permasalahan dan Solusinya di Aula Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. “Itu telah pilihan bersama antara TNI dan Kemhan. Sudah kesepakatan,” ujar Moeldoko.

Pesawat Tempur Sukhoi (Su-35) Sepakat Dibeli Kemhan-TNI

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Fuad Basya menambahkan, pesawat tempur Su-35 menjadi pilihan untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU dalam rangka memperkuat pertahanan udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, pengadaan pesawat tersebut sudah melewati beberapa tahapan.

“Iya, jadi di TNI itu ada proses namanya Dewan Penentu dan Pengadaan (Wantuada) yang berada diangkatan, kemudian ada Dewan Kebijakan Penentuan Alut dan Alutsista (Wanjaktu) di Mabes TNI. Hasil Wantuada itu dikombinasikan ke Mabes TNI menjadi Wanjaktu agar menjadi interoperabilitas,” jelas Fuad.

Lanjutnya, hasil Wanjaktu kemudian TNI memilih pesawat Sukhoi-35 itulah disepakati. Tahapan berikutnya Kemhan akan menjalankan proses administrasinya.

“Proses itu (pengadaan) tinggal Menhan. Cepat lambatnya tergantung Menhan, sebab proses adminitrasinya di mereka. Kita inginnya secepat mungkin, karena F-5 sudah harus diganti,” terangnya.

Disinggung berapa jumlah pesawat tempur Su-35 akan diadakan pada tahap pertama tersebut, Fuad mengaku belum bisa menyebutkan.

“Saya enggak tahu persis jumlahnya tapi, yang jelas kita akan ganti secara bertahap dan itu sampai 2024 berakkhirnya minimum essential force (MEF) semua itu sudah hadir,” tukasnya.

SU-35 merupakan pesawat tempur terkuat buatan negeri yang dijuluki Beruang Merah. Pesawat bermesin ganda ini dianggap sebagai pesawat generasi kelima, karena kelebihan yang dimilikinya.

Pesawat turunan dari Su-27 ini mampu melakukan manuver yang tidak dimiliki pesawat tempur lainnya seperti, berhenti seketika di udara, mampu terbang cepat di ketinggian dan bisa membawa banyak rudal udara ke udara.

Pesawat dengan tempat duduk tunggal ini juga dilengkapi sistem avionik canggih dan memiliki kecepatan supersonik sekitar mach 1,5 yakni dua kali kecepatan suara dan dianggap mampu melampaui pesawat tempur siluman generasi kelima F-22 Raptor buatan Amerika Serikat. [mi - sindownews]

Pesawat T50i Golden Age Gantikan Hawk MK-53

Militer Indonesia – Sebelumnya telah diberitakan bahwa pesawat tempur Hawk MK-53 yang telah 35 tahun mengabdi menjaga langit Indonesia dipensiunkan secara resmi. Pesawat ini diterbangkan terakhir kali Lanud Iswahyudi, Madiun ke Lanud Adi Sutjipto, Yogyakarta, dimana di sana digelar farewell flight.

Untuk mengganti Hawk MK-53 telah dipersiapkan pesawat T-50i Golden Eagle. Sejak akhir 2013, sebanyak 16 pesawat buatan Korea Aerospace Ind. Ltd ini mulai didatangkan ke Indonesia. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 13 Februari 2014, Kementerian Pertahanan menyerahkan pesawat latih ini ke TNI AU.


Diketahui, T-50i merupakan pesawat jet serang ringan. Pesawat ini juga biasanya digunakan sebagai pesawat latih lanjutan bagi penerbang tempur. Melihat spesifikasinya, T-50i sangat mirip dengan F-16. Wajar saja, Korea Selatan memang menjadikan T-50i sebagai pesawat latih sebelum pilot-pilot tempur mereka menggunakan F-16.

Hal ini pun diakui oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto. Menurutnya si elang emas ini cocok digunakan untuk melatih penerbang tempur TNI AU. Apalagi TNI AU juga memiliki skadron F-16.

"Pesawat ini memang mirip sekali dengan F-16, memiliki kelincahan dan kemampuan persenjataan yang maksimal," kata Hadi saat itu.

Pesawat ini mampu terbang dengan kecepatan 1.600 km per jam. Sosoknya terlihat ramping dengan spesifikasi panjang 43 kaki, lebar sayap 31 dan tinggi 16 kaki. T-50i juga mampu mengusung persenjataan seberat 10.500 pound. Termasuk gatling gun tiga laras yang bisa menyemburkan 2.000 peluru per menit serta aneka rudal dan roket.

