Kemenhan Berutang Rp 8 Triliun untuk Penuhi Kebutuhan BBM Kendaraan Tempur TNI

Pada 18 Desember 2013, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengaku jika Kemenhan kekurangan dana APBN khusus BBM (Bahan Bakar Minyak) untuk menjalankan operasional operasi militer. Bahkan, sampai berutang demi mencukupi kebutuhan BBM kendaraan tempur milik Tentara Nasional Indonesia.

"Di sisi lain bujet, belum cukup dari APBN untuk kendaraan operasi kita hanya 40 persen dianggarkannya. Maka dari itu kita diakhir tahun utang kanan kira," kata Purnomo di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, seperti dikutip Merdeka.com (18/12/13).

Kemenhan Berutang Rp 8 Triliun untuk Penuhi Kebutuhan BBM Kendaraan Tempur TNI
KRI Diponegoro 365 | Merdeka.com

Setidaknya TNI membutuhkan BBM sebanyak 0,4 juta liter tiap tahunnya. Dengan demikian Kemenhan harus berutang sebesar Rp 8 triliun untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Maklum saja, alutsista Indonesia milik TNI sudah tua. Jadi, boros BBM. Purnomo menuturkan, "Memang kita membutuhkan BBM, kita di akhir tahun harus membayar 8 triliun untuk BBM. Ditambah lagi peralatan-peralatan militer kita sudah pada tua."

Kemenhan pun menggandeng Pertamina untuk memenuhi kebutuhan BBM ini. Dengan demikian, diharapkan kebutuhan operasional bisa terpenuhi.

Menhan: Industri Pertahanan (Alutsista) Tanah Air Jangan Tergantung Terus Pada Pemerintah

Pada 17 Desember 2013, Menhan Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia mendorong terus pertumbuhan industri pertahanan (alutsista) Tanah Air. Namun, Menhan mengingatkan untuk tidak terus-terusan tergantung pada pemerintah. Maksudnya tergantung pada pemerintah adalah hanya mengandalkan pesanan dari pemerintah saja, tanpa memikirkan ekspansi ke luar.

Menhan: Industri Pertahanan (Alutsista) Tanah Air Jangan Tergantung Terus Pada Pemerintah

"Kedepan kami ingin terus mendorong industri pertahanan dalam negeri. Industri pertahanan harus memiliki inisiatif untuk berkembang tanpa tergantung kepada instansi-instansi pemerintah. PT DI harus dapat lakukan itu, sehingga tidak selamanya tergantung dari pemerintah," demikian Menhan menjelaskan di sebuah acara serah terima pesawat di Kawasan Produksi II PT DI, Bandung.
 
Lebih lanjut Menhan menegaskan, sejak 2010 pemerintah Indonesia telah membentuk KKIP yang merupakan kependekan dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan. Berkat support dari KKIP, empat hingga lima tahun terakhir ini, industri pertahanan -dalam hal ini PT DI- dinilai mengalami perkembangan yang cukup baik. Bahkan, sebuah maskapai penerbangan internasional disebut-sebut telah mempercayai PT DI untuk mengerjakan pesawat komersil mereka. [Beritasatu]

Hadapi Malaysia, TNI AD Andalkan Diplomasi sebagai Kekuatan Militer

Pada 16 Desember 2013, KSAD Jenderal Budiman menyatakan jika Indonesia selalu mengedepankan upaya diplomasi sebagai kekuatan militer untuk mengatasi berbagai konflik yang terjadi dengan negara tetangga. Pernyataan ini dikatakan dalam sebuah seminar TNI AD yang digelar di Balai Kartini.

Hadapi Malaysia, TNI AD Andalkan Diplomasi sebagai Kekuatan Militer

Melansir MetroTV, apa yang disampaikan KSAD sesuai dengan kesepakatan ASEAN. "Kami melakukan diplomasi seperti diplomasi ASEAN yang memiliki tiga pilar kesepakatan di bidang ekonomi, politik-keamanan, serta budaya."

KSAD juga mengatakan upaya yang dikedepankan bila terjadi konflik dengan negara ASEAN di bidang politik-keamanan adalah diplomasi, termasuk menghadapi Malaysia. Pernyataan tersebut menggambarkan bagaimana sikap Tentara Nasional Indonesia, khusus Angkatan Darat, dalam menyikapi berbagai konflik yang pernah terjadi di perbatasan tanah air.

Tambah Kekuatan Militer, Indonesia Harus Jaga Juga Kedaulatan dari Bawah Laut

Pada 6 Desember 2013, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia telah sepakat dengan pemerintah Rusia dalam hal pengadaan kapal selam kelas Kilo.

Kerja sama dengan Rusia ini merupakan bagian dari rencana pembangunan armada kapal selam secara besar-besaran. Keberadaan kapal selam sangat dibutuhkan untuk menjaga kedaulatan Indonesia yang lebih dari dua pertiga meliputi lautan.

Saat ini jumlah kapal selam Indonesia hanya dua buah, yaitu KRI Cakra dan KRI Nenggala. Dua kapal ini akan genap berusia 40 tahun pada 2020 mendatang. Pemerintah Indonesia juga sedang memesan tiga kapal selam kelas Changbogo dari Korea Selatan (Korsel) yang di antaranya dikerjakan bersama PT PAL. Nah, untuk membeli kapal selam ini, pemerintah mempunyai dua opsi pembiayaan.

Tambah Kekuatan Militer, Indonesia Harus Jaga Juga Kedaulatan dari Bawah Laut

Pertama, menggunakan state credit dari Rusia, di mana dari alokasi USD1 miliar, baru terpakai sebesar USD300-an juta. Kedua negara telah menyetujui perpanjangan state credit tanpa ada ketentuan untuk melampirkan daftar alutsisa yang akan dibeli.

Sehingga bisa dipergunakan untuk segala jenis alusista yang dibutuhkan Indonesia. Opsi kedua yaitu menggunakan dana on top. Pada awal Kabinet Indonesia Bersatu II, Kemhan mendapatkan dana on top dalam jumlah besar, sampai saat ini sisa dana tersebut masih banyak dan dapat digunakan untuk pembelian kapal selam.

