KRI Bung Tomo 357, Mendongkrak Kekuatan Militer TNI AL

Pada 29 Januari 2014, tim TNI AL dikirim ke Jerman untuk menjemput KRI Bung Tomo 357 dari jenis korvet kembali ke Indonesia. Saat ini, kapal perang Indonesia tersebut sedang diretrofit (diperbaiki) di galangan kapal Lusern.

Dikutip dari Koran-Sindo, sebelumnya KRI Bung Tomo 357 merupakan korvet kepunyaan Brunei Darussalam, KDM Nakhoda Ragam Class, yang dijual kepada militer Indonesia dengan harga sangat murah, USD 300 juta untuk tiga kapal sejenis (tidak termasuk bea retrofit). Sementara, dua kapal lainnya, KDB Bendahara Sakam dan KDB Jerambak akan menyusul selanjutnya. Dan direncanakan nantinya kedua kapal tersebut juga akan dinamai dari pahlawan nasional Indonesia, yaitu KRI Usman Harun dan KRI John Lie.

kri-bung-tomo-357-mendongkrak-kekuatan
Gambar kapal militer Indonesia.

Ditilik dari kelayakan, pihak militer Indonesia memandang kapal tersebut masih sangat layak untuk digunakan. Bahkan, sistem persenjataan dan komunikasinya lebih canggih dibandingkan korvet sigma yang dibeli dari Belanda. Yap, KRI Bung Tomo memang dibekali sistem senjata Oto Melara, VLS Mica, Exo Block II, dan torpedo Stinger.

Kedatangan kapal perang tersebut, tentu saja akan mendongkrak moral para prajurit. Sehingga, secara tidak langsung akan meningkatkan kekuatan militer Indonesia juga. Dan... kekuatan korvet ragam class yang sebanding dengan kelas sigma, van speijk, kcr, kapal selam, dan kapal untuk perang lainnya, tentu akan memperkuat daya tawar Indonesia di lautan di kancah internasional.

Peremajaan Alutsista Terbaru TNI AU Tahun 2014 Mencapai Puncaknya

Pada 30 Januari 2014, digelar acara Rapat Koordinasi Operasi Angkatan Udara di Mabes AU, Cilangkap. Acara tersebut juga dihadiri oleh Koorsahli Kasau Marsda TNI Sru Astjahyo Andreas, Irjenau Marsda TNI JFP. Sitompul, Asrena Kasau Marsda TNI Mawardi, Asops Kasau Marsda TNI Bagus Puruhito, Aspers Kasau Marsda TNI Herry Wibowo Eslah, Aslog Kasau Marsda TNI Ida Bagus Anom, Danseskoau Marsda TNI Sudipo Handoyo, Gubernur AAU Marsda TNI Tabri Santoso, serta pejabat TNI AU lainnya. Dalam kesempatan tersebut, Kasau (Kepala Staf Angkatan Udara) memberikan sambutan yang dibacakan oleh Wakasau Marsdya TNI Sunaryo.

Inti dari sambutan tersebut adalah bahwa Tentara Nasional Indonesia, khususnya kesatuan Angkatan Udara, sedang melakukan proses membangun kemampuan serta kekuatan militer demi meningkatkan personel yang tangguh dan profesional. Sesuai Rencana Strategis Pembangunan TNI AU 2010-2014, tahun ini menjadi puncak alutista terbaru Indonesia khususnya TNI Angkatan Udara untuk beberapa jenis pesawat dan lainnya. Karenanya, anggota yang nantinya mengawaki mesti dapat mengatur lagi skala prioritas - seperti alokasi jam latihan dan jam terbang. Dengan demikian, seluruh sasaran operasi bisa terlaksana dan tercapai, tanpa abaikan faktor Lambangja.

Peremajaan Alutsista Terbaru TNI AU Tahun 2014 Mencapai Puncaknya
Gambar pesawat jet T-50 Golden Eagle.

Disebutkan juga bahwa perumusan serta penjelasan kegiatan operasi dan sasaran yang jelas-tajam sangat berguna dipakai sebagai acuan kegiatan di bidang lainnya. Hal ini mengingat jajaran operasi adalah front office dari semua kegiatan TNI AU. Selain itu, doktrin AU pun perlu dimutakhirkan untuk menyelaraskan dan menyesuaikan doktrin operasi AU, dengan mengakomodasi prinsip-prinsip interoperabilitas dan sinergisitas antarmatra, baik dalam masa damai maupun masa perang. Dan profesionalitas para anggota Tentara Nasional Indonesia memang ditunjukkan dengan keahlihan mereka dalam memakai alat-alat militer, kebisaan melaksanakan tugas secara terukur dan memenuhi nilai-nilai akuntabilitas, secara perorangan atau satuan. Karena itu, pembinaan diprioritaskan untuk mencapai kemampuan profesionalisme para penerbang, para pendukung penerbangan, dan pasukan khas TNI AU. Hal itu bisa dilakukan dengan manajeman latihan dan operasi yang baik, di samping latihan tiap personel dan satuan tetap terus berjalan dan tugas operasional lainnya tetap bisa berlangsung dengan baik.