T-50i versi pesawat latih dicat biru terang dengan strip berwarna kuning. Sementara versi tempur, dicat hijau dan abu-abu seperti F-16 block 52 ID yang didapat dari AS.

Pesawat-pesawat T-50i sudah tampil dalam beberapa acara kedirgantaraan seperti HUT TNI, Latgab TNI dan Sertijab Kepala Staf TNI AU.

Semoga pesawat latih baru yang masih gress dari pabrik ini meneruskan tradisi mencetak pilot-pilot handal TNI AU. Para penjaga langit Indonesia. [MI - Merdeka]

Pesawat Tempur TNI AU Hawk MK-53 Pensiun

Militer Indonesia – Pada 12 Maret 2015, pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 dilaporkan dipensiunkan secara resmi, setelah mengabadi menjadi kedaulatan wilayah Indonesia sekurun waktu 35 tahun. Dikawal oleh lima pesawat T-50i Golden Eagle, pesawat buatan Inggris ini berangkat dari Base Ops Skadron 15 Iswahjudi ke Base Ops Lanud Adisucipto.

Komandan Skuadron Udara 15 Letkol (Pnb) Marda Sarjono dan Co-Pilot Lettu (Pnb) Kurniadi Sukmo Jatmiko yang menerbangkan pesawat ini. Setibanya di Yogyakarta, mereka disambut KSAU Marsekal Agus Supriatna.

Sebelum pesawat menghuni Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta, para personel TNI AU melakukan farewell flight. Bahkan, mereka menulis pesan-pesan perpisahan yang ditulis di badan pesawat. Berikut beberapa foto yang memperlihatkan pesan-pesan tersebut.

Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi
Pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 yang dipensiunkan resmi

Pesawat Hawk MK-53 didatangkan dari Inggris pada 1 September 1980 sebanyak dua pesawat dengan tail number TT-5301 dan TT-5302. Setelah itu, pesawat sejenis didatangkan 20 unit. Yang terakhir datang pada 6 Maret 1984 dengan tail number TT-5320. Pesawat buatan Inggris ini memiliki dua kursi atau tandem seat. Dalam pengoperasiannya, pesawat bermesin turbofan ini mampu membawa amunisi berupa bom seberat 250 kilogram, roket dan gun dengan diameter 30mm. Serta mampu menjelajah ke seluruh wilayah udara nusantara.

Ini merupakan pesawat Hawk MK-53 TNI AU yang masih bisa dioperasikan. Pesawat ini kemudian diganti oleh pesawat T-50i Golden Eagle yang merupakan pesawat tempur generasi ke empat. Saat ini, sudah dioperasikan sebanyak 16 unit yang ditempatkan di skadron udara 15. Pesawat ini kali pertama didatangkan pada bulan September 2013 dari Korea Selatan. [Militer Indonesia | Tribunnews]

Prajurit TNI Kumpulkan Buku Bekas untuk Bekal Misi

Militer Indonesia – Pada 11 Maret 2015, prajurit TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 521/Dadaha Yudha Kediri mengumpulkan buku bekas dari para pelajar untuk bekal misi mengawal perbatasan Indonesia-Malaysia, Kab. Nunukan, Kal-Ut, bulan Mei 2015. Sekitar 350 prajurit akan diberangkatkan dalam misi ini.

Melansir dari Tempo (11/03), disebutkan oleh Letkol. Nevra Firdaus selaku Komandan Brigade Infanteri 16 Kediri bahwa misi sembilan bulan ini merupakan misi rutin. Meski begitu, misi kali ini sedikit berbeda, karena para prajurit diminta untuk membawa buku bekas untuk dibagi-bagikan pada anak-anak di kawasan perbatasan tersebut.

Ilustrasi prajurit TNI

Prajurit TNI yang akan berangkat telah mengumpulkan buku-buku bekas yang akan dibawa. Mereka melakukan koordinasi Dinas Pendidikan Kediri. Tiap sekolah diminta menyumbangkan buku, baik buku pelajaran maupun buku cerita.