Sisa dana on top yang masih ada ini harus diselesaikan pada tahun depan seiring dengan selesainya masa tugas Kabinet Indonesia Bersatu II. Kebutuhan kapal selam didasarkan pada posisi Indonesia yang memiliki tiga Alur Laut Kepulauan I n d o n e s i a (ALKI) yakni mulai Laut Cina Selatan– Selat Karimata– Selat Sunda.

Kemudian ALKI yang melintasi Laut Sulawesi– Selat Makassar–Luatan Flores– Selat Lombok. Sedangkan, ALKI ketiga membentang mulai Sumadra Pasifik– LautMaluku–LautSeram– LautBanda– Alor. Pada ALKI ketiga choke point ini terpecah menjadi tiga jalur. (lihat grafis).

Sejumlah ALKI ini merupakan choke pointmenurut UNCLOS yang bisa dipakai kapal asing untuk masuk ke Indonesia. Di sanalah kapal-kapal selam itu nantinya akan ditempatkan. Kapal selam akan lebih efektif menghalau kapal asing yang melanggar teritorial dibanding kapal perang biasa.

"Satu kapal selam mampu menghadapi 10 kapal perang," kata Purnomo. Kapal selam yang dipilih merupakan kelas medium yang dilengkapi dengan rudal Club S, yaitu rudal anti kapal jarak jauh yang diluncurkan dari bawah permukaan air.

Club S termasuk kategori killer missile karena mempunyai jarak tembak 300–400 kilometer. Rudal ini akan melengkapi rudal jarak jauh lain yang telah dioperasikan TNI AL, yaitu Yakhont. Saat ini Rusia mempunyai ratusan kapal selam kelas Kilo yang sedang beroperasi di perairan mereka.

Akan ada tim yang diberangkatkan ke Rusia yang akan mengecek spesifikasi teknis yang diperlukan. Seperti kelengkapan kebutuhan persenjataan dan lainnya. Jika tim kemudian memilih pembangunan kapal selam baru, maka juga akan dibicarakan spesifikasi dan berapa lama kapal itu akan dipakai.

Pengadaan kapal selam menurut Purnomo bukan karena ada ancaman dari Australia. Pengadaan ini merupakan sudah masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) yang sudah ditetapkan pada 2010 lalu. Pemerintah telah menetapkan tiga renstra, yaitu renstra pertama dari 2010–2014, renstra kedua 2015–2019 dan 2020–2024 untuk renstra ketiga.

Kehadiran kapal selam Rusia akan melengkapi kapal selam sebelumnya yang berteknologi Jerman. Baik KRI Cakra dan KRI Nenggala maupun kapal selam asal Korsel yang sedang diproduksi menggunakan teknologi Jerman U209.

Kapal selam teknologi Rusia akan berkombinasi dengan teknologi Jerman itu dalam pertahanan negara. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio menyebutkan, Indonesia setidaknya membutuhkan 12 kapal selam untuk menjaga kedaulatan laut.

Direktur National Maritime Institute (Namarin) Jakarta Siswanto Rusdi menyebutkan saat ini doktrin pertahanan Indonesia masih terlihat menganut Hankamrata (Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta).

Doktrin pertahanan yang juga melibatkan sipil ini merupakan cara menghadapi musuh ketika berada dalam teritorial Indonesia. Padahal sudah seharusnya Indonesia melakukan pertahanan yang berorientasi ke luar. Armada laut Indonesia harus melakukan operasi di laut internasional untuk mencegah masuknya musuh.

"Berapa jumlah armada yang ditambah akan kurang optimal karena hanya bermain di laut dalam negeri. Padahal di dalam laut kita sendiri sudah jenuh dengan berbagai kapal dari sejumlah instansi seperti Kepolisian Air, Kementerian Kelautan, Kementerian Perhubungan dan Bea Cukai," kata Siswanto.

Saat ini banyak negara yang sudah menerapkan blue water navy, yaitu kekuatan maritim yang mampu beroperasi di perairan dalam lautan terbuka. Bukan hanya negara besar seperti Amerika Serikat dan China yang sudah menerapkan bluewaternavy, sejumlahnegara Asia seperti India bahkan Singapura sudah mulai menerapkan blue water navyini. (Islahuddin/Sindo)

Ada Sekolah Pasukan Khusus Intai Amfibi Marinir Loh...

Pada 6 Desember 2013, sejumlah siswa Sekolah Khusus Pendidikan Pasukan Khusus Intai Amfibi (Diktaifib) Marinir Angkatan Ke-40 membersihkan diri di danau, ketika mengikuti hellweek (minggu neraka) dengan materi latihan Ilmu Medan Membaca Peta (IMMP) di Desa Wedoro Anom, Driyorejo Gresik. 

Ada Sekolah Pasukan Khusus Intai Amfibi Marinir Loh...
Ada Sekolah Pasukan Khusus Intai Amfibi Marinir Loh...

Sebanyak 40 siswa Diktaifib Angkatan Ke-40 menjalani hellweek, sebelum mengikuti pendidikan pasukan khusus Intai Amfibi (Taifib) Marinir selama 10 bulan. (Antara)

Perkuat Alutsista, Indonesia Incar Kapal Selam Rudal Made In Rusia

Pada 6 Desember 2013, Menhan Purnomo Yusgiantoro menyatakan Indonesia sedang menjajaki pembelian lima kapal selam Rusia dari jenis Kilo dan Amur. "Ini (kapal selam, red.) untuk melengkapi kekuatan sistem pertahanan maritim yang masih sangat terbatas," tuturnya.

Dijelaskan oleh Purnomo jika pihak Rusia menawarkan dua jenis kapal selam tipe Kilo Class dan Amur Class 950. Keduanya dilengkapi senjata seperti seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, dan antipeluru kendali, serta rudal Yakhont.

Perkuat Alutsista, Indonesia Incar Kapal Selam Rudal Made In Rusia

"Rudal ini yang kita belum punya. Rudal ini mempunyai daya jelajah 300-400 kilometer dan bisa ditembakkan dari dalam laut ke permukaan," katanya.

Penjajakan ini untuk melengkapi kekuatan militer Indonesia khususnya ranah maritim dari sisi upaya penangkalan, sekaligus melengkapi satuan pemukul.