Melansir dari Pelita Online, sebagaimana KASAU mengungkapkan, "Kegiatan bidang operasi penerbangan kita ketahui untuk kesiapan alutsista terbaru TNI AU tahun anggaran 2014, kebutuhan jam terbang adalah sebanyak 67.541 jam dengan sasaran kesiapan pesawat sebanyak 166 pesawat atau 59,7 % dari kekuatan riil 278 pesawat, yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasi, kegiatan latihan, pendidikan dan pembinaan khusus. Saya mengharapkan Rakor ini juga membahas tentang bagaimana strategi terbaik mengoptimalkan jam latihan personel yang mengawaki skadron udara dan pendukung operasi penerbangan. Tentunya kita juga harus membahas optimalisasi latihan bagi personel Lanud-Lanud dan Paskhas agar tercapai keseimbangan kemampuan operasional, sehingga menghasilkan konsep terbaik guna mencapai keseimbangan antara jam latihan dan operasi serta pengaturan personel agar profesionalisme personel merata."

LAPAN Menguji Pesawat Tanpa Awak LSU 03

Pada 25 Januari 2014, LAPAN melakukan uji terbang pesawat LAPAN Surveillance UAV (LSU) 03 di Balai Produksi dan Pengujian Roket Lapan Pameungpeuk, Jawa Barat. LSU 03 merupakan pesawat tanpa awak yang memiliki kemampuan untuk mengangkut beban sebesar 10 kg untuk kebutuhan Airbone Remote Sensing. Dan uji terbang ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kestablian pesawat.

LAPAN Menguji Pesawat Tanpa Awak LSU 03
Photo: LAPAN.go.id.

LSU 03 take off pada 07.19 WIB dan sukses landing di lapangan uji Pameungpeuk pada 07.30 WIB. Bambang S. Tejasukmana selaku Kepala LAPAN menyatakan keberhasilan ini bukti meningkatnya sumber daya yang dipunyai LAPAN. Kelak, di masa mendatang, dia mengharapkan perkuatan aplikasi pendukung untuk berbagai pemanfaatan.

Sehari sebelumnya, tepatnya pada 24 Januari 2014, teknisi LAPAN juga melakukan uji penerbangan terhadap pesawat Indonesia LSU 02. Namun, ada beberapa perbaikan seperti pembenahan sistem autonomous pesawat, sehingga bisa terbang lurus sesuai titik koordinat yang ditetapkan.

Mengutip dari LAPAN.go.id, uji terbang LSU 03 juga dihadiri oleh para pejabat struktural eselon I LAPAN.

KASAL Meninjau Pembangunan Kapal Perang BCM

Pada 28 Januari 2014, KASAL (Kepala Staf Angkatan Laut) Laksamana TNI Dr. Marsetio meninjau pembangunan kapal perang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut jenis BCM (Bantu Cair Minyak) di galangan PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, Pondok Dayung, Jakarta Utara. Dalam melakukan peninjauan, KASAL didampingi oleh Dirut PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, Riry Syeried Jetta.

Kapal BCM yang sedang dikerjakan PT Dok dan Perkapalan memiliki spesifikasi panjang 122,4 m, panjang garis tegak 113, 90 m, lebar 16,50 m, dan tinggi 9 m. Sementara dari sisi performa kapal ini mempunyai kecepatan 18 knots (maksimal), daya jelajah sampai 7.680 nm, dan kapasitas muatan cair 5.500 m kubik. Mesinnya sendiri dilengkapi tenaga penggerak utama dengan jumlah dua berdaya 6.114 PS dengan sistem propulsi twin screw dan fixed pitch propeller. Dan berat bajanya 2.400 ton.

KASAL Meninjau Pembangunan Kapal Perang BCM
Photo: tnial.mil.id.

PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari merupakan salah satu industri yang cukup strategis kepunyaan Indonesia. Di mana, perusahaan ini telah memperoleh berbagai kepercayaan untuk membuat berbagai kapal perang TNI AL.

Mengutip dari laman TNIAL.mil.id, dalam peninjauan ini, KASAL juga didampingi oleh Wakasal Laksamana Madya TNI Hari Bowo, M.Sc., Asrena Kasal Laksamana Muda Ade Supandi, S.E., Asops Kasal Didit Herdiawan, M.P.A.,M.B.A., Aslog Kasal Laksda TNI Suyitno, S.pi., M.M., Kadisadal Laksma TNI Agus Setiadji, Kadismatal Laksma TNI Ir. Bambang Naryono, M.M., Kadiskomlekal Laksma TNI Fedhy E. Wiyana. Kadissenlekal Laksma TNI Bambang Sugeng, S.E., dan Kadispenal Laksma TNI Untung Suropati.

Menhan Menyematkan Bintang Jasa Kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko

Pada 28 Januari 2014, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menyematkan tanda kehormatan Bintang Yudha Dharma Utama, Bintang Jalasena Utama, serta Bintang Swa Buana Paksa Utama kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Aula Bhineka Tunggal Ika Kemhan RI.

Menhan Menyematkan Bintang Jasa Kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko
Menhan menyematkan bintang jasa kepada Panglima TNI | Tribunnews.

Dikutip dari TribunNews, penganugerahan Bintang Yudha Dharma Utama ini didasarkan pada Kepres RI No. 83/TK/Tahun 2013. Hal ini sebagai penghargaan atas dharma bakti anggota Tentara Nasional Indonesia, yang telah melebihi serta melampaui panggilan kewajiban untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan. Sehingga, memberikan keuntungan luar biasa bagi kemajuan, perkembangan, serta mewujudnya kesatuan TNI. Sementara, Bintang Jalasena Utama serta Bintang Swa Buana Paksa Utama disematkan atas dasar Kepres RI No. 82/TK/Tahun 2013.