Kegiatan ini mendapat respons positif dari para pelajar di Kediri. Mereka ikhlas menyerahkan buku-buku mereka, yang rata-rata bergenre non-fiksi. Program ini diharapkan mampu mengumpulkan buku yang bisa dibaca anak-anak di perbatasan Indonesia-Malaysia. [bmi - tempo]

Pesawat Tempur TNI F5 Mendarat Mendadak di Halim

Pada 18 November, dilaporkan ada pesawat tempur TNI dari jenis F5 mendarat darurat di Bandara Halim Perdanakusuma. Katanya pesawat yang dipakai untuk latihan ini mengalami gangguan teknis.

Pesawat Tempur TNI F5 Mendarat Mendadak di Halim

"Jadi, hari ini ada latihan yang namanya 'Tangkis Petir'. Misi latihan ini CAP (Combat Air Patrol) memakai pesawat F5. Pesawat ini kembali ke Halim sekisaran pukul 9 pagi tadi, karena setelah dicek ada malfungsi. Bagian hidroliknya," tutur Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto selaku Kadispen TNI AU, yang Blog Militer Indonesia kutip dari Detik (18/11).

Pendaratan darurat ini sempat membuat jadwal penerbangan pesawat reguler di Halim delay selama 20 menit. "Harus prioritas landing. Jadi nge-delay pesawat reguler kira-kira 20 menit lamanya. Pesawat itu mendapat prioritas landing karena rodanya kurang angin. Lalu, ditarik masuk ke parkir ramp," jelas Tjahjanto.

Sekarang, jadwal penerbangan telah kembali normal tanpa gangguan. Namun, pihaknya masih mencari lebih dalam terkait malfungsi hidrolik pesawat F5 ini.

KRI Sutedi Senaputra Tangkap Dua Kapal Nelayan (Malaysia dan Thailand)

Pada 14 November 2014, KRI Sutedi Senaputra-378 di bawah komando Mayor Laut P Hendra Astawan menangkap dua kapal nelayan asing yang sedang 'mencuri' ikan di wilayah perairan Indonesia. Tepatnya di wilayah Laut Natuna, Kepulauan Riau. Dua kapal itu berbendera Malaysia serta Thailand.


Dijelaskan oleh Ariris Miftachurrachman bahwa penangkapan dilakukan saat radar KRI Sutedi Senaputra, yang tengah melakukan Operasi Rakata Jaya di sekisaran perairan yang memang kerap dilanggar itu, menangkap dua titik yang diketahui kapal nelayan yang sedang 'mencuri' ikan. Mengetahui hal itu, komandan KRI memerintahkan kedua kapal itu menghentikan aktivitasnya dan segera merapat ke lambung KRI Sutedi Senaputra.

Pihak TNI AL ini segera melaksanakan prosedur geledah dan periksa. Saat itu diketahui bahwa dua kapal ini berbendera Malaysia (MV KNF 7424 dengan ABK 9 orang) dan Thailand (MV Kour Son 77 dengan ABK 6 orang). "Kedua kapal ini langsung dikawal ke Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Tarempa untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata Letkol Ariris seperti yang Blog Militer Indonesia kutip dari Detik (15/11).

Militer Indonesia Datangkan 5 Pesawat Tanpa Awak (Drone)

Pada 13 November 2014, Jenderal TNI Moeldoko sebagai Panglima TNI menyampaikan bahwa militer Indonesia mendatangkan lima pesawat tanpa awak atau lebih dikenal dengan istilah pesawat drone untuk memperkuat pertahanan Indonesia. Menyampaikan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Moeldoko enggan menyebut negara asal dan spesifikasi detail kelima drone tersebut.

Militer Indonesia mendatangkan 5 pesawat tanpa awak atau lebih dikenal dengan pesawat drone untuk memperkuatan pertahanan perbatasan.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko - Puspen.

Moeldoko mengaku jika sebetulnya pihak TNI sudah punya drone buatan industri pertahanan dalam negeri. Tapi, kelima drone asal luar negeri itu bisa menjadi bahan bermanfaat guna mengembangkan teknologi pesawat drone dalam negeri. PT Pindad dibantu Dislitbang AU, dan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) sempat membuat serta mengembangkan pesawat tanpa awak itu.

Sebelumnya, Menhan Ryamizard Ryacudu sempat mengutarakan niatnya untuk untuk mendatangkan drone baru untuk memperkuat kekuatan militer Indonesia. Di mana, nantinya drone itu akan dimaksimalkan untuk menjaga wilayah perbatasan Indonesia yang biasanya luput perhatian.