Lima kapal selam Rusia ini akan melengkapi dua kapal selam jenis U-209/1400 dari Jerman, tiga kapal selam jenis U-209 yang sedang dibangun di Korea Selatan, dan dua kapal selam jenis Scorten buatan Perancis.

Indonesia terakhir membeli kapal selam pada tahun 1980-an. Purnomo mengatakan, wajar setelah 30 tahun pemerintah melakukan perbaikan dan melengkapi sistem pertahanan maritim. (VIVAnews)

KSAL: Indonesia Butuh 12 Kapal Selam

Pada 6 Desember 2013, KSAL (Kepala Staf Angkatan Laut) menyatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) mempunyai rencana untuk menambah armada kapal selam guna menyokong pertahanan laut. Penambahan kapal selam ini sedemikian dibutuhkan mengingat 2/3 wilayah Indonesia merupakan lautan. "Jumlah ini sesuai dengan poin yang ada di wilayah laut Indonesia," kata Slamet di Jakarta, Jumat 6 Desember 2013.

Disamping itu alat sistem utama pertahanan (alutsista) yang berfungsi sebagai pendukung operasi laut masih jauh dari batas ideal minimum pertahanan. Setidaknya, Indonesia harus punya 12 kapal selam untuk mendukung pertahanan laut.

Saat ini TNI AL memiliki tujuh unit kapal selam. Dua kapal selam jenis U-209/1400 dari Jerman. Dua jenis kapal selam jenis Scorten buatan Perancis dan tiga kapal selam jenis U-209 dari Korea Selatan. "Kita akan menambah kekurangan kapal selam buatan Rusia jenis Kilo Class (B/M), dua kapal selam Kilo (S/H) dan dua Amur Class 950 (B/M). Keduanya dilengkapi senjata seperti seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, anti peluru kendali dan rudal Yakhont," ujarnya.

KSAL: Indonesia Butuh 12 Kapal Selam

Slamet menilai, kapal selam buatan negeri beruang merah ini cocok untuk beroperasi di wilayah perairan dalam Indonesia. "Kedalaman laut kita itu 150 meter lebih. Ini cocok buat kapal selam yang akan kita beli dari Rusia," ujarnya.

Ia mengakui pembelian kembali kapal selam dari Rusia membuka memori lama sejarah kekuatan kapal selam Indonesia. Di mana pada era 80-an kekuatan kapal selam di dominasi buatan Rusia. "Sekarang kita punya kekuatan kombinasi dengan kekuatan kapal buatan Jerman, Korea Selatan, Prancis dan Rusia," kata Slamet.

Kapal selam ini kedepan menjadi andalan pertahanan terutama di seluruh wilayah perbatasan. "Kapal selam ini sangat efektif untuk pertempuran, terutama yang akan kita beli dari Rusia. Daya hancurnya satu banding 10 dengan kapal yang beroperasi di permukaan laut," katanya.

Untuk merealisasikan pembelian ini TNI AL sedang menyiapkan tim untuk mengecek dan menguji coba kapal selam yang ditawarkan Rusia. (VIVAnews)

Menhan Bantah Pembelian Kapal Selam Kilo Class dari Rusia untuk Hadapi Ancaman Australia

Pada 6 Desember 2013, Menhan Purnomo Yusgiantoro membantah bila rencana pembelian kapal selam jenis Kilo Class dari Rusia ditujukan untuk menghadapi ancaman Australia. Hal ini disampaikannya di kantor Kementerian Pertahanan, Medan Merdeka, Jakarta Pusat. "Saya tidak pernah mengatakan ancaman dari selatan dalam buku putih. Dalam rencana itu, dalam konteks regional yang diprioritaskan, itu di perbatasan."

Pembelian ini, menurut Purnomo sudah direncanakan lama oleh Kementerian Pertahanan untuk menambah kekuatan militer Indonesia. Ini lantaran alat utama sistem persenjataan (alutsista) dibuat dalam MEF dalam tiga tahapan; tahap pertama (2010-2014), tahap kedua (2015-2019), dan tahap ketiga (2020-2024). Terkait rencana pembelian kapal selam, ia mengatakan, pembelian alutsista bisa saja dipercepat sesuai dengan kemampuan anggaran.

Menhan Bantah Pembelian Kapal Selam Kilo Class dari Rusia untuk Hadapi Ancaman Australia
"Selama kami memiliki dukungan dari pemerintah dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), itu kita lakukan," ucapnya. Purnomo mengatakan, rencana pembelian kapal selam dari Rusia untuk menjaga checkpoint perairan Indonesia. Indonesia, katanya, memiliki lima checkpoint, yaitu Selat Sunda, Selat Lombok, dan tiga checkpoint di wilayah timur perairan Indonesia.

Ia mengatakan, kapal selam ini nantinya akan ditempatkan di wilayah timur karena perairannya yang cukup dalam. Ia mengatakan, kapal selam jenis Kilo Class yang dibeli dari Rusia adalah kapal selam bekas yang akan dimodernisasi, termasuk dilengkapi peluru kendali jarak jauh. Namun, ia mengatakan kapal selam itu masih dioperasionalkan oleh AL Rusia.

"Di dalam military base-nya, mereka punya ratusan kapal selam yang masih digunakan," kata Purnomo. Terkait dengan alokasi dana, Purnomo mengatakan, kementeriannya tidak memiliki masalah dengan anggaran. Mengenai nilai pembeliannya, ia juga mengaku masih bernegosiasi dengan pihak Rusia, termasuk soal opsi jenis pembiayaan yang akan digunakan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetiyo mengatakan saat ini TNI-AL sudah mengirimkan sebuah tim untuk memeriksa spesifikasi teknis kapal selam tersebut. Namun, ia menggarisbawahi salah satu keunggulan dari kapal selam buatan Rusia tersebut.

"Kemampuannya yang memiliki peluru kendali yang bisa ditembakkan dari bawah permukaan (laut) dengan jarak jauh. Itu yang kita enggak punya," tandasnya. (Kompas)

Latihan Teknis dan Taktis Tingkat Kompi dengan Formasi Penghancuran

Pada 5 Desember 2013, digelar latihan teknis dan taktis tingkat kompi (Latnis Tis Ki), di pusat latihan tempur (Puslatpur) Marinir, Grati, Pasuruan, Jatim. Latihan ini dikhususkan untuk melatih formasi penghancuran dari puluhan kendaraan tempur (Ranpur). Khususnya, tank jenis Scorpion dan stromer dan prajurit Batalyon Kavaleri 8 Divisi 2 Kostrad dengan formasi saf.