Acara ini juga dihadiri oleh Wamenhan RI Sjafrie S., Kasal Laksamana TNI Marsetio, Kasau Marsekal TNI I.B. Putu Dunia, Wakasad Letjen TNI M.Munir, serta beberapa pejabat teras Kemenhan RI serta Mabes TNI.

Rusia Serahkan 37 Tank Tempur Amfibi Kepada Militer Indonesia

Pada 27 Januari 2014, perusahaan senjata Kurganmashzavod dari Rusia serahkan 37 tank tempur dari jenis Amfibi BMP-3F kepada militer Indonesia. Penyerahan tank-tank tersebut, yang berlangsung di Pusat Latihan Tempur Karang Tekok, Kab. Situbondo, Jawa Timur, diterima langsung oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Tank Amfibi BMP-3F | MetroTV

Mengutip dari laman MetroTV.com (27/01/14), turut hadir di acara tersebut yakni: Panglima TNI Jenderal Moeldoko, KSAL Laksamana Marsetio, Komandan Korps Marinir Mayjen (Mar) A. Faridz Washington, dan pejabat Kedubes Rusia.

Kadin Penerangan TNI AL Laksma Untung Suropati menuturkan jika penyerahan Tank Amfibi BMP-3F ini merupakan realisasi pelaksanaan kontrak jual-beli antara Kemenhan RI-Rusia. Pada 11 Desember 2011 silam, pemerintah Rusia juga menyerahkan 17 unit tank yang sama.

Panglima TNI: "Kita Harus Selalu Memordernisasi Alutsista"

Pada 27 Januari 2014, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan jika Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI, terutama milik Marinir, rata-rata sudah tua. Karena itu, sudah saat diganti atau diremajakan.

"Kita harus selalu memordernisasi alutsista. Kita up date, termasuk tank-tank yang sudah tua. Kalau sudah tua, dimodifikasi seperti apa juga tak bisa. Lupakan yang lama, cari yang baru," demikian Jenderal Moeldoko mengungkapkan kepada wartawan. Pasca mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam acara serah-terima tank amfibi BMP-3F dari Rusia di Puslatpur Karang Tekok, Kab. Situbondo, Jawa Timur.

Panglima TNI: "Kita harus selalu memordernisasi alutsista"
Tank Amfibi dari Rusia | pertahananbangsa.blogspot.com

Sang Jenderal juga mengatakan bila kelengkapan alutsista adalah bagian dari kesejahteraan para personel TNI. Menurut pandangannya, jika seorang prajurit berangkat ke medan tempur dengan senjata tua, maka moral prajurit akan turun.

"... Kedatangan tank baru ini akan sangat baik bagi pembangunan kekuatan Marinir ke depan. Marinir Indonesia tentu makin hebat!" pungkasnya, seperti dikutip dari MetroTV.com (27/01/14).

Kisah Personel Kostrad TNI AD Turun ke Rawa-rawa untuk Cek Patok Perbatasan

Berita militer Indonesia hari ini kabarkan tentang para personel Kostrad TNI AD, yang tergabung dalam Satgas Yonif Linud, yang turun ke rawa-rawa demi mengecek patok perbatasan RI-Papua Nugini.

Untuk sampai ke lokasi patok, anggota Pos Rawa Biru ini mesti mendayung sampan dengan waktu tempuh dua jam. Kemudian dilanjutkan berjalan kaki selama lima jam. Lokasi medan yang sulit memaksa sebagian personel melepas sepatu dan berjalan tanpa alas kaki.

Kisah Personel Kostrad TNI AD Turun ke Rawa-rawa untuk Cek Patok Perbatasan
Personel Satgas Yonif Linud yang bertugas cek patok | Merdeka.com

"Jangan pernah lelah serta ragu dalam melaksanakan tugas mulia ini," tutur Mayor Inf Aji Mimbarno yang ikut dalam tim patroli patok kepada para anggotanya, seperti dikutip dari Merdeka (24/01/14).

Rombongan Satgas tiba sampai di patok MM 13,3 setelah berjam-jam mencari. Mereka puas dan lega mengetahui patok masih kokoh dan utuh. Kemudian, mereka membersihkan lingkungan sekitar patok batas dua negara itu.

Bila dihitung-hitung, mereka menghabiskan waktu sehari semalam dalam mengecek patok. Inilah upaya yang dilakukan militer Indonesia demi menjaga kedaulatan dan pergeseran batas wilayah RI.

Militer Indonesia Tempatkan Kapal Perang dan Pesawat Tempur Sukhoi di Perbatasan Australia-RI

Militer Indonesia telah menempatkan kapal perang serta pesawat tempur Sukhoi di perbatasan Australia-RI. Hal ini dilakukan guna menghalau kemungkinan kapal Australia memasuki perairan Indonesia dalam rangka menghentikan para pencari suaka.

Sebelumnya, pemerintah Australia di Canberra mengaku jika kapal-kapal AL telah memasuki teritorial Indonesia ketika menghalau para pencari suaka.

Militer Indonesia Tempatkan Kapal Perang dan Pesawat Tempur Sukhoi di Perbatasan Australia-RI
Gambar pesawat sukhoi Su-27 | dok. Istimewa.