Meskipun demikian, ia menegaskan akan mencoba membeli drone lebih canggih daripada yang sudah ada, supaya teknologinya bisa dikembangkan oleh industri pertahanan nasional. "Untuk sementara, kami akan coba beli lagi, yang jauh lebih canggih. Nantinya dari pembelian itu akan kami kembangkan lagi," tuturnya yang dikutip dari Republika (14/11).

Menhan Optimis Produsen Alutsista Buatan Dalam Negeri Ramai 3 Tahun Lagi

Pada 14 November, VOA Indonesia melaporkan bahwa Menhan Indonesia, Ryamizard Ryacudu, optimis produsen alutsista buatan dalam negeri ramai 3 tahun lagi. Ini disampaikannya sewaktu mengunjungi PT Pindad belum lama ini.

Ia menyampaikan bahwa PT Pindad harus mampu memproduksi senjata sesuai perkembangan. Hal ini lantaran peralatan modern nan canggih sangat dibutuhkan menjaga kedaulatan negara. Saat ini, kendaraan tempur yang dipakai militer Indonesia antara lain: panser Anoa, Komodo, dan Badak.

Menhan optimis produsen alutsista buatan dalam negeri ramai 3 tahun lagi.
Karyawan PT Pindad - VOAindonesia/Teja Wulan.

“(Kualitas produk Pindad) Maju pesat. Alutsista TNI permintaan baru sesuai dengan visi misinya mandiri. Kita diusahakan untuk semuanya mandiri, walaupun belum 100 persen. Mungkin kalau 100 persen, satu, dua, atau tiga tahun lagi lah ya. Pemerintahan baru Pak Jokowi sangat memperhatikan (alutsista) ini. Kemungkinan kita ajukan dana untuk kemajuan (alutsista) ini, kita harapkan bisa diberikan," ujarnya, yang dikutip Blog Militer Indonesia dari voaindonesia (14/11).

Jenderal Gatot Nurmantyo selaku Kepala Staf Angkatan Darat menyampaikan bahwa TNI butuh 200 unit lebih alutsista produksi PT Pindad. Ia menilai pasukan yang memakai kendaraan atau alat tempur produksi PT Pindad bisa bersaing dengan negara-negara lain.

“Bicara soal kebutuhan semuanya memang telah terpenuhi. Tapi, kita kan bicara soal mengikuti perkembangan alutsista. Pemenuhan alutsista itu tidak bisa dengan tahapan-tahapan, tetapi langsung loncatan karena teknologi kan berkembang terus. Jadi kita mengambil yang terbaru, terbaik, dan sudah teruji di medan pertempuran," ujarnya.

Sena Maulana selaku juru bicara PT Pindad mengatakan jika perusahaan mereka tengah meningkatkan kualitas dan kuantitas produk alutsista. Mereka menargetkan pada 2023 bisa menjadi produsen alutsista handal dan terkemuka se-Asia.

“Kita telah melaksanakan peningkatan kemampuan produksi dan kemampuan desain serta kapasitas produksi sudah direncanakan tiga tahun. Jadi per 2015, 2019, dan 2023 itu visi Pindad tahun 2023 kita akan menjadi industri alutsista terkemuka di Asia. Karena kan setiap tahun desain-desain atau memang kebutuhan dari TNI itu di-review kembali," pungkasnya.

Menhan Menarget Kekuatan Militer Indonesia di Mata Dunia Tembus 10 Besar Tahun 2019

Pada 13 November 2014, Menhan Ryamizard Ryacudu menyatakan targetnya untuk membuat kekuatan militer Indonesia di mata dunia bisa tembus 10 besar. Komitmen ini disampaikannya dalam pertemuan bersama sejumlah perwira tinggi di Mabes TNI, Cilangkap, JakTim. ‪”... Menhan punya obsesi, berharap sampai 2019 akan membuat proyeksi, kekuatan pertahanan kita masuk 10 besar dunia," kata Moeldoko, yang Blog Militer Indonesia kutip dari Tribunnews (13/11).‬

Menhan Ryamizard Ryacudu menargetkan kekuatan militer Indonesia di mata dunia bisa tembus 10 besar tahun 2019.