Latihan Teknis dan Taktis Tingkat Kompi dengan Formasi Penghancuran
Latihan Teknis dan Taktis Tingkat Kompi dengan Formasi Penghancuran
Latihan Teknis dan Taktis Tingkat Kompi dengan Formasi Penghancuran
Latihan Teknis dan Taktis Tingkat Kompi dengan Formasi Penghancuran

Latnis Tis Ki dengan formasi bersaf tersebut dilakukan untuk melakukan serbuan, untuk penghancuran dan merebut sasaran yang dikuasai musuh. (Antara)

Kasal: Tingkatkan Kekuatan Militer Indonesia, TNI AL Tambah Alutsista Terbaru

Pada 5 Desember 2013, Laksamana TNI Marsetio menyatakan bahwa "Kita tetap merencanakan tiga Komando Armada di bawah Komando Pertahanan Laut, tiap Armada membawahi Guspurla dan Guskamla. Sedangkan, Lantamal yang akan dikembangkan menjadi 14 di bawah kendali langsung Kohanla RI. Untuk proyeksi kekuatan ke darat, akan dikembangkan 3 Divisi Marinir, 3 Satlinlamil dan 3 Wing Udara."

Pernyataan ini untuk dalam rangka proses pemenuhan Kekuatan Pokok Minimum atau MEF (Minimum Essential Force) yang dilakukan guna mengembangkan organisasi dan pembangunan alutsista. Untuk pengembangan organisasi dilaksanakan validasi organisasi yang bertujuan supaya bisa bekerja secara efektif dan efisien yang saat ini sedang dalam proses menunggu Keputusan Presiden.

Sebagaimana umumnya, kekuatan militer Indonesia harus terus ditingkatkan, baik dari sisi kemampuan tempur prajurit maupun pertahanan NKRI. Untuk itu, Tentara Nasional Inonesia Angkatan laut (TNI AL) akan berupaya meningkatkan alutsista terbaru yang ada. Sejauh ini TNI AL terus berupaya untuk meningkatkan persenjataan yang dimiliki, agar kekuatan yang dimiliki semakin diperhitungkan oleh negara-negara tetangga.

Lebih lanjut ia mengatakan untuk membangun alutsista, TNI AL akan melakukan pengadaan alutsista yang mengedepankan pemanfaatan industri dalam negeri, agar dapat memberikan dampak positif untuk mewujudkan kemajuan dan kemandirian alutsista nasional. "Sampai dengan tahun 2013, TNI AL sedang membangun alutsista dari luar negeri, yaitu 3 unit Kapal Selam Diesel Electric dimana Kapal Selam ke tiga akan dibangun di Galangan PT. PAL Indonesia," ujarnya.

Selain kapal Selam, kata Kasal, juga akan dilakukan pengadaan 3 Kapal Multi Role Light Fregate (MRLF), 2 unit Kapal PKR, 2 unit Kapal Bantu Hidro Oceanografi (BHO), 1 unit Kapal Latih, 37 Unit Tank Amfibi BMP-3F dan 5 Unit BTR-4. Untuk pengadaan dari dalam negeri terdiri dari 3 Unit Kapal Patroli 43 meter, 3 Unit Kapal Cepat Rudal 60 meter, 2 Unit Kapal Bantu Cair Minyak, 1 Unit Trimaran, 3 Unit KCR 40 meter, 3 Unit Kapal Angkut Tank, 2 Unit Pesud CN-235 MPA, 11 Unit Heli AKS, 3 Unit Heli Angkut dan 4 Unit Pesawat Latih.

Sekadar diketahui, dalam upacara peringatan HUT Armada RI yang dipusatkan di Koarmatim tadi, dilakukan pula penyerahan tanda kehormatan Satya Lencana Kesetiaan 32 Tahun, 24 Tahun, 16 Tahun dan 8 Tahun kepada perwakilan prajurit yang berhak menerima, serta pemberian Penghargaan Bendera KRI Teladan dari Kasal kepada KRI yaitu Teladan I di terima KRI Frans Kaisiepo-368 milik Satkor Koarmatim, Teladan II diterima KRI Patiunus-384 milik Satkor Koarmabar, dan Teladan III KRI Banda Aceh-593 milik Satlinlamil Jakarta.

Tank Tempur Utama Leopard 2A4 TNI-AD Hadir dalam Peringatan Hari Juang Kartika

Para personel Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat sibuk. Hal ini karena TNI AD akan menghelat peringatan Hari Juang Kartika di Jember, Jawa Timur. Disamping itu, berbarengan dengan itu akan diadakan pula pameran alutsista Indonesia tanggal 14-17 Desember.

Tank Tempur Utama Leopard 2A4 TNI-AD Hadir dalam Peringatan Hari Juang Kartika

Sejumlah persiapan pun sudah dilakukan sejak sekarang, soalnya tempat pelaksanaan kegiatannya cukup jauh. Seperti mempersiapkan personel dan alutsistanya. Bahkan tank tempur utama TNI-AD Leopard 2A4 juga dipersiapkan. Ini mematahkan asumsi jika Leopard 2A4 hanya pinjaman yang dikembalikan selepas HUT TNI. Nantinya seusai acara Hari Juang Kartika ini Leopard akan langsung dikandangkan di garasi Batalyon Kavaleri 8.

Tank Tempur Utama Leopard 2A4 TNI-AD Hadir dalam Peringatan Hari Juang Kartika

Alutsista lain yang akan ikut tampil, yakni: Panser Tarantula, Panser Anoa, Tank Marder, dan masih banyak lainnya. (ARC)

Denma Koopsau I Adakan Latihan Menembak untuk Menambah Kekuatan Militer Indonesia

Pada 4 Desember 2013, Denma Koopsau I mengadakan latihan menembak untuk semua anggota Makoopsau I, baik Bintara maupun Tamtama. Latihan ini bertempat di lapangan tembak Batalyon 467 Paskhas.