Demi menjaga kawasan perbatasan Indonesia, beberapa kapal perang Indonesia, empat radar, dan satu batalion pesawat Sukhoi pun disiagakan. Sebagaimana diungkapkan oleh jubir militer Indonesia kepada The Jakarta Post.

"Jika kami mengetahui ada pelanggaran perbatasan, pangkalan udara kami di Makassar akan siap," demikian Komodor Udara Hadi Tjahjanto mengatakan, "Australia bisa dijangkau dari sana." Diketahui, jika pesawat Sukhoi Su-27 dan Su-30 terparkir rapi di pangkalan udara Sultan Hasanuddin di Makassar.

Sementara itu, jubir Komandan AL Laksamana Pertama Untung Suropati mengungkapkan jika kapal-kapal perang yang disiagakan di kawasan perbatasan, ada beberapa tipe. Beberapa diantaranya, yaitu: fregat, kapal cepat torpedo, kapal cepat rudal, dan korvet.

"Semua kapal-kapal ini tengah... berpatroli..." kata Untung Suropati.

Atas pelanggaran perbatasan ini, pihak Australia sebenarnya sudah meminta maaf. Mereka menjanjikan bila hal itu takkan terjadi lagi. Hal ini tentu memanaskan kembali suhu perpolitikan kedua negara.

Sementara itu, pemerintah Australia telah meminta bantuan kepada Indonesia untuk menahan para pencari suaka -sebagian besar adalah orang-orang dari Timur Tengah serta Asia Tengah- yang coba masuk Australia lewat perairan Indonesia dengan kapal nelayan.

TNI AD Kembangkan Alutsista Indonesia Bersama LAPAN

Pada 21 Januari 2014, TNI AD menandatangani MoU (Nota Kesepahaman) dengan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) untuk bersama-sama kembangkan alutsista buatan Indonesia, terutama untuk pengembangan pesawat tanpa awak serta missil roket Indonesia. Penandatangan tersebut dilakukan oleh KSAD Jenderal TNI Budiman serta Kepala LAPAN Bambang S Tejakusuma di aula serbaguna Mabes AD, Jl. Veteran, Jakarta Pusat.

Sebagaimana dilansir Investor.co.id, MoU tersebut dibuat terkait perjanjian kerja sama yang sudah dilakukan Direktorat Topografi Angkatan Darat bersama LAPAN tentang pemanfaatan iptek kedirgantaraan. Meski berfokus mengembangkan alutsista terbaru TNI, namun kerjasama ini tidak terbatas itu saja. KSAD Budiman mengutarakan, "Beberapa kemampuan LAPAN nantinya bakal kita manfaatkan untuk kepentingan TNI AD." Seperti teknologi penerbangan roket, satelit penginderaan jarak jauh, sains antariksa, sains atmosfir, dan teknologi UAV (Unmanned Aerial Vehicle) pesawat tanpa awak guna mengintai serta memonitor program pembangunan kekuatan militer Indonesia.

TNI AD Kembangkan Alutsista Indonesia Bersama LAPAN

Guna mendukung kerja sama ini, TNI AD menggelontorkan dana sebesar Rp 3,5 miliar. Menurut Budiman, apa yang dimiliki LAPAN juga bisa membantu TNI dalam tugas operasi non-militer, seperti SAR, penanggulangan bencana alam, dan sebagainya. Namun, tetap yang menjadi prioritas adalah pengembangan metode serta pembuatan prototipe. Untuk itu, LAPAN tetap bekerjasama dengan perusahaan yang bergerak dalam industri pertahanan.

"LAPAN tetap bekerja sama dengan industri untuk membangun kompetensi industri itu dalam melayani AD," jelas Budiman.

Di samping, membuat nota kesepahaman dengan TNI Angkatan Darat, LAPAN juga melakukan kerja sama dengan TNI AL. Ke depan, LAPAN juga sedang menyusun kerja sama dengan TNI AU.

Presiden SBY Pernah Sedih Waktu Gus Dur Tak Menunjuknya Jadi KSAD

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku sempat sedih kala dirinya masih menjadi di TNI. Pasalnya, pada 1999, Presiden Abdurrahman Wahid a.k.a Gus Dur tak memilihnya sebagai KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat). Padahal, Panglima TNI sudah menggadang-gadang namanya...

"Dengan suatu pertimbangan tertentu dan masukan dari pihak-pihak tertentu, singkatnya Presiden tidak memilih saya jadi KSAD," demikian SBY menulis dalam bukunya yang berjudul SBY Selalu Ada Pilihan, sebagaimana mengutip dari laman Liputan6.com.

"Saya dan keluarga sungguh sedih, karena sebagai perwira lulusan Akademi Militer tentulah menjadi pucuk pemimpin Angkatan Darat adalah sebuah dambaan dan cita-cita besar," tukasnya lebih lanjut.

Presiden SBY pernah sedih waktu Gus Dur tak menunjuknya jadi KSAD

Walau sedih gara-gara tak dipilih jadi KSAD, Susilo Bambang Yudhoyono mengaku tak marah dan membuat jurang permusuhan antara dirinya dengan Gus Dur. Dia mengira semuanya merupakan takdir Tuhan. "Tidak pernah mengatakan Presiden saya bodoh serta salah."