Moeldoko mengaku optimis dengan target Menhan tersebut. Pasalnya, berdasarkan informasi yang didapat, tentara Indonesia masuk peringkat 19 dunia, atau peringkat 9 di negara-negara Asia Pasifik. “... kami harus optimis, karena pembangunan ekonomi kita akan berjalan dengan baik,” sambungnya.

Untuk memenuhi target itu tentu bukan tanpa kendala. Tapi, Menhan Ryamizard menilai, ada harapan untuk memunculkan semangat mencapai target tersebut. “Kita pertama kali ada target, ... melewati 15 besar. Kita lihat 5 Oktober kemarin, kita semua itu sudah membanggakan. Itu sudah baik kemampuan laut udara, darat juga sudah baik," katanya.

Produksi Alutsista Indonesia Harus Ditingkatkan Biar TNI Lebih Mandiri

Pada 10 November 2014, Ryamizard Ryacudu melakukan kunjungan ke PT Pindad. Ia mengapresiasi kinerja perusahaan pemroduksi alutsista Indonesia yang terus meningkat. “Saya melihat banyak kemajuan, sangat pesat. Tapi apa yang sudah dicapai, harus dilanjutkan,” ujarnya, seperti Blog Militer Indonesia kutip dari Okezone (10/11).

Menhan meminta produksi alutsista Indonesia terus digenjot untuk lebih memandirikan TNI.
Foto: Tri Ispantoro/Okezone.

Ryamizard berharap PT Pindad terus meningkatkan produksi guna menyokong visi-misi TNI lebih mandiri. Dalam pandangannya, tingkat kemandirian TNI belumlah mencapai angka 100 persen. “Untuk mencapai 100 persen, mungkin bisa satu sampai dua tahun ke depan, sekarang bertahap dulu,” jelasnya.

Karena itu, demi mendukung visi-misi itu, pihaknya berencana mengajukan penambahan anggaran pada Presiden Jokowi. “Pak Joko Widodo juga memperhatikan ketahanan, untuk pengajuan anggaran, nanti akan diajukan kalau memang diperlukan ada penambahan, kita harapkan bisa diberi,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Letjen Gatot Nurmantyo selaku Kastaf AD bahwa kemandirian TNI baru akan tercapai tiga tahun ke depan. Karena itu, ia juga berharap PT Pindad Untuk itu, Gatot sangat berharap agar PT Pindad sanggup bersaing dengan perusahaan pertahanan lainnya supaya dapat memenuhi kebutuhan alusita TNI.

Biar Alutsista Tak Ketinggalan, Militer Indonesia Akan Impor Senjata Tercanggih

Pada 5 November 2014, Jenderal TNI Moeldoko selaku Panglima TNI menyatakan takkan menutup kemungkinan bagi pihaknya untuk mengadakan impor senjata tercanggih. Tujuannya supaya teknologi persenjataan militer Indonesia tak ketinggalan negara lain.

Moeldoko memberi contoh bahwa pihak TNI telah berencana membeli pesawat tempur baru unttuk menggantikan F5 Tiger. Beberapa produsen pesawat, seperti Gripen, Sukhoi, dan F16, telah masuk daftar kandidat pengganti F5 Tiger. Pembelian ini dinilai perlu sebab TNI harus menjaga kualitas teknologi persenjataan dengan negara-negara lain. “Jika tidak, kami akan ketinggalan...” kata Moeldoko yang Blog Militer Indonesia kutip dari Republika (5/11) di pameran Indo Defence Expo 2014.

Jenderal TNI Moeldoko mengatakan bahwa militer Indonesia akan impor senjata tercanggih.

Walau demikian, Panglima TNI ini menegaskan bahwa TNI tetap akan memprioritaskan untuk membeli produk-produk buatan dalam negeri untuk melengkapi kebutuhan alutsista yang ada. Salah satunya adalah pembelian senjata tercanggih.

Ketentuan ini sesuai dengan aturan perundang-undangan tentang industri pertahanan, yaitu UU No. 16 tahun 2012. Dalam undang-undang tersebut, TNI/Polri diwajibkan membeli senjata dari industri lokal. Bila teknologi lokal belum memadai, baru diizinkan mengimpor senjata dengan ketentuan transfer of tecnology (TOT).

''Produk-produk lokal itu bisa membackup kebutuhan alutsista. Sehingga kalau kami beli produk dari luar, terjadinya transfer teknologi. Nantinya industri pertahanan bisa memproduksi sendiri 100 persen,'' pungkasnya.