Latihan menembak ini bertujuan agar prajurit Tentara Nasional Indonesia mampu menembak secara benar dan tepat sasaran. Dengan begitu, kekuatan militer Indonesia akan siap menghadapi tugas di medan manapun. "Dalam latihan menembak seluruh anggota supaya mengutamakan faktor keamanan, dalam arti selalu waspada, hati-hati dan tidak ceroboh agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," tutur Kasi Senjata Lanud Halim Perdanakusuma Mayor Tek Zulkhali Duki dalam arahannya pada para petembak.

Denma Koopsau I Adakan Latihan Menembak untuk Menambah Kekuatan Militer Indonesia

Lebih lanjut ia mengutarakan bahwa senjata yang digunakan untuk latihan adalah senjata laras panjang SS 1 produksi PT Pindad dan M-16. "Amunisi yang digunakan berjumlah 30 butir peluru untuk penilaian dan 3 butir peluru sebagai percobaan dengan jarak tembak 100 meter. Adapun sikap tembak dibagi tiga sikap, diantaranya: sikap tiarap, sikap duduk dan sikap berdiri," terangnya.

Sementara itu Dandenma Koopsau I Letkol Kal M. Choirudin menjelaskan jika latihan menembak ini merupakan salah satu program kerja Denma Koopsau I. (TNI AU)

Menhan Australia: Perbaikan Hubungan Australia - Indonesia Akan Makan Waktu

Pada 4 Desember 2013, harian Sydney Morning Herald yang dikutip VivaNews melansir jika pemerintahan koalisi dibawah pimpinan PM Tony Abbott tetap mau menjalin hubungan yang kuat dengan Indonesia. "Meski sekarang Indonesia menghentikan kerjasama bilateral kedua negara di bidang pertahanan. Tapi, pemerintah Australia tetap komit untuk memperkuat dan memperdalam hubungan pertahanan," demikian Abbott menyatakan waktu makan malam di Institut Kebijakan Strategis Australia.

Sementara itu, Menhan Australia, David Johnston menyatakan jika akan butuh waktu lama untuk memulihkan hubungan Australia - Indonesia. Sebab, Presiden SBY mengajukan enam hal taktis yang tak diketahui tenggat waktunya, bila Australia tetap mau bekerjasama dengan Indonesia.

Presiden SBY juga menghentikan kerjasama bilateral dalam hal pertukaran informasi intelijen, militer, dan kepolisian. Namun Johnston optimistis hubungan kedua negara akan pulih. "Ini semua (perbaikan hubungan) akan memakan waktu. Tapi pada akhirnya kedua negara akan kembali berbaikan," kata Johnston.

Johnston menyatakan, Indonesia akan kembali menemukan Australia sebagai mitra yang stabil, dapat diandalkan, dan bersedia bekerja secara dekat dalam mempertahankan hubungan pertahanan dan keamanan kedua negara.

"Selaku Menhan, saya akan melakukan yang terbaik untuk berkontribusi dalam pemulihan hubungan tersebut. Salah satunya dengan sering berkunjung ke Indonesia," kata Johnston. Menurutnya, kunjungan ke Indonesia mutlak diperlukan karena kontak personal diperlukan dalam membangun rasa saling percaya.
Menlu Australia ke Jakarta

Pemimpin Oposisi, Bill Shorten, berharap hasil kunjungan Menlu Australia Julie Bishop ke Indonesia esok Kamis akan berbuah positif. Bishop akan bertemu dengan mitranya, Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa, di Jakarta.

Marty mengatakan tujuan pertemuan bilateral dengan Menlu Bishop yaitu ingin mengetahui niat Australia dalam menormalisasi hubungan dengan Indonesia. "Kami ingin mengetahui hal-hal yang telah terjadi di masa lampau, dan bagaimana pandangan Australia soal langkah ke depan yang akan mereka pilih," ujar Marty.

Marty mengatakan hubungan RI-Australia saat ini tidak menjadi lebih buruk. Dia bahkan menyebut hubungan kedua negara stabil. "Stabil tidak berarti hubungan kedua negara semakin baik. Hubungan kami memang baik, stabil, sehingga komunikasi di antara kedua belah pihak dapat dilakukan dengan terukur dan dapat dikelola. Kita lihat nanti apa tujuan dan harapan dari Australia," kata dia.

Untuk mengembalikan hubungan kedua negara menjadi normal, Presiden SBY mensyaratkan enam langkah. Langkah pertama akan dimulai Kamis besok. Lima langkah lainnya yaitu penyusunan kode etik, pengkajian terhadap isi kode etik, pengesahan kode etik oleh kedua pemimpin negara, pengkajian pelaksanaan kode etik di tataran implementasi lapangan, dan pembahasan kemungkinan dibukanya kembali kerjasama kedua negara. (VivaNews)

Intelijen Indonesia Dituduh Sadap Australia dengan Alat Canggih Buatan China

Isu penyadapan militer Australia terhadap Indonesia sepertinya masih akan panjang ceritanya. Sekarang telah muncul sebuah laporan di media Australia bahwa intelijen Indonesia memakai alat canggih buatan Cina untuk melakukan penyadapan terhadap pejabat, perusahaan, dan warga Australia.

Informasi tersebut disampaikan oleh sumber intelijen Australia yang paham dengan masalah ini. Seperti diungkap oleh News Corp yang dikutip news.com.au (26/11/13) yang menyatakan jika Indonesia serta Cina telah melakukan operasi spionase gabungan terhadap pihak Australia.

Intelijen Indonesia Dituduh Sadap Australia dengan Alat Canggih Buatan Cina
Ilustrasi penyadapan - news.com.au

Dalam laporannya, News Corp menyebut bahwa jaringan telepon mulai dari pejabat, diplomat, perusahaan maupun warga Australia disadap oleh perusahaan-perusahaan yang terkait langsung dengan militer Indonesia. Hasil penyadapan tersebut kemudian diserahkan kepada otoritas militer China melalui badan intelijen militer Indonesia atau Badan Intelijen Strategis (BAIS).

Laporan itu juga menyebut bahwa penyadapan telepon hanya sebagian kecil dari target operasi spionase yang dilakukan Indonesia. Dalam operasinya, intelijen militer Indonesia disebut-sebut menggunakan peralatan canggih buatan China.