Ketika dirinya menjadi Presiden, SBY mengerti bagaimana rasanya berposisi jadi pemimpin. Walau begitu, beliau mengaku tak bosan melakoni tugas serta pekerjaan sebagai presiden.

"Tetapi, soal 'kehilangan banyak teman', tampaknya seperti benar adanya," demikian SBY menutupnya dalam bagian 'Kemarahan "Calon" yang Tidak Jadi' itu.

Panglima TNI Bertandang ke Lanud Abd. Saleh untuk Melihat Pesawat Tempur Super Tucano

Pada 17 Januari 2014, Panglima TNI Jenderal Moeldoko bertandang ke Lanud Abdulrachman Saleh, setelah bertandang ke Universitas Brawijaya dan Muhammadiyah Malang. Kegiatan ini dilakukan dalam rangkaian pembukaan Parade Pangan Nusantara di Lapangan Rampal sehari sebelumnya.

Panglima TNI Bertandang ke Lanud Abd. Saleh untuk Melihat Pesawat Tempur Super Tucano

Mengutip dari Jurnas.com, dalam kesempatan ini, Panglima TNI juga melihat kesiapan para skadron Lanud Abd Saleh dan mendengarkan penjelasan Komandan Skadron Udara 21 Mayor Pnb Toto Ginoto mengenai perkembangan pesawat tempur ringan Super Tucano. Saat di Lanud Abd Saleh, Jenderal Moeldoko didampingi Marsekal Pertama TNI Gutomo (Komandan Lanud) dan sejumlah pejabat Lanud Abd Saleh.

Tidak hanya mendengar penjelasan, Panglima juga naik pesawat Super Tucano untuk melihat suku cadang pesawat. Berikutnya, Jenderal Moeldoo dan rombongan bertandang ke Skadron Udara 32 untuk melihat kesiapan pesawat-pesawat Hercules. Di sini, juga Jenderal Moeldoko mendapat penjelasan dari Letkol Pnb Reza dan menjelaskan kondisi pesawat-pesawat yang menjadi tanggungannya.

Pengiriman Dua Mobil Ambulance dengan Pesawat Hercules C-130/H

Pada 15 Januari 2014, Komandan Lanud Sjamsudin Noor Letkol Pnb Esron S.B. Sinagar, S.Sos., menyambut kedatangan pesawat Hercules C-130/H, bersama Kadisops Lanud Sjamsudin Noor Mayor Lek Petrus Prihatin dan para pendukung Penerbangan.

Pengiriman Dua Mobil Ambulance dengan Pesawat Hercules C-130/H

Pesawat yang dipiloti Kapten Pnb Sandi bertolak dari Pangkalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Halim Perdanakusuma. Kedatangan pesawat Hercules tersebut guna mengangkut mobil ambulance pendukung kegiatan RS TNI AU Sjamsudin Noor.

Pesawat Hercules C-130/H tersebut akan melanjutkan perjalanan ke Lombok untuk membawa mobil ambulance ke RS Lanud Rembiga.

Lagi, Datang 2 Pesawat Tempur T50i Golden Eagle

Pada 9 Januari 2014, PT Korean Aerospace Industries (KAI) mengedrop lagi 2 pesawat tempur T50i Golden Eagle di Lanud Iswahjudi. Dua pesawat Korea ini masih kelanjutan dari pesanan Kemenhan RI untuk latihan tempur militer Indonesia, terutama di ranah udara.

Lagi, Datang 2 Pesawat Tempur T50i Golden Eagle

Pesawat yang diterbangkan oleh pilot-pilot asal Korea ini disambut kedatangannya oleh Kepala Dinas Operasi Kolonel Pnb Djoko Hadi Purwanto, di Shelter Skadron Udara 15. Sehingga, saat ini, sudah ada 14 pesawat T50i Golden Eagle yang terparkir di hanggar Skadron Udara 15. Dimana, terdiri dari 8 pesawat aerobatic berwarna biru garis kuning menyala dan 6 pesawat berwarna biru loreng. [Lanud Iswajudi]

Panglima TNI: Demokrasi Rusak Jika Militer Indonesia Masuk Politik

Pada 8 Januari 2014, digelar Rapat Pimpinan (Rapim) Tentara Nasional Indonesia 2014 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Pada kesempatan itu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyampaikan akan rusak demokrasi bila prajurit ikut-ikutan main di ranah politik.

"Militer mempunyai semangat yang kuat untuk tidak ikut campur," demikian Panglima menyampaikan seperti dilansir Antara. Dalam pandangannya, militer Indonesia mempunyai peran positif untuk mengawal proses politik 2014 sebaik-baiknya. Sebab, ranah politik berisiko tinggi.

Panglima TNI: Demokrasi Rusak Jika Militer Indonesia Masuk Politik
Jenderal TNI Moeldoko | Antaranews.com

Hal yang seharusnya dilakukan pihak militer adalah menjaga stabilitas politik nasional jelang Pemilu 2014 dengan penuh komitmen. Tema dari Rapim 2014 ini adalah "Kita Mantapkan Prefesionalitas TNI dalam Menjaga stabilitas, Kedaulatan, dan Keutuhan NKRI", yang tujuannya meningkatkan profesionalitas prajurit.

Rapim yang dibuka Panglima di Aula Gatot Subroto ini dijadwalkan penyelenggaraannya selama empat hari dari tanggal 8-13 Januari 2014.