Salah satunya adalah mobil van yang dlengkapi dengan teknologi penyadapan terbaru milik China. Namun kebanyakan peralatan buatan China tersebut didasarkan pada desain buatan negara Barat yang memang dicuri oleh China. Peralatan-peralatan tersebut diberikan kepada Indonesia oleh departemen militer China atau yang biasa disebut People's Liberation Army (PLA).

BAIS disebut-sebut sangat dekat dengan PLA. Departemen tersebut bertanggung jawab atas seluruh intelijen sandi maupun dunia maya China. Dalam laporan itu, disebutkan juga bahwa intelijen Indonesia juga menyadap telepon ribuan warga Australia yang bekerja di wilayahnya. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai jangka waktu penyadapan tersebut.

Jurnal spionase online, Intelligence Online menyebut bahwa kesepakatan antara China dan Indonesia terjadi setelah kunjungan Panglima Angkatan Udara China, Jenderal Ma Xiaotian ke Jakarta pada Maret 2011 lalu. Terlebih diketahui bahwa Jenderal Ma merupakan mantan wakil kepala PLA.

News Corp mengutip seorang sumber intelijen yang menyebutkan kedekatan hubungan Indonesia dengan China. Menurut sumber tersebut, China sangat tertarik untuk memanfaatkan kedekatan tersebut guna memata-matai Australia dan beberapa negara Barat lain yang tertarik dengan Indonesia.

"Ada usaha yang jelas dan terkoordinasi dari China dan Indonesia untuk meraih informasi apapun dari kita. China sangat tertarik dengan kelakar birokrasi, gosip-gosip bisnis tentang kontrak sumber daya dan dan aktivitas militer," tutur sumber tersebut. [goo.gl/vLBqzn]

Alusista TNI di Daerah Perbatasan Akan Ditambah

Pada 11 November 2013, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan ada kekurangan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia di daerah perbatasan. Karena itu, rencananya Tentara Nasional Indonesia akan menambahnya dalam waktu dekat.

Alusista TNI di Daerah Perbatasan Akan Ditambah

Hal tersebut disampaikan oleh Jenderal Moeldoko di Gedung Kesenian, Jakarta. "Kami akan hadirkan ada 12 Helikopter Fennec dari Prancis, lalu helikopter serangnya ada Apache minimum 6."

Tidak cuma itu, akan ditambahkan pula Helikopter Chinook yang berfungsi sebagai helikopter pengangkut untuk kawasan perbatasan. "Ke depan mungkin Chinook untuk memindahkan personel di perbatasan khususnya. Kita sangat membutuhkan itu," tambahnya.

Jenderal Moeldoko menjelaskan jika jumlah alusista terbaru itu sudah mendapat legalitas dari Komisi I DPR. Harapannya pengadaan alutsista Indonesia di daerah-daerah perbatasan bisa terpenuhi sampai tahun 2015.

"Chinook belum, Apache sudah clear, Chinook harapan kami nanti. Mudah-mudahan tahun 2015 bisa dianggarkan, karena tidak terlalu mahal," pungkas Moeldoko.

Presiden SBY dan PM Rutte Sepakat Tingkatkan Kerjasama Militer Indonesia-Belanda

Pada 21 November 2013, Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) kedatangan PM Belanda Mark Rutte. Dalam pertemuan yang dilakukan dua pembesar negara itu, Presiden SBY mengungkapkan jika Indonesia ingin meningkatkan kerjasamanya di segala bidang, termasuk kerjasama militer Indonesia (pertahanan). Presiden juga mengatakan bahwa total perdagangan Indonesia dan Belanda pada 2012 lalu mencapai angka lebih dari US$5 miliar, sementara, investasi lebih dari US$1 miliar.

Presiden SBY dan PM Rutte Sepakat Tingkatkan Kerjasama Militer Indonesia-Belanda

Dalam pandangan Presiden SBY, ekonomi Belanda cukup kuat. Terbukti dengan berhasil bertahan dari krisis yang melanda kawasan Eropa beberapa tahun terakhir. "Saya dan para Menteri bersepakat untuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang, yang nyata-nyata berjalan baik akan kami jaga dan tingkatkan, sementara kami sepakat untuk mencari peluang-peluang baru di berbagai bidang," kata SBY dalam jumpa pers bersama PM Rutte di Istana Negara.

Usulan kerjasama yang ditawarkan pihak Indonesia kepada Belanda mencakup bidang-bidang sebagai berikut: perdagangan dan investasi; pengelolaan air dan pengendalian banjir; pembangunan infrastruktur dan logistik; pertanian dan pendidikan. Di samping itu, Presiden SBY memaparkan, "Kita juga ingin meningkatkan kerjasama di bidang pariwisata, kesehatan, kerjasama militer Indonesia utamanya industri pertahanan, di bidang energi, di bidang science dan teknologi dan kerjasama tiga pihak, Indonesia, Belanda, dan negara yang lain."

PM Rutte sendiri kemudian mengatakan jika Indonesia punya peranan penting di kawasan ASEAN dan global. "Belanda ingin memanfaatkan peluang ini dan banyak yang ingin kita berikan kepada Indonesia," demikian papar Rutte.

Rutte menyatakan keinginan Belanda untuk belajar dari Indonesia, terutama di bidang pertanian dan pengelolaan air. Di tempat yang sama, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, banyak kerjasama yang bisa digarap oleh Indonesia dan Belanda. Hatta mengatakan, Belanda bisa menjadi pintu masuk produk sawit Indonesia ke Eropa.

"Jadi, memang menurut saya penting untuk meng-goal-kan sawit kita terutama di Eropa, sehingga kita mengharapkan belanja untuk bersama-sama kita dalam join riset bahwa sawit ini ya enviromentaly good (ramah lingkungan), hal-hal seperti itu penting tentunya karena Belanda punya kepentingan juga, ekspor CPO kita terbesar juga melalui Rotterdam," kata Hatta.

Dikutip dari http://finance.detik.com/read/2013/11/20/192005/2418945/4/ketemu-pm-belanda-sby-tawarkan-sejumlah-kerjasama

TNI AU Bangun Fasilitas Pendukung Skadron Pesawat Tempur F-16 di Pekanbaru

Pada 7 November 2013, Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Kol Pnb Andyawan menyatakan bahwa persiapan pembangunan fasilitas pendukung untuk skadron pesawat tempur F-16 di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, akan selesai pertengahan 2014 mendatang. "Persiapan ditargetkan selesai pada pertengahan 2014," jelas Roesmin Nurjadin.