Tambah Kekuatan Militer Indonesia, Alasan Panglima TNI Beli Pesawat Tempur Terus

Pada 6 Januari 2014, bertempat di Mabes Tentara Nasional Indonesia Cilangkap, Jakarta Timur, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan telah melakukan diskusi bersama Menhan Purnomo Yusgiantoro untuk menambah kekuatan militer Indonesia, khususnya kesatuan Angkatan Udara. "Tapi, ini baru tahap diskusi. Kalau maunya Panglima sih iya (menambah pesawat Sukhoi, Red.)," demikian Jenderal Moeldoko menerangkan seperti dikutip Pelita Online.

Lebih lanjut Panglima menjelaskan, "Ada beberapa pilihan, apakah kita ke depannya akan mengambil Sukhoi-35 atau F-16 dan generasi terbarunya. Kalau kita punya kemauan Insya Allah bisa."

Tambah Kekuatan Militer Indonesia, Alasan Panglima TNI Beli Pesawat Tempur Terus

Di samping pesawat tempur tercanggih, Jenderal Moeldoko berencana mengirimkan timnya untuk bertandang ke Rusia akhir bulan ini atau awal bulan Februari. Tim ini ditugasi untuk menemani wakil dari Kemenhan untuk membicarakan adanya kemungkinan untuk melakukan pembelian kapal selam Rusia. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kemenhan memang berencana membeli pesawat perang dan kapal selam (baca berita disini).

Meski belum ditentukan, apakah kapal selam yang dibeli baru atau second dengan skema hibah. Pihak TNI tentu saja berharap bisa membeli kapal selam baru. "Kami akan lihat dan dalami dua pilihan. Mudah-mudahan saja, kondisi pemerintah bagus," pungkasnya.

Perwira PLAAF Cina Diterima Wakasau di Mabes TNI AU

Pada 6 Januari 2014, Wakasau (Wakil Kepala Staf Angkatan Udara) Marsdya TNI Sunaryo menerima kunjungan Maj. Gen. Zhou Weaping, Deuty Director, Political Command PLAAF (People's Liberation Army Air Force) Cina di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur.

Perwira PLAAF Cina Diterima Wakasau di Mabes TNI AU
Wakasau dan Maj. Gen. Zhou Weaping | Poskota.

Berita TNI AU yang dilansir Poskota menyebutkan pertemuan keduanya ini ditujukan guna membahas kerjasama militer Indonesia-Cina, terutama untuk Tentara Nasional Indonesia dari satuan Angkatan Udara. Titik berat dari kerjasama kedua militer adalah peningkatan pendidikan serta latihan yang telah terjalin dengan baik selama ini.

Dalam pertemuannya Wakasau didampingi Aspam Kasau Marsda TNI Zulhasymi. Sedangkan, Maj. Gen. Zhou Weaping didampingi Col. Wang Fengbin, Air Force Airborne Troops College, Col. Zhang Xiaozhong, Air Force Logistic College, Col. Cao Shunquan, Deputy Section Chief training Departement of PLAAF HQ, Col. Xu Daxhuang, Chinese Defence Attache.

Panglima TNI Menerima 175 Prajurit Tentara Nasional Indonesia Perdamaian dari Kongo

Pada 6 Januari 2014, didamping para Kepala Staf Angkatan, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menerima 175 prajurit Satuan Tugas Kompi (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XX-J/MONUSCO (Mission de I’Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo) dari Republik Demokratik Kongo. Kontingen yang berjumlah 175 personel itu terdiri dari tiga satuan TNI: 151 dari Angkatan Darat, 19 Angkatan Laut, dan 5 Angkatan Udara, penerimaan itu melalui upacara militer yang bertempat di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur.

Dalam pernyataannya Jenderal Moeldoko mengungkapkan, "Penugasan Kontingen Garuda merupakan implementasi dari cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea empat yang berbunyi 'ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial'."

Panglima TNI Menerima 175 Prajurit Tentara Nasional Indonesia Perdamaian dari Kongo

Tekad mulia ini sudah tercantum dalam pasal 20 ayat 3 UU RI No. 34 Th 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, yang menegaskan tentang penggunaan kekuatan militer Indonesia dalam rangka tugas perdamaian dunia. Pasal yang sama juga menyebutkan secara tegas bila Tentara Nasional Indonesia melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia.

Lebih lanjut Jenderal Moeldoko mengatakan, "Profesionalisme Kontingen Garuda selama setahun masa penugasan di Kongo telah menunjukkan berbagai prestasi yang sangat luar biasa, diantaranya berhasil membangun jembatan bailley yang menghubungkan desa Durba dengan desa Nzopi, memperbaiki jalan Duru-Bitima dan jembatan Moke sepanjang 25 Km, merehab bangunan penjara yang terletak di Dungu Town dan membangun jalan antara Dungu-Ngilima sepanjang 40 Km."

Sekadar perlu diketahui, saat melakukan tugasnya Satgas Kizi Tentara Nasional Indonesia Konga XX-J mendapat apresiasi warga masyarakat, pengakuan serta penghargaan dari petinggi MONUSCO-PBB.

Pesawat Tanpa Awak Buatan Dua Mahasiswa Undip Semarang

Pada 3 Januari 2014, terkait karya pesawat tanpa awak buatan Muhammad Izzudin Shofar dan Havez Varirani Al Kautsar, Dr Muhammad Nur selaku dekan FSM (Fakultas Sains dan Matematika) Undip mengatakan bahwa Indonesia mampu menjadi negara unggul teknologi seandainya pemerintahnya mau mengakomodasi inovator muda dari berbagai penjuru Indonesia. "Indonesia ke depan akan menjadi negara luar biasa hebat bila pemerintah mau memakai inovasi dan kreasi anak-anak muda yang hebat-hebat dari segala penjuru negeri ini," demikian M. Nur berkata seperti dikutip Pelita Online.

Pesawat Tanpa Awak Buatan Dua Mahasiswa Undip Semarang

Pernyataan ini disampaikannya di kampus ketika menerima keduanya pasca meraih tropi penghargaan juara II Lomba Karya Cipta TNI AD dari Litbang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Keduanya berhasil membuat model pesawat tanpa awak Indonesia yang ditambahi teknologi telemetri dan multi fungsi. Kedua mahasiswa ditemani oleh PD III FSM Ngadiwiyana Ssi,Msi.

Atas prestasinya membuat pesawat tanpa awak buatan Indonesia di lomba yang berlangsung pertengahan Desember 2013 di Jakarta dan Surabaya ini, keduanya berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp 35 juta rupiah. Bahkan, menjadi "semacam" konsultan untuk TNI bila karyanya diproduksi oleh pihak militer.  

Pembangunan Dermaga Kapal Perang TNI AL Tunggu Izin Pertamina

Pada 3 Januari 2014, Pasintel Lanal Balikpapan Mayor Laut Robinson Hendrik Atwiyori menyatakan awal Desember 2013 pihaknya telah merampungkan survei di areal yang ditunjuk untuk menjadi lokasi pembangunan dermaga kapal perang Indonesia.

Pembangunan Dermaga Kapal Perang TNI AL Tunggu Izin Pertamina
Ilustrasi dermaga TNI AL | Antara.

Melansir Tribun Kaltim, berdasarkan hasil survei yang dilakukan markas besar TNI AL, kontur lahan dan perairan di sana cocok dengan kebutuhan. Namun, meski sudah mengantongi izin dari pemkot dan DPRD Kota Balikpapan, pembangunan dermaga kapal perang belum bisa dilakukan. Karena, masih menunggu izin dari Pertamina yang masih mengantongi kepemilikan tanah tersebut.

Robinson mengatakan, "Rencana lokasi kita sudah survei di sebelah pondok kelapo itu. Kita belum tahu arealnya yang diizinkan dengan Pertamina."

Kemenhan Kukuh Incar Simulator Pesawat Tempur Sukhoi

Pada 2 Januari 2014, Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis menetapkan pagu anggaran USD 45 juta untuk membeli simulator pesawat tempur Sukhoi. "Pagu itu hanya untuk satu unit simulator Sukhoi," terang Rachmad seperti dikutip Tempo.

Dia juga menjelaskan bila saat ini Kementerian tengah memproses evaluasi dokumen penawaran simulator Sukhoi. Selanjutnya, pemaparan oleh peserta lelang. Rachmad enggan menyebutkan pihak-pihak yang sudah mengajukan penawaran ke Kementerian Pertahanan. Namun dia membenarkan jika PT Dirgantara Indonesia masuk sebagai penawar simulator Sukhoi dari dalam negeri.

Dari pemaparan setiap produsen simulator, dia melanjutkan, Kementerian akan menyeleksi dan menuangkan dalam daftar peringkat peserta lelang. Setelah itu dipilih beberapa produsen simulator berdasarkan urutan peringkat tertinggi. "Tahapan selanjutnya," kata Rachmad, "Akan ditinjau fasilitas produksi dari beberapa peserta yang paling potensial.” Rachmad mengatakan, pertimbangan pihak Kementerian dalam penentuan pemenang adalah berdasarkan kemampuan produsen memproduksi simulator yang paling menyerupai kemampuan asli Sukhoi."

Kemenhan Kukuh Incar Simulator Pesawat Tempur Sukhoi

Pertimbangan lainnya, lama waktu pembuatan dan pengiriman serta jaminan purnajual. "Termasuk alih teknologi apabila pemenangnya dari luar negeri," ujar dia. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sebelumnya mengungkapkan rencana pemerintah membeli simulator pesawat buatan Rusia, Sukhoi SU-27 dan SU-30. Kementerian Pertahanan tengah memilah produsen simulator Sukhoi tersebut.

Sebab ada tiga negara yang sanggup memproduksi simulator ini: Cina, Rusia, serta Kazakstan. Andi Alisjahbana selaku Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia memberi saran supaya tidak membeli simulator pesawat terbang untuk Sukhoi dari luar negeri. Alasannya adalah pertimbangan melindungi rahasia negara dan materi pelatihannya banyak yang sifatnya universal.

Karena itu, dalam pandangannya, negara-negara yang menggunakan pesawat Sukhoi akan memilih membuat sendiri simulator kemudinya. Contohnya, Cina dan Malaysia yang membuat sendiri simulator kemudi pesawat tempur buatan Rusia itu. Selain itu, di dalam simulator sebaiknya disisipkan dokter tempur TNI AU.