TNI AU Bangun Fasilitas Pendukung Skadron Pesawat Tempur F-16 di Pekanbaru

Dilansir dati TVOne, Andyawan menjelaskan, fasilitas pendukung yang dibangun di antaranya berupa hanggar, "shelter" dan "taxi way". Penambahan satu skadron F-16 diharapkan bisa meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan, khususnya untuk wilayah udara.

"Dengan ini, kemampuan untuk pertahanan wilayah udara di Sumatera, khususnya Riau dan sekitarnya, akan bertambah. Karena meningkatnya ekonomi Riau, tentunya harus diimbangi dengan peningkatan keamanan," ujarnya.

Menurut dia, skadron F-16 yang akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru bisa berjumlah 16 sampai 18 pesawat. Pesawat F-16 tersebut merupakan generasi terbaru dari jenisnya. Sejauh ini, Lanud Roesmin Nurjadin sudah memiliki alutsista berupa pesawat tempur jenis Hawk.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia pada April lalu mengatakan TNI AU berencana menambah tiga skadron udara, yakni skadron udara tempur, angkut, dan pesawat intai menyusul program pembelian 102 unit pesawat berbagai jenis.

Skadron udara yang tengah disiapkan ada di Pekanbaru, Makassar, dan skadron udara Pontianak. Skadron udara 16 akan dipakai sebagai "home base" pesawat tempur F-16 yang merupakan hibah dari Amerika Serikat.

Pembangunan skadron udara untuk pesawat angkut di Makassar, Sulawesi Selatan, kemungkinan akan diisi Hercules C-130 pembelian teranyar dan hibah dari Australia yang totalnya 10 unit. Sedangkan, skadron udara Pontianak akan menjadi markas pesawat tanpa awak (UAV).

TNI AU memprogramkan pembelian total 102 pesawat guna mencapai target kekuatan pokok minimal (MEF), antara lain, enam unit Sukhoi SU-30 MK2, 24 unit F-16, Super Tucano, Hercules C-130, Grobb, T-50 Golen Eagle, C-295 dan beberapa jenis pesawat "rotary wing" (helikopter).

Petembak Tentara Nasional Indonesia Unggul di AARM 2013

Pada 1 November 2013, dikabarkan dalam berita militer Indonesia bahwa diadakan AARM (ASEAN Armies Rifle Meet) 2013 di Myanmar. Dan petembak dari Tentara Nasional Indonesia unggul sampai hari ke-6 ini dalam perolehan medali - 14 emas, 4 perak, 2 perunggu.

Petembak Tentara Nasional Indonesia Unggul di AARM 2013
AARM 2013.

Mengutip Tribunnews, rombongan TNI yang berada di bawah kendali Mayor Inf Akhirudin (Danyon Ban Sat 81 Kopassus) dengan gilang gemilang melesat meninggalkan para peserta dari negara lain. Posisi kedua ditempati oleh Thailand yang baru mengantongi 2 emas, 8 perak, 4 perunggu. Sedangkan, Filipina yang menempati posisi ketiga baru berhasil memperoleh 1 emas, 2 perak, 6 perunggu; Brunei baru mendapat 1 emas dan 1 perunggu; Vietnam 3 perak dan 2 perunggu; dan Singapura dengan 1 perak dan 3 perunggu.

Mayor Inf Akhirudin meminta dukungan segenap rakyat Indonesia supaya Indonesia bisa menjadi juara umum di AARM yang ke-23, seperti tahun sebelumnya.

Choirul Anam selaku Kepala Penerangan Kopassus Letkol Inf mengatakan dalam keterangan persnya. "Lomba ini diikuti oleh 10 negara (Indonesia, Thailand, Filipina, Brunei, Vietnam, Singapura, Myanmar, Malaysia, Kamboja, dan Laos."

Lomba menembak di kalangan tentara ini dijadwalkan berlangsung sampai 6 November dan ditutup 9 November.

Selama Pameran TEI 2013, Produk Militer Indonesia Banyak Peminatnya

Selama Pameran TEI 2013, Produk Militer Indonesia Banyak Peminatnya
Pos M. Hutabarat
Pada 16 sampai 20 Oktober lalu di JIE (Jakarta International Expo), Kemayoran, Jakarta digelar TEI (Trade Expo Indonesia) 2013 yang bertujuan untuk menggenjot promosi ekspor. Termasuk juga produk-produk militer Indonesia di dalamnya.

Sebagaimana dilansir Jaringnews (24/10/13) disampaikan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Pos M. Hutabarat di sela-sela konferensi pers mengenai hasil TEI 2013 di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta. “Ini amanat UU No 16 tahun 2012, yaitu kita harus mempromosikan industri pertahanan bukan hanya untuk dipakai sendiri tetapi juga diekspor,” kata Hutabarat.

Hutabarat  tidak mempunyai data negara mana dan komoditas pertahanan apa saja yang ditransaksikan selama pameran. “Kita banyak menyuplai komponen pesawat terbang ke negara-negara Eropa. Komponen itu diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia. Selain itu kita memproduksi peluru. Sedangkan PT Pindad membuat panser, selain untuk dipakai juga untuk diekspor,” kata Hutabarat merinci beberapa produk militer yang telah banyak menjajal pasar luar negeri.

Selain itu, Hutabarat menambahkan, simulator untuk keperluan pelatihan para pilot banyak juga dibuat oleh BUMN strategis untuk kemudian diekspor. “Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) itu tidak bisa dibuat oleh perusahaan swasta, harus dibuat oleh BUMN. Sebab kalau dibuat oleh swasta, berbahaya,” kata dia.

Pasar produk-produk militer di dunia memang terus berkembang. Pasar di wilayah ASEAN saja diperkirakan mencapai US$ 25 miliar saat ini. Sebagai bagian dari upaya memandirikan industri pertahanan, menembus pasar ekspor menjadi salah satu prioritas pemerintah.

“Target kita saat ini adalah setidak-tidaknya 35 persen dari keseluruhan produk dibuat di Indonesia. Dan setiap tahun kita harapkan kandungan lokalnya bertambah 5 persen. Sehingga dalam lima tahun sudah mencapai 70 persen,” pungkasnya.

Sumber: Jaringnews.com

Sikumbang, Pesawat Indonesia untuk Misi Pengintaian Sekaligus Penyerangan

Sikumbang, Pesawat Indonesia untuk Misi Pengintaian Sekaligus Penyerangan
Pada 1 Agustus 1954, sebuah pesawat tempur Indonesia yang cukup ringan mengudara langit di Indonesia. Nama pesawat itu adalah NU-200 Sikumbang, yang saat ini sudah berubah fungsi menjadi monumen di kawasan pabrik PT DI (Dirgantara Indonesia). Berikut ini merupakan penjelasan lebih detail mengenai filosofi dan hasil uji terbang Sikumbang, yang pernah ditulis Mayor Udara Nurtanio selaku perancang dan pembuat pesawat Indonesia ini di Majalah Angkasa edisi TH.VI Oktober 1955.


*

Ada salah kaprah dalam penggolongan jenis pesawat Sikumbang. Dalam literatur masa kini, disebutkan Sikumbang adalah jenis pesawat anti-gerilya (Counter Insurgency). Namun pada kenyataannya, Nurtanio merancang Sikumbang sebagai pesawat pengintai ringan bersenjata. Dalam benak Nurtanio, pesawat-pesawat yang dioperasikan AURI (sebutan TNI AU zaman dulu, red.) medio 1950-an belum ada yang tepat untuk melakukan misi pengintaian bersenjata. AURI memang sudah mengoperasikan pesawat intai Auster atau L-4J. Namun pesawat itu dinilai terlalu lamban, serta tidak dilengkapi senjata. Alhasil sasaran-sasaran yang telah ditemukan akan dibiarkan terlebih dahulu. Namun, dengan pesawat semacam Sikumbang, maka sasaran bisa langsung ditindak. Sementara, jika pengintaian menggunakan pesawat Mustang atau Jet, maka hasilnya tidak optimal lantaran dinilai terlalu cepat. Lebih daripada itu, Nurtanio juga membayangkan, Sikumbang ini nanti bisa menembak jatuh pesawat intai yang terbang sangat pelan, dimana pesawat sejenis itu justru sukar ditembak pesawat pemburu berkecepatan tinggi.

Sikumbang, Pesawat Indonesia untuk Misi Pengintaian Sekaligus Penyerangan
Selanjutnya, dalam hal perancangan, Nurtanio juga memikirkan banyak hal terkait proses produksi nantinya serta operasional. Nurtanio sangat menggaris bawahi, bahwa pesawat ini harus dapat dibuat sendiri oleh AURI, meski mesin tetap beli dari luar negeri. Lalu ongkos operasional yang lebih murah dari pesawat Harvard atau Mustang. Desain pesawat Sikumbang akan dibuat dengan sederhana, sehingga penerbang-penerbang AURI dapat mudah mengemudikan, tanpa perlu latihan transisi yang panjang dari pesawat lain. Kesederhanaan pesawat juga diperlukan agar pesawat bisa operasional di garis depan tanpa dukungan memadai. Untuk misi pengintaian, kanopi akan dibuat lebar dan leluasa, sehingga pilot mempunyai bidang pandang yang baik untuk misi pengintaian dan penyerangan. Selain itu, Sikumbang juga bisa digunakan untuk Gerilya Udara maupun Lawan Gerilya. Filosofi demikian ini tentu mengingatkan kita pada pesawat OV-1 Mohawk atau OV-10 Bronco yang muncul beberapa dekade setelahnya. Sungguh luar biasa pemikiran para pendahulu kita itu.

Untuk memenuhi hal tersebut maka Sikumbang harus memenuhi beberapa syarat. Di antaranya, konstruksi pesawat musti amat sederhana namun kuat, sehingga bisa mendarat di lapangan kecil dan kasar seukuran 30x350 meter, serta gampang diperbaiki meski di garis depan. Untuk misi pengintaian, pesawat diharapkan dapat terbang cukup pelan dan stabil dengan kecepatan sekitar 80 mil/jam. Namun demikian, untuk pertahanan diri, serta memburu pesawat intai (capung) musuh, Sikumbang mampu melaju hingga 160 mil/jam. Sikumbang juga dipersyaratkan mudah dikemudikan dan manuverability-nya bagus. Untuk eksekusi sasaran darat dan udara, nantinya Sikumbang akan dilengkapi dengan 2 buah senapan mesin kaliber 7,7mm dan tambahan 4 buah roket atau 2 buah bom napalm. Komunikasi dengan pasukan di darat pun sudah dipikirkan dengan menempatkan radio secukupnya.

Sikumbang, Pesawat Indonesia untuk Misi Pengintaian Sekaligus Penyerangan
Namun demikian, pada saat proses pembuatannya ternyata tidak lah mudah. Hambatan utama datang dari material dan bahan pembuatan pesawat. Untuk membuat prototipe pertama ini, Nurtanio dan kawan-kawan menggunakan bahan-bahan yang sudah tak terpakai oleh AURI, alias rongsokan. Hal ini bisa diduga lantaran situasi negara yang belum benar-benar stabil, sehingga dukungan keuangan untuk mencari bahan ke luar pun sangat terbatas.

Kesulitan utama yang dihadapi tim perancang adalah dari mesin. Menurut literaturnya mesin De Havilland Gipsy Six mampu menyemburkan tenaga sebanyak 200HP. Namun kenyataannya, mungkin lantaran sudah tua dan bekas, saat dipasangkan mesin hanya mampu menggenjot hingga 175HP saja. Ditambah bobot mesin yang cukup berat, yaitu sekitar 450 lbs, maka kemampuan Sikumbang pun melorot jauh dari persyaratan yang diminta. Namun Nurtanio sendiri sudah mencatat kelemahan itu. Ia berharap, pada seri produksi akan digunakan mesin Continental 470-A yang memiliki daya 225HP namun beratnya hanya 350lbs.

*

Demikian penjelasan detail mengenai pesawat tempur Indonesia bernama NU-200 Sikumbang.