Sementara itu, Rizal Dharma Putra, pengamat militer, menilai harga simulator kemudi Sukhoi dinilai terlalu mahal. Menurutnya, dengan biaya sebesar itu, pemerintah juga harus memperhitungkan jangka panjang. Pesawat perang yang dipunyai Indonesia bukan hanya Sukhoi. Ada pesawat F-16, F-5 Tiger, dan T-50 Golden Eagle yang dipakai untuk latihan. Bila, pembelian itu jadi, maka itu mubazir alias buang-buang duit. Lagipula, Indonesia belumlah perlu membeli simulator kemudi Sukhoi, karena milliter Indonesia baru memiliki satu skuadron (16 pesawat Sukhoi). Jika nekat beli simulator Sukhoi, dia melanjutkan, pemerintah harus konsisten ketika membutuhkan penambahan pesawat tempur. Pemerintah mau tak mau harus membeli pesawat tempur jenis Sukhoi lagi.

Menanggapi hal itu, Kementerian Pertahanan membantah jika dikatakan bahwa harga simulator kemudi pesawat tempur Sukhoi itu kemahalan. Menurut Kementerian, pagu anggaran US$ 45 juta untuk satu unit simulator Sukhoi sudah sesuai harga pasaran.

"Simulator yang rumit, risiko tinggi dengan kecepatan supersonik, harganya pun hampir sama dengan pesawat asli," tutur Rachmad. Karena alasan itu, kata dia, pemerintah baru berani membeli simulator untuk Sukhoi SU-24 dan SU-30 yang dimiliki TNI Angkatan Udara genap satu skuadron atau 16 unit.

Indonesia Terus Membeli Pesawat Tempur dan Kapal Selam dari Rusia

Pada 2 Januari 2014, Kepala Pusat Penerangan Kemenhan, Sisriadi, menerangkan bila pemerintah Indonesia berencana membeli sejumlah alutsista baru untuk memperbagus kekuatan militer Indonesia 2014. Alutista yang diincar adalah 5 kapal selam jenis Kilo Class, yang digunakan untuk perang, dan 6 pesawat tempur Sukhoi dari Rusia.


Sisriadi memastikan bila tim yang berasal dari personel anggota TNI AU telah berangkat ke Rusia untuk menjajaki sekaligus melihat kondisi kapal selam yang Indonesia hendak dibeli. Menurut kabar yang beredar, kapal ini dilengkapi senjata, seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, antipeluru kendali, dan rudal Yakhont. Adapun daya jelajah rudal tersebut mencapai 300-400 kilometer (kin).

Meskipun, pembelian pesawat Sukhoi ini belum diketahui kapan namun dia memberi ancer-ancer-nya, yaitu: "Jadwalnya (ke Rusia) Februari."

Pengarahan Dan Lanud Iswahyudi Terkait Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle

Pada 2 Januari 2014, Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E. selaku Komandan Lanud Iswahyudi memberi pengarahan pengoperasian pesawat tempur T-50i Golden Eagle kepada para personel Skadron Udara 15. Acara ini dihadiri pula oleh para Komandan Skadra serta para Kadis.

Dan Lanud Iswahyudi Beri Arahan Pengoperasian Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle
Pengarahan Dan Lanud Iswahyudi terkait Pengoperasian Pesawat T-50i.
Melansir dari laman Lanud-Iswahyudi, dalam arahannya, Yuyu mengharapkan agar personel Skadra jajaran Wing 3 lebih meningkatkan kinerja dan bekerja sesuai prosedur. Hal ini mengingat, T-50i merupakan pesawat tempur Indonesia yang baru saja dimiliki TNI AU. Karena itu, tentu belum dikenal luar maupun dalamnya. Yuyu juga berharap semua personel saling bekerja sama supaya pesawat tempur tercanggih saat ini itu bisa mulus dipakai tanpa adanya accident.

Sementara, kepada Komandan Skadra 13 dan 14, Yuyu mengharapkan agar mempersiapkan para personel dan pesawat sesuai prosedur untuk mencapai target yang sudah ditentukan. Para komandan juga harus bekerja profesional dan tidak merasa dirinya paling benar. Dia menandaskan supaya mereka tidak memaksakan penerbangan atau pekerjaan tanpa planning dan jadwal yang ada.

Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle Tiba di Lanud Iswahyudi

Pada 2 Januari 2014, telah tiba di Lanud Iswahyudi dua pesawat tempur T-50i Golden Eagle yang nantinya dipergunakan untuk latihan penerbang-penerbang tempur muda lulusan sekolah penerbang. Menggantikan pesawat latih Hawk MK-53.

Kolonel Pnb Minggit Triwibowo bersalaman dengan pilot Korea.

Mengutip dari laman TNI, Kolonel Pnb Minggit Triwibowo, S.IP. selaku Komandan Wing 3 Lanud Iswahyudi, Letkol Pnb Wastum, dan segenap jajaran pejabat Lanud Iswahyudi turut menyambut kedatangan pesawat yang diterbangkan oleh pilot-pilot dari negeri Ginseng tersebut.

Gambar pesawat tempur T-501 Golden Eagle.

Dua pesawat ini akan digunakan oleh para penerbang tempur muda lulusan sekolah penerbang, sebelum mereka diizinkan menerbangkan pesawat tempur TNI AU Hawk 100/200, Sukhoi, F-16, maupun F-15. Disamping itu, pesawat ini nantinya juga akan digunakan untuk pesawat aerobatik TNI AU.